Anda di halaman 1dari 8

Jenis – Jenis Pengetahuan

Terutama di subjek Manajemen Pengetahuan, ada dua jenis utama dari pengetahuan bila dilihat dari
subjek ketegasan:

Pada umumnya pengetahuan dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya:

Pengetahuan langsung (immediate)

Pengetahuan immediate adalah pengetahuan langsung yang hadir dalam jiwa tanpa melalui proses
penafsiran dan pikiran. Kaum realis (penganut paham Realisme) mendefinisikan pengetahuan seperti
itu. Umumnya dibayangkan bahwa kita mengetahui sesuatu itu sebagaimana adanya, khususnya
perasaan ini berkaitan dengan realitas-realitas yang telah dikenal sebelumnya seperti pengetahuan
tentang pohon, rumah, binatang, dan beberapa individu manusia.

Namun, apakah perasaan ini juga berlaku pada realitas-realitas yang sama sekali belum pernah dikenal
dimana untuk sekali meilhat kita langsung mengenalnya sebagaimana hakikatnya?. Apabila kita sedikit
mencermatinya, maka akan nampak dengan jelas bahwa hal itu tidaklah demikian adanya.

Pengetahuan tak langsung (mediated)

Pengetahuan mediated adalah hasil dari pengaruh interpretasi dan proses berpikir sertapengalaman-
pengalaman yang lalu. Apa yang kita ketahui dari benda-benda ekstenrnal banyak berhubungan dengan
penafsiran dan pencerapan pikiran kita.

Pengetahuan indrawi (perceptual)

Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui indra-indra lahiriah. Sebagai
contoh, kita menyaksikan satu pohon, batu, atau kursi, dan objek-objek ini yang masuk ke alam pikiran
melalui indra penglihatan akan membentuk pengetahuan kita. Tanpa diragukan bahwa hubungan kita
dengan alam eksternal melalui media indra-indra lahiriah ini, akan tetapi pikiran kita tidak seperti klise
foto dimana gambar-gambar dari apa yang diketahui lewat indra-indra tersimpan didalamnya.

Baca Juga : Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli


Pada pengetahuan indrawi terdapat beberapa faktor yang berpengaruh, seperti adanya cahaya yang
menerangi objek-objek eksternal, sehatnya anggota-angota indra badan (seperti mata, telinga, dan lain-
lain), dan pikiran yang mengubah benda-benda partikular menjadi konsepsi universal, serta faktor-faktor
sosial (seperti adat istiadat). Dengan faktor-faktor tersebut tidak bisa dikatakan bahwa pengetahuan
indrawi hanya akan dihasilkan melalui indra-indra lahiriah.

Pengetahuan konseptual (conceptual)

Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi. Pikiran manusia secara langsung
tidak dapat membentuk suatu konsepsi-konsepsi tentang objek-objek dan perkara-perkara eksternal
tanpa berhubungan dengan alam eksternal. Alam luar dan konsepsi saling berpengaruh satu dengan
lainnya dan pemisahan di antara keduanya merupakan aktivitas pikiran.

Pengetahuan partikular (particular)

Pengetahuan partikular berkaitan dengan satu individu, objek-objek tertentu, atau realitas-realitas
khusus. Misalnya ketika kita membicarakan satu kitab atau individu tertentu, maka hal ini berhubungan
dengan pengetahuan partikular itu sendiri.

Pengetahuan universal (universal)

Pengetahuan yang meliputi keseluruhan yang ada, seluruh hidup manusian misalnya; agama dan filsafat.

Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya :

Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan kode etik dari seseorang atau sekelompok orang bisnis
yang matang dan juga melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas kita dapat kerucutkan visi
pendidikan yang mendidik manusia.

Media
Media yang secara khusus dirancang untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari
media massa adalah televisi, radio, surat kabar, dan majalah.

Informasi

Definisi informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah “”that of which one is apprised or told:
intelligence, news”. Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui,
namun ada juga yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan.

Selain informasi jangka juga memiliki arti lain seperti yang didefinisikan oleh tagihan teknologi informasi
yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,
memanipulasi, mempublikasikan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu.

Sementara informasi itu sendiri meliputi data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, basis data.
Perbedaan besar dalam definisi informasi karena pada dasarnya informasi tidak dapat diuraikan
(intangible), sedangkan informasi yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data
dan pengamatan dari dunia di sekitar kita dan diteruskan melalui komunikasi.

Baca juga : Pengertian Tata Kelola Teknik Informatika Dan Tujuan Utamanya

Syarat-Syarat Ilmu Pengetahuan

Syarat-Syarat-Ilmu-Pengetahuan

Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa
penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah
sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.

Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya,
tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena
masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif
berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya
penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara
tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang
berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya
merujuk pada metode ilmiah.

Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan
terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti
secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang
ketiga.

Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat
tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang
keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya
berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk
mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

Pandangan ini sejalan dengan pandangan Parsudi Suparlan yang menyatakan bahwa Metode Ilmiah
adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Selanjutnya dinyatakan bahwa
penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada metode ilmiah. Sedangkan penelitian ilmiah
harus dilakukan secara sistematik dan objektif (Suparlan P., 1994). Penelitian ilmiah sebagai pelaksanaan
metode ilmiah harus sestematik dan objektif, sedang metode ilmiah merupakan suatu kerangka bagi
terciptanya ilmu pengetahuan ilmiah. Maka jelaslah bahwa ilmu pengetahuan juga mempersyaratkan
sistematik dan objektif.

Sebuah teori pada dasarnya merupakan bagian utama dari metode ilmiah. Suatu kerangka teori
menyajikan cara-cara mengorganisasikan dan menginterpretasi-kan hasil-hasil penelitian, dan
menghubungkannya dengan hasil-hasil penelitian yang dibuat sebelumnya. Jadi peranan metode ilmiah
adalah untuk menghubungkan penemuan-penemuan ilmiah dari waktu dan tempat yang berbeda. Ini
berarti peranan metode ilmiah melandasi corak pengetahuan ilmiah yang sifatnya akumulatif. Dari
uraian tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa proses terbentuknya ilmu pengetahuan ilmiah melalui
metode ilmiah yang dilakukan dengan penelitian-penelitian ilmiah.

Pembentukan ilmu pengetahuan ilmiah pada dasarnya merupakan bagian yang penting dari metode
ilmiah. Suatu ilmu pengetahuan ilmiah menyajikan cara-cara pengorganisasian dan penginterpretasian
hasil-hasil penelitian, dan menghubungkannya dengan hasil-hasil penelitian yang dibuat sebelumnya
oleh peneliti lain. Ini berarti bahwa ilmu pengetahuan ilmiah merupakan suatu proses akumulasi dari
pengetahuan. Di sini peranan metode ilmiah penting yaitu menghubungkan pengetahuan-pengetahuan
ilmiah dari waktu dan tempat yang berbeda.
Dalam ilmu-ilmu sosial prinsip objektivitas merupakan prinsip utama dalam metode ilmiahnya. Hal ini
disebabkan ilmu sosial berhubungan dengan kegiatan manusia sebagai mahluk sosial dan budaya
sehingga tidak terlepas adanya hubungan perasaan dan emosional antara peneliti dengan pelaku yang
diteliti.

Proses Terbentuknya Ilmu Pengetahuan

Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak,
melainkan terjadi secara bertahap, evolutif. Oleh karena untuk memahami sejarah perkembangan ilmu
mau tidak mau harus melakukan pembagian atau klasifikasi.

Secara periodik, karena setiap periode menampilkan ciri khas tertentu dalam perkembangan ilmu
pengetahuan. Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepadaperadaban Yunani.
Oleh karena itu periodisasi perkembangan ilmu disini dimulai dari peradaban Yunani dan diakhiri pada
zaman kontemporer.

Baca Juga : Tahapan, Tujuan Dan Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Zaman Pra Yunani Kuno.

Pada zaman ini ditandai oleh kemampuan :

Know how dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman.

Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind,
keterangan masih dihubungkan dengan kekuatan magis.

Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah menampakkan perkembangan
pemikiran manusia ke tingkat abstraksi.

Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang didasarkan atas sintesa terhadap hasil
abstraksi yang dilakukan.

Kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peristiwa-peristiwa sebelumnya yang pernah
terjadi. (Rizal Muntazir, 1996)
Zaman Yunani Kuno

Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki
kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya.Yunani pada masa itu dianggap sebagai
gudang ilmu dan filsafat, karena Bangsa Yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi.
Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude
(sikapmenerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang
senang menyelidiki sesuatu secara kritis).

Sikap belakangan inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis
inilah menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli-ahli pikir terkenal sepanjang masa. Beberapa filsuf
pada masa itu antara lain Thales,Phytagoras, Sokrates, Plato,Aristoteles.

Zaman Abad Pertengahan

Zaman Abad Pertengahan ditandai dengan tampilnya para theolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para
ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para theolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan
aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah Ancilla Theologia atau abdi
agama. Namun demikian harus diakui bahwa banyak juga temuan dalam bidang ilmu yang terjadi pada
masa ini.

Zaman Renaissance

Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dogma
agama. Renaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan Abad Pertengahan mulai berubah
menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan
pemikiran yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas
campur tangan ilahi. Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada Zaman
Renaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-
tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, Johannes Keppler, Galileo Galilei.

Zaman modern (17-19 M)

Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah.Perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman Renaissance. Seperti Rene
Descartes, tokoph yang terkenal sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes juga seorang ahli ilmu
pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti adalah sistem koordinat yang terdiri dari dua garis lurus X dan Y
dalam bidang datar. Isaac Newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles Darwin dengan teorinya
struggle for life (perjuangan untuk hidup). J.J Thompson dengan temuannya elektron.

Baca Juga : Pengertian, 6 Tujuan Dan Manfaat Presentasi Lengkap

Zaman kontemporer (Abad 20 dan seterusnya)

Fisikawan termashur abad keduapuluh adalah Albert Einstein. Ia menyatakan bahwa alam itu tak
berhingga besarnya dan tak terbatas, tetapi juga tak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari
waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini berarti bahwa alam semesta itu bersifat
kekal, atau dengan kata lain tidak mengakui adanya penciptaan alam.

Disamping teori mengenai fisika, teori alam semesta, dan lain-lain maka Zaman Kontemporer ini ditandai
dengan penemuan berbagai teknologi canggih. Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu
yang mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan komputer, berbagai satelit komunikasi,
internet, dan lain sebagainya. Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga terjadi
spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam.

Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah menurut The Liang Gie (1987) (dalam Surajiyo, 2010)
mempunyai lima ciri pokok antara lain:

Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.

Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai
hubungan ketergantungan dan teratur;

Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi;

Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya kedala bagian yang terperinci
untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu;

Verifikatif, dapat diperiksa kebenaranya oleh siapapun juga.

Adapun Van Melsen (1985) (dalam Surajiyo, 2010) mengemukakan ada delapan ciri yang menandai ilmu,
yaitu sebgai berikut:
Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara logis koheren. Itu
berarti adanya sistem dalam penelitian (metode) maupun harus (susunan logis).

Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung jawab ilmuwan.

Universal ilmu pengetahuan.

Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh object dan tidak didistorsi oleh prasangka-prasangka
subjektif.

Ilmu pengetahuan harus dapat di verifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena itu
ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan.

Progresivitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh, bila mengandung
pertanyaan baru dan menimbulkan problem baru lagi.

Kritis, artinya tidak ada teori yang definitif, setiap teori terbuka bagi suatu peninjauan kritis yang
memanfaatkan data-data baru.

Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori dengan praktis.

Anda mungkin juga menyukai