Anda di halaman 1dari 7

Noor Cholifah, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.

2 (2021) 404-410 | 404

PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT TERHADAP TEKANAN DARAH


PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS PURWOSARI KUDUS
Noor Cholifah, Dewi Hartinah
noorcholifah@umkudus.ac.id
Universitas Muhammadiyah Kudus

Abstrak

Latar Belakang: Semakin tua kemampuan tubuh semakin berkurang sehingga diperlukan
penanganan lanjutan terhadap penyakit hipertensi. Pola diit yang menitik beratkan pada buah-buahan dan
produk-produk berkadar lemak rendah dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan. Kandungan
kalium dalam buah tomat dapat menurunkan tekanan darah dengan mengurangi natrium dalam urine dan
air dengan cara yang sama seperti diuretik. Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh pemberian jus tomat
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Purwosari Kudus.Metode: Jenis penelitian
quasi experiment design dengan pendekatan non equivalent control group. Populasi penelitian ini adalah
semua penderita hipertensi di Puskesmas Purwosari Kudus bulan Januari-Maret 2021 sebanyak 62 orang,
dengan sampel penelitian sebanyak 38 orang. Variabel independennya pemberian jus tomat, dan variabel
dependennya tekanan darah. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil Penelitian: Hasil uji
Wilcoxon didapatkan nilai p value 0,003 < 0,05 artinya ada pengaruh pemberian jus tomat terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Purwosari Kudus.Kesimpulan: Terdapat pengaruh
pemberian jus tomat terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Purwosari Kudus.
Kata Kunci : Pemberian Jus Tomat, Tekanan Darah, Penderita Hipertensi

Abstract

Background: The older the body's ability decreases so that the necessary follow-up treatment
against hypertension. The pattern of diet that focuses on fruits and low-fat products can lower blood
pressure significantly. The content of potassium in tomatoes may lower blood pressure by reducing
sodium in urine and water in the same way as diuretic..Objective: To determine the effect of tomato juice
on blood pressure in patients with hypertension in the clinic Purwosari holy.Methods: quasi-experimental
design with non-equivalent control group approach. The study population was all patients with
hypertension in the clinic Purwosari holy month of January-March 2021 as many as 62 people, the study
sample as many as 38 people. Variable independentnya Award tomato juice, and the dependent variable
blood pressure. Data were analyzed using Wilcoxon test.Results: The obtained results Wilcoxon test p
value 0.003 <0.05 means that there is the effect of tomato juice on blood pressure in patients with
hypertension in the clinic Purwosari Kudus.Conclusion: There is the effect of tomato juice terhdapp
blood pressure in hypertensive patients at health centers Purwosari Kudus.
Keywords: Delivery of Tomato Juice, Blood Pressure, Hypertension Patients

hipertensi di Asia diperkirakan mencapai 8-


PENDAHULUAN 18% dan di Indonesia didapat pada 83 per
Hipertensi merupakan salah satu masalah 1000 anggota rumah tangga (Survey
kesehatan yang perlu mendapat perhatian Kesehatan Rumah Tangga, 2007).
serius mengingat dampak yang ditimbulkan Berdasarkan data Riskesdas (2013)
baik jangka panjang maupun jangka pendek prevalensi hipertensi di Indonesia adalah
dengan angka kejadian yang cukup tinggi 26,5% dan cakupan diagnosis hipertensi oleh
(Vita, 2008). tenaga kesehatan mencapai 36,8% atau
Data dari WHO tahun 2010 menunjukkan, sebagian besar hipertensi dalam masyarakat
di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau belum terdiagnosis (63,2%). Berdasarkan
26,4% mengidap hipertensi dan diperkirakan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025 (2013) jumlah penderita hipertensi sebanyak
(Anonim, 2007). Prevalensi hipertensi di 554.771 (67,57%) kasus, di Kabupaten
dunia sekarang ini 5-18 %, prevalensi
405 | Nurul Magfira, Hariza Adnani ./ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.2 (2021) 404-410

Kudus penderita Hipertensi sebanyak 6.810 buah dari belimbing, tomat dan pisang
pada tahun 2015 (Radiosuarakudus.com). memberikan efek penurunan pada tekanan
Tingginya risiko terkena penyakit darah sistolik maupun diastolik (Gunawan,
hipertensi disebabkan oleh perubahan- 2006).
perubahan yang terjadi selama penambahan Pengobatan hipertensi dapat dilakukan
usia atau yang disebut proses penuaan. dengan dua jenis, yaitu pengobatan
Proses penuaan dapat menyebabkan farmakologis dan non farmakologis.
perubahan dalam struktur dan fungsi tubuh. Pengobatan farmakologis adalah
Salah satu proses penuaan yang penatalaksanaan hipertensi yang
menyebabkan meningkatnya risiko hipertensi menggunakan obat-obatan kimiawi yang
ialah penuaan pada sistem kardiovaskuler efeknya hanya pada penurunan tekanan darah,
(Stanley, 2007). Kondisi ini meyakinkan sedangkan pengobatan non farmakologis
teori yang mengatakan semakin tua adalah pilihan utama yang tepat untuk
kemampuan tubuhpun semakin berkurang meningkatkan tekanan darah karena selain
sehingga diperlukan penanganan lanjutan tidak memiliki efek samping yang
terhadap penyakit hipertensi pada lansia membahayakan bagi kesehatan, pengobatan
(Ahmad, 2011). jenis non farmakologis ini tidak perlu
Hipertensi berkaitan dengan gaya hidup memerlukan biaya yang mahal, mudah
masyarakat seperti stress, kegemukan, dilakukan serta bertujuan menurunkan
kurang aktivitas (olahraga), merokok, tekanan darah dan pengendalian faktor risiko
makanan tinggi kadar lemak, asupan natrium dan penyakit lainnya. Pengobatan non
yang tinggi dan asupan kalium yang rendah farmakologis ini menggunakan tanaman-
serta konsumsi alkohol berlebih (Stamler, tanaman tradisional atau buah-buahan. Salah
2008). Hasil penelitian DASH (Dietary satu tanaman yang dapat digunakan dalam
Approaches to Stop Hypertension), pengobatan hipotensi adalah buah tomat
menunjukkan bahwa pola diit yang menitik (Widjadja, 2009).
beratkan pada buah-buahan dan produk- Buah tomat merupakan bahan makanan
produk berkadar lemak rendah dapat tinggi asam folat, vitamin C, dan kalium
menurunkan tekanan darah secara signifikan (Muchtadi, 2011). Kandungan kalium dalam
(Svetkey, 2010). Hasil penelitian 100 gram tomat adalah 245 mg. Kalium
INTERSALT telah teridentifikasi adanya dapat menurunkan tekanan darah dengan
hubungan terbalik antara tekanan darah dan mengurangi natrium dalam urine dan air
asupan kalium melalui makanan (Katz D, dengan cara yang sama seperti diuretik.
2011) Penelitian tersebut menunjukkan Kalium dalam tubuh diperlukan karena
bahwa dengan mengurangi rasio kalium – kalium berguna mengikat natrium (Na).
natrium urin selama 24 jam dari 3:1 (170 Natrium yang terlalu tinggi membuat air
mmol Na:55 mmol K) menjadi 1:1 (70 mmol yang di sekitar menjadi sedikit dan tekanan
Na dan 70 mmol K) berkaitan dengan di dalamnya menjadi tinggi. Jika asupan
pengurangan tekanan darah sistolik sebesar kalium meningkat maka kalium dapat
3,4 mmHg) (Stamler, 2008) atau dengan mengikat Na dan tidak banyak caira yang
meningkatkan asupan kalium sebanyak 30-45 diserap Na sehingga tekanan darah menurun
mmol berkaitan dengan berkurangnya (Brunner & Suddart, 2012).
tekanan darah sistolik sebesar 2-3 mmHg Hasil penelitian pada pasien hipertensi
(Gregor, 2011). rawat jalan di Bandung menunjukkan
Beberapa penelitian klinis menunjukkan penurunan tekanan sistolik 10,28 mmHg dan
bahwa meningkatkan asupan kalium dapat diastolik 3,49 mmHg dengan melakukan
menurunkan tekanan darah baik pada intervensi menggunakan jus tomat yang
populasi dengan tekanan darah tinggi terbuat dari 150 gram buah tomat dan 5 gram
maupun pada populasi dengan tekanan darah gula pasir dengan lama intervensi 2 hari
normal tinggi (Gregor, 2011). Hasil berturut-turut (Gunawan, 2008)
penelitian dengan pemberian sumber kalium
Noor Cholifah, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.2 (2021) 404-410 | 406

Hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap tekanan darah pada penderita
pada tanggal 7 Desember 2015 terhadap 7 hipertensi di Puskesmas Purwosari Kudus.
orang penderita hipertensi, 3 orang mengatakan Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
cara mereka mengatasi hipertensi yaitu dengan dilihat hasil sebagai berikut:
mengkonsumsi obat-obat dari Puskesmas dan 4 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
orang lainnya mengatakan mengatasi biasanya Karakteristik Responden
dengan cara mengkonsumsi obat tradisional Frekuensi
seperti mengkonsumsi buah mentimun, Karakteristik Responden
N %
blimbing, seledri, buah mengkudu, melon, Umur
semangka untuk menurunkan tekanan darah. < 30 tahun 3 7,9
Dari hasil wawancara tersebut, belum ada 30 – 50 tahun 8 21,1
> 50 tahun 27 71,1
satupun dari penderita hipertensi yang Jenis Kelamin
menggunakan jus tomat sebagai salah satu Laki-laki 25 65,8
alternatif obat tradisional untuk menurunkan Perempuan 13 34,2
tekanan darah. Agama
Islam 33 86,8
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kristen 5 13,2
pengaruh pemberian jus tomat terhadap Pekerjaan
tekanan darah pada penderita hipertensi di Buruh 3 7,9
Puskesmas Purwosari Kudus. Wiraswasta 10 26,3
Karyawan 11 28,9
METODE PNS 4 10,5
Jenis penelitian yang dipakai dalam Pensiunan 10 26,3
Pendidikan
penelitian ini adalah penelitian eksperimen
SD 2 5,3
semu (quasi experiment design) dengan SMP 6 15,8
rancangan non equivalent control group. SMA 23 60,5
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Sarjana 7 18,4
penderita hipertensi di Puskesmas Purwosari Berat Badan
Kudus bulan Januari-Maret 2021 yang < 60 kg 4 10,5
60 – 80 kg 12 31,6
berjumlah 62 orang. Sampel dalam penelitian > 80 kg 22 57,9
ini penderita hipertensi di Puskesmas Total 38 100
Purwosari Kudus bulan Januari-Maret 2021 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1
yang berjumlah 38 orang. Teknik didapatkan hasil bahwa karakteristik
pengambilan sampel secara purposive responden berdasarkan umur sebagian besar
sampling. Dengan kriteria inklusi pasien responden berumur > 50 tahun sebanyak 27
penderita hipertensi di wilayah kerja (71,1%) responden. Berdasarkan jenis
Puskesmas Purwosari, pasien penderita kelamin sebagian besar laki-laki sebanyak 25
hipertensi pada bulan Januari – Maret 2021, (65,8%) responden. Berdasarkan agama
sedangkan kriteria eksklusi adalah pasien responden sebagian besar Islam sebanyak 33
penderita hipertensi yang tidak ada di rumah, (86,8%) responden. Berdasarkan pekerjaan
pasien penderita hipertensi yang tidak responden sebagian besar karyawan
bersedia menjadi responden. Instrumen sebanyak 11 (28,9%) responden.
dalam penelitian ini adalah lembar checklist Berdasarkan pendidikan responden sebagian
untuk instrument pemberian jus tomat, untuk besar SMA sebanyak 23 (50,5%) responden,
tekanan darah menggunakan Spigmomano- sedangkan berdasarkan berat badan
meter dan stetoskop. Analisa dalam responden sebagian besar > 80 kg sebanyak
penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon. 22 (57,9%) responden.
HASIL Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Analisa
Univariat
Analisa Univariat
Frekuensi
Penelitian ini membuktikan dan menjawab Analisa Univariat
N %
pertanyaan penelitiaan yang diajukan bahwa Tekanan Darah Kelompok
apakah ada pengaruh pemberian jus tomat Kontrol
(Sebelum)
407 | Nurul Magfira, Hariza Adnani ./ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.2 (2021) 404-410

Tinggi 15 78,9 n
Sedang 3 15,8 Setelah
Rendah 1 5,3 Perlakua
(Setelah) n
Tinggi 16 84,2 Kelomp
Sedang 2 10,5 ok 1.53 1.00 1 0.61 1 3
Rendah 1 5,3 Interven 2.58 3.00 3 2 1 3
Tekanan Darah Kelompok si 0.69
Eksperimen Sebelum 2
(Sebelum) Perlakua
Tinggi 10 52,6 n
Sedang 8 42,1 Setelah
Rendah 1 5,3 Perlakua
(Setelah) n
Tinggi 2 10,5 Berdasarkan tabel 3 hasil data tekanan
Sedang 4 21,1 darah sebelum dan sesudah diberikan
Rendah 13 68,4
Total 19 100
perlakuan pada kelompok intervensi rata-rata
TEKANAN DARAH KELOMPOK KONTROL
1,53 dengan standar deviasi sebesar 0,612
dan rata-rata tekanan darah setelah perlakuan
16
sebesar 2,58 dengan standar deviasi 0,692.
14 TEKANAN DARAH KELOMPOK EKSPERIMEN

12 Analisa Bivariat
14
10

12 8 Sebelum
Uji Normalitas Data
10 6
Setelah
Uji normalitas data untuk menentukan
4
apakah data tersebut berdistribusi normal
8

2 Sebelum
Setelah
atau tidak, uji normalitas data dalam
6
0
Tinggi Sedang Rendah
penelitian ini menggunakan uji Shapiro wilk
4 TEKANAN DARAH
karena sampel < 50. Pada uji normalitas data
2
diperoleh hasil uji Shapiro Wilk terhadap
0 Gambar 1. Analisa Univariat tekanan darah sebelum dan sesudah
Tinggi Sedang Rendah
TEKANAN DARAH
perlakuan pada kelompok intervensi bernilai
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2 p < 0,05, maka data berdistibusi tidak normal
analisa univariat didapatkan hasil bahwa untuk itu uji yang digunakan uji statistik
sebagian besar tekanan darah responden nonparametik adalah uji alternatif dari uji t
kelompok kontrol sebelum penelitian yaitu uji Wilcoxon.
kategori tinggi sebanyak 15 (78,9%) Perbandingan Tekanan Darah Sebelum
responden dan setelah penelitian kategori dengan Setelah pada Kelompok Kontrol
tinggi sebanyak 16 (84,2%) responden, dan Kelompok Intervensi
sedangkan sebagian besar tekanan darah Hasil uji Wilcoxon perbandingan rata-rata
responden kelompok eksperimen sebelum tekanan darah sebelum dan sesudah
penelitian kategori tinggi sebanyak 10 perlakuan pada kelompok kontrol dan
(52,6%) responden dan setelah penelitian kelompok intervensi
kategori rendah sebanyak 13 (68,4%)
responden. Tabel 4. Perbandingan Rata-rata Tekanan Darah
Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Tomat
Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Tekanan n Mean SD Value
Penelitian pada Kelompok Intervensi dan Darah
Kontrolabel 3. Tekanan Darah Sebelum dan Kelompok
Sesudah Penelitian Kontrol 19 1.26 0.129 0,005
Sebelum 19 1.21 0.123
Variabel Mea Media Mod SD Mi Ma
Perlakuan
n n us n x
Setelah
Kelomp
Perlakuan
ok 1.26 1.00 1 0.56 1 3
Kelompok
Kontrol 1.21 1.00 1 2 1 3
Intervensi 19 1.53 0.140 0,003
Sebelum 0.53
Sebelum 19 2.58 0.159
Perlakua 5
Perlakuan
Noor Cholifah, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.2 (2021) 404-410 | 408

Setelah mengurangi rasio kalium – natrium urin


Perlakuan selama 24 jam dari 3:1( 170 mmol Na:55
Berdasarkan tabel 4 untuk kelompok mmol K) menjadi 1:1 ( 70 mmol Na dan 70
kontrol, rata-rata tekanan darah sebelum mmol K) berkaitan dengan pengurangan
penelitian sebesar 1,26 dengan standar tekanan darah sistolik sebesar 3,4 mmHg)
deviasi 0,129. Rata-rata tekanan darah (Stamler J, 2008). Atau dengan
setelah penelitian sebesar 1,21 dengan meningkatkan asupan kalium sebanyak 30-45
standar deviasi 0,123. Hasil uji statistik mmol berkaitan dengan berkurangnya
dengan menggunakan Wilcoxon didapatkan tekanan darah sistolik sebesar 2-3 mmHg
nilai p 0,005 < 0,05 maka Ha diterima dan (Mac Gregor, 2010).
Ho ditolak artinya ada perbedaan penurunan
Jus tomat mampu mengurangi tekanan
tekanan darah sebelum dan sesudah
darah karena tomat yang kandungan kimia
penelitian pada kelompok kontrol.
dalam 100 gr tomat seperti kalori 20 kal,
Sedangkan untuk kelompok intervensi, protein 1 gr, karbohidrat 4,2 gr, kalsium 5 mg,
rata-rata tekanan darah sebelum diberikan jus kalium 360 mg, besi 0,5 mg, vitamin C 40
tomat pada kelompok intervensi sebesar 1,53 mg, vitamin A 1.500 SI, vitamin B1 0,06 mg,
dengan standar deviasi 0,140. Rata-rata air 94 gr. Dari kandungan yang tertera di atas
tekanan darah setelah diberikan jus tomat seperti kandungan kalium yang cukup tinggi
sebesar 2,58 dengan standar deviasi 0,159. dalam 100 gr tomat, 94 % berupa air yang
Hasil uji statistik dengan menggunakan bermanfaat sebagai pelarut dan membawa
Wilcoxon didapatkan nilai p 0,003 < 0,05 sampah hasil metabolisme tubuh sehingga
maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada jika kelebihan kalium atau natrium dapat
perbedaan yang signifikan terhadap dikeluarkan melalui air seni. Proses tersebut
penurunan tekanan darah sebelum dan dapat menjaga tekanan darah tetap normal.
sesudah pemberian jus tomat pada kelompok Dalam 100 gr tomat 360 mg adalah
intervensi. mineral kalium. Kalium merupakan elektrolit
PEMBAHASAN yang berfungsi sebagai pengatur cairan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intrasel sehingga mencegah penumpukan
sebagian besar tekanan darah kelompok cairan dan natrium dalam sel yang mampu
kontrol adalah kategori tinggi yaitu sebanyak meningkatkan tekanan darah. Kalium juga
16 responden (88,89%), dan yang paling memiliki fungsi sebagai vasodilatasi pada
sedikit kategori rendah sebanyak 1 responden pembuluh darah. Vasodilatasi pada pembuluh
(7,14%). Hal ini disebabkan karena darah dapat menurunkan tahanan perifer dan
responden mengkonsumsi obat-obatan tanpa meningkatkan curah jantung sehingga
mengkombinasikan dengan obat herbal tekanan darah dapat normal. Selain itu,
berupa jus tomat yang banyak mengandung kalium dapat menghambat pelepasan renin
kalium. sehingga mengubah aktifitas sistem renin
angiotensin dan kalium juga mampu
Hal ini sesuai dengan penelitian yang mempengaruhi sistem saraf perifer dan
dilakukan (Gunawan, 2008) hasil penelitian sentral yang mempengaruhi tekanan darah
pada pasien hipertensi rawat jalan di sehingga tekanan darah dapat terkontrol.
Bandung menunjukkan penurunan tekanan
sistolik 10,28 mmHg dan diastolik 3,49 Kandungan kalsium yang terdapat dalam
mmHg dengan melakukan intervensi tomat memang tidak terlalu dominan tetapi
menggunakan jus tomat yang terbuat dari kalsium mampu berfungsi sebagai pengatur
150 gram buah tomat dan 5 gram gula pasir ritme jantung agar lebih teratur. Kalsium
dengan lama intervensi 2 hari berturut-turut. dapat menjaga keseimbangan natrium dan
kalium dalam darah, selain itu kalsium
Hasil penelitian INTERSALT telah membantu meluruhkan plak yang menempel
teridentifikasi adanya hubungan terbalik pada pembuluh darah. Oleh sebab itu maka
antara tekanan darah dan asupan kalium kalium yang tinggi dalam tomat beserta
melalui makanan (Kartz D, 2011). Penelitian kalsium merupakan komponen penting dalam
tersebut menunjukkan bahwa dengan
409 | Nurul Magfira, Hariza Adnani ./ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.2 (2021) 404-410

menurunkan tekanan darah, terutama untuk DAFTAR PUSTAKA


menurunkan tekanan darah sistolik. Di Ahmad, N. R. 2011. Cara Mudah Mencegah,
samping kalium dan kalsium yang diduga Mengobati Asam Urat dan Hipertensi.
memberikan efek penurunan tekanan darah Bogor: Dinamika Medika.
ada satu zat yang mendukung kerja ACE
inhibitor yakni kandungan flavonoid dalam Anonim. 2007. Hipertensi. Jakarta : PT.
tomat. Gramedia Pustaka Utama
Dari hasil penelitian dapat dibandingkan Brunner & Suddart. 2012. Buku Ajar
pada kelompok kontrol tekanan darah Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
kategori tinggi sebanyak 16 responden EGC.
(88,89%) sedangkan pada kelompok Dinkes, Jateng. 2013. Profil Kesehatan
eksperimen hanya 2 responden (11,11%), Provinsi Jawa Tengah. Semarang:
pada kelompok kontrol kategori sedang Dinkes Jateng.
sebanyak 2 responden (33,33%) sedangkan
pada kelompok eksperimen 4 responden Gregor, Mac. 2011. Clinical review.
(66,67%), dan pada kelompok kontrol fortnightly review. beneficial effects of
kategori rendah sebanyak 1 responden potassium. BMJ. 2011
(7,14%) sedangkan pada kelompok September:323 :497-501
eksperimen 13 responden (92,86%). Gunawan. 2006. Pengaruh pemberian jus
Masih terdapatnya responden setelah belimbing dan jus tomat terhadap
diberikan jus tomat dengan tekanan darah perubahan tekanan darah sistolik dan
kategori tinggi sebanyak 2 responden diastolik pada penderita hipertensi di
(11,11%) hal ini disebabkan karena Puskesmas Tarogong dan RS Al- Islam
responden tidak mau mengurangi asupan Bandung dalam Prosiding Pertemuan
garam. Menurut Masjoer (2001) yang dikutip Ilmiah Nasional Dietetik II. Jawa Barat.
Danang (2008) mengatakan bahwa penderita Bandung : Asosiasi Dietisien Indonesia;
hipertensi sebaiknya mengurangi asupan 2011. hal.405-11
natrium <100. Gunawan. 2008. Effects of tomato juices
Pemberian jus tomat terbukti efektif dan consumption on plasma lycopene levels
berpengaruh terhadap tekanan darah pada of male light smokers. Ind J
penderita hipertensi di Puskesmas Purwosari Med.13:146-150.
Kudus. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji Katz D. 2011. Nutrition in clinical practice a
analisis yang telah dilakukan menggunakan comprehensive, evidence-based manual
uji Wilcoxon didapatkan nilai significancy p for the practitioner. Lippincott Williams
(0,003) < 0,05. Dengan demikian dapat & Wilkins. Philadelphia: A Wolters
disimpulkan adanya pengaruh pemberian jus Kluwer Company.
tomat terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi di Puskesmas Purwosari Kudus. Muchtadi. 2011. Karbohidrat Pangan dan
Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
KESIMPULAN
Tekanan darah kelompok kontrol sebagian Stamler, J. 2008. Dlam Pengendalian
besar adalah kategori tinggi yaitu sebanyak Hipertensi Laporan Komisi Pakar WHO.
16 responden (88,89%). Penerjemah: Padmawinata K. Bandung :
ITB dan Organisasi Kesehatan Sedunia;
Tekanan darah kelompok eksperimen 2008.hal.27-55
sebagian besar adalah kategori rendah yaitu
sebanyak 13 responden (92,86%). Stanley, M. 2007. Buku Ajar Keperawatan
Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Adanya pengaruh pemberian jus tomat
terhadap tekanan darah pada penderita Survey Kesehatan Rumah Tangga. 2007.
hipertensi di Puskesmas Purwosari Kudus (p Badan Penelitian dan Pengembangan
= 0,003; α = 0,05) Kesehatan. Jakarta: Depkes Republik
Indonesia ;Maret 2007.
Noor Cholifah, Dewi Hartinah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.2 (2021) 404-410 | 410

Svetkey LP. 2010. Lowering blood pressure


using a dietary pattern: A Review of the
Dietary Approaches to Stop
Hypertension (DASH) Trial. J Clin
Hypertensi 2010;2(6):387-91
Vita, Health. 2008. Hipertensi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Widjadja. 2009. Hipertensi dan Stroke.
Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta:
Jaring Pena

Anda mungkin juga menyukai