Anda di halaman 1dari 4

JOKI TUGAS WAHYUDI

1. Sejarah ilmu pengetahuan dan landasan penelaah ilmu

2. pengertian tuntutan hak dan jenis jenis tuntutan hak

Perlu kita ketahui bersama Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan
apa yang sekarang kita sebut sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita
mengenal ilmu pengetahuan baik ilmu kedokteran, fisika, matematika, politik,
budaya, bahasa, sastra dan lain sebagainya, umat manusia lebih dulu memikirkan
dengan bertanya tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat. Dan jawaban
dari pertanyaann itulah yang nanti akan disebut sebagai sebuah jawaban yang
bersifat filsafat. Ilmu pengetahuan yang diyakini sebagai sebuah kebenaran
tentunya memiliki berbagai filosofis yang melatarbelakanginya. Namun bagi
siapapun yang berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan yang sudah spesifik
tentunya tidak terlalu memikirkan bagaimana ilmu pengetahuan tersebut secara
tinjauan filsafatnya. Hal tersebut tentunya akan membuat siapapun yang meyakini
kebenaran setiap ilmu pengetahuan akan kehilangan makna akan ilmu
pengetahuan tersebut. Kehilangan makna akan ilmu pengetahuan berarti akan
kehilangan nilai, arah serta tujuan dari ilmu pengetahuan tersebut diciptakan.

Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan
pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi
manusia. Bagian filsafat yang paling mulia adalah filsafat pertama, yaitu
pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran.
Dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang
sama, menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan
latar belakang budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun.
Filsafat yang kita pelajari pada zaman ini telah menjalani atau melewati berbagai
zaman. Antara lain zaman Kuno, zaman Yunani, zaman pertengahan, zaman
renaissance, zaman modern dan zaman kontemporer. Dari beberapa zaman yang
dilewati oleh filsafat, dapat diketahui bahwa filsafat ada sejak manusia ada, dan
filsafat akan tetap ada jika manusia ada.
Beda halnya dengan landasan penelaah ilmu, penelaah ilmu merupakan suatu
pembelajaran filsafat yang menekankan pada tiga cabang ilmu sebagai
pelopor/penelaah, Filsafat merupakan sikap atau pandangan hidup dan sebuah
bidang terapan untuk membantu individu untuk mengevaluasi keberadaannya
dengan cara yang lebih memuaskan. Filsafat membawa kita kepada pemahaman
dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang telah layak, filsafat perlu
pemahaman bagi seseorang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan karena ia
menentukan pikiran dan pengarahan tindakan seseorang untuk mencapai tujuan.
Filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada baik
bersifat abstrak ataupun riil meliputi Tuhan, manusia dan alam semesta. Sehingga
untuk faham betul semua masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-
pemetaan dan mungkin kita hanya bisa menguasai sebagian dari luasnya ruang
lingkup filsafat.

Penelaah ilmu mencakupi tiga cabang ilmu Ketiga teori di ini sebenarnya sama-
sama membahas tentang hakikat, hanya saja berangkat dari hal yang berbeda dan
tujuan yang beda pula. Epistemologi sebagai teori pengetahuan membahas tentang
bagaimana mendapat pengetahuan, bagaimana kita bisa tahu dan dapat
membedakan dengan yang lain. Ontologi membahas tentang apa objek yang kita
kaji, bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya pikir.
Sedangkan aksiologi sebagai teori nilai membahas tentang pengetahuan kita akan
pengetahuan di atas, klasifikasi, tujuan dan perkembangannya.

Pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah tahapan atau bagian dari pengetahuan.
Sehingga dapat dipahami bahwa pengetahuan berbeda dengan ilmu. Lebih
tepatnya ilmu adalah bagian dari pengetahuan. Kata ilmu merupakan terjemahan
dari kata “science”, yang secara etimologis berasal dari kata latin “scinre”,
artinya “to know”. Namun, pengertian science ini sering salah diartikan, dan
direduksi berkaitan dengan ilmu alam semata padahal tidak demikian. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Pendapat lain menerangkan bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang
mengembangkan dan melaksanakan aturan-aturan mainnya dengan penuh
tanggung jawab dan kesungguhannya. Melalui pendapat tersebut dipahami bahwa
ilmu merupakan pengembangan dari pengetahuan yang memiliki aturan tertentu
dan dapat diuji kebenarannya karena berkaitan dengan penafsiran suatu hal yang
pada umumnya, berlaku secara umum.

“Science is the system of man’s knowledge on nature, society and thought. It


reflect the world in concepts, categories and law, the correctness and truth of
which are verified by practical experience” Demikian pernyataan Afanasyef
seorang ahli pikir Marxist berkebangsaan Rusia. Melalui penjabaran yang telah
dikemukakan maka dapatlah dipahami bahwa ilmu pengetahuan adalah kumpulan
pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (obyek/ lapangan), yang merupakan
kesatuan yang sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebab hal atau kejadian itu.

Rasa ingin tahu yang ada pada manusia menjadikan manusia memiliki
pengetahuan. Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa
inggris yaitu knowledge. Sedangkan secara terminologi dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui; segala
sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Dalam penjelasan
lain, pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Melalui
dua pengertian di atas, dapatlah dipahami secara sederhana bahwa pengetahuan
merupakan segala sesuatu yang manusia ketahui sebagai hasil dari proses mencari
tahu.3 Pengetahuan menjadi sebuah hal yang luar biasa dalam peradaban manusia,
karena melalui pengetahuanlah aspek-aspek dalam peradaban manusia
berkembang yang kemudian seluruhnya dapat dibedakan berdasarkan ontologi,
epistemologi dan aksiologinya.

Berdasarkan tahapan pengetahuan yang telah dikembangkan oleh August


Comte, dapatlah dipahami bahwa pengetahuan manusia pada mulanya
didasari dengan suatu sikap pasif terhadap alam semesta. Sehingga yang
muncul adalah kepatuhan terhadap alam semesta dengan cara memujanya
agar kebaikan, kebaikanlah yang didapatkan dari alam. Hal ini dapat
diketahui melalui adat-istiadat beberapa masyarakat kita yang masih
mengadakan ritual tertentu sebagai bentuk penghormatan terhadap alam.
Secara sederhana masyarakat memandang lingkungan sekitarnya penuh
dengan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan, maka sistem
pengetahuannya menyatakan bahwa semua itu adalah karunia sesuatu yang
tidak tampak. Akhirnya kekompleksitasan yang ada pada alam semesta
menjadikan manusia pada zaman dahulu mencoba menafsirkan alam
semesta
Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan, maka ilmu menunjukan
perkembangan pengetahuan manusia yang telah tersusun secara lebih
terstruktur dan dapat diuji kebenarannya oleh semua orang. Pada akhirnya
alam semesta dapat diterjemahkan oleh manusia menggunakan cara-cara
yang lebih sesuai dengan dinamika alam apa adanya. Berdasarkan kajian-
kajian yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa ilmu sebagai bagian dari
pengetahuan memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari pengetahuan
lain, yaitu: logis, sistematis, universal dan empiris. Logis menunjukan
bahwa ilmu dapat dijangkau dan diterima oleh nalar manusia. Karena
sifatnya dapat teramati oleh indera manusia atau dapat dijangkau oleh alat-
alat yang mampu membantu indera manusia dalam menafsirkan gejala
alam. Sistematis menunjukkan pada sebuah hal yang runut, memiliki
tahapantahapan yang jelas dalam memahaminya. Universal, bersifat
menyeluruh yang berarti ilmu pengetahuan berlaku secara umum.
Sedangkan empiris menunjukan bahwa semua orang dapat mengalami
ilmu pengetahuan itu atau dapat mengembangkan ilmu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai