Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“KETERAMPILAN MENGAJAR DAN INDIKATOR KINERJA GURU”


Mata Kuliah Hukum Acara Perdata Dosen Pengampu : Sahrul Muzekki, M. Pd

Disusun Oleh Kelompok 2 :


Abd. Aziz Wahyudi
Rahmat Norhidayatullah
Moh. Choiron Rachman
M. Dahlal

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


STKIP PGRI SAMPANG TAHUN AKADEMIK 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang mana ia telah
memberi rahmat dan inayah beliau kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “KETERAMPILAN MENGAJAR DAN INDIKATOR KINERJA
GURU” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah, untuk memenuhi
syarat tugas kelompok yang ditugaskan oleh Bapak Sahrul Muzekki, M. Pd selaku
dosen pengampu Mata Kuliah Hukum Acara Perdata. Selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hukum Acara Perdata.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sahrul Muzekki, M. Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum Acara Perdata yang telah
memberikan tugas kepada kelompok kami sehingga dapat menambah wawasan
bagi kelompok kami saat ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang terlibat ataupun official kelompok dua, yang telah sudi meluangkan
waktu, pikiran, dan tenaganya untuk sama-sama menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini sangat jauh sekali dari kata sempurna apalagi
istimewa, oleh karna itu kami perlu kritik dan saran yang mana kritik dan saran
tersebut dapat di jadikan motivasi serta pembelajaran, agar dapat lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................3
D. MANFAAT PENULISAN...................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................4

1. PENGERTIAN KETERAMPILAN MENGAJAR..............................4


2. JENIS-JENIS KETERAMPILAN MENGAJAR.................................5
3. INDIKATOR KINERJA GURU SERTA FAKTORNYA...................9

BAB III PENUTUP..........................................................................................15

A. KESIMPULAN.....................................................................................15
B. SARAN.................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan mengajar adalah keterampilan standar yang harus dimiliki


setiap individu yang berprofesi. Salah satunya adalah menjadi guru. Keterampilan
dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya
dalam pengelolaan keterampilan bertanya, sehingga pembelajaran dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha untuk
memanusiakan manusia, melalui pendidikan Pemerintah berupaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa agar menghasilakan sumber daya manusia yang
unggul untuk modal dasar pembangunan Indonesi dimasa depan.

Guru merupakan individu yang menempati posisi yang memegang peran


penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia
pendidikan, figur seorang guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama
yang menyangkut persoalan terutama tentang persoalan pendidikan formal di
sekolah. Guru memegang peranan yang sangat dominan dan penting dalam
pendidikan bagi siswa, bahkan guru sering dijadikan tokoh teladan bagi siswa.
Di lingkungan sekolah guru merupakan unsur yang sangat mempengaruhi
tercapainya tujuan pendidikan disamping unsur yang lain. Keberhasilan
penyenglenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh kesiapan guru dalam
mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan pembelajaran. Namun
demikian, posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat
dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru dan kinerjanya. Guru merupakan
ujung tombak pendidikan sebab secara langsung berupaya mempengaruhi,
membina, dan mengembangkan minat dan bakat peserta didik dan dituntut untuk
memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik, pembimbing dan
pengajar, serta kemampuan tersebut tercermin pada kompetensinya. Berkualitas
atau tidaknya proses pendidikan tergantung pada kreativitas dan inovasi yang
dimiliki guru itu sendiri.
Pada umumnya guru memiliki potensi yang cukup tinggi untuk berkreasi
guna meningkatkan kinerjanya. Namun potensi untuk berkreasi yang dimiliki guru

1
sebagai upaya meningkatkan kinerjanya tidak selalu berkembang secara wajar dan
lancar disebabkan adanya pengaruh dari berbagai faktor baik yang muncul dalam
diri pribadi guru itu sendiri maupun yang terdapat di luar pribadi guru. Tidak
dapat dipungkiri bahwa kondisi di lapangan mencerminkan keadaan guru yang
tidak sesuai dengan harapan seperti adanya guru yang bekerja sambilan baik yang
sesuai dengan profesinya maupun di luar profesinya. Kenyataan ini sangat
meprihatinkan dan mengundang berbagai pertanyaan tentang konsistensi guru
terhadap profesinya, disisi lain kinerja guru juga dipersoalkan ketika
memperbincangkan masalah peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja guru dipandang perlu untuk dipelajari, ditelaah
dan dikaji secara mendalam agar dapat memberikan gambaran yang jelas faktor
yang lebih berperan dan urgen yang mempengaruhi kinerja guru.

Berdasarkan uraian diatas maka kelompok tiga tertarik untuk melakukan studi
ilmiah yang berbentuk makalah yang berjudul “KETERAMPILAN MENGAJAR
DAN INDIKATOR KINERJA GURU”
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan singkat diatas maka rumusan masalah yang ingin kami
pecahkan yaitu :
1. Apa definisi keterampilan mengajar?
2. Apa saja jenis-jenis keterampilan yang harus dimiliki guru dalam
mengajar?
3. Apa definisi indikator kinerja guru serta faktor yang mempengaruhi
kinerja guru?
C. Tujuan Penulisan
Merujuk pada poin rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin kami capai
adalah :
1. Mengetahui dan memahami definisi keterampilan mengajar
2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis jenis-jenis keterampilan
yang harus dimiliki guru dalam mengajar
3. Mengetahui dan memahami indikator kinerja guru serta faktor
yang mempengaruhi kinerja guru
D. Manfaat Penulisan

2
Terselesaikannya makalah tentang “KETERAMPILAN MENGAJAR
DAN INDIKATOR KINERJA GURU” yang digarap oleh kelompok tiga ini
insyaallah mengandung beberapa manfaat yang diantaranya :
1. Setelah membaca dan memahami makalah ini, pembaca akan
mengerti tentang seluk beluk “KETERAMPILAN MENGAJAR
DAN INDIKATOR KINERJA GURU”
2. Agar memenuhi syarat tugas kelompok mata kuliah Hukum Acara
Perdata yang diampu oleh Bpk Mahin Ainun Naim M.Pd
3. Agar menjadi pedoman dan bahan bacaan bagi mahasiswa yang
lain untuk lebih mendalami “KETERAMPILAN MENGAJAR
DAN INDIKATOR KINERJA GURU”

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KETERAMPILAN MENGAJAR


Berdasarkan UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1, guru
adalah guru profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
guru menengah. Sementara itu tenaga guru adalah guru profesional dan
ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu seorang guru
harus memiliki kemampuan yang ditunjang dengan latar belakang pendidikan
yang tepat. Kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap guru adalah
keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar ini wajib dimiliki
oleh setiap guru, sehingga seorang calon guru baru bisa dikatakan siap
mengajar bila telah menguasai dengan baik keterampilan dasar mengajar.
Menurut Usman (2002:6) mengajar merupakan suatu perbuatan yang
memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Mengajar digambarkan
sebagai mengorganisasikan belajar sehingga dengan mengorganisasikan itu,
belajar menjadi berarti atau bermakna bagi peserta didik (Mursell dalam
Slameto, 2003:33). Kegiatan mengajar ini bukan hanya guru mentransfer
pengetahuan kepada peserta didik tetapi seorang guru harus bisa membimbing,
mendidik, mengajar dan melatih peserta didik sesuai dengan karakteristik
masing-masing peserta didik. Keterampilan dasar mengajar merupakan
keterampilan umum mengajar sebagai bekal utama dalam pelaksanan tugas
profesional yang mengacu atau merujuk kepada konsep pendekatan kompetensi
dari LPTK (Lembaga pendidikan dan Tenaga Kependidikan) (Alma, dkk.,
2009: 22).
Keterampilan-keterampilan ini mutlak perlu dikuasai oleh setiap guru,
terlepas dari bidang studi apapun yang diajarkan sebagai modal dasar dalam
mengajar. Keterampilan dasar mengajar sangat diperlukan, karena
pembentukan penampilan guru yang baik diperlukan keterampilan dasar.

4
Keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap
individu yang berprofesi sebagai guru. Keterampilan mengajar ini merupakan
modal utama yang harus dimiliki oleh setiap guru dengan baik dan benar
sehingga diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas dalam
berbagai hal.
Keterampilan dasar mengajar (teaching Skill) adalah kemampuan atau
keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang
harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaswara agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efesien dan professional (As.
Giloman, 1991). Keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa
keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh
tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh
seorang tenaga pengajar, yaitu;
1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach).
Keterampilan dasar mengajar termasuk ke dalam aspek how to teach yaitu
bagaimana cara membelajarkan peserta didik. Keterampilan dasar mengajar
mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang guru, karena keterampilan
dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan
hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek
yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan
nilai-nilai. .
2. JENIS-JENIS KETERAMPILAN MENGAJAR
Turney dalam Alma, dkk. (2009: 12) menyatakan bahwa keterampilan
dasar mengajar terdiri dari delapan hal, yaitu: keterampilan bertanya,
keterampilan mengelola kelas dan menumbuhkan disiplin, keterampilan
memberi stimulus secara bervariasi, keterampilan memberikan penguatan,
keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka pertemuan, keterampilan
mengajar secara kelompok, keterampilan untuk mengembangkan pola berfikir,
dan keterampilan mengajar secara individual. Di sini terlihat bahwa ada banyak
keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang guru dengan baik dan benar.

5
Kedelapan keterampilan ini dapat dikuasai dengan baik oleh seorang guru
dengan cara banyak berlatih pada berbagai situasi kelas yang berbeda.
Kedelapan keterampilan dasar mengajar menurut Anitah (2008 : 7.2), Darmadi
(2012 : 1-10), dan Aqib (2001: 42) terdiri dari keterampilan bertanya,
keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola
kelas, dan keterampilan menjelaskan kelompok kecil dan perseorangan.
Keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh seorang pengajar dapat
dibedakan menjadi 8 macam, berikut uraiannya :

1. Keterampilan bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses
komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau
pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan
atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik.

2. Keterampilan menjelaskan
Saud (2009: 59) mengatakan bahwa keterampilan menjelaskan
pembelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang
diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara
satu bagian dengan bagian yang lainnya, misalnya antar sebab dan akibat,
definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan
urutan yang cocok, merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Saud
(2009: 59) juga mengatakan bahwa pemberian penjelasan merupakan
suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan seorang guru, Interaksi di
dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan, baik oleh
guru dan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik.
Pemberian penjelasan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam
kegiatan seorang guru. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh
kegiatan pembicaraan baik oleh guru dengan peserta didik, maupun antar
peserta didik.

6
3. Keterampilan menggunakan variasi
Udin dan Winataputra (2000:745) mengatakan bahwa variasi
adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dapat
berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja
dibuat untuk memberikan kesan unik. Keterampilan menggunakan variasi
merupakan keterampilan guru dalam menggunakan bermacam
kemmapuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan kepada
peserta didik agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga peserta
didik bergairah dan antusius dalam menerima pembelajaran dan aktivitas
belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Terdapat tiga
komponen vari.

4. Keterampilan memberikan penguatan


Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau
respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya
peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran


Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan
keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai dan dilatihkan bagi calon
guru agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif, efisien dan
menarik. Keterampilan membuka pelajaran merupakan upaya guru dalam
memberikan pengantar/pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari
peserta didik sehingga peserta didik siap mental dan tertarik mengikutinya.
Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan
membantu peserta didik dalam menemukan konsep, prinsip, dalil, hukum
atau prosedur dari inti pokok bahasan yang telah dipelajari.

6. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan


Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu
berkisar antara 3 - 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk
perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik
serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan peserta didik

7
dengan peserta didik. Komponen keterampilan yang digunakan adalah:
keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan
mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan
keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Diharapkan setelah menguasai delapan keterampilan mengajar yang telah
dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahapeserta didik calon guru
sehingga dapat membina dan mengembangkan keterampilanketerampilan
tertentu mahapeserta didik calon guru dalam mengajar. keterampilan
mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh
balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen
keterampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian
secara khusus kepada komponen keterampilan yang objektif dan
dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.

7. Keterampilan mengelola kelas


Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan
keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen
keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentif) berkaitan dengan
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran,
dan bersifat represif keterampilan yang berkaitan dengan respon guru
terhadap gangguan peserta didik yang berkelanjutan dengan maksud agar
guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal.

8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil


Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal
dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan,
atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan peserta didik menguasai suatu konsep atau memecahkan

8
suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk
berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan
demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas peserta didik,
serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya
keterampilan berbahasa.
3. INDIKATOR KINERJA GURU DAN FAKTORNYA
a. Indikator kinerja guru

Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja


pada suatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja
yang memuaskan dan memberikan konstribusi yang maksimal terhadap
pencapaian tujuan organisasi tersebut. Indikator Kinerja adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan
(Supardi, 2014). Pendapat lain bahwa kinerja merupakan hasil dari
fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari
tiga aspek yaitu:
(1) kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya,
(2) kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau
fungsi,
(3) kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesikan suatu
pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud serta sesuia
dengan yang dilakukan (Tempe, A Dale, 1992).
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa kinerja guru
profesional adalah tingkat keberhasilan seorang guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk
mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja merefleksikan kesuksesan suatu organisasi, maka
dipandang penting untuk mengukur karakteristik tenaga kerjanya.
Kinerja guru merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling
berkaitan yakni keterampilan, upaya sifat keadaan dan kondisi
eksternal. Tingkat keterampilan merupakan bahan mentah yang dibawa

9
seseorang ke tempat kerja seperti pengalaman, kemampuan, kecakapan-
kecakapan antar pribadi serta kecakapan teknik. Upaya tersebut
diungkap sebagai motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk
menyelesaikan tugas pekerjaannya. Sedangkan kondisi eksternal adalah
tingkat sejauh mana kondisi eksternal mendukung produktivitas kerja.
Kinerja dapat dilihat dari beberapa kriteria, menurut Castetter
(dalam Mulyasa, 2003) mengemukakan ada empat kriteria kinerja yaitu:
(1). Karakteristik individu, (2) Proses, (3) Hasil dan (4) Kombinasi
antara karakter individu, proses dan hasil.
Secara individu, kinerja seseorang ditentukan beberapa bidang
sebagai berikut: (a) Kemampuan (ability), (b) Komitmen
(commitment), (c) Umpan balik (feedback), (d) Kompleksitas tugas
(task complexity), (e) Kondisi yang menghambat (situational
constraint), (f) Tantangan (challenge), (g) Tujuan (goal), (h) Fasilitas,
kekuatan dirinya (self-aficacy), (i) Arah (direction), Usaha (effort), (j)
Daya tahan/ketekunan (persistence), (k) Strategi khusus dalam
menghadapi tugas (task specific strategies) (Locke and Latham, 1990)
dalam (Supardi, 2014)
Kinerja seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara
pekerjaan dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan
guru pada bidang tugasnya. Menempatkan guru sesuai dengan
keahliannya secara mutlak harus dilakukan. Bila guru diberikan tugas
tidak sesuai dengan keahliannya akan berakibat menurunnya prestasi
dan hasil pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas
pada diri mereka. Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral
kerja guru. Jadi kinerja dapat ditingkatkan dengan cara memberikan
pekerjaan seseorang sesuai dengan bidang kemampuannya. Hal ini
dipertegas oleh Munandar (1992) yang mengatakan bahwa kemampuan
bersama-sama dengan bakat merupakan salah satu faktor yang
menentukan prestasi individu, sedangkan prestasi ditentukan oleh
banyak faktor diantaranya kecerdasan.

10
Kinerja dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja yaitu perasaan
individu terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan batin kepada
seseorang sehingga pekerjaan itu disenangi dan digeluti dengan baik.
Untuk mengetahui keberhasilan kinerja perlu dilakukan evaluasi atau
penilaian kinerja dengan berpedoman pada parameter dan indikator
yang ditetapkan yang diukur secara efektif dan efisien seperti
produktivitasnya, efektivitas menggunakan waktu, dana yang dipakai
serta bahan yang tidak terpakai. Sedangkan evaluasi kerja melalui
perilaku dilakukan dengan cara membandingkan dan mengukur
perilaku seseorang dengan teman sekerja atau mengamati tindakan
seseorang dalam menjalankan perintah atau tugas yang diberikan, cara
mengkomunikasikan tugas dan pekerjaan dengan orang lain.
Hal ini diperkuat oleh pendapat As’ad (1995) dan Robbins
(1996) yang menyatakan bahwa dalam melakukan evaluasi kinerja
seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria yaitu dengan
hasil tugas. Hasil tugas, evaluasi hasil tugas adalah mengevaluasi hasil
pelaksanaan kerja individu dengan beberapa kriteria (indikator) yang
dapat diukur. Evaluasi perilaku dapat dilakukan dengan cara
membandingkan perilakunya dengan rekan kerja yang lain dan evaluasi
ciri individu adalah mengamati karaktistik individu dalam berprilaku
maupun berkerja, cara berkomunikasi dengan orang lain.
b. Faktor yang mempengaruhi Indikator kinerja guru
Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan
dianggap sebagai orang yang berperanan penting dalam pencapaian
tujuan pendidikan yang merupakan percerminan mutu pendidikan.
Keberadaan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak
lepas dari pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal yang
membawa dampak pada perubahan kinerja guru. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kinerja guru yang dapat diungkap tersebut antara lain :
1. Kepribadian dan dedikasi
Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri
dari unsur psikis dan fisik, artinya seluruh sikap dan perbuatan

11
seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu,
dengan kata lain baik tidaknya citra seseorang ditentukan oleh
kepribadiannya. Kepribadian inilah yang akan menentukan apakah
ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya
ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan
anak didik, terutama bagi anak didik yang masih kecil dan mereka
yang sedang mengalami kegoncangan jiwa. Kepribadian adalah
suatu cerminan dari citra seorang guru dan akan mempengaruhi
interaksi antara guru dan anak didik. Oleh karena itu kepribadian
merupakan faktor yang menentukan tinggi rendahnya martabat
guru.
2. Pengembangan Profesi
Profesi guru kian hari menjadi perhatian seiring dengan
perubahan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang menuntut
kesiapan agar tidak ketinggalan. Tetapi pekerjaan itu harus
diterapkan kepada masyarakat untuk kepentingan masyarakat
umum, bukan untuk kepentingan individual, kelompok, atau
golongan tertentu. Dalam melaksanakan pekerjaan itu harus
memenuhi norma-norma itu. Orang yang melakukan pekerjaan
profesi itu harus ahli, orang yang sudah memiliki daya pikir, ilmu
dan keterampilan yang tinggi. Disamping itu ia juga dituntut dapat
mempertanggung jawabkan segala tindakan dan hasil karyanya
yang menyangkut profesi itu.
3. Kemampuan Mengajar
Untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik, guru
memerlukan kemampuan. Cooper (dalam Zahera, 1997)
mengemukakan bahwa guru harus memiliki kemampuan
merencanakan pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran,
menyajikan bahan pelajaran, memberikan pertanyaan kepada siswa,
mengajarkan konsep, berkomunikasi dengan siswa, mengamati
kelas, dan mengevaluasi hasil belajar
4. Hubungan dan Komunikasi

12
Pentingnya komunikasi bagi organisasi tidak dapat
dipungkiri, adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat
berjalan dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya.
Misalnya Kepala Sekolah tidak menginformasikan kepada guru-
guru mengenai kapan sekolah dimulai sesudah libur maka besar
kemungkinan guru tidak akan datang mengajar. Komunikasi yang
efektif adalah penting bagi semua organisasi oleh karena itu para
pemimpin organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu
memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka
(Kohler, 1981). Guru dalam proses pelaksanaan tugasnya perlu
memperhatikan hubungan dan komunikasi baik antara guru dengan
Kepala Sekolah, guru dengan guru, guru dengan siswa, dan guru
dengan personalia lainnya di sekolah. Hubungan dan komunikasi
yang baik membawa konsekwensi terjalinnya interaksi seluruh
komponen yang ada dalam sistem sekolah.
5. Hubungan dengan Masyarakat
Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat
dipisahkan dari masyarakat lingkungannya, sebaliknya masyarakat
pun tidak dapat dipisahkan dari sekolah sebab keduanya memiliki
kepentingan, sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi
mandat untuk mendidik, melatih, dan membimbing generasi muda
bagi peranannya di masa depan, sementara masyarakat merupakan
pengguna jasa pendidikan itu.
6. Kedisiplinan
The Liang Gie (1972) memberikan pengertian disiplin
sebagai berikut Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-
orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada
peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang. Disiplin
adalah ketaatan dan ketepatan pada suatu aturan yang dilakukan
secara sadar tanpa adanya dorongan atau paksaan pihak lain atau
suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam tertib, teratur dan

13
semestinya serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara
langsung maupun tidak langsung.
7. Kesejahteraan
Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh
terhadap kinerja guru di dalam meningkatkan kualitasnya sebab
semakin sejahteranya seseorang makin tinggi kemungkinan untuk
meningkatkan kerjanya. Mulyasa (2002) menegaskan bahwa
terpenuhinya berbagai macam kebutuhan manusia, akan
menimbulkan kepuasan dalam melaksanakan apapun tugasnya.
8. Iklim Kerja
Sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai
unsur yang membentuk satu kesatuan yang utuh. Di dalam sekolah
terdapat berbagai macam sistem sosial yang berkembang dari
sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut pola dan
tujuan tertentu yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungannya sehingga membentuk perilaku dari hasil hubungan
individu dengan individu maupun dengan lingkungannya.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai


oleh seorang guru, karena keterampilan dasar mengajar memberikan
pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses
menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas
seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.

Ketrampilan mengajar yang harus dimiliki seorang guru yaitu


terdiri dari keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan,
keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan
keterampilan menjelaskan kelompok kecil dan perseorangan.

Simpulkan bahwa kinerja guru profesional adalah tingkat


keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah
ditetapkan. Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan
dianggap sebagai orang yang berperanan penting dalam pencapaian tujuan
pendidikan yang merupakan percerminan mutu pendidikan. Keberadaan
guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari
pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal yang membawa dampak
pada perubahan kinerja guru.

Ada delapan faktor yang mempengaruhi kinerja indikator guru


yaitu:

15
 Kepribadian dan dedikasi
 Pengembangan Profesi
 Kemampuan Mengajar
 Hubungan dan Komunikasi
 Hubungan dengan Masyarakat
 Kesejahteraan
 Kedisiplinan
 Iklim Kerja

B. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
referensi mengenai pembahasan tentang isi makalah ini.
Kami berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan
kritik dan saran yang dapat membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini untuk bekal penulisan makalah di kesempatan berikutnya,
semoga makalah ini berguna bagi kami khususnya, dan bagi para pembaca
pada umumnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta.
Rineka Cipta.
Alma, B, dkk. 2009. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar. Bandung. Alfabeta.
Anitah, Sri. 2009. Strategi pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas terbuka.
Aqib, Zainal. 2003. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Edisi Revisi.
Surabaya : Insan Cendekia..
Saud, Syaefudin. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV Alfabet.
Winataputra, Udin s. Dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: universitas
terbuka.
Mulyasa, E. .2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

17

Anda mungkin juga menyukai