Oleh :
Kelompok 2
JURUSAN MATEAMATIKA
2022
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur atas ke hadirat Allah SWT,yang mana telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sebagai makhluk-Nya. Karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah “
Konsep Profesi Keguruan “.
Makalah ini disajikan secara sistematis dan dengan pemikiran- pemikiran yang
relevan, sehingga mempermudah pembaca untukmemahaminya. Dalam makalah ini
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai materi yang disajikan.Akhir
kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalahini, masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini dan menjadi perbaikan untuk penyusunan makalah-makalah
selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan di sekolah
sekaligus memegang tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan sebagai
pendidik. Sebagai pengajar guru hendaknya mampu menuangkan sejumlah bahan
pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru diharapkan dapat
membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif,
kreatif, dan mandiri (Deden, 2011). Namun demikian, untuk mengetahui
keterlaksanaan tugas guru tersebut, diperlukan penilaian kinerja dengankriteria-kriteria
penilaian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Penilaian terhadap kinerja guru merupakan suatu upaya untuk mengetahui
kecakapan maksimal yang dimiliki guru berkenaan dengan proses dan hasil
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakannya atas dasar kriteria tertentu. Penilaian
kinerja sebagai suatu bentuk penilaian prestasi kerja guru atas dasar kecakapan-
kecapakan atau kompetensi tertentu. Pada dasarnya penilaian kinerja bertujuan untuk
mengukur tingkat pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru dalam melaksanakan
tugas-tugas keguruan dan non keguruan. Tugas keguruan yaitu pelaksanaan proses
pembelajaran, yang diawali dengan proses perencanaan, proses pelaksanaan
pembelajaran, dan proses evaluasi, sedangkan tugas non keguruan antara lain
keorganisasian dan pendidikan serta latihan maupun kepemimpinan.
Selain kinerja, sikap profesionalisme guru juga patut diperhatikan guna
meningkatkan kinerja guru. Sikap yang baik tercermin dari pribadi yang baik pula,hal
tersebut erat kaitannya dengan kompetensi guru yaitu kompetensi kepribadian. Empat
kometemsi guru (kepribadian, pedagogik, sosial, dan profesional) menjadi salah satu
syarat seorang guru dapat dikatakan profesional.
Profesionalisme guru seyogyanya menjadi springboard bagi guru untuk terus
menerus menata komitmen melakukan perbaikan diri dalam rangka meningkatkan
kinerjanya. Peningkatan kinerja atas dorongan iklim organisasi yang baik diharapkan
mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja guru di sekolah.
Sejalan dengan peningkatan kinerja guru, sikap seorang guru yang baik dan
sesuai norma juga hendaknya dilakukan dalam setiap perbuatan. Hubungan baik
dengan pemimpin (kepala sekolah), sesama guru, dan tata usaha dalam lingkungan
1
sekolah merupakan salah satu penerapannya. Selain itu, keberadaan sarana dan
prasarana yang menunjang pelaksanaan kerja guru mutlak diperlukan demi kelancaran
pelaksanaan tugas. Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk membuat
makalah yang berjudul “Sikap dan Kinerja Profesional Guru.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ruang Lingkup Profesi Keguruan
1. Lingkup profesi guru
Guru dengan Tugas Tambahan
a. Kepala Sekolah
Guru dapat diberikan tugas tambahan sebagai kepala sekolah untuk
memimpin dan mengelola pendidikan di sekolah dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan. Regulasi penugasan guru sebagai kepala sekolah diatur dalam
Keputusan Menteri Pendidikan Indonesia nomor : 162/U/2003 tanggal 24
Oktober 2003 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.Sebagaimana dikemukakan
dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala sekolah
bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi
sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana”.
• Kompetensi yang harus dimiliki guru dengan tugas tambahansebagai
kepala sekolah adalah:
• Kepribadian dan Sosial
• Kepemimpinan
• Pengembangan Sekolah/Madrasah
• Pengelolaan Sumber Daya
• Kewirausahaan
• Supervisi
4
c. Kepala Laboratorium
Kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai kepala laboratorium adalah
1) Kepribadian
2) Pengelolaan Lingkungan dan P3
3) Sosial
4) Pengorganisasian Guru/Laboran/Teknisi
5) Pengelolaan dan Administrasi
6) Pengelolaan Pemantauan dan Evaluasi
7) Pengembangan dan Inovasi
d. Kepala perpustakaan
Sebagai kepala perpustakaan guru harus dapat:
a. Merencanakan program perpustakaan
b. Melaksanakan program perpustakaan
c. Mengevaluasi program perpustakaan
d. Kembangkan koleksi perpustakaan
e. Mengorganisasi layanan jasa informasi perpustakaan
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
g. Mempromosikan perpustakaan & literasi informasi
h. Mengembangkan kegiatan perpustakaan sebagai sumber
blajarkependidikan
i. Memiliki integritas dan etos kerja
j. Mengembangkan profesionalitas kepustakawanan
5
✓ Pengelolaan Sarama Prasarana
✓ Pengelolaan Keuangan
✓ Evaluasi dan Pelaporan
Secara kontekstual dan umum, ruang lingkup kerja guru itu mencangkup aspek-
aspek :
a. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus
diajarkan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya.
b. Penguasaan dan penghayatan atas wawasan dan landasan kependidikan dan
keguruan.
c. Penguasaan proses-proses pendidikan, keguruan, dan pembelajaran.
6
b. Pemahaman penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanyadianut
oleh seorang guru.
7
keahlian para pemangkinya, artinya suatu pekerjaan atau jabatan tidak dipegang
oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatau persiapan melalui pendidikan
dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya.
b. Profesional
Profesional adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang yang
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. Seseorang dikatakan profesional Apabila
mereka mampu menawarkan jasa dan peraturan dalam bidang yang
dijalaninya dan juga bisa dikatakan profesional apabila sudah menerima gaji
sebagai upah atas jasanya.
c. Profesionalisme
Profesionalisme adalah sikap mental dalam bentuk komitmen dari para
anggota suatu profesi untuk mewujudkan dan meningkatkan kualitas
profesionalnya. Profesionalisme itu suatu tingkah laku keahlian atau kualitas
diri seseorang yang profesional atau bisa juga dikatakan sebagai cerminan
sikap mental untuk meningkatkan keahlian profesional nya.
9
Pada umumnya pembelajaran berlangsung secara berencana di dalam kelas secara
tatap muka (face to face) dan kelompoknya relatif kecil. Meskipun komunikasi antara
siswa dan guru dalam ruang kelas itu termasuk komunikasi kelompok, guru sewaktu-
waktu bisa mengubahnya menjadi komunikasi antarpersonal. Terjadilah komunikasi
dua arah atau dialog dimana siswa menjadi komunikan dan komunikator. Mengingat
pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan
berbagai sumber untuk belajar, maka pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu
siswa sebagai pembelajar dan gurusebagai fasilitator. Guru merupakan sumber utama
dalam menentukan kesuksesan belajar siswa. Faham atau tidaknya siswa tergantung
bagaimana guru menjelaskan. Menarik atau tidaknya pembelajaran juga tergantung
guru dalam mendesain pembelajaran dan mengkondisikan suasana.
Guru sebagai komunikator dituntut mempunyai keterampilan berkomunikasi yang
baik agar proses pembelajaran berjalan dengan maksimal dan memberikan kesan yang
baik kepada siswa. Untuk itu, seorang guru harus mengetahui kebutuhan, karakteristik,
minat, serta hobi anak didiknya yang menjadi pihak komunikan. Komunikasi dan
performa guru menjadi titik pusat perhatian siswa dalam belajar. Siswa akan senang
belajar jika guru mampu mengemas dan mendesain komunikasi pembelajaran dengan
sebaik-baiknya, walaupun hakekatnya siswa kurang suka terhadap materi yang
disampaikan guru. Begitu pulasebaliknya, apabila guru tidak peka dan tidak mampu
mengkomunikasikan denganbaik, maka siswa dipastikan akan kurang berminat untuk
belajar walaupun sebenarnya siswa menyukai terhadap materi pembelajaranya.
Di dalam komunikasi pembelajaran, tatap muka seorang guru mempunyai peran
yang sangat penting di dalam kelas yaitu peran mengoptimalkan kegiatan belajar. Ada
tiga kemampuan esensial yang harus dimiliki guru agar peran tersebut terealisasi, yaitu
kemampuan merencanakan kegiatan, kemampuan melaksanakan kegiatan dan
kemampuan mengadakan komunikasi. Ketiga kemampuan ini disebutgeneric essensial.
Ketiga kemampuan ini sama pentingnya, karena setiap guru tidak hanya mampu
merencanakan sesuai rancangan, tetapi harus terampil melaksanakan kegiatan belajar
dan terampil menciptakan iklim yang komunikatif dalam kegiatanpembelajaran. Iklim
komunikatif yang baik dalam hubungan interpersonal antara guru dengan guru, guru
dengan siswa, dan siswa dengan siswa merupakan kondisi yang memungkinkan
berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif, karena setiap personal diberi
kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan di dalam kelas sesuai dengan kemampuan
10
masing-masing. Sehingga timbul situasi sosial dan emosional yang menyenangkan
pada tiap personal, baik guru maupun siswa dalammelaksanakan tugas dan tanggung
jawab masing-masing. Dalam menciptakan iklim komunikatif guru hendaknya
memperlakukan siswa sebagai individu yang berbeda-beda, yang memerlukan
pelayanan yang berbeda pula, karena siswa mempunyai karakteristik yang unik,
memiliki kemampuan yang berbeda, minat yang berbeda, memerlukan kebebasan
memilih yang sesuai dengan dirinya dan merupakan pribadi yang aktif. Untuk itulah
kemampuan berkomunikasi guru dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan.
Adapun usaha guru dalam membantu mengembangkan sikap positif pada siswa
misalnya dengan menekankan kelebihan- kelebihan siswa bukan kelemahannya,
menghindari kecenderungan untuk membandingkan siswa dengan siswa lain dan
pemberian insentif yang tepat atas keberhasilan yang diraih siswa. Kemampuan guru
untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran bisa dengan
menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat siswa dan orang lain, sikap responsif,
simpatik, menunjukkan sikapramah, penuh pengertian dan sabar. Dengan terjalinnya
keterbukaan, masing-masing pihak merasa bebas bertindak, saling menjaga kejujuran
dan saling berguna bagi pihak lain sehingga merasakan adanya wahana tempat
bertemunya kebutuhanmereka untuk dipenuhi secara bersama-sama.
Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh
berkaitan dengan penyampaian materi di kelas yang menampilkan kesan tentang
penguasaan materi yang menyenangkan. Karena sesuatu yang energik, antusias, dan
bersemangat memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru yang seperti
itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis, mempertinggi komunikasi
antar guru dengan siswa, menarik perhatian siswa dan menolong penerimaan materi
pelajaran. Kemampuan guru untuk mengelola interaksi siswa dalam kegiatan
pembelajaran berhubungan dengan komunikasi antara siswa, usaha guru dalam
menangani kesulitan siswa dan siswa yang mengganggu serta mempertahankan tingkah
laku siswa yang baik. Agar semua siswa dapat berpartisipasi dan berinteraksi secara
optimal, guru mengelola interaksi tidak hanyasearah saja yaitu dari guru ke siswa atau
dua arah dari guru ke siswa dan sebaliknya, melainkan diupayakan adanya interaksi
multi arah yaitu dari guru ke siswa, dari siswa ke guru dan dari siswa ke siswa. Jadi
semua kemampuan guru di atas mengarah pada penciptaan iklim komunikatif yang
merupakan wahana atau saranabagi tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal.
11
b. Guru Profesional sebagai Fasilitator
Fasilitator adalah istilah Inggris yang telah di Indonesia kan. Fasilitator bermakna
bahwa guru juga harus berfungsi sebagai pemberi fasilitas atau melakukan fasilitasi.
Guru menjadi jembatan yang baik di depan para siswanya. Dalam fungsinya ini guru
lebih banyak melakukan sharing belajar, atau bisa disebutbelajar bersama. Ketika guru
menyampaikan kompetensi dasar sebuah mata pelajaran, ia tidak akan mengeksplorasi
pelajaran itu, ia hanya memancing pengetahuan yang ia yakin telah diketahui oleh para
siswanya. Kumpulan- kumpulan pengetahuan itu ketika dicakupkan akan menjadi
sistematika pengetahuan yang luar biasa.
Dalam hal ini murid tidak dipandang sebagai semata objek pembelajaran, tetapiia
adalah subjek pembelajaran itu sendiri, dan bahkan guru harus siap terbuka untuk
mengalami pembelajaran bersama. Guru sebagai Fasilitator, yang selalu siap
memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan
bakatnya. Guru Sebagai Fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang
memungkinkan kemudahan kegitan belajar anak didik, menciptakanlingkungan belajar
yang menyenangkan. Salah satu fungsi dan tugas guru adalah sebagai seorang
fasilitator. Untuk memenuhi kriteria sebagai fasilitator, ada pendapat yang
menyebutkan batasan-batasan yang harus dimiliki guru tersebut. Batasan-batasan
tersebut dijelaskan pada poin-poin berikut.
Menurut E.Mulyasa (2008) ada tujuh sikap yang harus dimiliki guru, seperti yang
diidentifikasi Rogers (dalam Knowles, 1984) berikut.
• Tidak berlebih mempertahankan pendapat dan keyakinannya atau kurang
terbuka. Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasidan
perasaannya.
• Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif dan kreatif, bahkan
yang sulit sekalipun
12
• Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tahu
prestasi yang dicapainya.
Selain sikap di atas, setidaknya ada sembilan resep untuk diperhatikan dan diamalkan
seorang guru agar pembelajaran berhasil membedakan kapasitas intelektual anak didik.
Berikut resepnya.
13
kemampuan yang berbeda
14
sebagai seorang pendidik. Pendidik itu harus mengenal Allah dalam arti yangluas, dan
rasul, serta memahami risalah yang dibawanya.
Adapun fungsi guru adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Sebagai Pengajar (Instruksional)
Yaitu fungsi untuk melaksanakan tugas mengajar (to teach), tugas ini secara
keguruan merupakan tugas tradisional. System instruksional dibentuk oleh 2
konsep, yaitu system dan instruction, yang diartikan sebagai suatu perangkat dari
bagian-bagian yang diikat atau dipersatukan oleh beberapa bentuk hubungan saling
mempengaruhi. Istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan suatu proses belajar
mengajar. Disamping itu juga ada unsure lainnya yang menyempurnakan proses
belajar mengajar ini, yaitu unsure komponen dan proses. Antara tujuan, komponen,
dan proses memiliki hubungan yang saling menentukan.
Pada sistem instruksional sekurang-kurangnya memiliki 2 dimensi, yaitu
dimensi rencan dan proses (reality). Dalam dimensi rencana merujuk pada
prosedur atau langkah-langkah yang seharusnya dilampaui dalam mempersiapkan
terjadinya proses belajar mengajar. Dalam dimensi realita merujuk pada interaksi
kelas atau system ruang kelas.
2. Fungsi Sebagai Pendidik (Educational)
Fungsi ini bagi guru sebenarnya merupakan fungsi yang pokok yaitu fungsi
untuk mendidik, sebab guru bukan hanya menjalankan tugas mengajar tetapi juga
mendidik. Bahkan fungsi mendidik ini harus lebih diutamakan dan harus
merupakan fungsi sentral guru. Dengan fungsi educationalnya seorang guru tidak
hanya berusaha agar siswanya menjadi pandai tetapi ia akan berusaha agar siswanya
menjadi orang dewasa yang berkepribadian baik. “Dunia pendidikan tidak pernah
lepas dari guru yang merupakan komponen utama penggerak roda sekolah
sekaligus ujung tombak pengentas kebodohan. Bisa dikatakan, guru adalah mata
rantai dan pilar peradaban serta benang merah bagi proses perubahan dan kemajuan
suatu masyarakat atau bangsa”.
Seorang guru tidak hanya bertugas mengajar saja, tetapi juga mendidik agar
siswa menjadi manusia dewasa yang mengamalkan nilai-nilai pancasila. Fungsi
guru sebagai Educatian merupakan peran yang utama dan terutama, khususnya
untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP). Peran ini lebih
tampak sebagai teladan bagi peserta didik, sebagai roll model, memberikan contoh-
contoh dalam hal sikap dan perilaku dan membentuk kepribadian peserta didik.
15
3. Fungsi Sebagai Pemimpin (Managerial)
Pengertian pemimpin disini adalah, pemimpin bagi diri sendiri, siswa maupun
orang lain (masyarakat). Memimpin diri sendiri maksudnya adalah dapat
mengarahkan, mengawasi, mengorganisasi, dan mengontrol kegiatan sendiri.
Memimpin siswa adalah memimpin/membimbing anak dalam belajar.
Memimpin orang lain/masyarakat artinya seorang guru ikut serta berpartisipasi
dalam kegiatan masyarakat, menjadi teladan dan menggabungkan pikiran dari
masyarakat. Dengan demikian tugas guru sebagai pemimpin tidak hanya terbatas
dalam kelas (internal kelas) tetapi juga eksternal (diluar kelas).
Sehubungan dengan fungsi guru yang ketiga ini yaitu managerial bisa di artikantugas
dan fungsi seorang manager adalah memenej orang-orang yang dipimpinnyaagar mau
berbuat sesuai dengan keinginannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Berkenaan guru sebagai manager kelas maka tugas dan fungsinya adalahmenggerakan
siswa-siswa nya dengan mempengaruhi, membimbing, memotivasi dan mengarahkan
agar siswa-siswa itu berbuat atau berprilaku sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
dalam kegiatan proses belajar mengajar.
b. Peran Guru
16
pendidikan, serta mampu menjadi media (perantara) dalam hubungan antar siswa
dalam proses belajar mengajar. Sebagai Fasilitator, guru hendaknya mampu
mengusahakan sumber belajar dan berguna serta dapat menunjang tercapainya
tujuan dalam proses belajar- mengajar, baik yang berwujud narasumber, buku teks,
majalah, surat kabar,maupun sumber belajar lainnya.
4. Peran Guru sebagai Evaluator
Sebagai evaluator, seorang guru dituntut mampu melakukan prosesevaluasi, baik
untuk mengetahui keberhasilan dirinya dalam melaksanakan pembelajaran (feed
back), maupun untuk menilai hasil belajar siswa. Untuk mewujudkan peran ini,
seorang guru dituntut memiliki keterampilan sebagai berikut : Pertama, Mampu
merumuskan alat tes yang valid dan reliable. Kedua, Mampu menggunakan alat tes
dan non-tes yang tepat. Ketiga, Mampu melaksanakan penilaian secara objektif,
jujur dan adil. Keempat, Menindak lanjuti hasil evaluasi secara profesional.
Diantara sekian banyak peran guru dalam proses belajar-mengajar yang dianggap
paling dominan adalah sebagai evaluator. Dalam bukunya: The Role of the Teacher,
Eric Hoyle mengemukakan tentang peran guru sebagai berikut :
Pertama, Sebagai bapak (Teacher of Father). Ia tahu apa yang ia perbuat dan semua
yang diperbuatnya demi kepentingan sang anak. Kedua, Sebagai kakek (Teacher as
Grand Father). Seorang kakek itu baik hati, suka bercerita kepada cucu-cucunya. Ketiga,
Sebagai nenek (Teacher as Grand Mother). Sebagai tukang cerita. Keempat, Sebagai
kakak tertua (Teacher as a Oldest Brother), selalu mengajak untuk bekerjasama. Kelima,
Sebagai paman (as an Uncle), suka memberi informasi dan berbagai ide. Keenam,
Sebagai ipar (as Causin), mengajar muridnya tidak menaruh perhatian terhadap
mereka dan biasanya ia memikirkan hal-hal lain,seringkali memperhatikan tugas
pokoknya sendiri. Ketujuh, Sebagai sersan mayor (as Sergion Major), pengawal
pasukan dengan disiplin ketat dan menggunakan catatan dari berbagai buku, selalu
mengadakan parade senja untuk menghormati pimpinan pasukan. Kedelapan, Sebagai
Sigmund Freud, alat Bantu atau sarana untuk menyelesaikan konflik dan ketegangan.
Kesembilan, Sebagai kelompokPsikoterapist (as Group Psikoterapist), menggunakan
drama sebagai terapi. Kesepuluh, Sebagai editor buku (Priten’s Reader), mengadakan
koreksi terhadap tulisan sebuah buku sebelum dicetak. Kesebelas, Sebagai guru, yang
menyampaikan pengetahuan.
17
Sesungguhnya peranan guru itu tidak hanya terbatas oleh dinding-dinding kelas
tempat ia mendidik siswanya. Ia punya tugas di dalam dan di luar kelas di sekolah serta
di masyarakat/ Penelitian mengenai peranan guru, berupaya menemukan komponen-
komponen penting pengajaran dan cara terbentuknya tingkah laku guru dalam sistem
pendidikan yang telah dirancang adalah :
Pertama, tidaklah seperti halnya hukum, kedokteran, dan kebanyakan profesi lain,
mengajar tidak memiliki bentuk ”mati”. Keahliannya bisa dijelmakan menjadipanduan
kerja. Jadi, dalam mengajar banyak peluang improvisasi. Kedua, dibandingkan dengan
profesi lain yang lebih tinggi, belajar beda pola penerimaan tenaga barunya,
pendidikannya dan mobolitas karirnya. Karena merupakan profesi yang mudah
penerimaannya. Ketiga, mengajar membentuk interaksi secara afektifdan terus menerus
dan murid dan kelangsungan mengajar itu terisolir baik bagi gurumaupun murid di kelas
lainnya.
18
kecakapan yang memiliki standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi (UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Pekerjaan
yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka
khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka
karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Nana Sudjana, 1988 dalam usman,
2005).
Menurut PP No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1 Tentang Guru, Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalar
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
2. Sasaran Sikap Profesional
a. Sikap Terhadap Peraturan Perundang-Undangan
Pada butir sembilan kode etik guru Indonesia disebutkan bahwa: “guru
melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan”.
(PGRI, 1973). Kebijaksanaan pendidikan dinegara kita dipegang oleh
pemerintah, dalam hal ini oleh departemen pendidikan dan kebudayaan. Dalam
rangka pembangunan dibidang pendidikan di Indonesia, departemen pendidikan
dan kebudayaan mengeluarkan ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan
yang merupakan kebijaksanaan yang akan dilaksanakan oleh aparatnya, yang
meliputi antara lain : Pembangunan gedung-gedung pendidikan, pemerataan
kesempatan belajar antara lain dengan melalui kewajiban belajar, peningkatan
mutu pendidikan, pembinaan generasi muda dengan menggiatkan kegiatan
karang taruna, dan lain-lain ( Soetjipto, 2004:43).
Guru merupakan unsur aparatur negara dan abdi negara. Karena itu, guru
mutlak perlu mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan, sehingga dapat melaksanakanketentuan-ketentuan yang merupakan
kebijaksanaan.
Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan ialah segala peraturan-
peraturan pelaksanaan baik yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, di pusat maupun di daerah, maupun departemen lainnya dalam
rangka pembinaan pendidikan di negara. Contoh, peraturan tentang ( berlakunya)
kurikulum sekolah tertentu, pembebasan uang sumbangan pembiayaan
pendidikan (SPP), ketentuan yentang penerimaan murid baru, penyelenggaraan
evaluasi belajar tahap akhir (EBTA) dan lain sebagainya.
19
Untuk menjaga agar guru Indonesia tetap melaksanakan ketentuan-ketentuan
yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan, Kode Etik
Guru Indonesia mengatur hal tersebut, seperti yang tertentu dalam dasar yang
kesembilan dari kode etik guru. Dasar ini juga menunjukkan bahwa guru
indonesia harus tunduk dan taat kepada pemerintah indonesia dalam menjalankan
tugas pengabdiannya, sehingga guru indonesiia tidak mendapat pengaruh yang
negatif dari pihak luar, yang ingin memeksakan idenya melalui dunia pendidikan.
Dengan demikian, setiap guru indonesia wajib tunduk dan taatkepada segala
ketentuan-ketentuan pemerintah. Dalam bidang pendidikan ia harus taat kepada
kebijakan dan peraturan, baik yangdikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan maupundepartemen lain yang berwenang mengatur pendidikan, di
pusat dandi daerah dalam rangka melaksanakan kebijakan-kebijakan pendidikan
di Indonesia.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sikap Profesional Guru adalah Suatu Kepribadian atau respon yang menggambarkan
kecenderungan untuk bereaksi sebagai seorang guru yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran yang alhi dalam
menyampaikannya.
Profesionalisme seorang guru juga harus dikembangkan untuk meningkatkan atau
menambah pengetahuan dan keterampilannya baik pada masa Pra-jabatan ataupun dalam
jabatan karena ilmu dan pengetahuan yang menunjang profesi itu selalu berkembang
sesuai dengan kemajuan zaman.
Sebagai jabatan yang harus dapat menjawab tantangan perkembangan masyarakat,
jabatan guru harus selalu dikembangkan dan dimutakhirkan. Dalam bersikap guru selalu
mengadakan pembaharuan dengan tuntutan tugasnya.
3.2 Saran
Sebagai professional, seorang guru harus selalu meningkatkan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan secara terus menerus. Sasaran penyikapan itu meliputi penyikapan
terhadap perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, peserta didik, tempat
kerja, pemimpin dan pekerjaan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Berdesa, J. (2019, december 10). juragan berdesa.blogspot. Retrieved from Peran dan
Fungsi Guru: https://juraganberdesa.blogspot.com/2019/08/peran-dan-fungsi-
guru.html
Pelajaran.co.id. (2018, june 23). pelajaran co.id. Retrieved from engertian Profesi,
Profesional, Profesionalisme, Profesionalitas dan Profesionalisasi Menurut
Para Ahli Lengkap:
https://www.pelajaran.co.id/2017/14/pengertian-profesi- profesional-
profesionalisme-profesionalitas-dan-profesionalisasi-menurut-para- ahli.html
Setiawan, S. (2021, january 12). Pengertian Profesional – Etika, Prinsip, Pokok, Ciri,
Syarat, Konsep, Para Ahli. Retrieved from guru pendidikan com.:
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-profesional/
24