Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TUBERCULOSIS (TBC)

Tema : Penyakit Tuberkulosis (TBC), Pengawas Menenlan Obat


dan Terapi Pencegahan TBC
Sasaran : Pasien yang menderita penyakit TB
Hari / Tanggal : Sabtu, 23-09-2023
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Tempat :

Pengajar : Mahasiswa Profesi Ners Unitri Malang

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Tuberculosis, PMO dan TPT
selama 1 x 30 menit diharapkan kader mengerti tentang penyakit
Tuberkulosis (TBC), pengawas menelan obat, dan terapi pencegahan
tuberculosis. .

B. Tujuan Khusus
1. Kader mampu memahami konsep penyakit Tuberkulosis (TBC).
2. Kader mampu memahami tentang pengawas menelan obat.
3. Kader mampu memahami tentang terapi pencegahan tuberkulosisi (TBC)

C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada kader
tuberkulosis puskesmas Wagir

D. Materi (terlampir)
1. konsep penyakit tuberculosis (TBC)
2. Pengawas Menenlan obat
3. Terapi pencegahan tuberkulosis

E. Media
Leaflet
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi
G. Kegiatan Penyuluhan
NO. TAHAP KEGIATAN KEGIATAN
PESERTA

1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab


2. Memperkenalkan diri salam
( 5 menit )
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
pendidikan kesehatan
4. Apersepsi dengan cara
menggali pengetahuan
yang dimiliki pasien dan
keluarga tentang penyakit
tuberculosis
2. Pelaksanaan 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan
2. Kader memperhatikan 2. Bertanya
( 20 menit )
penjelasan tentang
penyakit tuberculosis (TB)
3. Kader menanyakan
tentang hal-hal yang
belum jelas
3. Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan
2. Mengevalusi kader 2. Menjawab
(5menit)
salam
tentang materi yang telah
diberikan
3. Mengakhiri pertemuan
KONSEP TUBERKOLUSIS
1. PENGERTIAN
Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis. Kuman penyebab TB tersebut dapat menyerang seluruh
tubuh, namun juga paling banyak menyerang paru yang disebut sebagai
TB Paru.
2. JENIS TUBERKULOSIS
a. Tuberkulosis Paru
b. Tuberkulosis Kelenjar
c. Tuberkulosis Kulit
d. Tuberkulosis Tulang
e. Tuberkulosis Selaput Otak
3. TANDA DAN GEJALA TUBERKULOSIS
Gejala Utama:
a. Batuk berdahak terus-menerus lebih dari 2 minggu

Gejala Tambahan:
a. Batuk mengeluarkan darah
b. Demam berkepanjangan
c. Sesak napas dan nyeri dada
d. Berkeringat di malam hari walau tanpa aktifitas
e. Nafsu makan menurun
f. Berat badan menurun

4. PENULARAN TUBERKULOSIS
Orang dengan TBC batuk yang mengeluarkan dahak yang mengandung
kuman Mycobacterium tuberculosis, lalu terhirup di udara bebas oleh
orang lain.

5. HAL YANG PERLU DILAKUKAN JIKA MENEMUKAN ORANG


DENGAN GEJALA TB
a. Obati secepatnya jika sudah dipastikan sebagai orang yang sakit TB.
b. Dampingi orang dengan gejala TB memeriksakan diri ke Unit
Pelayanan Kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan dahak.
c. Awasi pengobatannya hingga sembuh.

6. OBAT ANTI-TUBERKULOSIS (OAT)


a. Paket KDT/FDC adalah satu paket OAT yang terdiri dari beberapa
jenis obat dan dikemas dalam satu tablet dan diberikan sesuai berat
badan pasien.
b. Paket KOMBIPAK adalah satu paket OAT yang dikemas terpisah
sesuai jenis obatnya.

7. TAHAPAN PENGOBATAN TB
a. Tahap awal/insentif Pada tahap insentif, obat diberikan/diminum setiap
hari dalam satu dosis.
b. Tahap lanjutan Pada tahap lanjutan, obat diminum 3 kali seminggu
sebanyak satu dosis.
c. Pengobatan kategori I Pengobatan selama 6 bulan.
d. Pengobatan kategori II Pengobatan selama 7 Bulan.

8. CARA MENELAN OBAT YANG BAIK DAN BENAR


a. Benar obat Obat yang digunakan adalah Obat Anti-Tuberkulosis
(OAT) yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
b. Benar waktu Waktu minum obat yang baik adalah saat perut kosong,
yaitu pagi sebelum makan atau malam sebelum tidur.
c. Benar dosis Obat TB ditelan dalam satu dosis. Dosis obat ditentukan
oleh petugas kesehatan. Biasanya dosis obat ditentukan oleh berat
badan, misalkan berat badan 40 kg menggunakan dosis 3 tablet.
d. Benar cara Satu dosis obat diminum dalam satu kali waktu atau minum
terpisah (jeda dengan waktu yang tidak boleh lebih dari 2 jam).
e. Benar lama pengobatan Lamanya pengobatan ditentukan oleh petugas
kesehatan.

9. KATEGORI EFEK SAMPING OAT


a. Kategori ringan Merupakan efek samping yang lumrah terjadi dan
masih bisa diatasi. Contohnya adalah:
a) Warna kemerahan pada air seni/kencing.
b) Tidak nafsu makan karena mual/sakit perut.
b. Kategori sedang Merupakan efek samping yang masih bisa diatasi
dengan pengawasan ketat jika terjadi gejala yang lebih parah.
Contohnya adalah:
a) Nyeri sendi.
b) Kesemutan/rasa terbakar pada kaki.
c. Kategori berat Pengobatan harus segera dihentikan dan efek samping
obat diatasi dan diawasi langsung oleh tenaga kesehatan.
Konsultasikan keluhan tersebut kepada tenaga kesehatan. Contohnya
adalah:
a) Gatal dan kemerahan kulit
b) Gangguan pendengaran
c) Gangguan keseimbangan
d) Kuning pada mata/kulit
e) Gangguan penglihatan
10. MELAKUKAN PEMERIKSAAN DAHAK ULANG
Pemeriksaan dahak ulang dilakukan MINIMAL sebanyak 3 kali selama
pengobatan, yaitu:
a. Akhir tahap Awal (intensif) Yaitu satu minggu sebelum akhir tahap
awal (intensif) di bulan ke-2 pada kategori I dan bulan ke-3 pada
kategori II.
b. Satu bulan sebelum akhir pengobatan Yaitu satu bulan sebelum
pengobatan berakhir, sekitar bulan ke-5 pada kategori I dan bulan ke-7
pada kategori II.
c. Akhir pengobatan (AP) Yaitu satu minggu sebelum akhir pengobatan
di bulan ke-6 pada kategori I dan bulan ke-8 pada kategori II.
11. PENGAMBILAN DAHAK PADA PEMERIKSAAN DAHAK
ULANG
a. Pagi (P) Dahak diambil setelah bangun tidur di pagi hari dan
dimasukkan ke dalam pot dahak untuk dibawa ke Unit Pelayanan
Kesehatan.
b. Sewaktu (S) Dahak diambil saat suspek datang ke Unit Pelayanan
Kesehatan.

12. JIKA PASIEN SULIT MENGELUARKAN DAHAK


a. Malam hari sebelum tidur, minum satu gelas teh manis.
b. Melakukan olahraga ringan (lari-lari kecil), kemudian menarik napas
dalam beberapa kali.
c. Mintalah obat batuk kepada tenaga kesehatan. Minumlah obat tersebut
sebelum tidur untuk memudahkan pasien mengeluarkan dahak esok
harinya.
PENGAWAS MENELAN OBAT TBC

A. PENGERTIAN
Cara pengobatan TBC yaitu dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang
di dapatkan dipelayanan kesehatan secara gratis yang harus diminum secara
teratur tidak boleh putus selama 6-8 bulan dan dosis yang diminum sesuai dengan
petunjuk petugas kesehatan. Saat minum obat perlu adanya PMO. PMO adalah
singkatan dari pengawas menelan obat. Kriteria menjadi PMO antara lain PMO
adalah :
1) Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui baik oleh petugas kesehatan
maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh pasien
2) Seorang PMO idealnya adalah seorang yang tinggal dekat dengan pasien
3) Bersedia membantu pasien dengan sukarela dan bersedia dilatih dan atau
mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien
4) Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya bidan di desa, perawat,
pekarya, sanitarian, juru imunisasi, dan lain-lain. Bila tidak ada petugas
keseahatan yang memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan,
guru, PKK, atau tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga.

B. TUGAS PMO
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa PMO yang berasala dari anggota
keluarga meningkatkan kepatuhan pasien dalam minum obat. Namun anggota
keluarga itu harus terlebih dahulu diberi edukasi oleh petugas kesehatan
mengenai seluk beluk penyakit TB. Tugas PMO diantaranya:
1) Mengetahui tanda gejala dari TBC
2) Mengajak pasien agar memeriksakan diri keunit pelayanan kesehatan
3) Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai
pengobatan tanpa PMO. Pasien rentan drop out, sehingga kuman terlanjur
kebal obat dan waktu pengobatan bisa diulang dan lebih panjang
4) Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur
5) Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah
ditentukan
a. Seminggu sebelum akhir bulan ke-2 pengobatan : untuk
menentukkan perlu obat tambahan atau tidak
b. Seminggu sebelum akhir bulan ke-5 pengobatan : untyk mengetahui
kegagalan
c. Seminggu sebelum akhir bulan ke-6 pengobatan : untuk mengatahui
kesembuhan
6) Memberi penyuluhan pada anggota keluarag pasien TB yang mempunyai
gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke unit
pelayanan kesehatan
7) Jelaskan pada penderita bahwa tidak boleh lupa minum obat supaya di
dalam darahnya selalu ada obat pembunuh kuman TB
C. CARA MINUM OBAT
Dalam mengawasi pengobatan TB dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
PMO harus mengawasi langsung setiap kali meminum obat.
1. Waktu minum obat yang baik adalah setiap pagi hari saat perut kososng atau
setiap malam hari sebelum tidur dengan jumlah obat yang telah ditentukan
oleh tenaga kesehatan
2. OAT harus diminum dalam satu dosis. Misalkan 3 tablet dalam satu kali
minum. Jika diminum terpisah harus habis dalam waktu kurang dari dua jam
3. Mengetahui kemajuan pengobatan untuk mengetahui kemajuan pengobatan
PMO dapat melakukan langkah ATP (amati, tanyakan, periksa)
a) Amati : keadaan umum pasien TB, seperti apakah BB pasien
bertambah
b) Tanyakan : apakah gejala tb BERKURANG, dan nafsu makan
bertambah
c) Periksa: periksa ulang dahak selama pengobatan untuk memantau
perkembangan pengobatan sesuai jadwal

D. Akibat Tidak Teratur Minum Obat


PMO dapat mengingatkan pasien akibat yang akan ditimbulkan, jika
pengobatan tidak teratur atau obat tidak diminum. Akibat tidak minum obat
secara teratur:
1. Pasien dapat menularkan TB keorang lain terutama orang yang tinggal
serumah dan lingkungan sekitarnya
2. Penyakit TB sulit diobati karena kuman TB kebal terhadap obat
3. Pengobatan TB kebal obat menjadi lebih mahal, lama dan belum dapat
dilakukan disemua fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)
4. Pasien mengulang pengobatan TB dengan obat yang lebih banyak
TERAPI PENCEGAHAN TB (TPT)
TPT merupakan salah satu langkah untuk mencegah orang ILTB yang berisiko
untuk berkembang menjadi sakit TBC positif. Tujuan pemberian TPT adalah
untuk mencegah terjadinya sakit TBC sehingga dapat menurunkan beban TBC.
Secara spesifik, siapa saja yang bisa diberikan TPT?
1. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
2. Kontak serumah dengan pasien TBC paru yang terkonfirmasi bakteriologis
 Anak usia di bawah 5 tahun
 Anak usia 5-14 tahun
 Remaja dan dewasa (usia di atas 15 tahun)
3. Kelompok resiko lainnya dengan HIV negatif
 Pasien immunokompremais lainnya (pasien yang menjalankan pengobatan
kanker, pasien yang mendapatkan perawatan dialisis, pasien yang
mendapat kortikosteroid jangka panjang, pasien yang sedang persiapan
transplantasi organ).
 Warga Binaan Permasyarakatan (WBP), petugas kesehatan, sekolah
berasrama, barak militer, pengguna narkoba suntuk
TPT diberikan dalam bentuk obat. Paduan TPT sendiri menjadi 3, yaitu 3HP, 3HR
dan 6H yang bisa disesuaikan nerdasarkan rekomendasi dokter atau petugas
kesehatan setempat.
a. Paduan 6H
Paduan ini diberikan dalam bentuk obat Isoniazid (INH). Diberikan setiap 1x
sehari, sebaiknya pada waktu yang sama (pagi, siang, sore atau malam) saat
perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan) selama 6
bulan.
b. Paduan 3HP
Paduan ini diberikan dalam bentuk obat Isoniazid (INH) dan Pirazinamid (P).
Obat dikonsumsi satu kali dalam seminggu selama 3 bulan. Obat sebaiknya
dikonsumsi pada waktu yang sama (pagi, siang, sore atau malam saat perut
kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
c. Paduan 3HR
Obat yang akan diberikan adalah Isoniazid (INH) dan Rifamisin (R). Obat
dikonsumsi satu kali sehari dan lama pemberian selama 3 bulan (1 bulan = 28
hari pengobatan). Obat sebaiknya dikonsumsi pada waktu yang sama (pagi,
siang, sore atau malam) saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam
setelah makan).
Obat TPT ini harus dikonsumsi secara tuntas oleh orang dengan ILTB, pemberian
obat TPT baik dewasa maupun anak-anak dikatakan lengkap apabila
menyelesaikan minimal 80% rangkaian pengobatan pencegahan sesuai dengan
durasi dari paduan TPT yang dipilih.
Selain terapi ada beberapa juga upaya lainnya untuk pencegahan Tb seperti :
a. Imunisasi BCG pada bayi 0 – 1 bulan mencegah terjadinya TB berat.
b. Menutup mulut dan hidung pada saat batuk atau bersin untuk mencegah
terperciknya kuman TB di udara.
c. Menampung dahak di tempat tertutup dan dibuang di tempat pembuangan.
d. Menjaga sirkulasi udara di ruangan tertutup dan cahaya matahari yang cukup.
e. Mengobati pasien TB hingga sembuh terutama pasien TB tipe menular.
f. Desinfeksi, cuci tangan dan tata rumah tangga, kebersihan yang ketat.

Anda mungkin juga menyukai