Oleh :
Kelompok 2
JURUSAN MATEAMATIKA
2022
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur atas ke hadirat Allah SWT,yang mana telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sebagai makhluk-Nya. Karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah “ Hakikat dan
Pengertian Kompetensi Guru“.
Makalah ini disajikan secara sistematis dan dengan pemikiran- pemikiran yang relevan,
sehingga mempermudah pembaca untukmemahaminya. Dalam makalah ini diharapkan dapat
menambah wawasan pembaca mengenai materi yang disajikan.Akhir kata, tiada gading yang
tak retak, demikian pula dengan makalahini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini dan menjadi
perbaikan untuk penyusunan makalah-makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 5
C. Tujuan................................................................................................................................ 5
BAB II .................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 6
A. Makna dan Hakikat Guru ...................................................................................................... 6
B. Kompetensi Guru .................................................................................................................. 10
BAB III .............................................................................................................................................. 15
PENUTUP ......................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 15
B. Saran ...................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana telah diketahui bahwa profesi guru adalah profesi yang sedang
tumbuh. Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan semi
profesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal ini dimungkinkan karena jabatan
guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan
tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan
fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989). Semakin dituntutnya profesionalitas
seorang guru, maka guru sebagai tenaga pengajar dan pemberi informasi kepada
siswanya tentu harus mengetahui bagaimana seorang guru yang professional itu.
Secara umum, sikap profesional seorang guru dilihat dari faktor luar. Akan
tetapi, hal tersebut belum mencerminkan seberapa baik potensi yang dimiliki guru
sebagai seorang tenaga pendidik. Menurut PP No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1 Tentang
Guru dan UU. No. 14 Tahun 2005 pasal 1.1 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalar pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Selain itu seorang guru juga memiliki kompetensi yang akan menunjukan
kualitas profesionalisme seorang guru. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 16 tahun 2007 telah ditetapkan standar kompetensi pedagogik guru. Standar
kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki
guru dalam menyelenggarakan pembelajaran. Standar kompetensi guru mencakup
kompetensi inti guru yang dijabarkan ke dalam kompetensi guru. Dengan adanya
kualifikasi dan kompetensi tersebut diharapkan seorang guru menjadi tenaga pendidik
dan pengajar yang professional.
Kinerja dan kompetensi guru memikul tanggung jawab utama dalam
transformasi orientasi peserta didik dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari
ketergantungan menjadi mandiri, dari tidak terampil menjadi terampil, dengan
metode-metode pembelajaran bukan lagi mempersiapkan peserta didik yang pasif,
melainkan peserta didik berpengetahuan yang senantiasa mampu menyerap dan
menyesuaikan diri dengan informasi baru dengan berikir, bertanya, menggali,
mencipta dan mengembangkan cara-cara tertentu dalam memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kehidupannya.
Berdasarkan pembahasan singkat diatas maka menjadi sangat penting seorang
guru mengetahui makna menjadi guru dan bagaimana menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai seorang guru yang berkompeten yang memenuhi standar
kompetensi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna guru?
C. Tujuan
1. Menegetahui makna guru, agar kedepannya calon guru dapat memaknai dengan
baik bagaimana seorang guru
2. Hakikat Guru
Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya adalah suatu
proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar
anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan
proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan
bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar. (Nana
Sudjana, 1991, 29).
Mengajar merupakan langkah bagi seorang guru untuk memandaikan
bangsa dengan tanpa memikirkan efek untung dan ruginya secara material
personal, melainkan memikirkan bagaimana nistanya jika generasi selanjutnya
tidak lebih berkualitas dalam semua aspek kehidupan. Aktivitas mengajar
tersebut tentunya menuntut kepekaan emosional dan spiritual yang mampu
melahirkan mentalitas dan moralitas suatu bangsa.
Mengajar adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide,
keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan
cara-cara belajar bagaimana belajar (Joyce dan Well, 1996).
Dalam hal ini guru dituntut untuk profesional dengan tugas utamanya
disamping mendidik, mengajar, juga melatih. Profesionalitas seorang guru
tentunya dituntut oleh beberapa pihak yang selalu mendukung keberadaan guru.
Seorang pendidik yang profesional adalah pendidik yang memiliki suatu
kemampuan dan keahlian sehingga mampu untuk melakukan tugas, peran, dan
fungsinya sebagai guru. Tugas guru tersebut merupakan realisasi dari perbuatan
yang a highly complexion process. Dinamakan kompleks karena guru dituntut
untuk berkompetensi personal, profesional, dan sosial kultural secara terpadu
dalam proses pembelajaran. Dikatakan kompleks karena guru hendaknya mampu
mengitegrasikan penguasaan materi dan metode, teori dan praktik dalam interaksi
peserta didiknya. Pemaknaan kompleks lainnya bagi seorang guru adalah mampu
memadukan unsur seni, ilmu teknologi, pilihan nilai, dan keterampilan bagi anak
asuhnya dalam proses mengajar.
Hakikat guru tidak hanya menjadi seorang diri, akan tetapi menyatu dalam
semua keragaman. Artinya, guru harus pandai menyatukan keragaman peserta
didiknya dari tingkat kemampuan intelektual, keragaman dalam bercakap,
keragaman kepribadian hingga keragaman kecenderungan yang didasari oleh
bakat mereka.
Dengan demikian dapat ditemukan simpulan bahwa hakikat guru adalah:
a. Orang yang memiliki minat, tidak pernah lelah dan bosan mencari atau
menambah ilmu dan menyampaikannya pada orang lain (siswa) kapan saja.
b. Orang yang berbakat, mempunyai kelebihan dan hasilnya sesuai dengan
harapan.
c. Orang yang bertanggung jawab, mampu merubah pengetahuan, sikap,
kepribadian, dan keterampilan peserta didiknya lebih baik.
d. Orang yang mempunyai panggilan jiwa, mau berkorban demi kemajuan
peserta didiknya.
e. Orang yang mempunyai idealisme, mau mendengarkan keluh kesah peserta
didiknya dan mampu memberikan solusinya.
3. Persyaratan Guru
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki
keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang
pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru.
Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang
profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran
dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan
melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.
Menjadi guru menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat dan kawan-kawan tidak
sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan seperti di bawah ini:
a. Takwa kepada Allah SWT
Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan, tidak mungkin mendidik
peserta didik agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa
kepada-Nya. Sebab ia adalah teladan bagi peserta didiknya sebagaimana
Rasulullah SAW, menjadi teladan bagi umatnya.
b. Berilmu
Ijazah bukan semata-mata secarcik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa
pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu
yang diperlukannya untuk suatu jabatan. Guru pun harus mempunyai ijazah
agar ia diperbolehkan mengajar.
c. Sehat jasmani
Kesehatan jasmani kerap kali dijadikan salah satu syarat bagi mereka
yang melamar untuk menjadi guru. Guru yang mengidap penyakit menular,
umpamanya, sangat membahayakan kesehatan anak-anak.
d. Berkelakuan baik
Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak peserta didik. Guru
harus menjadi teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Diantara
tujuan pendidikan yang membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi
peserta didik dan ini hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru
berakhlak mulia.
2. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam
memahami peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
pengembangan peserta didik, dan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk
mengaktualisasi potensi yang mereka miliki.
Kompetensi pedagogik dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya sebagai
berikut:
• Dapat memahami peserta didik dengan lebih mendalam. Dalam hal ini,
seorang guru harus memahami peserta didik dengan cara
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian, perkembangan kognitif,
dan mengidentifikasi bekal untuk mengajar peserta didik.
• Melakukan rancangan pembelajaran. Guru harus memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, seperti menerapkan teori
belajar dan pembelajaran, memahami landasan pendidikan,
menentukan strategi pembelajaran didasarkan dari karakteristik peserta
didik, materi ajar, kompetensi yang ingin dicapai, serta menyusun
rancangan pembelajaran.
• Melaksanakan pembelajaran. Seorang guru harus dapat menata latar
pembelajaran serta melaksanakan pembelajaran secara kondusif.
• Merancang dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus mampu
merancang dan mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan dengan menggunakan metode, melakukan
analisis evaluasi proses dan hasil belajar agar dapat menentukan tingkat
ketuntasan belajar peserta didik, serta memanfaatkan hasil penilaian
untuk memperbaiki program pembelajaran.
• Mengembangkan peserta didik sebagai aktualisasi berbagai potensi
peserta didik. Seorang guru mampu memberikan fasilitas untuk peserta
didik agar dapat mengembangkan potensi akademik dan nonakademik
yang mereka miliki.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi guru selanjutnya adalah kompetensi sosial. Kompetensi
sosial yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi
dan bergaul dengan tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua peserta
didik, dan masyarakat di sekitar sekolah.
Kompetensi sosial meliputi:
• Memiliki sikap inklusif, bertindak obyektif, dan tidak melakukan
diskriminasi terhadap agama, jenis kelamin, kondisi fisik, ras, latar
belakang keluarga, dan status sosial
• Guru harus dapat berkomunikasi secara santun, empatik, dan efektif
terhadap sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, serta
masyarakat sekitar
• Guru dapat melakukan adaptasi di tempat bertugas di berbagai wilayah
Indonesia yang beragam kebudayaannya
• Guru mampu melakukan komunikasi secara lisan dan tulisan.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi guru yang terakhir adalah kompetensi profesional.
Kompetensi profesional yaitu penguasaan terhadap materi pembelajaran
dengan lebih luas dan mendalam. Mencakup penguasaan terhadap materi
kurikulum mata pelajaran dan substansi ilmu yang menaungi materi
pembelajaran dan menguasai struktur serta metodologi keilmuannya.
Kompetensi profesional meliputi:
• Penguasaan terhadap materi, konsep, struktur dan pola pikir keilmuan
yang dapat mendukung pembelajaran yang dikuasai
• Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap
mata pelajaran atau bidang yang dikuasai
• Melakukan pengembangan materi pembelajaran yang dikuasai dengan
kreatif
• Melakukan pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan
dengan melakukan tindakan yang reflektif
• Menggunakan teknologi dalam berkomunikasi dan melakukan
pengembangan diri.
A. Kesimpulan
Guru adalah orang memberikan ilmu pengetahuan kepada muridnya. Guru
bukan hanya mengajar, akan tetapi juga mendidik, melatih, membimbing dan
mengarahkan peserta didik agar tercapainya tujuan pendidikan, yaitu perubahan.
Perubahan menjadi manusia yang lebih baik serta memiliki ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.Guru merupakan faktor penting dan utama
dalam dunia pendidikan, karena guru bertanggungjawab terhadap perkembangan
peserta didik. Peranan guru sangatkah penting, karena guru termasuk uswah atau
teladan bagi peserta didiknya.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap para pembaca baik sebagai calon
guru dan terlebih buat kami sendiri memahami dan dapat memaknai bagaimana
menjadi seorang guru yang harus tetap mengembangkan diri danpotensi yang dimiliki
untuk menunjang pembelajaran di kelas dan dapat bertanggung jawab dalam
menjalankan peran menjadi guru yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. E. 2013. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. PT. Remaja Rosdakarya:
Bandung.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen