Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL

Efektifitas Rebusan Daun Seledri Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada


Lansia Penderita Hipertensi

Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas Individu

Dosen pengampuh : Junaedi Yunding, S.Kep, Ns, M.Kep

Irfan S,Kep.Ns,M.Kep

Mata kuliah : Metodologi Penelitian

Oleh:

Masita (B0219354)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

PERIODE 2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140


mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat
tenang (Kemenkes RI, 2016). Hipertensi merupakan masalah kesehatan di
dunia karena menjadi faktor risiko utama dari penyakit kardiovaskular.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari
jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara
terus–menerus lebih dari suatu periode (Carvalho,2013).

Hipertensi memang dapat dikatakan sebagai pembunuh diam-diam


atau the silent killer. Hipertensi umumnya terjadi tanpa gejala (asimptomatis).
Sebagian besar orang tidak merasakan apa pun, meski tekanan darahnya sudah
jauh di atas normal. Hal ini dapat berlansung bertahun–tahun sampai akhirnya
penderita (yang tidak merasa menderita) jatuh ke dalam kondisi darurat dan
terkena penyakit jantung, stroke, atau kerusakan ginjal.

Hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti


merokok, obesitas, aktivitas fisik, dan stres psikososial. Hipertensi terjadi
berkaitan dengan beragam faktor risiko, baik yang tidak dapat diubah maupun
dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi genetik, keadaan
gizi, dan umur. Faktor risiko yang dapat diubah adalah kegemukan, diet, dan
aktifitas fisik/olahraga. Di lain pihak kegemukan disebabkan oleh konsumsi
makanan berlebih dan aktivitas fisik olahraga kurang (Muhammadun, 2016).

Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang


berusia diatas 20 tahun menderita Hipertensi telah mencapai angka hingga
74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui
penyebabnya (Kemenkes RI, 2017). Di Indonesia Hipertensi merupakan
penyakit dengan peringkat pertama setiap tahunnya diperkirakan sekitar 80%
kenaikan kasus Hipertensi terutama terjadi di negara berkembang pada tahun
2025, dari jumlah 639 juta kasus di tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan
meningkat menjadi 1,15 miliar kasus di tahun 2025 (Ardiansyah, 2016, WHO,
2021)

Pengobatan hipertensi bisa dilakukan secara farmakologi dan


nonfarmakologi. Penatalaksanaan farmakologi adalah pengobatan yang
menggunakan obat-obatan modern atau obat antihipertensi. Badan kesehatan
dunia (WHO) memperkirakan bahwa 80% penduduk dunia masih
menggantungkan dirinya pada pengobatan tradisional termasuk penggunaan
obat yang berasal dari tanaman (Gusmira, 2012). Upaya untuk meningkatkan
pengobatan secara nonfarmakologis tidak lepas dari profesi keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan dengan cara memberikan pendidikan
kesehatan dengan terapi nonfarmakologi atau menggunakan obat–obat
tradisional untuk tujuan untuk promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
(Notoadmojo, 2011).

Cara pengobatan di dunia mulai beralih dari obat kimia ke obat


tradisional (herbal). Peralihan ini terjadi bukan tanpa alasan. Pada saat ini,
orang semakin sadar ketika akan berobat bukan hanya masalah kesembuhan
yang utamakan, tetapi juga keamanan dari obat yang digunakan. Obat dari
alam dipercaya mampu mengatasi berbagai penyakit. Namun, hal lebih
penting dari obat alam adalah tingkat keamanannya relatif tinggi. Jenis
tanaman dari alam yang bisa digunakan untuk mengatasi hipertensi adalah
daun sambilato, dan salam, daun dewa, pagagan, tempuyung, sambung nyawa,
seledri, tapak darah, dan wortel (Yuliarti, 2006).

Menurut Wibowo, (2019), dijelaskan bahwa upaya yang dilakukan


untuk penanggulangan Hipertensi diantaranya farmakologi dan
nonfarmakologi. Pengunaan terapi farmakologi dapat menuruntkan mobilitas
dan mortalitas, serta menurunkan risiko untuk terjadinya komplikasi pada
pasien Hipertensi. Dalam laporannya, menjelaskan bahwa penggunaan
tersebut dapat menimbulkan efek samping, efek ketergantungan, tingginya
biaya dan masalah lainnya yang semakin memperberat pasien Hipertensi .

Penatalaksanaan Hipertensi dengan terapi nonfarmakologi diantaranya


diet rendah garam, olahraga yang teratur, mengurangi konsumsi alkohol,
mengurangi komsumsi rokok, dan pengobatan komplementer-alternatif yang
salah satunya adalah terapi herbal walau penggunaannya lama, tapi efek
sampingnya relatif kecil jika digunakan secara tepat, sehingga
menjadi pilihan masyarakat untuk mengatasi Hipertensi. Beberapa herbal
yang telah melalui penelitian dan terbukti menurunkan tekanan darah tinggi
diantaranya adalah seledri, belimbing manis, mentimun, bunga rosella, kumis
kucing, daun dewa, lidah buaya, tempuyung, sambilato dan brotowali
(Soeryoko, 2015, Watanabe dan Yoshihiko. 2016).

Salah satu obat untuk menurunkan tekanan darah adalah seledri.


Seledri yang sering kita konsumsi tiap hari ini ternyata mengandung
flavanoid, saponin, tanin, apigenin, magnesium, pthalides, apigenin kalium
dan asparagin. dan minyak asiri yang berkhasiat sebagai tonik yang dapat
memacu enzim pencernaan, menurunkan tekanan darah, menghentikan
perdarahan, memperbaiki fungsi hormon yang terganggu, dan membersihkan
darah. Senyawa apigenin memiliki kemampuan antara lain sebagai
antiperadangan, antibakteri, dan untuk mengatasi permasalahan lambung
(Seafast Center,2012).

Dalam hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi , beberapa


kandungan seledri yang berperan penting menurunkan tekanan darah, antara
lain magnesium, pthalides, apigenin kalium dan asparagin. Magnesium dan
pthalides berperan melenturkan pembuluh darah. Apegenin berfungsi untuk
mencegah penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah
tinggi. Kalium dan asparagin bersifat diuretik, yaitu memperbanyak air seni
sehingga volume darah berkurang (Soeryoko, 2015).

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat


diangkat oleh penulis adalah bagaimana pengaruh daun seledri terhadap
penurunan tekanan darah?.

C. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui efektivitas daun seledri dalam menurunkan tekanan
darah
b. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui tekanan darah sebelum diberikan rebusan daun
seledri
2. Untuk mengetahui tekanan darah sesudah diberikan rebusan daun
seledri
3. Untuk mengidentifikasi apakah daun seledri dapat menurunkan
tekanan darah

D. Manfaat penelitian
1. Bagi instansi penelitian
Bila diketahui adanya pengaruh rebusan seledri terhadap penurunan
tekanan darah pasien Pra hipertensi maka dapat sebagai masukan dan
informasi bagi instansi penelitian terutama perawat sehingga dapat
meningkatkan peran mandiri perawat dalam upaya promotif dan
preventif terhadap pasien pra hipertensi dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyrakat

2. Bagi Institusi pendidikan


Bila diketahui adanya pengaruh rebusan seledri terhadap penurunan
tekanan darah pasien pra hipertensi dapat menjadi pengembangan
keilmuan.

3. Bagi penderita hipertensi


Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memilih
pengobatan alternatif yang tepat dan praktis dalam menurunkan tekanan
darah yaitu dengan mengkonsumsi rebusan seledri.

Anda mungkin juga menyukai