Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TUBERCULOSIS PARU ( TBC )

DISUSUN OLEH :

1. RIKEU TANIA 88160001


2. BETHA DESTRIANI KH. 88160021
3. DELIA 88160023
4. IRMA SURYANI 88160026
5. NINDY TRI Y. 88160031
6. SISKA SUSILAWATI 88160038
7. VELMA MUSTIKA SARI 88160042
8. LILIS SURYANI 88160046
9. RIMA WIDIYA L. 88160049
10. DIAN HERDIAWATI 88160053
11. NELIS CAHYATI 88160055
12. TITA PUSPITASARI 88160062

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BSI BANDUNG

2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TUBERCULOSIS PARU ( TBC )

1
A. Pokok Bahasan : TB Paru dan Etika Batuk

B. Sasaran : Masyarakat kelurahan Sulaksana

C. Tempat : Balai Desa Kelurahan Sulaksana

D. Tanggal Pelaksanaan : 03 Juli 2019

E. Waktu : 10.00 – Selesai

F. Tujuan Instruksional Umum : Setelah mendapatkan HE tentang pencegahan

TB Paru dan Etika Batuk pada pasien dan keluarga dapat mengetahui cara

pencegahan penyakit TB Paru.

G. Tujuan Instruksional khusus : Setelah mendapatkan HE tentang penyakit TB

Paru pada pasien dan keluarga dapat:

1. Menjelaskan pengertian tuberculosis


2. Menjelaskan penyebab penyakit tuberkulosis

3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit tuberkulosis

4. Menjelaskan bagaimana cara penularan penyakit tuberculosis

5. Menjelaskan bagaimana pengobatan dari penyakit tuberculosis.

6. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan dari penyakit tuberculosis.

7. Menjelaskan bagaimana etika batuk yang baik dan benar

H. Kegiatan Penyuluhan

a. Metode

 Ceramah
 Diskusi
 Tanya Jawab
b. Media

 Leaflet

 Power point

2
I. Evaluasi
1. Evauasi persiapan
- SAP sudah dipersiapkan
- Mempersiapkan materi dan leaflet
2. Evaluasi proses
- Peserta pendidikan kesehatan sesuai dengan kriteria (sasaran)
- Kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal (tempat dan waktu)
- Tersedianya media
- Penyuluh melakukan kegiatan sesuai dengan perannya
- Di akhir kegiatan sudah dievaluasi jalannya kegiatan
3. Evalasi hasil

- Masyarakat dapat menjelaskan pengertian dari penyakit tuberculosis.


- Masyarakat dapat menyebutkan penyebab penyakit tuberkulosis.
- Masyarakat dapat menyebutkan tanda gejala penyakit tuberculosis.
- Masyarakat dapat mengerti cara penularan penyakit tuberculosis.
- Masyarakat dapat mengetahui dan menjalankan pengobatan dari penyakit
tuberculosis .
- Masyarakat dapat mengetahui cara pencegahan dari penyakit tuberculosis
- Masyarakat dapat mengetahui dan menjalankan Etika batuk yang baik dan

benar

3
J. Kegiatan penyuluhan

Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience Media


5 menit 1. Memperkenalkan diri 1. Mendengarkan Leaflet
2. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
(Pembukaan)
5 menit 1. Menjelaskan pengertian tuberculosis
1. Mendengarkan
(Pengembangan) 2. Menjelaskan penyebab penyakit tuberkulosis 2. Mendengarkan
3. Mendengarkan Leaflet
3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit tuberkulosis 4. Mendengarkan
5. Mendengarkan
4. Menjelaskan bagaimana cara penularan penyakit tuberculosis 6. Mendengarkan
7. Mendengarkan
5. Menjelaskan bagaimana pengobatan dari penyakit tuberculosis.
1. Menjawab Pertanyaan
6. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan dari penyakit tuberculosis.
2. Bertanya
7. Menjelaskan bagaimana etika batuk yang baik dan benar

1. Tanya Jawab peserta 1. Mendengarkan


13 menit
2. Melakukan post test Leaflet
2. Mendengar dan Menjawab
(Evaluasi)

1. Menyimpulkan hasil bersama


2 menit 2. Mengucapkan salam
(Penutup)

4
MATERI

PENYULUHAN KESEHATAN TUBERCULOSIS PARU ( TBC )

1. PENGERTIAN
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman micobacterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru-paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh yang lain.

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis


yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak
adalah paru-paru (IPD, FK, UI).

Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium


Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer , 1999).

TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC
(Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman menyerang Paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lain (Dep Kes, 2003). Kuman TB berbentuk batang
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pewarnaan yang disebut pula
Basil Tahan Asam (BTA).

2. PENYEBAB
Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang berbentuk
batang dan Tahan asam ( Price, 1997 ). Penyebab Tuberculosis adalah M.
Tuberculosis bentuk batang panjang 1 – 4 /m. Dengan tebal 0,3 – 0,5 m. selain itu
juga kuman lain yang memberi infeksi yang sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M.
Intracellutare.

Penyakit TBC paru disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium


Tuberculosis). Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan
terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan
Asam (BTA), kuman TBC cepat mati terhadap sinar matahari langsung, tetapi dapat
bertahan hidup selama beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam
jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
Sumber penularan adalah penderita TBC BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin,
penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percik dahak). Droplet
yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa
jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran
pernapasan. Selama kuman TBC masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasa,
kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui system
peredaran darah, system saluran limfe, saluran napas, atau penyebaran langsung
kebagian-bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seseorang penderita ditentukan
oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif

5
hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasl pemeriksaan
dahak negative (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak
menular.

Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi oleh Myobacterium


Tuberculosis :

1. Herediter : resistensi seseornag terhadap infeksi kemungkinan diturunkan.


2. Jenis kelamin : pada akhir masa anak-anak dan remaja, angka kematian dan
kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan.
3. Usia : pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi.
4. Pada masa puber dan remaja dimana masa pertumbuhan yang cepat,
kemungkinan infeksi cukup tinggi karena diit yang tidak adekuat.
5. Keadaan stress : situasi yang penuh stress (injury atau penyakit, kurang nutrisi,
stress emosional, kelelahan yang kronik).
6. Meningkatnya sekresi steroid adrenaql yang menekan reaksi inflamasi dan
memudahkan untuk penyebarluasan infeksi.
7. Anak yang mendapat terapi kortikosteroid kemungkinan terinfeksi lebuh
mudah.
8. Nutrisi : status nutrisi kurang
9. Infeksi berulang : HIV, Measles, Pertusis.
10. Tidak mematuhi aturan perubahan.

3. Klasifikasi Tuberculosis
Menurut DepKes (2003), klasifikasi TB Paru dibedakan atas :

1. Berdasarkan organ yang terinveksi


a. TB Paru adalah tuberculosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura
(selaput paru). Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2,
yaitu :

- TB Paru BTA Positif, disebut TB Paru BTA (+) apabila sekurang-kurangnya 2


dari 3 spesimen dahak SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu) hasilnya positif, atau 1
spesimen dahak SPS positif disertai dengan pemeriksaan radiologi paru
menunjukkann gambaran TB aktif.

- TB Paru BTA Negatif , apabila dalam 3 pemeriksaan specimen dahak SPS


BTA negatif dan pemeriksaan rasiologi dada menunjukkan gambaran TB aktif.
TB Paru dengan BGA (-) dan gambaran radioogi positif dibagi berdasarkan
tingkat keparahan, bila menunjukkan keparahan yakni kerusakan luas dianggap
berat.

6
b. TB ekstra paru yaitu tuberculosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru,
misalnya pleura, selapu otak, selapu jantung (pericardium), kelenjar limfe, tulang
persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing dan alat kelamin. TBC ekstra paru
dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu :

− TBC ekstra paru ringan yang menyerang kelenjar limfe, pleura, tulang (kecuali
tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal.

− TBC ekstra paru berat seperti meningitis, pericarditis, peritonitis, Tb tulang


belakang, Tb saluran kencing dan alat kelamin.

2. Berdasarkan Tipe Penderita

Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberpa


tipe penderita :

a. Kasus baru adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
pernah menelan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) kurang dari satu bulan.
b. Kambuh (relaps) adalah penderita TBC yang belum pernah mendapat pengobatan
dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali berobat dengan hasil
pemeriksaan BTA positif.

c. Pindahan (transfer in) yaitu penderita yang sedang mendapat pengobatan disuatu
kabupaten lain kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahan
tersebut harus membawa surat rujukan/pindah.

d. Kasus berobat setelah lalai (default/drop out) adalah penderita yang sudah berobat
palig kurang 1 bulan attau lebih dan berhenti 2 bulan atau lebih kemudian datang
kembali berobat.

4. TANDA DAN GEJALA


 Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum,
malaise, gejala flu, demam ringan, nyeri dada, batuk darah. ( Mansjoer, 1999)
 Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan ( Luckman dkk, 93)
a. Demam : subfebril menyerupai influenza.
b. Batuk : batuk kering (non produktif), batuk produktif (sputum)
c. Hemaptoe
d. Sesak Nafas : pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah
½ bagian paru-paru.
e. Nyeri dada
f. Malaise : anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat
malam.

5. KOMPLIKASI

7
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien penyakit TBC apabila tidak ditangani
dengan benar akan menimbulkan komplikasi, diantaranya yaitu :

1. Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura , empiema, faringitis.


2. Komplikasi lanjut :
a. Obstruksi jalan napas, seperti SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca
Tuberculosis)
b. Kerusakan parenkim berat, seperti SOPT atau Fibrosis paru Cor pulmonal,
amilosis, karsinoma paru, ARDS.

6. CARA PENULARAN
Penyakit tuberculosis (TBC) bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan
pasien TBC, seperti terpapar hembusan nafasnya, cairan tubuhnya, dan apabila
menggunakan sendok dan handuk secara bersamaan.

7. PENGOBATAN
Jenis obat yang dipakai

a. Obat Primer b. Obat Sekunder

1. Isoniazid (H) 1. Ekonamid

2. Rifampisin (R) 2. Protionamid

3. Pirazinamid (Z) 3. Sikloserin

4. Streptomisin 4. Kanamisin

5. Etambutol (E) 5. PAS (Para Amino Saliciclyc Acid)

6. Tiasetazon

7. Viomisin

8. Kapreomisin

Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES 2000 yaitu :

3. Tahap INTENSIF
Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah
terjadinya kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat tahab intensif tersebut
diberikan secara tepat, penderita menular menjadi tidak tidak menular dalam kurun
waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TBc BTA positif menjadi negatif
(konversi) pada akhir pengobatan intensif. Pengawasan ketat dalam tahab intensif
sangat penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.

8
4. Tahap lanjutan

Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka waktu lebih panjang dan
jenis obat lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kelembutan. Tahab lanjutan
penting untuk membunuh kuman persisten (dormant) sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan.

Paduan obat kategori 1 :

Tahap Lama (H) / day R day Z day F day Jumlah

Hari X

Nelan Obat

Intensif 2 bulan 1 1 3 3 60

Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 54

Paduan Obat kategori 2 :

Tahap Lama (H) R Z E E Strep. Jumlah

@30 @450 @500 @ @50 Injeks Hari X


0 250 0 i
Mg mg Nelan
Mg mg mg Obat

Intensif 2 1 1 3 3 - 0,5 % 60
bulan
1 1 3 3 - 30
1
bulan

Lanjuta 5 2 1 3 2 - 66
n bulan

Paduan Obat kategori 3 :

Tahap Lama H @ 300 R@450mg P@500m Hari X Nelan


mg g Obat

Intensif 2 bulan 1 1 3 60

Lanjutan 4 bulan 2 1 1 54

3 x week

9
OAT sisipan (HRZE)

Tahap Lama H R Z E day Nelan X

@300mg @450m @500mg @250mg Hari


g

Intensif 1 bulan 1 1 3 3 30

(dosis
harian)

8. CARA PENCEGAHAN
Cara penularan TBC perlu diwaspadai dengan mengambil tindakan-tindakan
pencegahan selayaknya untuk menghindarkan infeksi tetes dari penderita ke
orang. Salah satu cara adalah batuk dan bersin sambil menutup mulut/hidung
dengan sapu tangan atau tissue untuk kemudian didesinfeksi dengan lysol atau
dibakar. Bila penderita berbicara, jangan terlampau dekat dengan lawan
bicaranya. Ventilasi yang baik dari ruangan juga memperkecil bahaya penularan.

Anak-anak dibawah usia satu tahun dari keluarga yang menderita TBC perlu
divaksinasi BCG sebagai pencegahan, bersamaan dengan pemberian isoniazid 2-
10 mg/kg selama 6 buan (kemoprofilaksis)

a) Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat


dengan penderita tuberkulosisi paru BTA postif. Pemeriksaan meliputi tes
tuberkulin, klinis dan radiologis. Bila tes tuberkulin positif, maka pemeriksaan
radiologis foto thorax diulang pada 6 dan 12 bulan mendatang. Bila massih
negatif diberikan BCG vaksinasi. Bila positif, berarti terjadi konversi hasil tes
tuberkulin dan diberikan kemoprofilaksis.
b) Mass chest x-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok-kelompok
populasi tertentu misalnya : karyawan rumahsakit/puskesmas/balai
pengobatan, penghuni rumah tahanan dan siswa-siswi pesantren.

a. UNTUK PENDERITA :
1. Minum obat sampai habis sesuai petunjuk
2. Menutup mulut ketika batuk atau bersin
3. Tidak meludah di sembarang tempat
4. Meludah di tempat yang terkena sinar matahari langsung atau ditempat yang
sudah ada karbol/lisol

b. UNTUK KELUARGA :

10
1. Jemur kasur seminggu sekali
2. Buka jendela lebar-lebar agar udara dan sinar matahari bisa langsung masuk

c. PENCEGAHAN LAIN :
1. Imunisasi BCG pada bayi
2. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi

9. Etika batuk yang baik dan benar

Kebiasaan batuk yang salah


 Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
 Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung
saat batuk dan bersin.
 Membuang ludah batuk disembarang tempat.
 Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat.
 Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.

Cara Batuk yang Baik dan Benar

Hal-hal perlu anda perlukan:

o Lengan baju
o Tissue
o Sabun dan air
o Gel pembersih tangan

Etika Batuk

 Menutup mulut ketika batuk atau bersin

 Tidak meludah di sembarang tempat meludah di tempat yang terkena sinar


matahari langsung atau ditempat yang sudah ada karbol/lisol

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes Marilynn E ,Rencana Asuhan Keperawatan ,EGC, Jakarta , 2000.


Mansjoer dkk , Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 3 , FK UI , Jakarta 1999.

11
http://tuberkulosis.org/ (17 : 00, 10 Desember 2014)
http://www.ilmudokter.com/2013/11/komplikasi-tuberkulosis.html (16 : 56, 10
Desember 2014)
Tucker dkk, Standart Perawatan Pasien , EGC, Jakarta , 1998.

12

Anda mungkin juga menyukai