NPM : 19630512
KELAS : 4D REG PAGI BJM
MATKUL : FILSAFAT
TUGAS : REVIEW BUKU ILMU DALAM PERSPEKTIF HAL 1-22
Buku yang berjudul “Ilmu dalam Perspektif: sebuah kumpulan karangan tentang hakikat
ilmu” oleh Jujun S. Suriasumantri ini membahas hakekat keilmuan secara mendalam.
Secara umum inti pembahasan dalam kumpulan karangan ini mencakup antara lain
peranan berpikir dalam peradaban manusia, hakekat ilmu, kelebihan dan kekuarangannya
kegunaan teori keilmuan. Juga dibahas peranan beberapa disiplin keilmuan seperti
matematika, logika, statistika, bahasa, dan juga peranan penelitian. Tidak ketinggalan pula
pembahasan mengenai hubungan antara etika dengan ilmu
Metode keilmuan
Ilmu merupakan gabungan cara-cara manusia sebelumnya dalam mencari
pengetahuan. Pada dasarnya ditinjau dari cara berpikir manusia terdapat dua pola pikir
dalam memperoleh pengetahuan yaitu :
1) Pola pikir rasional
Didasarkan kepada pemahaman rasionalisme dimana ide tentang kebenaran sudah
ada. Pikiran manusia dapat menegetahui ide tersebut namun tidak menciptakannya,
dan tidak pula mengajarinya lewat pengalaman. Sistem pengetahuan dibagun secara
koheran diatas landasan-landasan pernyataan yang sudah pasti. Namun darimanakah
kita akan mendapatkan kebenaran yang pasti jika hal itu terpisah dengan pengalaman
manusia?
2) Pola pikir empirisme
Berpikir rasional cenderung untuk percaya kepada kebenaran yang pasti menurut
masing-masing orang. Oleh karena itu munculah kaum empiris. Empiris
menganjurkan agar manusia kembali ke alam untuk mendapatkan pengetahuan.
Menurut mereka, pengetahuan tidak ada secara apriori di benak manusia, melainkan
harus diperoleh dari pengalaman indrawi.
Akan tetapi, ternyata pendekatan empiris ini tidak menjadikan lebih dekat pada
kebenaran. Sebab gejala yang terdapat dalam pengalaman kita baru mempunyai arti.
Fakta yang ada sebagai dirinya sendiri, tidaklah mampu memberi apa-apa. Pendekatan
rasional empiris membentuk dua kutub yang bertentangan. Seiring dengan waktu, lambat
laun kedua pihak ini menyadari kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Timbulah
gagasan untuk menggabungkan kedua pendekatan ini untuk menyusun metode yang
lebih dapat diandalkan dalam menemukan pengetahuan yang benar. Gabungan antara
pendekatan rasional dan empiris dinamakan metode keilmuan.
Berpikir secara keilmuan memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan ilmu
terletak pada pengetahuan yang tersusun secara logis dan sistematis serta telah teruji
kebenaranya. Faktor pengujian ini memberikan karakteristik yang unik kepada proses
kegiatan keilmauan. Karena dengan demikian khasanah teoritis ilmu harus selalu dinilai
bedasarkan pengujian empiris. Proses penilaian yang terus-menerus ini mengembangkan
suatu mekanisme yang bersifat memperbaiki diri suatu kesalahan teoris cepat atau
lambat akan diperbiki dengan adanya bolak-balik dari pengujian secara empiris.
Mekanisme ini dimungkinkan dengan adanya karakteristik ilmu yang lain yakni bersifat
terbuka dan tersurat (eksplisit). Sedangkan kekurangannya adalah banyak yang
menganggap ilmu sebagai pengetahuan yang dapat diandalkan karena proses
penemuannya yang sangat ketat. Namun kenyataan ini tidak boleh menutup mata kita
terhadap berbagai kerurangan ilmu. Kekurangan ini bersumber pada asumsi landasan
epistimologis ilmu, yang menyatakan bahwa kita mampu memperoleh kemampuan yang
bertumpu pada persepsi, ingatan, dan penalaran.