Anda di halaman 1dari 7

Nama: Herdin Ferdiansyah

NIM: 1860310222032

Kelas: IPII-2B

UAS FILSAFAT ILMU

SOAL

1. Ilmu secara ontologis berkaitan erat dengan relasi manusia dan alam (lingkungan). Jelaskan!
2. Apakah ilmu itu objektif atau subjektif? Bagaimana penjelasan aksiologi terkait subjektivitas
dan objektivitas ilmu? Jelaskan!
3. Disiplin keilmuan mempunyai corak epistemologi yang khas, Uraikan problem epistemologi
keilmuan Saudara.
4. Ilmu menurut Islam mensyaratkan keterjalinan erat antara Tuhan dan ilmu pengetahuan. Apa
implikasi keterjalinan tersebut bagi keilmuan khususnya keilmuan Saudara? Jelaskan.
5. Mengapa Islam memosisikan tauhid sebagai fondasi keilmuan?

JAWABAN

1. Ilmu secara ontologis berkaitan erat dengan relasi manusia dan alam (lingkungan).
Jelaskan!
Jika membahas tentang ilmu pengetahuan, maka ilmu pengetahuan merupakan salah
satu dari sekian banyak jenis ilmu yang ada. Ilmu sebagai bagian dari Pengetahuan berusaha
membahas objek kajian melalui bukti empiris, artinya sumber ilmu yang diperoleh adalah
hasil pengalaman yang diperoleh melalui serangkaian percobaan, tidak hanya bukti empiris
tetapi juga melalui penemuan atau penemuan. observasi Untuk menemukan kebenaran
pengetahuan dari seseorang. Yang paling penting adalah menemukan ilmunya, perlu metode
ilmiahnya.
Filsafat ada tidak hanya sebagai cara hidup dan berpikir, tetapi filsafat dilihat atau
dianggap sebagai ilmu. Filsafat ilmu merupakan landasan bagi rangkaian proses aktif untuk
memperoleh pengetahuan yang terbukti secara ilmiah. Dalam filsafat ilmu itu sendiri,
terdapat aspek-aspek mendasar dari pemikiran filosofis. Aspek filsafat ilmu dibagi menjadi
tiga aspek: ontologi, epistemologi dan teori nilai. Jika dipilah dari berbagai aspek, tentunya
dari sudut pandang ketiga aspek dasar pemikiran filosofis tersebut ada bagian-bagian
tertentu, namun sebenarnya ketiganya saling berkaitan sebagai satu kesatuan.
Ontologi merupakan pembahasan tentang hakikat pengetahuan yang “ada”, hakikat
objek pengetahuan, dan hakikat interaksi antara subjek dan objek pengetahuan. Setiap aspek
keberadaan yang dapat diverifikasi menggunakan pancaindra dicakup oleh ontologi ilmu.
Dengan kata lain, ilmu banyak berhubungan dengan bagaimana manusia dan alam
berinteraksi. Bidang pengetahuan itu meliputi studi tentang batu, makhluk, tumbuhan,
makhluk, manusia, dan benda-benda lain yang berhubungan dengan pengalaman. Ilmu juga
menyelidiki berbagai kejadian dan fenomena alam, yang sebagian besar bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Ilmu juga dapat disebut juga sebagai pengetahuan empiris karena
didasarkan pada item yang diteliti, dan tidak berlaku untuk hal-hal yang berada di luar
jangkauan manusia.
2. Apakah ilmu itu objektif atau subjektif? Bagaimana penjelasan aksiologi terkait
subjektivitas dan objektivitas ilmu? Jelaskan!
Aksiologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang arah atau nilai dalam
kehidupan. Aksiologi juga sering disebut dengan teori nilai karena aksiologi dapat
digunakan sebagai sarana untuk menempatkan manusia dalam upaya memperoleh jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang sangat mendasar. Berupa pertanyaan seperti bagaimana
seharusnya seseorang hidup dan bersikap? Kemudian teori nilai ini menghasilkan etika dan
estetika. Jadi aksiologi adalah ilmu yang bersangkutan dengan pertanyaan tentang nilai dan
kegunaan ilmu yang ada. Kemudian jika dilihat dari segi etika, apakah nilai dan
pemanfaatan ilmu memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas dan kepentingan
kesejahteraan manusia.
Dari pemahaman saya Ilmu itu bersifat objektif karena ilmu memerlukan syarat-
syarat ilmiah agar bisa disebut sebagai ilmu dan menjadi suatu ilmu, salah satunya adalah
objektivitas. Objek penelitian ilmiah harus mencari kebenaran dan dibuktikan secara
objektif. Hal ini karena ilmu harus memberikan suatu kepastian dari apa yang telah
dipelajarinya, tentunya dengan keyakinan yang tepat akan validitasnya. Aksiologi
merupakan ilmu yang berkaitan dengan teori nilai, atau ilmu yang mempelajari segala
sesuatu yang memiliki nilai atau memberikan manfaat. Nilai adalah fenomena, tetapi tidak
ada dalam ruang dan waktu. Selain itu, nilai juga bersifat logis dan dapat dipahami melalui
rasionalitas. Interpretasi aksiologis tentang subjektivitas sains berpandangan bahwa nilai-
nilai sains, seperti kebaikan, kebenaran, dan keindahan, tidak ada dalam dunia objektif yang
nyata, melainkan perasaan dan sikap pribadi, yang merupakan interpretasi dari realitas. Dan
objektivitas sains menunjukkan bahwa sains selalu dapat didukung oleh argumentasi yang
cermat dan rasional karena merupakan yang terbaik. Pengetahuan adalah elemen yang ada
dalam suatu objek, atau dalam realitas objektif.
3. Disiplin keilmuan mempunyai corak epistemologi yang khas, Uraikan problem
epistemologi keilmuan Saudara.
Disiplin keilmuan memiliki corak epistemologi yang khas yang mencakup beberapa
ciri utama. Berikut adalah beberapa ciri yang khas dari corak epistemologi dalam disiplin
keilmuan:
a. Metode Ilmiah: Cabang ilmu yang mendasarkan kajian dan perolehan informasinya
pada penerapan metode ilmiah. Metode ilmiah melibatkan pengumpulan data secara
sistematis, pengujian hipotesis, analisis data, dan penarikan kesimpulan berdasarkan
empiris. Strategi ini memastikan bahwa informasi yang dihasilkan oleh disiplin ilmu
didasarkan pada prosedur yang tidak memihak, terbuka, dan dapat direproduksi.
b. Objektivitas: Salah satu elemen kunci dari epistemologi disiplin ilmu adalah
objektivitas. Dalam melakukan penelitian dan interpretasi data, metode ilmiah
mengakui perlunya meminimalkan bias manusia dan penilaian subjektif. Menggunakan
instrumen dan prosedur yang tepat untuk mengukur, mengamati, atau mengumpulkan
data merupakan salah satu aspek objektivitas. Lainnya adalah penilaian hasil yang tidak
memihak.
c. Kebebasan dan Kritisisme: Disiplin keilmuan mendorong kebebasan berpikir dan
kritisisme terhadap pengetahuan yang ada. Para ilmuwan di dalamnya diberikan
kebebasan untuk mengembangkan hipotesis, menguji ide-ide baru, dan menantang
paradigma yang ada. Mereka juga diharapkan untuk secara kritis mengevaluasi
temuantemuan mereka sendiri dan karya-karya ilmiah lainnya. Kritisisme ini
memungkinkan revisi konsep dan teori yang ada berdasarkan bukti baru dan
pemahaman yang lebih baik.
Landasan yang luas untuk aspek epistemik dalam disiplin ilmu disediakan oleh karakteristik
yang signifikan ini. Menurut disiplin ilmunya masing-masing, setiap disiplin ilmu memiliki
karakteristik dan pendekatan yang unik.
Karena pengetahuan adalah sesuatu yang diperoleh melalui prosedur khusus yang
dikenal dengan metode ilmiah, maka epistemologi mengkaji segala sesuatu yang tampak
sebagai upaya untuk mempelajari sesuatu. Penggunaan metode ilmiah membedakan sains
dari teori-teori lainnya. Dengan kata lain, karena pengetahuan adalah komponen
pengetahuan, maka pengetahuan adalah informasi yang diperoleh melalui penerapan
prosedur ilmiah.
Ada dua objek dalam epistemologi ini objek formal dan benda material. Objek
formal epistemologi adalah hakikat pengetahuan, sedangkan objek materialnya adalah
pengetahuan itu sendiri. Untuk berusaha mengetahui dan memahami apapun, harus ada
subjek, yaitu kesadaran, dan objek, yaitu keadaan yang ditemui sebagai sesuatu yang ingin
Anda ketahui dan pahami. Pengetahuan Barat cenderung memiliki epistemologi yang lebih
ilmiah.
Intinya, epistemologi lebih terhubung dan lebih dekat dengan filsafat. Ada upaya
untuk memperoleh pengetahuan dan kemudian memajukannya dalam epistemologi. Selain
itu, telah ditetapkan bahwa masalah psikologis termasuk masalah epistemologis. Banyak
perspektif tentang keberadaan epistemologi (baik filosofis maupun psikologis) ini
tampaknya diperhitungkan ketika menentukan bahwa epistemologi, secara umum, adalah
topik yang rumit dan memecah belah.
Problem epistemologi ilmu terletak pada ilmu perpustakaan adalah Bagaimana
seseorang yang belajar tentang perpustakaan dapat memberikan inovasi dan saran untuk
kemajuan perpustakaan terbaru? Perpustakaan sering dianggap sebagai tempat yang
membosankan dengan staf yang tidak ramah. Kita, generasi sekarang yang hidup
berdampingan dengan teknologi, harus mempertimbangkan masalah ini karena ini adalah
masalah. Kami dapat menawarkan solusi untuk perpustakaan yang masih kesulitan
menemukan rak buku. Kami melakukannya dengan mengembangkan teknologi baru, seperti
menggunakan OPAC untuk mencari rak buku. Ini akan membuat segalanya lebih sederhana
dan mendorong orang untuk mengunjungi perpustakaan. Tentu saja, seiring kemajuan
teknologi ini, kita dapat menyimpulkan bahwa, jika digunakan dengan tepat, kemajuan
teknologi akan berdampak positif. Meskipun kemajuan teknologi mungkin tidak sering
menggantikan pekerjaan yang dilakukan oleh pustakawan, mereka adalah alat yang
digunakan orang untuk memfasilitasi pekerjaan mereka.
4. Ilmu menurut Islam mensyaratkan keterjalinan erat antara Tuhan dan ilmu
pengetahuan. Apa implikasi keterjalinan tersebut bagi keilmuan khususnya keilmuan
Saudara? Jelaskan.
Perspektif Islam berpendapat bahwa pengetahuan dan kebijaksanaan hanya dapat
mencapai kemutlakan dan kebenaran tertinggi melalui hubungan yang intim dengan Tuhan
Pencipta Alam. Keterkaitan ini mengandung arti pentingnya membuka diri dan memperluas
wawasan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang lebih komprehensif dan terpadu
dengan dasar-dasar kebenaran.
Ilmuwan Muslim percaya bahwa menggabungkan ide-ide Islam ke dalam
penyelidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan akan memajukan bidang pengetahuan
tersebut. Selain mendorong para ilmuwan untuk mencari kebenaran dengan menghormati
integritas dan kebenaran ilmiah, prinsip-prinsip ini juga membantu mereka dalam
memahami tempat dan fungsinya di dunia sebagai manusia. Bagi para ilmuwan Muslim,
implikasi hubungan dekat antara Tuhan dan sains sangat penting karena dapat membantu
kemajuan akademik sains mereka serta membantu mereka memperdalam hubungan mereka
dengan Tuhan dan mengejar pendekatan pengetahuan yang lebih komprehensif dan
mencakup segalanya.
Dalam Islam, hubungan antara Tuhan dan ilmu pengetahuan dipandang sebagai
sesuatu yang erat dan saling terkait. Agama Islam mendorong umatnya untuk mencari ilmu
pengetahuan sebagai bentuk ibadah dan peningkatan pemahaman terhadap ciptaan Allah.
Implikasi dari keterjalinan ini memiliki beberapa dampak penting bagi keilmuan dalam
Islam.
a. Keterbukaan terhadap pengetahuan: Islam mendorong pemeluknya untuk menuntut
ilmu dalam segala bidang, termasuk filsafat, ilmu pengetahuan, agama dan seni. Umat
Islam didorong untuk menjadi ulama yang berilmu karena mereka berpandangan bahwa
ilmu adalah karunia Allah yang harus digunakan untuk kemaslahatan umat manusia.
b. Pencarian Kebenaran: Jalinan antara Tuhan dan sains dalam Islam mendorong
pencarian kebenaran yang lebih dalam dan lebih luas. Cendekiawan muslim diajak
untuk menjelajahi alam semesta, meneliti fenomena alam, mempelajari hukum alam,
dan mengembangkan pemahaman tentang kompleksitas ciptaan Allah. Pencarian
kebenaran ini dilakukan melalui metode ilmiah dan pemikiran rasional yang sejalan
dengan prinsip Islam.
c. Integrasi antara agama dan ilmu pengetahuan: Hubungan antara agama dan sains
tidak ada dalam Islam. Agama dipandang sebagai kompas moral dan spiritual yang
mengarahkan pemahaman manusia. Konsekuensinya, penelitian Islam berupaya
mengharmonisasikan ilmu dengan prinsip-prinsip moral dan mengembangkan
kesadaran akan realitas global.

Implikasi dari disiplin saya yang berfokus pada ilmu perpustakaan adalah, sebagai
pustakawan profesional yang menyadari tanggung jawab kita dan bagaimana membangun
perpustakaan yang menyediakan semua jenis informasi, kita harus memperhatikan apa
yang kita lakukan dengan informasi tersebut. Setidaknya informasi yang kami berikan
kepada pengguna tidak akan mendorong perilaku buruk atau perilaku apapun yang dapat
menyinggung SARA dan menimbulkan konflik. Selain itu, sebagai pustakawan yang
mempelajari perpustakaan dan sains Islam, kita dapat memberikan pengetahuan atau
materi yang sesuai dengan syariah. Karena pembaca akan dapat melihat kebenaran dan
memahami apa yang benar berkat tersedianya pengetahuan yang baik. Pengetahuan begitu
luas sehingga memiliki kekuatan untuk memperingatkan bahwa pertama-tama harus
ditangani oleh pustakawan yang berpengetahuan, terampil dan peka terhadap masalah
agama.

5. Mengapa Islam memosisikan tauhid sebagai fondasi keilmuan?


Islam yang berdasarkan tauhid (keesaan Tuhan) dan ilmu pengetahuan adalah dua
hal yang tidak boleh dipisahkan oleh umat Muhammad. Islam adalah agama yang akan
membawa umat manusia pada akhir perjalanan manusia yang indah. Dan ilmu pengetahuan
sebagai sarana penjelajahan, untuk menggali kekayaan yang terpendam di muka bumi ini.
Para pemikir Islam telah mengambil posisi mengintegrasikan Islam dan sains, salah
satu tujuannya adalah mengislamkan sains modern dengan menulis dan merekonstruksi
sains sastra, dan mengislamkan sains alam dengan memberikan landasan dan tujuan yang
sejalan dengan Islam. Setiap disiplin ilmu harus dirumuskan kembali agar mencerminkan
prinsip-prinsip Islam dalam metodologinya.
Tauhid dalam Islam adalah istilah untuk ide pokok ajaran Islam bahwa hanya ada
satu Tuhan. Tauhid adalah keyakinan terhadap sifat-sifat, keperkasaan, dan kebijaksanaan
Tuhan di samping keberadaan-Nya. Tauhid jadi landasan kajian Islam karena:
Kepercayaan kepada keesaan Allah: Menurut Tauhid, hanya ada satu Tuhan yang
menguasai seluruh alam semesta. Sudut pandang ini memberikan penekanan yang kuat pada
perlunya mengakui dan memahami Tuhan sebagai asal mula semua pengetahuan. Islam
menekankan pentingnya memahami keterkaitan antara pencipta (Allah) dan ciptaan-Nya
dengan menghadirkan tauhid sebagai landasan ilmiah. Islam berpendapat bahwa Alquran
adalah wahyu dari Allah dan satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat diandalkan.
Dalam Islam, pengetahuan mencakup pengamatan empiris dan wahyu yang diberikan Allah
kepada Nabi Muhammad dalam bentuk Alquran. Islam menekankan pentingnya memahami
ilmu dalam konteks tawakal kepada Allah dengan menempatkan tauhid sebagai landasan
keilmuan.
Penekanan pada pemahaman holistik: Islam tidak membedakan antara ilmu dunia
dan ilmu ruh. Landasan ilmiah tauhid Islam berkontribusi untuk memperluas batas-batas
pengetahuan manusia sehingga mencakup juga pengetahuan spiritual, etika, dan moralitas.
Islam memandang semua disiplin ilmu sebagai sarana memperdalam hubungan seseorang
dengan Allah dan memahami keagungan-Nya.
Keberlanjutan dan kesinambungan: Pemosisian tauhid sebagai fondasi keilmuan
dalam Islam menekankan kontinuitas pengetahuan dan pengembangan ilmu. Tauhid
mengajarkan bahwa Allah adalah sumber pengetahuan yang tak terbatas dan bahwa
pengetahuan manusia adalah sebuah upaya untuk mendekati-Nya. Dengan demikian, semua
ilmu pengetahuan dalam Islam dimaksudkan untuk mengungkapkan kebesaran Allah dan
terus mengembangkan pemahaman manusia tentang-Nya
Islam memandang tauhid sebagai landasan sains bukan untuk membatasi atau mengekang
ilmu pengetahuan, tetapi untuk menawarkan perspektif yang sangat spiritual dan
menyeluruh dalam upaya memahami alam semesta dan penciptanya.

Anda mungkin juga menyukai