Anda di halaman 1dari 5

ILMU SEBAGAI AKTIVITAS PENELITIAN DAN METODE ILMIAH

Ilmu adalah sebagai aktivitas penelitian. Sudah kita ketahui bersama bahwa ilmu
mempunyai andil yang cukup besar dalam perkembangan kehidupan manusia pada umumnya.
Kita hidup membutuhkan ilmu, ilmu kita gunakan sebagai dasar dan acuan dalam menghadapi
segala sesuatu yang menyangkut kemajuan dan perkembangan manusia. Ilmu bersifat dinamis.
Ilmu dapat berubah seiring berkembangnya jaman. Ilmu dapat menyesuaikan beberapa hal yang
memerlukan pembaharuan.

Ilmu bersifat luas. Ilmu memiliki cakupan bidang yang sangat sistematis. Banyak yang dapat
kita pelajari melalui ilmu, seperti ilmu alam, ilmu teknologi, ilmu sosial, ilmu budaya dll. Masing-
masing cakupan ilmu memiliki karakter dan metode yang berbeda dalam penerapanya. Ilmu harus
diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan
akhirnya aktivitas metode itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis. ilmu dapat dipahami
dari 3 sudut, yakni ilmu dapat dihampiri dari arah aktivitas para ilmuwan atau dibahas mulai dari
segi metode atau dimengerti sebagai pengetahuan yang merupakan hasil yang sudah sistematis.
Pemahaman yang lengkap akan tercapai kalau ketiga segi itu diberi perhatian yang seimbang.

Dari hal tersebut kami mencoba untuk menelaah lebih jauh tentang aplikasi sebuah ilmu
dalam aktivitas penelitian.

Definisi Ilmu
Dari segi maknanya, pengertian ilmu sepanjang yang terbaca dalam pustaka menunjuk pada
sekurang-kurangnya tiga hal, yaitu pengetahuan, aktivitas, dan metode. Dalam hal yang pertama
dan ini yang terumum, ilmu senantiasa berarti pengetahuan . Di antara para filsuf dari berbagai
aliran terdapat pemahaman umum bahwa ilmu adalah sesuatu kumpulan yang sistematis dari
pengetahuan. Dalam kalangan ilmuwan sendiri umumnya juga ada kesepakatan bahwa ilmu terdiri
atas pengetahuan.

Ilmu menunjuk pertama-tama pada kumpulan-kumpulan yang disusun secara sistematis dari
pengetahuan yang dihimpun tentang alam semesta yang diperoleh melalui teknik-teknik
pengamatan yang obyektif. Dengan demikian, maka isi ilmu terdiri dari kumpulan-kumpulan
teratur dari data. Pengertian ilmu sebagai pengetahuan itu sesuai dengan asal-usul istilah Inggris
science yang berasal dari perkataan Latin scientia yang diturunkan dari kata scire yang artinya
mengetahui (to know). Tetapi pengetahuan sesungguhnya hanyalah hasil atau produk dari sesuatu
kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Dengan demikian, dapatlah dipahami bilamana ada makna
tambahan dari ilmu sebagai aktivitas atau suatu proses, yakni serangkaian aktivitas yang dilakukan
manusia. Oleh karena ilmu dapat dipandang sebagai suatu bentuk aktivitas manusia, maka dari
makna ini orang dapat melangkah lebih lanjut untuk sampai pada metode dari aktivitas itu.

Demikianlah makna ganda dari pengertian ilmu. Tetapi, pengertian ilmu sebagai
pengetahuan, aktivitas, atau metode itu bila ditinjau lebih mendalam sesungguhnya tidak saling
bertentangan. Bahkan sebaliknya, ketiga hal itu merupakan kesatuan logis yang mesti ada secara
berurutan. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan
dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang
sistematis. Ilmu dapat dipahami dari 3 sudut, yakni ilmu dapat dihampiri dari arah aktivitas para
ilmuwan atau dibahas mulai dari segi metode atau dimengerti sebagai pengetahuan yang
merupakan hasil yang sudah sistematis. Pemahaman yang lengkap akan tercapai kalau ketiga segi
itu diberi perhatian yang seimbang. Pemahaman yang tertib tentang ilmu akan menghasilkan tiga
ciri pokok yaitu sebagai rangkaian kegiatan manusia atau proses, sebagai tata tertib tindakan

1
pikiran atau prosedur, dan sebagai keseluruhan hasil yang dicapai atau produk. Berdasarkan ketiga
kategori proses, prosedur, dan produk yang semuanya bersifat dinamis ilmu dapat dipahami
sebagai aktivitas penelitian, metode kerja, dan hasil pengetahuan. Dengan demikian, pengertian
ilmu selengkapnya berarti aktivitas penelitian, metode ilmiah, dan pengetahuan sistematis. Ketiga
pengertian ilmu itu saling bertautan logis dan berpangkal pada satu kenyataan yang sama bahwa
ilmu hanya terdapat dalam masyarakat manusia.

Suatu penjelasan yang sistematis harus dimulai dengan segi pada manusia yang menjadi
pelaku dari fenomena yang disebut ilmu. Hanyalah manusia dalam hal ini ilmuwan yang memiliki
kemampuan rasional, melakukan aktivitas kognitif menyangkut pengetahuan, dan mendambakan
berbagai tujuan yang berkaitan dengan ilmu. Jadi, tepatlah bilamana pengertian ilmu pertama
dipahami dari seginya sebagai serangkaian aktivitas yang rasional, kognitif, dan bertujuan.
Sesuatu aktivitas hanya dapat mencapai mencapai tujuannya bilamana dilaksanakan dengan
metode yang tepat. Dengan demikian, penjelasan mengenai aktivitas para ilmuwan yang
merupakan penelitian akan beralih pada metode ilmiah yang dipergunakan.

Ilmu lalu mempunyai pengertian kedua sebagai metode. Dari rangkaian kegiatan studi atau
penyelidikan secara berulang-ulang dan harus dilaksanakan dengan tata cara yang metodis,
akhirnya dapat dibuahkan hasil berupa keterangan baru atau tambahan mengenai sesuatu hal.
Dengan demikian, pada pembahasan terakhir pengertian ilmu mempunyai arti sebagai
pengetahuan. kesimpulannya, ilmu merupakan rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan
kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan
kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau
keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan,
ataupun melakukan penerapan.

Peran Ilmu sebagai aktivitas penelitian


Ilmu mempunyai peran yang cukup besar dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh
seseorang dalam eksperimennya. Melalui ilmu seseorang dapat menyalurkan beberapa gagasan
yang dapat digabungkan dengan kehidupan di sekitarnya. Ilmu bersifat luas. Ilmu memiliki
cakupan bidang yang sangat sistematis. Banyak yang dapat kita pelajari melalui ilmu, seperti ilmu
alam, ilmu teknologi, ilmu sosial, ilmu budaya dll. Masing-masing cakupan ilmu memiliki
karakter dan metode yang berbeda dalam penerapanya.
Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan
metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metode itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis.
Ilmu secara nyata dan khas adalah suatu aktivitas manusiawi, yakni perbuatan melakukan sesuatu
yang dilakukan oleh manusia. Ilmu tidak hanya satu aktivitas tunggal saja, melainkan suatu
rangkaian aktivitas sehingga merupakan sebuah proses. Rangkaian aktivitas itu bersifat rasional,
kognitif, dan teologis. Aktivitas rasional berarti kegiatan yang mempergunakan kemampuan
pikiran untuk menalar yang berbeda dengan aktivitas berdasarkan perasaan atau naluri. Ilmu
menampakkan diri sebagai kegiatan penalaran logis dari pengamatan empiris.
Berpangkal pada hasrat kognitif dan kebutuhan intelektualnya, manusia melakukan
rangkaian pemikiran dan kegiatan rasional yang selanjutnya melahirkan ilmu. Menurut Bernard
Barber pemikiran rasional atau rasionalitas manusia merupakan sumber utama dari ilmu.
Dikatakannya bahwa „‟benih ilmu dalam masyarakat manusia terletak di dalam usaha manusia
yang tak henti-hentinya dan asli pembawaannya untuk memahami dan menguasai dunia tempat ia
hidup dengan menggunakan pemikiran dan aktivitas rasional‟‟. Ciri penentu yang kedua dari
kegiatan yang merupakan ilmu ialah sifat kognitif, bertalian dengan hal mengetahui dan
pengetahuan. Dijelaskannya lebih lanjut demikian: “Tujuan-tujuan terpenting ilmu bertalian
dengan apa yang telah dicirikan sebagai fungsi pengetahuan atau kognitif dari ilmu, dengan fungsi
itu ilmu memusatkan perhatian terkuat pada pemahaman kaidah-kaidah yang tak diketahui

2
sebelumnya dan baru atau pada penyempurnaan keadaan pengetahuan dewasa ini mengenai
kaidah-kaidah demikian itu”. Jadi pada dasarnya ilmu adalah proses yang bersifat kognitif,
bertalian dengan proses mengetahui dan pengetahuan. Proses kognitif adalah suatu rangkaian
aktivitas seperti pengenalan, pencerapan, pengkonsepsian, dan penalaran yang dengannya manusia
dapat mengetahui dan memperoleh pengetahuan akan suatu hal.
Ilmu selain merupakan sebuah proses yang bersifat rasional dan kognitif, juga bercorak
teologis, yakni mengarah pada tujuan tertentu karena para ilmuwan dalam melakukan aktivitas
ilmiah mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Ilmu melayani sesuatu tujuan tertentu yang
diinginkan oleh setiap ilmuwan. Dengan demikian, ilmu adalah aktivitas manusiawi yang
bertujuan. Tujuan ilmu itu dapat bermacam-macam sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
masing-masing ilmuwan. Rangkaian aktivitas pemikiran yang rasional dan kognitif untuk
menghasilkan pengetahuan, mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan
penjelasan, dan melakukan peramalan, pengendalian, atau penerapan itu dilaksanakan oleh
seseorang yang digolongkan sebagai ilmuwan. Setiap ilmuwan sejati bertugas melakukan
penelitian dan mengembangkan ilmu. Hal ini ditegaskan dalam The International Encyclopedia of
Higher Education yang mendefinisikan ilmuwan sebagai seseorang yang melakukan penelitian
ilmiah dan penelitian ilmiah diartikan sebagai penelitian yang dilaksanakan untuk memajukan
pengetahuan. Ilmu sebagai aktivitas penelitian merupakan bagian dari kesatuan proses ilmiah yang
dialami manusia. rangkaian aktivitas tersebut bersifat rasional, kognitif, dan teologi.
Aktivitas rasional berarti aktivitas yang mengaktifkan daya pikir / penalaran logis dari
kemampuan berpikir manusia. Sedangkan aktivitas kognitif ini berpusat pada konsep-konsep
pengetahuan yang belum pernah dialami oleh manusia. Proses kognitif adalah suatu rangkaian
aktivitas seperti pengenalan, penerapan, pengkonsepsian, dan penalaran yang dengannya manusia
dapat mengetahui dan memperoleh pengetahuan akan suatu hal dan ilmu sebagai aktivitas teologis
berarti ilmu ada sebagai perwujudan dari tujuan-tujuan tertentu. Yang mana para tokoh mencari
ilmu untuk meraih tujuan-tujuan mereka.

Tahap – tahap penelitian


Penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif
dilaksanakan dengan tahapan-tahapan berikut :
a. Tahap orientasi.
Dalam tahap ini, peneliti akan mengumpulkan data secara umum. Orientasi bertujuan untuk
mengetahui pemetaan masalah yang akan diteliti sehingga jelas dan terarah. Hal ini dilakukan
dengan wawancara dan observasi secara umum dan terbuka untuk memperoleh informasi yang
luas tentang objek penelitian.
b. Tahap eksplorasi.
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang lebih spesifik. Observasi dilakukan
pada hal-hal yang berhubungan dengan fokus penelitian. Wawancara dilakukan lebih terstruktur
dengan mendalam sehingga informasi mendalam dan bermakna bisa diperoleh. Oleh karena itu,
diperlukan informasi yang berkepentingan dan mempunyai pengetahuan yang cukup banyak
tentang masalah penelitian itu sendiri. Demikian pula, sampel-sampel kualitatif cenderung lebih
menjadi purpose daripada acak. Sampel-sampel dalam kajian kualitatif dapat berubah. Seorang
informan mengamati suatu kelompok partisipasi yang berbeda, memahami suatu kebudayaan, dan
menangkap beberapa segi yang harus diselidiki dan dikaji secara individu (Mathcwe, 1992:47).
c. Tahap membercheck.
Dalam kegiatan wawancara dan pengamatan, data yang terkumpul dicatat dan dibuat dalam
bentuk laporan. Hasilnya dikemukakan untuk dicek kebenarannya. Maksudnya setelah seluruh
data yang diinginkan berhasil dikumpulkan, kemudian dilakukan pengecekan dengan benar untuk
mencapai keabsahan serta relevansi data dengan permasalahan yang diajukan sebelumnya. Agar
hasil penelitiannya sahih (benar), membercheck dilakukan setelah wawancara.

3
Ilmu sebagai metode ilmiah
Penelitian sebagai suatu rangkaian aktivitas mengandung prosedur tertentu, yakni
serangkaian cara dan langkah tertib yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian cara dan langkah ini
dalam dunia keilmuan disebut metode. Untuk menegaskan bidang keilmuan itu sering kali dipakai
istilah metode ilmiah (scientific method).
Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja,
tata langkah, dan cara teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau memperkembangkan
pengetahuan yang ada. Prosedur yang merupakan metode ilmiah meliputi pengamatan, percobaan,
analisis, deskripsi, penggolongan, pengukuran, perbandingan, dan survei. Oleh karena ilmu
merupakan suatu aktivitas kognitif yang harus mematuhi berbagai kaidah pemikiran yang logis,
maka metode ilmiah juga berkaitan sangat erat dengan logika. Dengan demikian, prosedur-
prosedur yang tergolong metode logis termasuk pula dalam ruang lingkup metode ilmiah. Ini
misalnya ialah deduksi, abstraksi, penalaran analogis, analisis logis. Selanjutnya, metode ilmiah
meliputi suatu rangkaian langkah yang tertib. Dalam kepustakaan metodologi ilmu tidak ada
kesatuan pendapat mengenai jumlah, bentuk, dan urutan langkah yang pasti. Sheldon J. Lachman
mengurai metode ilmiah menjadi 6 langkah yang berikut :
1. Perumusan pangkal-pangkal duga yang khusus atau pernyataan-pernyataan yang khusus untuk
penyelidikan.
2. Perancangan penyelidikan itu.
3. Pengumpulan data.
4. Penggolongan data.
5. Pengembangan generalisasi-generalisasi.
6. Pemeriksaan kebenaran terhadap hasil-hasil, yaitu terhadap data dan generalisasi.
George Abell merumuskan metode ilmiah sebagai suatu prosedur khusus dalam ilmu yang
mencakup 3 langkah berikut :
1. Pengamatan gejala-gejala atau hasil-hasil dari percobaan-percobaan.
2. Perumusan pangkal-pangkal duga yang melukiskan gejala-gejala ini, dan yang bersesuaian
dengan kumpulan pengetahuan yang ada.
3. Pengujian pangkal-pangkal duga ini dengan mencatat apakah mereka secara memadai
meramalkan dan melukiskan gejala-gejala baru atau hasil-hasil dari percobaan-percobaan yang
baru. Metode ilmiah lain dikemukakan oleh J. Eigelberner yang mencakup 5 langkah sebagai
berikut :
a) Analisis masalah untuk menetapkan apa yang dicari, dan penyusunan pangkal-pangkal
duga yang dapat dipakai untuk memberi bentuk dan arah pada telaah penelitian.
b) Pengumpulan fakta-fakta yang bersangkutan.
c) Penggolongan dan pengaturan data agar supaya menemukan kesamaan-kesamaan, urutan-
urutan, dan hubungan-hubungan yang ada.
d) Perumusan kesimpulan-kesimpulan dengan memakai proses-proses penyimpulan yang
logis dan penalaran.
e) Pengujian dan pemeriksaan kebenaran kesimpulan-kesimpulan itu.
Walaupun pendapat para ahli mengenai metode ilmiah dirumuskan secara berbeda-beda, ada
4 – 5 langkah yang merupakan pola umum yang senantiasa dilaksanakan dalam penelitian.
Langkah-langkah baku itu ialah penentuan masalah, perumusan hipotesis atau pangkal duga bila
dianggap perlu, pengumpulan data, penurunan kesimpulan, dan pengujian atau verifikasi hasil.
Tata langkah tersebut di muka melibatkan berbagai konsep dalam metode ilmiah. Konsep
adalah ide umum yang mewakili sesuatu himpunan hal yang biasanya dibedakan dari pencerapan
atau persepsi mengenai suatu hal khusus satu per satu. Konsep merupakan alat yang penting untuk
pemikiran utama dalam penelitian ilmiah. Pengertian metode tidak pula sama dengan teknik.
Metode ilmiah adalah berbagai prosedur yang mewujudkan pola-pola dan tata langkah dalam
pelaksanaan sesuatu penelitian ilmiah. Pola dan tata langkah prosedural itu dilaksanakan dengan
cara-cara operasional dan teknis yang lebih terinci. Cara-cara itulah yang mewujudkan teknik.

4
Jadi, teknik adalah sesuatu cara operasional teknis yang sering kali bercorak rutin, mekanis, atau
spesialistis untuk memperoleh dan menangani data dalam penelitian. Dari hal-hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa, kegiatan penelaahan atau proses penelitian yang merupakan ilmu itu
mengandung prosedur, yakni serangkaian cara dan langkah tertentu yang mewujudkan pola tetap.
Rangkaian cara dan langkah ini dalam istilah dunia keilmuan dikenal sebagai metode atau
sering disebut metode ilmiah. Metode merupakan ciri penentu yang kedua dan dengan demikian
ilmu dapat pula dibahas, dipahami, dan dijelaskan sebagai metode.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kita ambil dalam pembahasan kita kali ini. Di antaranya kita
mengetahui definisi ilmu, peran ilmu dalam berbagai aktivitas. Ilmu dimulai sebagai serangkaian
aktivitas budi manusia yang intelektual dan berakhir sebagai sekelompok pengetahuan sistematis
yang mempunyai berbagai ciri. Ilmu menunjukkan kumpulan-kumpulan yang disusun secara
sistematis dari pengetahuan yang dihimpun tentang alam semesta yang melulu diperoleh melalui
teknik-teknik pengamatan yang obyektif . Dengan demikian, pengertian ilmu dapat ditinjau dari 3
sudut, yaitu sebagai aktivitas, pengetahuan dan metode. . Ilmu tidak hanya satu aktivitas tunggal
saja, melainkan suatu rangkaian aktivitas sehingga merupakan sebuah proses. Rangkaian aktivitas
itu bersifat rasional, kognitif, dan teologis. Kesimpulan dari pembahasan ilmu sebagai aktivitas
penelitian, metode ilmiah, dan pengetahuan sistematis adalah :
1. Dilihat dari segi hasil kegiatan, ilmu merupakan sekelompok pengetahuan mengenai sesuatu
pokok soal dengan titik pusat minat pada segi atau permasalahan tertentu sehingga merupakan
berbagai konsep.
2. Pengetahuan ilmiah itu mempunyai 5 ciri pokok, yaitu empiris, sistematis, obyektif, analitis,
dan verifikatif.
3. Dengan demikian, ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan
berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan
pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau
keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan
penjelasan, ataupun melakukan penerapan.

DAFTAR PUSTAKA

http://adilesmana.wordpress.com/2010/10/15/ilmu-sebagai-aktivitas-penelitian-metode-ilmiah-
dan-pengetahuan-sistematis/
http://www.bisosial.com/2012/05/peran-metode-ilmiah-dalam-pengembangan.html
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2012/05/30/ilmu-sebagai-aktivitas-penelitian-dan-metode-
ilmiah/

Oleh:
1. DWI ESTU MARDIKO PUTRI
2. EVI NUR KHOLIS
3. NURUL HASNAH
4. PETING INDAH TRI PAMUKTI
5. WIWIT SUSANTI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen pengampu Afid
Burhanuddin, M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai