Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DUKUNGAN KEPATUHAN PROGRAM PENGOBATAN PADA Tn.R

Untuk memenuhi salah satu tugas


Praktik Klinik Keperawatan II

Disusun oleh :
Sri Handayani 18.156.01.11.104
Tina Dwi Hapsari 18.156.01.11.105
Amelia Apriyani 18.156.01.11.111
Amelia Cindy Fatmawati 18.156.01.11.112
Asri Riyashatul Ulya 18.156.01.11.119
Sri Wulandari 18.156.01.11.143

Dosen Pembimbing : Pak Balta Dan Pak Andi

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKes Medistra Indonesia
Jl. Cut Mutia No. 88A Kel. Sepanjang Jaya-Rawalumbu Bekasi
Telp. (021) 82431375, Fax.(021) 82431374
Website : http//www.stikesmedistra-Indonesia.ac.id,
e-mail : stikesmi@yahoo.com
TA.2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. TOPIK : Pengendalian TB Paru

B. SUB TOPIK : Pengendalian penyakit TB Paru pada Tn. R

C. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Diharapkan setelah diberikan pendidikan kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengetahui perawatan yang dibutuhkan selama terdiaknosa TB
2. Tujuan Khusus
Diharapkan setelah diberikan pendidikan kesehatan, pasien dan
keluargadiharapkan mampu:
a. Mengetahui definisi dari tuberkulosis
b. Mengetahui gejala dari tuberkulosis
c. Mengetahui apasaja yang harus dilakukan jika terdiagnosa TB
d. Mengetahui kebutuhan nutrisi keluarga yang menderita TB
e. Mengetahui perawatan yang dilakukan pada penderita TB

D. PERENCANAAN PENYULUHAN
Waktu :14.30 – 15.20
Hari/Tanggal :Jumat, 28 Januari 2022
Tempat :Ruang Jatisari Rawat Inap RSUD Karawang
Sasaran :Tn. R
Metode :Ceramah dan diskusi
Media : Leaflet
Penyaji materi :

E. KEGIATAN PENYULUHAN

Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Waktu


Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah 5 menit
2. Memperkenalkan salam
diri 2. mendengarkan
3. Menyampaikan
tujuan pokok materi
Pelaksanaan Menjelaskan materi 1. Mendengarkan Ceramah 40menit
tentang: 2. Menanyakan Diskusi
1. definisi dari materi yang
Tuberkulosis belum
2. gejala dimengerti
Tuberkulosis
3. yangharus
dilakukan jika
terdiagnosa TB
4. nutrisi keluarga
yang menderita
TB
5. perawatan yang
dilakukan pada
penderita TB
Penutup 1. Sesi tanya jawab 1. Menjawab Tanya 5 menit
dan evalusi pertanyaan jawab
2. Menutup 2. Menjawab (diskusi)
penyuluhan (salam) salam

F. MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN (Terlampir)

G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
a. Kesiapan peserta pendidikan kesehatan
b. Kesiapan tempat pendidikan kesehatan
c. Kesiapan diri sebagai penyaji
d. Kesiapan materi
e. Kesiapan media (Leaflet)
2. Evaluasi Proses
a. Penyajian menyampaikan materi dengan lancar
b. Pasien kelolaan dapat mengikuti pendidikan kesehatan dengan baik
c. Pasien kelolaan dapat mengulangi tindakan yang diajarkan saat pendidikan
kesehatan
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan pendidikan kesehatan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
b. Pasien kelolaan dapat menjalankan pengobatanya sampai selesai
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN

KONSEP KETIDAKPATUHAN PENGOBATAN

A. Pengertian Tuberkulosis Paru


Tuberculosis paru adalah penykit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
Tuberkulosis (Mycobacterium Tuberculosis) yang sebagian besar kuman
Tuberkulosis menyerang paru-paru namun dapat juga menyerang organ tubuh lainnya.
Kuman tersebut berbentuk batang yang mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap
asam pada pewarnaan. Oleh karena itu, disebut juga sebagai Basil Tahan Asam (BTA)
dan cepat mati jika terpapar sinar matahari langsung namun dapat bertahan hidup
beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab (Muttaqin, 2012).
Tuberculosis (TBC) adalah infeksius kronik yang biasanya mengenai paruparu
yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri ini ditularkan oleh
droplet nucleus, droplet yang ditularkan melalui udara dihasilkan ketika orang
terinfeksi batuk, bersin, berbicara atau bernyanyi (Priscilla, 2012).

B. Tanda dan Gejala


Tuberkulosis Paru Tuberculosis sering dijuluki “the great imitator” yang artinya
suatu penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga
memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala
yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik
(Muttaqin, 2012).
Gejala klinik Tuberkulosis paru dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu gejala
respiratorik dan gejala sistemik :
a. Gejala Respiratorik, meliputi :
a) Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan gejala ini banyak ditemukan. Batuk
terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk-produk radang keluar. Sifat batuk dimulai dari batuk
kering (non produktif) kemudian setelah timbul peradangan kemudian
menjadi produktif (menghasilkan sputum) ini terjadi lebih dari 3 minggu.
Keadaan yang selanjutnya adalah batuk darah (hemoptoe) karena terdapat
pembuluh darah yang pecah.
b) Batuk darah
Pada saat baruk darah yang dikeluarkan yaitu dahak bervariasi, mungkin
tampak berupa garis atau bercak-bercak darah, gumpalan darah atau darah
segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darah terjadi karena pecahnya
pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar
kecilnya pembuluh darah yang pecah.
Gejala klinis Haemoptoe : Kita harus memastikan bahwa perdarahan
tersebut dari nasofaring dengan cara membedakan ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Batuk darah
 Darah dibatukkan dengan rasa panas ditenggorokkan.
 Darah berbuih bercampur udara.
 Darah segar berwarna merah muda.
 Darah bersifat alkalis.
 Anemia kadang-kadang terjadi.
 Benzidin test negative.
2) Muntah darah
 Darah dimuntahkan dengan rasa mual.
 Darah bercampur sisa makanan.
 Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung.
 Darah bersifat asam.
 Anemia sering terjadi.
 Benzidin test positif.
3) Epistaksis
 arah menetes dari hidung.
 Batuk pelan kadang keluar.
 Darah berwarna merah segar.
 Darah bersifat alkalis.
 Anemia jarang terjadi.
C. Merupakan Nutrisi Penting Yang Dibutuhkan Oleh Pengidap TB
1. Kalori alias energi adalah kebutuhan nutrisi untuk TBC yang paling penting dan
wajib dipenuhi. Meningkatkan asupan kalori akan membantu meningkatkan
kekebalan tubuh
2. Protein juga dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda,
sehingga tubuh dapat melawan infeksi lebih baik
3. Vitamin dan mineral sangat dibutuhkan dalam jumlah banyak. Kekurangan
vitamin dan mineral dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun
4. Seng mempunyai peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh dalam melawan
infeksi dan juga radikal bebas. Pada penderita TBC ditemukan bahwa mereka
mempunyai kadar seng yang lebih rendah dalam tubuhnya dibandingkan dengan
orang yang tidak menderita TBC
5. Vitamin A, D, dan C diperlukan dalam fungsi limfosit T dan B, aktivitas
makrofag, dan respon antibodi. Kesemuanya itu merupakan bagian dari sistem
kekebalan tubuh
6. Penderita TBC membutuhkan lebih banyak zat besi untuk mencegah anemia.
Perlu diketahui bahwa anemia sangat umum terjadi pada penderita TBC
7. Selenium juga memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh. Sehingga,
selenium juga menjadi salah satu nutrisi untuk TBC yang paling dibutuhkan

D. Apasaja Yangharus Dilakukan Jika Terdiagnosa TB

1. Jangan Bersedih dan Putus Harapan

Terinfeksi penyakit TBC bukan berarti akhir dari dunia. Jangan bersedih dan
berputus asa karena penyakit ini dapat disembuhkan secara tuntas jika penderita
menjalani pengobatan dengan cara yang tepat. Jadi, jika Anda diketahui terkena
penyakit TBC, segera lakukan pengobatan.

2. Kunjungi Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan Terdekat

Pengobatan TBC tidak boleh dilakukan secara sembarangan, yang juga


tergantung dari tipe penyakit TBC yang diderita. Oleh karena, itu pengobatan TBC
harus diawasi oleh dokter dan dilakukan di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit atau
Puskesmas. Penting untuk diketahui bahwa pengobatan dan obat TBC bisa didapat
secara gratis, karena disediakan oleh pemerintah. Segera kunjungi Puskesmas atau
rumah sakit pemerintah terdekat untuk mendaftarkan diri mengikuti program untuk
mengobati TBC gratis!

3. Ikuti Pengobatan hingga Tuntas

Pengobatan TBC bisa dibilang membutuhkan waktu cukup lama, yaitu


minimal 6 bulan. Meski demikian, sangat penting untuk melakukan pengobatan
hingga tuntas agar penyakit sembuh total. Pengobatan yang tidak teratur dapat
menyebabkan penyakit TBC yang lebih parah, yaitu TB resisten obat. Cara mengobati
TBC yang dilakukan pun menjadi berubah dari obat oral menjadi obat suntik untuk
TB resisten obat. Hal ini juga akan berdampak pada waktu pengobatan, yaitu lebih
lama dari 6 bulan.

4. Tentukan Siapa PMO

Minum obat TB selama 6 bulan sering menyebabkan penderita lalai atau lupa
mengonsumsinya. Oleh karena, itu penting untuk memiliki PMO atau pengawas
minum obat, yang sering kali adalah kerabat atau anggota keluarga penderita. Tugas
utama PMO adalah mengingatkan penderita untuk meminum obat tepat waktu

5. Kontrol Pengobatan Secara Teratur

Selain melakukan pengobatan dengan benar dan teratur hingga tuntas, penting
juga untuk melakukan kontrol dan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
progres dari penyakit. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan dahak dan/atau ronsen
paru pada akhir bulan ke-2 atau fase intensif pengobatan, dan pada masa akhir
pengobatan yaitu bulan ke-5 atau ke-6.

6. . Hindari Penularan

TBC dapat ditularkan melalui udara. Jika Anda merupakan penderita, hindari
batuk, bersin, tertawa, bernyanyi, atau berbicara yang sampai memercikkan air ludah
dekat dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan orang lain tertular TBC karena
kuman TB terdapat pada air liur penderita. Penyakit TB tidak menular melalui
makanan atau minuman (juga alat makan atau minum).

Jika penderita sudah menjalani pengobatan, penularan akan menurun dalam


waktu 2 minggu. Penderita dengan dahak yang tidak mengandung kuman (dengan
kata lain hasil tes BTA negatif) juga tidak dapat menularkan. Beberapa kategori orang
yang daya tahan tubuhnya rendah lebih rentan tertular, seperti penderita HIV/AIDS,
kanker, anak-anak, perokok, peminum alkohol, dan pemakai narkoba.

7. Hindari Kekambuhan

Walaupun sudah sembuh total, penyakit TBC masih memiliki kemungkinan


untuk kambuh. Kasus kambuh ini sering terjadi pada penderita yang memiliki sistem
kekebalan tubuh yang lemah. Oleh sebab itu, menjaga daya tahan tubuh setelah
dinyatakan sembuh sangat penting. Daya tahan tubuh dapat ditingkatkan dengan
mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat cukup.

Meski penyakit TBC masih sering ditemukan di Indonesia, tapi faktanya TBC
dapat disembuhkan dan dihentikan penularannya dengan melakukan kiat-kiat di atas.
Jika Anda mendapati adanya gejala seperti batuk berdahak lebih dari 3 minggu, batuk
darah, sesak napas, nyeri dada, berat badan turun, nafsu makan turun, keringat dingin
pada malam hari, demam yang tidak terlalu tinggi, dan mudah lelah, segera
periksakan diri Anda ke dokter untuk mengetahui kejelasannya

E. Perawatan Orang yang Menderita Tuberkulosis


1. Sediakan ruangan khusus untuk pasien TBC
Tidak semua penderita TBC harus menjalani perawatan secara isolasi, pasien
TB paru aktif biasa bisa menjalani pengobatan rawat jalan.Namun, untuk penderita
TBC resistan obat (TB MDR) sebaiknya melakukan pengobatan di pusat rehabilitasi,
atau jika terpaksa dirawat di rumah harus beristirahat dalam kamar isolasi
khusus.Salah satu tips perawatan penderita tuberkulosis di rumah adalah memastikan
mereka tidak sembarangan keluar ruangan isolasi. Namun, bukan berarti Anda harus
mengurungnya.Pastikan Anda memberikan pemahaman mengapa Anda melakukan
hal ini. Beri tahu bahwa Anda bukan mengasingkannya, melainkan membatasi kontak
langsung untuk sementara waktu.Ingatkan bahwa TBC merupakan penyakit menular.
Membatasi kontak langsung akan membantu mengurangi risiko penularan penyakit
kepada orang-orang di sekitarnya.
2. Gunakan masker
Tak hanya Anda yang bertugas menemani dan merawat pasien TBC, Anda
juga perlu memperingatkan mereka yang ingin menjenguk untuk menggunakan
masker atau pelindung wajah lainnya selama berada di ruangan tersebut.Pastikan
Anda selalu mengenakan masker ketika hendak berinteraksi dan masuk ke dalam
ruangan pasien.Sebaiknya Anda juga tidak memperbolehkan anak kecil ikut
menjenguk ke dalam ruangan. Dengan begitu, setidaknya Anda dapat mencegah
penularan bakteri TBC yang dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
3. Mengingatkan mereka untuk minum obat
Selain memastikan tidak ada yang keluar masuk ruangan khusus sembarangan,
perawatan penderita TBC di rumah dapat dilakukan dengan mengingatkan mereka
untuk tidak lupa minum obat TBC.Jika obat tuberkulosis tidak dikonsumsi dengan
benar, efek resistansi atau kebal terhadap obat bisa muncul.Itu sebabnya, jangan
pernah bosan untuk mengingatkan dan memastikan mereka minum obat sesuai jadwal
yang sudah ditentukan.Akan lebih baik jika Anda bersedia membantu pasien dengan
menjadi pengawas minum obat (PMO) TBC yang mengingatkan jadwal minum obat
secara rutin.Agar Anda tidak ikut lupa, Anda dapat membuat jadwal di kalender atau
mengatur alarm di ponsel untuk mengingatkan diri sendiri dan pasien
tuberkulosis.Dengan begitu, mereka mungkin tidak akan melewatkan sesi minum obat
yang sangat berperan penting dalam proses penyembuhan.Anda juga bisa membuat
catatan kecil yang diletakkan di tempat yang Anda mudah lihat dan di ruangan yang
pasien TBC bisa lihat.Selain itu, Anda juga perlu mengingatkan pasien agar tidak lupa
untuk menghadiri sesi konsultasi rutin dengan dokter sesuai yang sudah dijadwalkan.
4. Mendengarkan keluh kesah
Ambil bagian dalam perawatan di rumah pasien apa pun, termasuk penderita
TBC memelukan kesabaran yang cukup tinggi.Keadaan yang terbatas tentunya tak
jarang membuat mereka frustrasi dan butuh teman curhat. Di sinilah peran Anda
sangat dibutuhkan.Selama proses penyembuhan yang mungkin berlangsung selama 6-
8 bulan ini, akan ada saatnya pasien merasa lelah dan ingin berhenti menjalankan
pengobatan.Belum lagi stigma akan penyakit ini membuat pasiennya merasa ditolak
dan diasingkan.Meski terkadang Anda juga lelah, cobalah untuk bertahan. Dengarkan
apa yang menjadi keluhan dan kesedihan mereka dengan sabar.Jika dirasa waktunya
tepat, cobalah untuk ingatkan kembali seberapa pentingnya menjalani pengobatan
hingga tuntas. Tidak hanya untuk pasien, tapi juga orang di sekitarnya.Hal ini
mungkin dapat mendorong pasien untuk lebih bersemangat berkonsultasi dnegan
dokter dan mengonsumsi obat-obatan.Menghabiskan waktu dengan pasien
tuberkulosis sejak awal setidaknya membuat mereka merasa mendapatkan dukungan
dari orang terdekat selama menjalani pengobatan.Jika Anda merasa kewalahan,
perawatan anggota keluarga yang menjadi pasien TB di rumah dapat dilakukan
dengan bantuan dari orang lain.Dengan begitu, Anda bisa mendampingi dan
mendukung mereka dengan baik.Pengobatan TBC membutuhkan waktu panjang dan
rumit. Itu sebabnya dukungan perawatan untuk TBC dari anggota TBC di rumah
sangat berarti.
Dokumentasi
Media Penkes
Pencegahan dan
pengendalian

gunakan air dan sabun untuk g


mencuci tangan anda, kemudian
keringkan.

BILA ADA
Menutup mulut dan hidung dengan
KELUARGA/KERABA
tisu atau sapu tangan ketika batuk
Selama pengobatan, pasien perlu rutin T YANG
berobat ke rumah sakit setiap bulan dan bersin, kemudian buanglah
MENGALAMI
untuk memeriksa dahak dan menjalani tisu ditempat sampah tertutup.
berbagai pemeriksaan. GEJALA TB HARAP
SEGERA
MEMERIKSAKAN
DIRI KE PUSKESMAS
ATAU FASILITAS
LAYANAN
KESEHATAN
TERDEKAT
Mendapatkan imunisasi BCG sesuai
ketika kontak dengan orang lain , dengan ketentuan dan jadwal yang telah
gunakan masker yang disediakan. ditetapkan.
Dilarang meludah sembarangan

Gaya hidup sehat dan


pencegahan TBC

Bakteri yang terdapat dalam percikan


ludah bisa beterbangan di udara,
kemudian terhirup oleh orang di sekitar.
Begadang bisa menyebabkan daya tahan
tubuh seseorang menurun dan rawan
terserang penyakit.

Mengkonsumsi makanan yang bergizi


untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Tidak merokok

Menjemur alas tidur agar tidak lembab.

Membuka jendela agar rumah


mendapatkan cukup sinar matahari dan Tidak mengkonsumsi minuman bersoda
olahraga teratur udara segar.

Anda mungkin juga menyukai