Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KOMPETENSI GURU PROFESIONAL (PEDAGOGIK)


Mata Kuliah Profesi kependidikan Dr. Ali Nurhadi, M.pd

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3


Roihan Ali
Uswatun Hasanah

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


STKIP PGRI SAMPANG TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang mana ia telah memberi rahmat
dan inayah beliau kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
KOMPETENSI GURU PROFESIONAL (PEDAGOGIK) tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah, Untuk memenuhi
syarat tugas kelompok Mata Kuliah Profesi kependidikan yang diampu oleh Dr. Ali
Nurhadi, M.pd Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Fonologi. Lebih khususnya dalam ranah ilmu KOMPETENSI GURU
PROFESIONAL (PEDAGOGIK).
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Ali Nurhadi, M.pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Profesi kependidikan Yang telah memberikan
tugas kepada kelompok kami sehingga dapat menambah wawasan bagi kelompok
saya saat ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat
ataupun official kelompok tiga, yang telah sudi meluangkan waktu, fikiran, dan
tenaganya untuk terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari makalah ini sangat
jauh sekali dari kata sempurna apalagi istimewa, Oleh karna itu kami perlu kritik
dan saran yang mana kritik dan saran tersebut dapat di jadikan motivasi dan
pembelajaran, Agar kedepannya dapat semakin lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ....................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN ..................................................................... 3
D. MANFAAT PENULISAN .................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 4
A. PROFESIONALISME GURU ............................................................ 4
B. KOMPETENSI GURU ...................................................................... 6
C. INDIKASI GURU ............................................................................... 9
BAB III PENUTUP .................................................................................... 10
KESIMPULAN ........................................................................................... 10
SARAN ......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya pendidikan adalah kunci dari keberhasilan dari
sebuah Negara, Negara akan maju dan berhasil jika ditunjang dengan
pendidikan yang bermutu akan tetapi begitu juga sebaliknya jika
pendidikanya saja tidak bermutu maka sudah barang tentu Negara tersebut
tidaklah dikatakan sebagai Negara maju, dengan pendidikan maka akan
terlahir pemimpin yang berkarakter. Pendidikan erta kaitanya dengan
keberadaan guru didalamnya. Seorang guru dituntut keprofesioanalanya
agar dapat mengahsilkan peserta didik yang bermutu. Guru yang
profesioanal tidak hanya mengajar akan tetapi juga membimbing,
mengarahkan, menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar
dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir
dari proses pendidikan. Seorang guru harus memiliki kompetensi dalam
mengajar agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal.
Guru dituntut untuk lebih menguasai dan mengembangkan suatu
pembelajaran secara luas dengan memperhatikan karakteristik siwa dan
lingkungan sekolah masing-masing. Artinya, guru dituntut agar lebih kreatif
agar peserta didik tidak cenderung bosan dalam materi ajar dan seorang guru
seharusnya bisa mengembangkan materi yang diajarkan yang bertujuan
untuk menambah wawasan dan kepribadian peserta didik menjadi
bertambah agar menjadi sumber daya manusia yang berguna bagi Negara
dan Masyarakat, masih banyak guru yang telah menyandang PNS (Pegawai
Negeri Sipil) yang tidak menjalankan tugas dan wewenangnya secara baik.
Guru pendidikan jasmani juga salah satu di antara guru yang sangat penting
dibicarakan tentang kualitasnya bukan hanya tentang moral dan etika akan
tetapi kemampuan dalam mengelola dan mengembangkan suatu
pembelajaran.

1
guru harus memiliki pengetahuan yang luas dari subject matter
(bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi dalam arti
memiliki konsep teoretis mampu memilih metode dalam proses belajar
mengajar. Kompetensi profesional guru merupakan salah satu dari
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan
apapun. Seorang guru dapat dikatakan memiliki kompetensi profesional
apabila ia telah menguasai materi pelajaran yang menjadi tanggung
jawabnya serta menguasai bahan pengayaan atau materi yang memayungi
pelajaran tersebut. Dengan menguasai materi pelajaran maka guru
diharapkan mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik sehingga
mudah dimengerti siswa.
Sebagai profesi kemampuan guru ini erat kaitannya dengan
keberhasilan guru sebagai seorang pendidik, dimana guru yang
berkompeten maka guru tersebut berpeluang menjadi pendidik yang
profesional. Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia Indonesia,
khususnya dalam wilayah otonomi daerah peran guru yang profesional
punya andil dalam mewujudkannya. Oleh karena itu penulis perlu untuk
mengkaji apakah guru-guru kita ini sudah kompeten atau belum, sudah
profesional atau belum dalam menjalankan serta mengemban profesinya.
Hal ini mengingatkan kita akan terpuruknya bangsa Indonesia ini karena
pembangunan di sektor perekonomian yang mengalami kegagalan sehingga
kita mengalami masa krisis moneter yang berkepanjangan
Dari pemaparan singkat diatas perlu halnya bagi guru ataupun calon
guru untuk memiliki pengetahuan dan kompetensi, karena efek yang
diperoleh apabila seorang tenaga pengajar tidak memiliki komptensi akan
berakibat fatal terhadap pembelajaran baik dari proses, hasil hingga evalusi.
RUMUSAN MASALAH
Setelah meninjau lebih lanjut dan menindak lanjuti dengan
seksama, dalam penulisan makalah ini maka timbullah rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari profesionalisme guru ?
2. Apakah pengertian dari kompetensi guru ?

2
3. Indikasi yang seperti apakah seorang guru bisa dikatakan sebagai guru
profesional dan mempunyai kompetensi dibidangnya ?
B. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami pengertian dari profesionalisme guru
2. Memahami pengertian dari kompetensi guru
3. Mengetahui indikasi-indikasi seorang guru bisa dikatakan sebagai guru
profesioanal dan mempunyai kompetensi dibidangnya.
C. MANFAAT PENULISAN
1. Setelah membaca dan memahami makalah ini, pembaca akan mengerti
seluk beluk fonem diftong
2. Agar memenuhi syarat tugas kelompok matkul Profesi kependidikan
yang di ampu oleh Dr. Ali Nurhadi, M.pd
3. Agar menjadi referensi bagi kelompok kami dan kelompok lain.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI PROFESIONALISME GURU


Dalam kamus besar bahasa Indonesia, profesionalisme mempunyai
makna; mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi
atau yang profesional. Profesionalisme merupakan sikap dari seorang
profesional. Artinya sebuah term yang menjelaskan bahwa setiap pekerjaan
hendaklah dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam
bidangnya atau profesinya. Konsep profesionalisme, seperti yang
dikembangkan oleh Hall, kata tersebut banyak digunakan peneliti untuk
melihat bagaimana para profesional memandang profesinya, yang tercermin
dari sikap dan perilaku mereka.
Profesionalisme guru dapat dilihat juga dari kesesuaian atau
relevansi keluaran pendidikan dengan profesi yang disandangnya. Dalam
bahasa yang lain dapat dikatakan bahwa, profesionalisme guru sama halnya
dengan “skilled performer” (pelaku yang terampil), seorang guru
profesional dapat tampil dengan penuh perkasa, inovatif, original, dan
invensif. Menurut Stevenlor dan Stigler, sebagaimana yang dikutip Dedi
Supriadi, bahwa guru adalah seorang yang senantiasa mencintai profesinya,
dan pengembangan profesionalnya sebagai guru adalah melalui interaksi
dengan sesama guru. Profesionalisme guru bisa ditilik dari sejauh mana ia
menguasai prinsip-prinsip pedagogis secara umum maupun didaktik-
metodik secara khusus yang berlaku setiap pelajaran. Serta segi lain yang
perlu dicatat adalah sikap profesionalisme guru merupakan wujud dari
pengabdian, dan menjunjung tinggi kode etik profesi
kependidikan/keguruan. Konsep profesionalisme seperti yang dijelaskan
Sumardi, bahwa ia memiliki lima prinsip atau muatan pokok, yaitu:
Pertama, afiliasi komunitas (community affilition) yaitu
menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk di dalamnya
organisasi formal atau kelompok-kelompok kolega informal sumber ide
pertama pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para profesional membangun
kesadaran profesi.

4
Kedua, kebutuhan untuk mandiri (autonomy demand) merupakan
suatu pandangan bahwa seseorang yang profesional harus mampu membuat
keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien, mereka
yang bukan anggota profesi).setiap adanya campur tangan (intervensi) yang
datang dari luar, dianggap sebagai hambatan terhadap kemandirian secara
profesional. Banyak yang menginginkan pekerjaan yang memberikan hak-
hak istimewa untuk membuat keputusan dan bekerja tanpa diawasi secara
ketat. Rasa kemandirian dapat berasal dari kebebasan melakukan apa yang
terbaik menurut yang bersangkutan dalam situasi khusus.
Ketiga, keyakinan terhadap peraturan sendiri/profesi (belief self
regulation) dimaksud bahwa yang paling berwenang dalam menilai
pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan “orang luar” yang
tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka.
Keempat, dedikasi pada profesi (dedication) dicerminkan dari
dedikasi profesional dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan
yang dimiliki. Keteguhan tetap untuk melaksanakan pekerjaan meskipun
imbalan ekstrinsik dipandang berkurang. Sikap ini merupakan eskpresi dari
pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan
sebagai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi , sehingga
kompensasi utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan ruhani
dan setelah itu baru materi.
Kelima, kewajiban sosial (social obligation) merupakan pandangan
tentang pentingnya profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh
masyarakat maupun profesional karena adanya pekerjaan tersebut.
Keenam pengertian di atas merupakan kreteria yang digunakan
untuk mengukur derajat sikap profesional seseorang. Berdasarkan defenisi
tersebut maka profesionalisme adalah konsepsi yang mengacu pada sikap
seseorang atau bahkan bisa kelompok, yang berhasil memenuhi unsur-unsur
tersebut secara sempurna.
Di antara faktor yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru
yang paling umum antara lain: 1) Masih banyak guru yang tidak menekuni
profesinya secara utuh, hal ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja di

5
luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga
waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada; 2)
Kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai
pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa mempehitungkan outputnya
kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh
terhadap etika profesi keguruan; 3) Kurangnya motivasi guru dalam
meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti
sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi
B. KOMPETENSI SEORANG GURU
Kompetensi secara umum berarti kewenangan untuk menentukan
dan memutuskan sesuatu, Dalam Pasal 1 ayat 10 UU No 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, 20 disebutkan bahwa kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati dan dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, per-
kembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
berguna bagi dirinya.
Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau
kemampuan seseorang baik yang kualitatif maupun kuantitatif. Dari
pengertian ini terdapat dua makna. Pertama sebagai indicator kemampuan
yang menunjukkan kepada perbuatan yang diamati,kedua sebagai konsep
yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan perbuatan-perbuatan serta
tahap-tahap pelaksanaanya secara utuh. Menurut Rustiyah kompetensi
adalah suatu tugas memadai atau pemilikan pengetahuan, ketrampilan dan
kemampuan yang dituntu oleh jabatan tertentu.Sedangkan menurut Ida dan
Piet Sahertian kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang bersifat kognitif, afektif,
dan performens.
Jadi kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan
yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara
tepat dan efektif. Kompetensi tersebut meliputi :
a. Kompetensi kepribadian

6
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan
personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
b. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kompetensi atau
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta
didik, kompetensi pedagogis meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi tersebut diantaranya:
a. Memahami landasan pendidikan
b.Mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi proses
pembelajaran
c. Memahami, meengembangkan potensi peserta didik
d. Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang
misalnya paham akan administrasi sekolah, bimbingan, dan
konseling
e. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir
ilmiah untuk meningkatkan kinerja sebagai pendidik.
c. Kompetensi professional
Kompetensi profesional merupakan peguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajarandi sekolah dan
subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodelogi keilmuannya. Setiap
subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai
berikut:
a. Subkompetensi menguasai keilmuan yang terkait dengan
bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar
yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep

7
dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan
materi ajat; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran
terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan
memiliki indikator esensial: memliki langkah-langkah
penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam
pengetahuan/materi bidang studi.
d. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial Kompetensi sosial merupakan
kemampuan seorang guru untuk berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator
esensial sebagai berikut:
a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, subkompetensi ini memiliki indikator
esensial:berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Perlu dijelaskan bahwa sebenarnya keempat kompetensi
(kepribadian, pedagogis, profesional, dan sosial) tersebut dalam praktiknya
merupakan satu kesatuan yang utuh. Pemilahan tersebut semata-mata untuk
kemudahan memahaminya. Hal ini mengacu pada pandangan yang
menyebutkan bahwa sebagai guru yang berkompeten memiliki (a)
pemahaman terhadap karakteristik peserta didik, (b) penguasaan bidang
studi, baik dari sisi keilmuan maupun kependiidkan, (c) kemampuan
penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik, dan (d) kemauan dan
kemampuan mengembangkan profesionalitas dan kepribadian secara
berkelanjutan.

8
C. INDIKASI-INDIKASI SEORANG GURU
Indikasi merupakan tanda-tanda kemampuan yang dimiliki
seseorang, indikasi seorang guru dikatakan profesional dan memiliki
kompetensi antara lain:
1. Mampu menjabarkan berbagai bentuk pembelajaran ke dalam berbagai
bentuk cara penyampaian
2. Mampu merumuskan tujuan pembelajaran kognitif tingkat tinggi, seperti
analisis, sintesis, dan evaluasi. Melalui tujuan tersebut maka kegiatan
belajar peserta didik akan lebih aktif dan komprehensif.
3. Menguasai berbagai cara belajar yang efektif sesuai dengan tipe dan gaya
belajar yang dimiliki oleh peserta didik secara individual.
4. Memiliki sifat positif terhadap tugas profesinya, mata pelajaran yang
dibinanya sehingga selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan dan
melaksanakn tugasnya sebagai guru.
5. Terampil dalam membuat alat peraga pembelajaransederhana sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan mata pelajaran yang dibinanya serta
penggunaannya dalam proses pembelajaran.
6. Terampil dalam menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran
yang dapat menumbuhkan minat sehingga diperoleh hasil belajar yang
optimal.
7. Terampil dalam melakukan interaksi dengan peserta didik, dengan
mempertimbangkan tujuan dan materi pelajaran, kondisi pesertadidik,
suasana belajar, jumlah peserta didik, waktu yang tersedia, dan faktor yang
berkenaan dengan diri guru itu sendiri.
8. Memahami sifat dan karateristik peserta didik, terutama kemampuan
belajarnya, cara dan kebiasaan belajar, motivasi untuk belajar, dan hasil
belajar yang telah dicapai.
9. Terampil dalam menggunakan sumber-sumber belajar yang ada sebagai
bahan ataupun media belajar bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
10. Terampil dalam mengelola kelas atau memimpin peserta didik dalam
belajar sehingga suasana belajar menjadi menarik dan menyenangkan.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari apa yang telah kami tulis di atas, dapat disimpulkan bahwa
profesionalisme guru adalah suatu pekerjaan yang di dalamnya terdapat
tugas-tugas dan syarat-syarat yang harus dijalankan oleh seorang guru
dengan penuh dedikatif, sesuai dengan bidang keahliannya dan selalu
melakukan improvisasi diri.
Dan seorang guru tidak dapat dikatakan sebagai guru yang
profesional jika tidak memenuhi empat kompetensi berikut juga
indikasi-indikasinya yang telah kami cantumkan di atas. Adapun ke
empat kompetensi tersebut adalah:
1. Kompetensi kepribadian
2. Kompetensi pedagogis
3. Kompetensi profesional
4. Kompetensi sosial

B. SARAN
Berdasarkan pemaparan di atas, maka saran yang dapat kami
sampaikan sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa
Para mahasiswa dapat memahami kompetensi guru
profesional
2. Bagi dosen
a. Mampu mensukseskan pembelajaran matkul profesi
kependidikan
b. Memberi kesempatan bagi para mahasiswa untuk lebih
leluasa lagi dalam mengasah kemampuan mengenai
profesi kependidikan

10
DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Baharun, Hasan, Pengembangan Kurikulum: TEORI DAN PRAKTIK, 2017

Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Sistem Kepemimpinan Kepala


Madrasah’, At-Tajdid: Jurnal Ilmu Tarbiyah, 6 (2017), 1–25

Thalib, Syamsul Bahri. 2013. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis


Empiris Aplikatif. Jakarta, Kencana.

Baharun, Hasan, and Robiatul Awwaliyah, ‘Pendidikan Multikultural Dalam


Menanggulangi Narasi Islamisme Di Indonesia’, Jurnal Pendidikan
Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies), 5 (2017)

11

Anda mungkin juga menyukai