Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PROFESI GURU

DIBUAT OLEH KELOMPOK 1 :

1. AFWAN RIYADI _ A22122038


2. MISBAHUN SYUDUR _ A22122090
3. RESTY FEBRIANTI ABO _ A22122133
4. VADILLAH _ A22122064
5. SALBIA _ A22122087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PALU

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Profesi Guru”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi

dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah “Profesi Guru”. dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palu,10 september 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………….


Daftar isi………………………………………………………………………………....

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………..…………………………………………………………..
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………….…………………………

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian profesi………………………………………………………………..
2.2 Pengertian Profesi guru……………..……………………………………………
2.3 Komponen kompetensi profesi guru……..………………………………………
2.4 tugas dan peranan profesi guru……….………………………………………….
2.5 organisasi profesi guru…………………………………………………………..

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………
B. Saran …………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tujuan pendidikan nasional adalah "mencerdaskan kehidupan bangsa". Oleh


karena itu agar pendidikan dapat terwujud diperlukan tenaga pendidikan yang
berlatar belakang yang mengerti akan profesi keguruan. Menjadi guru adalah
menghayati profesi. Apa yang membedakan sebuah profesi, dengan pekerjaan
lain adalah bahwa untuk sampai pada profesi itu seseorang berproses lewat
belajar. Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan
dalam suatu birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika
khusus untuk jabatan itu.

Guru memiliki peran yang sangat esensial bagi mutu pendidikan di Indonesia
karena guru menjadi salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya
proses pembelajaran disamping kurikulum dan sarana prasarana. Guru
memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, dan mengevaluasi
peserta didik. Tugas utama tersebut akan menjadi efektif apabila guru
memiliki derajat profesionalitas tertentu yang meliputi kompetensi yang harus
dimiliki guru disertai dengan kode etik tertentu.

Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 kompetensi yang harus


dimiliki guru meliputi meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. keempat
kompetensi tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh.
Guru profesional sudah seyogyanya mampu menguasai keempat kompetensi
tersebut. Oleh karena itu. kami menyusun makalah ini berkaitan dengan hal-
hal tentang profesi keguruan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan apa pengertian profesi guru ?


2. Jelaskan bagaimana komponen kompetensi profesi guru?
3. Apa sajakah tugas dan peranan profesi guru?
4. Apa sajakah organisasi profesi guru?
1.3 Tujuan

1. Agar mengetahui pengertian profesi guru.


2. Agar mengetahui komponen kompetensi profesi guru.
3. Agar mengetahui tugas dan peranan profesi guru.
4. Agar mengetahui organisasi profesi guru.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Profesi

Propesi merupakan suatu istilah yang sudah sangat sering dipakai untuk
menunjuk pada suatu pekerjaan tetap. Apabila seseorang itu melakukan
pekerjaan sebagai penyapu jalanan sekalipun maka itu dapat dikatakan sebagai
sebuah propesi. Oleh karena itu makna dari propesi ini dibuat menjadi lebih
khusus, sebuah propesi merupakan pekerjaan yang memang memerlukan
keahilan- keahilan tertentu, yaitu keterampilan yang mendasar didalam diri
dan didalam pengetahuan teoritis dan sesuai dengan kaidah tingkah laku (kode
etik),dan tentunya sudah pasti pengetahuan tersebut dimiliki dari proses
latihan ataupun

pendidikan. Agar memahami beragamnya pengertian propesi, Sukrisno Agoes


dan Cenik Ardana mengutip beberapa pengertian dari propesi diantara ialah
sebagai berikut :

1. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan


bahwaPropesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang di landasi
pendidikankeahlian, keterampilan, kejuruan dsb.

2. Menurut Hidayat Nur Wahid dalam Economics Business, Accounting


Review, edisi II April 2006. Propesi merupakan suatu pilihan yang sadar
dilakukan oleh seseorang, sebuah pekerjaan yang secara kusus dipilih.
dilakukan dengan konsisten, ditekuni, sehingga seseorang dapat mengatakan
bahwa ia memang berpropesi di bidang tersebut.

3. Menurut Kanter (2011). Propesi merupakan pekerjaan kelompok terbatas


dari orang orang yang memiliki keahlian khusus yang dimilikinya melalui
latihan ataupun dari pengalaman lain, dan juga melalui keduanya sehingga
penyandang propesi dapat membimbing dan memberi nasehat/saran dalam
bidang nya sendiri.

4. Menurut Sonny Kerat (1998). Propesi adalah sebuah pekerjaan yang


dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan
keterampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen dan moral yang
mendalam. Oleh karena itu orang yang propesional adalah orang yang
menekuni pekerjaannya dengan tepat, dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi serta punya

komitmen pribadi yang mendalam atas pekerjaanya tersebut. 5. Menurut


Brooks (2004). Propesi adalah suatu kombinasi fitur, kewajiban dan hak yang
menyeluruh yang digabungkan seperangkat nilai-nilai propesional yang umum
dan nilai-nilai yang menentukan bagaimana keputusan dibuat dan bagaimana
tindakan akan dilaksanakan.

Secara oprasional dalam penelitian ini peneliti memabagi propesi kedalam


beberapa Unsur pokok yaitu:

1. Terdapat pengetahuan khusus, yang biasanya pengetahuan ini dimiliki


seseorang berkat pendidikan, pengalaman dan pelatihan.

2. Adanya kaidah dan standar yang moral yang sangat tinggi. Hal tersebut
biasanya didasarkan pada kode etik propesi.

3. Setiap Pelaksanaan Propesi harus meletakkan kepentingan pribadi dibawah


kepentingan masyarakat.

4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu propesi tersebut.

2.2 Profesi guru

Menurut Kartadinata, propesi guru adalah seseorang yang memiliki latar


belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahilan guru dalam
melaksanakan tugas tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh
pendidikan keguruan tertentu, dan kemampuan tersebut tidak dimilik oleh
warga masyarakat pada umumnya yang tidak sama sekali mengikuti
pendidikan keguruan. Dapat disimpulkan bahwa Propesi guru merupakan
sebuah bidang pekerjaan khusus yang harus mempunyai keahilan khusus,
seperti mendidik, mengajar, memimbing. melatih, serta mengevaluasi peserta
didiknya supaya memiliki sikap dan perilaku yang diharapkan.
Sebagai seseorang yang memiliki propesi sebagai seorang guru maka
memerlukan beberapa sisi sebagai berikut:

1. Jabatan guru sebagai suatu propesi

Jabatan sebagai guru merupakan suatu yang dapat dikatakan sebagai


propesi karena menjadi seorang guru itu dituntut mempunyai suatu keahlian
tertentu seperti mengajar, mengelola kelas, dan merancang pengajaran, dan
pekerjaan seperti ini seseorang dapat memiliki nafkah bagi kehidupan
selanjutnya.

2. Propesi sebagai keahlian khusus

Kekhususannya ialah bahwa hakikatnya terjadi dalam sebuah bentuk


pelayanan manusia atau masyarakat. Seseorang yang menjalankan propesi ini
hendaknya menyadari bahwa ia hidup dari padanya. Para guru dituntut untuk
mempunyai keahlian propesi yang terukur dan teruji sesuai dengan fungsi dan
perannya. Keahlian propesi guru dalam hal penguasaan materi pengetahuan,
penguasaan kemampuan ajar dan pengembangan bahan ajar, dan mampi
berinteraksi dengan peserta didik guru masyarakat sesuai dengan kapasitas
yang dimiliki. Dan juga sebagai seorang guru dituntut untuk memiliki
kompetensi propesi, yaitu dalam hal skill atau kemampuan sebagai pengajar
dan pendidik yang cakap memimbing siswa dalam dinamika kehidupan nyata.

3. Guru sebagai propesi yang luhur

Guru juga disebut sebagai propesi yang luhur, mengapa demikian? Karena
dalam hal ini perlu disadari bahwa guru dalam melaksanakan tugasnya
dituntut adanya budi luhur dan akhlak yang tinggi. Seorang guru dalam
keadaan darurat pun di anggap wajib untuk membantu tanpa imbalan yang
cocok. Dengan kata lain ialah guru merupakan hakikat yang propesi yang
luhur dan mengabdikan diri dengan rasa kemanusiaannya.

4. Di fasilitasi oleh pemerintah sebagau wujud apresiasi

Agar terwujudnya guru sebagai propesi, pemerintah khususnya yang


membuat kebijakan dan otoritas pendidikan memiliki tanggung jawab yang
berat, yaitu mempunyai kewajiban memfasilitasi proses dan aktivitas
pengembangan keahlian propesi guru melalui kegiatan pelatihan, penyebaran
informasi, penyuluhan dan pembimbingan akademik dan karier.
5. Tidak mudah untuk menjadi seorang profesional

Jika dibandingkan dengan profesi guru dan profesi lainnya, seperti dokter,
pengacara, dan akuntan, maka akan terlihat beberapa besarnya perbedaan
profesi guru dengan profesi lainnya, Lazim diketahui bahwa agar menjadi
seorang dokter dil harus membutuhkan waktu yang panjang dan lama. Mereka
harus banyak mengikuti berbagai jenis jenjang pendidikan formal, praktek
lapangan, atau magang dalam waktu tertentu di bidangnya masing-masing.
Bahkan dinegara maju, seperti jerman dan amerika, katanya untuk
mendapatkan status guru harus mengenyam pendidikan seseorang harus
magang sampai dua tahun.

6. Guru yang kompeten

UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, diperjelas oleh


Permendiknas No 16 tahun 2007, guru sebagai suatu profesi yang harus
mempunyai empat kompetensi yaitu, kompetensi pedagogik, kepribadian,
professional, dan kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik yaitu guru harus
menguasai karakteristik peserta didik melalui aspek fisik, moral, sosial,
kultural, empational, dan intelektual. Kemudian guru juga dituntut agar
menguasai teori teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
dan teknik penilaian mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang
pemngembangan yang di ampuhnya, memanfaatkan teknologi informasi,
komunikasi dan media untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan
pengembangan yang mendidik.

7. Adanya sertifikasi pendidik

Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang


mempunyai program pengandaan tenaga kependidikan yang terakreditasi
ataupun ditunjuk oleh pemerintah. Dampak dari mempunyai sertifikasi
pendidikan ialah. guru akan mendapatkan penghasilan diatas kebutuhan
minimum seperti yang telah tertulis di dalam Pasal 14 ayat (1) yaitu gaji
pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain seperti
tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat
tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru.

8. Adanya UU yang mengatur tentang propesi guru


UU ini akan dapat mengangkat derajat guru secara hakiki, karena selama ini
andil dan kontribusi guru dalam mencerdaskan anak negeri ini sering di
pandang sebelah maya, dan memandang profesi guru sebagai profesi biasa.
UU guru dan dosen seperti pasal 8 menyatakan yaitu: Guru diwajibkan
mempunyai kualitas akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.Sertifikasi akan dimiliki oleh guru setelah guru memiliki kualifikasi
akademis minimal S- 1/D-IV sejak pendidikan anak PAUD hingga pendidikan
menengah. Kemudian guru harus mempunyai 4 kompetensi dan setelag uji
kompetensi tersebut barulah guru akan di angkat marwah dan kehidupan guru
akan hidup sejahtera dan penghasilan yang layak sebagaimana yang dicita
citakan oleh setiap guru Indonesia.

9. Peran guru dalam pembelajaran

Guru merupakan pendidikan professional dengan tugas utama mendidik,


mengajar, memimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik sejak anak usia dini dalam jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah (UUD. No 14 tahun 2005:2) Guru perannya
tidak akan tergantikan.

2.3 Komponen Kompetensi Profesi Guru

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang


Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.
Kompetensi guru terkait dengan kewenangan melaksanakan tugasnya, dalam
hal ini dalam menggunakan bidang studi sebagai bahan pembelajaran yang
berperan sebagai alat pendidikan, dan kompetensi pedagogis yang berkaitan
dengan fungsi guru dalam memperhatikan perilaku peserta didik belajar
(Djohar, 2006: 130).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah hasil
dari penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya. dapat
berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam menjalankan tugas
keprofesionalannya.

 Jenis-Jenis Kompetensi Guru


Kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8 Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi intelektual, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi
tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:

A. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru yang


berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral,
emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru
harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa
memiliki karakter, sifat, dan kemampuan yang berbeda. Berkenaan dengan
pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan masing-masing dan disesuaikan dengan
kebutuhan lokal. Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik
untuk mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan harus mampu
melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.

Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek-aspek


pedagogik, yaitu:

 Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik,


moral,sosial, kultural, emosional dan intelektual.
 Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik.

 Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang


pengembangan yang diampu.

 Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang


mendidik.Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta mengaktualisasikan


berbagai potensi yang dimiliki didik

 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta


didik.untuk Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.

 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas


pembelajaran.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola


pembelajaran, sekurang-kurangnya meliputi (1) pemahaman wawasan atau
landasan kependidikan, (2) pemahaman terhadap peserta didik, (3)
pengembangan kurikulum/silabus, (4) perancangan pembelajaran, (5)
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (6) pemanfaatan
teknologi pembelajaran, (7) evaluasi proses dan hasil belajar, dan (8)
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya

B. Kompetensi Sosial

Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu di-
contoh dan merupakan suritauladan dalam kehidupanya sehari-hari. Guru
perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyakat, dalam rangka
pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dengan dimilikinya
kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan
berjalan dengan lancar, sehingga jika ada keperluan dengan orang tua siswa,
para guru tidak akan mendapat kesulitan.

Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja


sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan. Kriteria
kinerja guru terkait kompetensi sosial yang harus dilakukan adalah:

 Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis


ke- lamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan
status sosial ekonomi.

 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama


pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia


yang memiliki keragaman sosial budaya. • Berkomunikasi dengan
komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau
bentuk lain.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat, sekurang-kurangnya meliputi:

1. berkomunikasi lisan, tulisan, dan/atau isyarat.


2. menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional,
3. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik,
4. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan
norma serta sistem nilai yang berlaku
5. menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan dan semangat kebersamaan.

C. Kompetensi Personal (Kepribadian)

Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal dari diri seorang


pendidik yang mencerminkan kepribadian yang baik, stabil, dewasa, berakhlak
mulia, serta arif dan berwibawa, sehingga nantinya dapat menjadi contoh
teladan bagi peserta didiknya, Sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian
meliputi :

1. Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan


norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etod kerja sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada
kemamfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadappeserta didik dan memiliki perilaku yang
disegani.
5. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputi bertindak sesuai
dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki
perilaku yang diteladani peserta didik.

D. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam bagi pendidik, yang mencakup penguasaan materi kurikulum
mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,
serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi dalam bidang
keilmuannya.

 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang


mendukung pelajaran yang dimampu.
 Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang dimampu.
 Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.
 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
 Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan melakukan
pengembangan diri.

2.4 Tugas dan Peranan Profesi Guru

Guru merupakan salah salah satu profesi yang sangat berat akan tetapi sangat
mulia bagi yang memahami akan hakikat profesi guru, oleh sebab itu guru yang
berhadapan langsung dengan siswa-siswi merupakan sebagai menciptakan
landasan bagi siswa-siswi yang akan bermanfaat bagi dirinya dalam pengajaran
yang telah diberikan oleh gutu.

Adapun demikian dengan adanya tujuan ini, profesi guru ini memiliki tugas dan
peranannya sebagai profesi guru yang diterangkan di dalam UU yang telah dibuat
oleh pemerintah Indonesia guna sebagai adanya tujuan dan keberlanjutan dari
profesi guru, yakni menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 dan Undang
Undang No. 14 Tahun 2005 bahwa peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar,
pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta didik. Dari
isi UU No. 20 2003 dan UU No. 14 2005 dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Guru sebagai pendidik


Guru sebagai pendidik adalah profesi yang dianut oleh seseorang
sehingga dapat dikatakan guru mereka yang melakukan pembinaan,
mengarahkan dan mendidik peserta didik sebagaimana yang diterapkan
melalui keterlibatan langsung dengan peserta didik. Adapun demikian
guru dalam proses melaksanakan pembinaan, mengarahkan dan
mendidik peserta didiknya dengan cara memberikan kesempatan dan
waktunya guna sebagai menunjang aktivitas guru dalam mengarahkan
dan memberikan ilmu pengetahuan, juga tidak lupa guru sebagai
pendidik adalah mengenalkan ajaran-ajaran yang bersifat nilai adan
norma yang baik seperti pembinaan akhlak mulia bagi peserta didik
guna sebagai terciptanya kepribadian yang baik bagi peserta didik.

Sehingga apabila dikatakan guru sebagai pendidik maka, sepatutnya


guru tersebut memiliki standar kualitas pribadi yang sangat mumpuni
yang dapat diterapkan dan ditiru oleh peserta didik yakni seperti
memiliki tanggungjawab. wibawa, mandiri dan disiplin yang sangat
tertib. Dengan adanya sikap yang demikian maka peserta didik akan
cepat meniru akan tingkah laku dan sikap seorang guru sebagai
cerminan mereka yang memahami akan nilai-nilai, norma moral dan
sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan
norma tersebut.

Guru sebagai pendidik dalam proses pembelajaran juga harus


memperhatikan tanggung jawabnya sebagai seorang guru yang berani
dalam mengambil keputusan tanpa melihat akan perbedaan anatar satu
dengan lainnya. Dalam proses pembelajaran juga dengan sikap ini
dapat berguna supaya tidak adanya alasan peserta didik untuk tidak
menghargai seorang pendidik.

b. Guru sebagai pengajar

Dalam kaitannya guru sebagai pengajar merupakan guru harus mempu


menguasai sedikit banyaknya dalam inovasi pembelajaran yang
berkaitan dengan perkembangan teknologi sekarang ini, sehingga jelas
bahwa sebagai pengajar apa yang disampaikan harus sesuai dengan
relaita dengan keadaan sekarang ini. Sebagai pengajar, guru tentu
harus dapat membentuk kompetensi dan memahami materi standar
yang dipelajari. Hampir sama dengan pengertian guru sebagai pendidik
bahwa guru ditekankan dalam pembinaan akhlak mulia bagi peserta
didik guna sebagai terciptanya kepribadian yang baik bagi peserta
didik.

Guru sebagai pengajar juga lebih dimudahkan karen adanya teknologi


sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Sehingga membuat perkembangan sekrang ini mudah dimanfaatkan
oleh Guru sebagai pengajar dalam proses pembelajran kepada peserta
didik.

c. Guru sebagai pembimbing

Guru sebagai pembimbing dapat diibaratkan sebagai pembimbing


perjalanan yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya yang
bertanggung jawab. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan
tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan
yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai
kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Artinya bahwa guru ini bukan hanya sebatas label saja akan tetapi juga
sebagai pembimbing kearah dan tujuan yang benar supaya
keberhasilan peserta didik dapat ditujukan.

Guru sebagai pembimbing juga sangat berkaitan dengan gurulainnya


dalam membimbing peserta didik serta kepedulian atau factor oarng
tua yang sangat dibutuhkan demi mewujudkan keberhasilan dalam
proses membimbing peserta didik oleh guru. Seperti dalam proses
pembelajaran disaat peserta didik tidak mengetahui arah dan tujuannya
dalam belajar disinilah sebagai guru membimbing peserta didik supaya
memiliki arah yang baik.

d. Guru sebagai pengarah

Guru sebagai pengarah bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua.
Sebagai pengarah guru harus mampu meenjadi orang tua bagi peserta
didik dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi,
mengarahkan dan menberi tahu yang benar keputusan yang diambil
oleh peserta didik dalam mengambil suatu keputusan yang akan
berdampak bagi dirinya sendiri.

Guru juga dituntut untuk mengarahkan peserta didik dalam


mengembangkan potensi dirinya yang tertanam dalam jiwanya dengan
mengarahkan kepada hal-hal yang ia senangi seperti mengikuti
ektrakurikuler dan kurikuler yang baik bagi jiwanya, sehingga peserta
didik dapat membangun karakter yang baik bagi dirinya dalam
menghadapi kehidupan nyata di masyarakat. dan bersaing juga dalam
masyarakat sebagai kalngan atau anggota dalam suatu masyarakat.

e. Guru sebagai pelatih

Guru sebagai pelatih dimasukkan kedalam sikap dan keterampilan bagi


peserta didik yang butuh akan Latihan yang dimana pserta didik
sebagai murid dan guru sebagai pelatih bagi murid. Dalam proses
Pembelajran sama halnya membentuk keterampilan tersebut dengan
mengasah akan keterampilan tersebut. sehingga menuntut guru untuk
bertindak sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam
pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan potensi didik masing-
masing membentuk karaktek dan keteampilan yang telah dijiwai oleh
peserta didik.

Sebagai seorang pelatih, tentunya guru melatih akan kompetensi dasar


dan materi standar, kemudian juga diterapkannya hal-hal yang dilihat
berdampak bagi bagi peserta didik dalam berlatih yakni
memperhatikan lingkungan yang ada dapat dimanfaatkan oleh peserta
didik dalam berlatih lebih lanjut.

f. Guru penilai

Penilaian atau evalusi merupakan aspek pembelajaran yang paling


kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan,
serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan
konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap
segi penilaian. Oleh sebab itu disini guru sebagai penilai dituju untuk
menilai peserta didik yang telah berusaha dan berlatih dengan giat
pada proses pembelajaran.

Dalam penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian


tujuan, penguasaan anak terhadap materi pelajaran, serta ketepatan
metode yang digunakan, serta akan dikelas yang dapat dinilai oleh
guru guna sebagai batu loncatan sebagai penilaian yang utuh bagi
siswa.
Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip
dan dengan teknik yang sesuai, mungkin tes atau non tes. Teknik
apapun yang dipilih, penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang
jelas, yang meliputi tiga tahap. yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak
lanjut. Disini juga pemahaman guru harus ditekankan pada memahami
teknik evaluasi, baik tes maupun non tes yang meliputi jenis masing-
masing teknik, karakteristik, prosedur pengembangan, serta cara
menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi, validitas,
reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal Guru profesional
adalah guru yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah
yang memiliki kompotensi- kompetensi yang di tuntut agar guru
mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Adapun demikian penjelasan tentang tugas guru, dapat disimpulkan


bahwa guru juga memiliki peranan yang penting bagi peserta didik
dalam proses pembelajran maupun menumbuhkan karaktek serta
keterampilan yang baik bagi peaerta didik. Maka, peranan guru adalah
sebagai berikut:

 Sebagai pengajar, yaitu orang yang mengajarkan suatu ilmu


pengetahuan kepada peserta didiknya.
 Sebagai pendidik, yaitu orang yang mendidikan muridnya agar
memiliki tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
 Sebagai pembimbing, yaitu orang yang mengarahkan muridnya
agar tetap berada pada jalur yang tepat sesuai tujuan
pendidikan.
 Sebagai motivator, yaitu orang yang memberikan motivasi dan
semangat kepada muridnya dalam belajar.
 Sebagai teladan, yaitu orang yang memberikan contoh dan
teladan yang baik kepada murid-muridnya.
 Sebagai administrator, orang yang mencatat perkembangan
para muridnya.
 Sebagai evaluator, orang yang melakukan evaluasi terhadap
proses belajar anak didiknya.
 Sebagai inspirator, orang yang menginspirasi para muridnya
sehingga memiliki suatu tujuan di masa depan.
2.5 Organisasi Profesi Guru

A. Fungsi Organisasi Profesi Keguruan

Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai pemersatu seluruh anggota


profesi dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesiannya, dan memiliki fungsi
peningkatan kemampuan profesional profesi ini.

✓ Fungsi Pemersatu

Yaitu dorongan yang menggerakkan para profesional untuk membentuk suatu


organisasi keprofesian. Motif tersebut begitu bervariasi, ada yang bersifat sosial,
politik ekonomi, kultural, dan falsafah tentang sistem nilai. Motif intrinsik dan
ekstrinsik Intrinsik, para profesional terdorong oleh keinginannya mendapat
kehidupan yang layak, sesuai dengan tugas profesi yang diembannya. Secara
ekstrinsik mereka terdorong oleh tuntutan masyarakat pengguna jasa suatu profesi
yang semakin hari semakin kompleks.

✓ Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional

Fungsi kedua dari organisasi kependidikan adalah meningkatkan kemampuan


profesional pengemban profesi kependidikan ini. Fungsi ini secara jelas tertuang
dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi: Tenaga kependidikan dapat
membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan
mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan
kesejahteraan tenaga kependidikan. Bahkan dalam UUSPN tahun 1989, pasal 31
ayat 4 dinyatakan bahwa: Tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha
mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan perkembangan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa. Kompetensi
merupakan kecakapan atau kemampuan mengerjakan kependidikan.Menurut
Johnson kompetensi dibangun oleh 6 perangkat kompetensi berikut ini.

 Performence component
 Subject component
 Professional component
 Process component
 Adjustment component
 Attidudes component

B. Jenis Organisasi Keguruan

Di samping PGRI sebagai satu-satunya organisasi guru-guru sekolah yang


diakui pemerintah sampai saat ini, ada organisasi guru yang disebut Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) sejenis yang didirikan atas anjuran pejabat-pejabat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, ada lagi organisasi
profesional resmi di bidang pendidikan yang harus kita ketahui juga yaitu Ikatan
Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) dan lain-lain.

1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan
Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi
Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.

 Tujuan utama pendirian PGRI adalah:

1. Membela dan mempertahankan Republik Indonesia (organisasi perjuangan).

2. Memajukan pendidikan seluruh rakyat berdasar kerakyatan (organisasi profesi).

3. Membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib buruh pada
umumnya (organisasi ketenagakerjaan).

2. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau perkumpulan bagi guru mata
pelajaran yang berada di suatu sanggar atau kabupaten/kota yang berfungsisebagai
sarana untuk saling berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman
dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi atau perilaku perubahan
reorientasi pembelajaran di kelas. Menurut Mangkoesapoetra MGMP merupakan
forum atau wadah profesional guru mata pelajaran yang berada pada suatu
wilayah kebupaten/kota/kecamatan/sanggar/gugus sekolah. Tujuan MGMP
menurut pedoman MGMP (Depdiknas) adalah:
✓ Tujuan umum.

Tujuan MGMP adalah untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam


meningkatkan profesionalisme guru.

✓ Tujuan khusus.

a) Memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran dalam upaya


mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien.

b) Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai tempat proses


pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan, mencerdaskan siswa. e)
Membangun kerjasama dengan masyarakat sebagai mitra guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran.

3. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)

ISPI lahir pada pertengahan tahun 1960-an. Pada awalnya organisasi profesi
kependidikan ini bersifat regional karena berbagai hal menyangkut komunikasi
antaranggotanya. Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama sampai kongresnya
yang pertama di Jakarta 17-19 Mei 1984. Kongres tersebut menghasilkan tujuh
rumusan tujuan ISPI, yaitu:

 menghimpun para sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi di seluruh


Indonesia
 meningkatkan sikap dan kemampuan profesional para anggotanya.
 membina serta mengembangkan ilmu, seni dan teknologi pendidikan
dalam rangka membantu pemerintah mensukseskan pembangunan bangsa
dan Negara
 mengembangkan dan menyebarkan gagasan-gagasan baru dan dalam
bidang ilmu, seni, dan teknologi pendidikan
 melindungi dan memperjuangkan kepentingan profesional para anggota;
 meningkatkan komunikasi antaranggota dari berbagai spesialisasi
pendidikan; dan
 menyelenggarakan komunikasi antarorganisasi yang relevan.
4. Kelompok Kerja Guru (KKG)

KKG sebagai kelompok kerja seluruh guru dalam satu gugus. Pada
tahap pelaksanaannya dapat dibagi ke dalam kelompok kerja guru yang
lebih kecil, yaitu kelompok kerja guru berdasarkan jenjang kelas dan mata
pelajaran.

✓ Tujuan organisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) yaitu:

1)Memfasilitasi kegiatan yang dilakukan di pusat kegiatan guru


berdasarkan masalah dan kesulitan yang dihadapi guru.

2) Memberikan bantuan profesional kepada para guru kelas dan mata


pelajaran.
3)Meningkatkan pemahaman, keilmuan, keterampilan serta pengembangan
sikap profesional berdasarkan kekeluargaan dan saling mengisi (sharing).
4)Meningkatkan pengelolaan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan (Pakem).

Melalui KKG dapat dikembangkan beberapa kemampuan dan


keterampilan mengajar, seperti yang di ungkapkan Turney, bahwa
keterampilan mengajar guru sangat memengaruhi terhadap kualitas
pembelajaran di antaranya; keterampilan bertanya, memberi penguatan,
mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran,
memimpin diskusi kelompok kecil dan perorangan.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan materi diatas, dapat kami simpulkan bahwa


Profesi guru merupakan sebuah bidang pekerjaan khusus yang harus
mempunyai keahilan khusus, seperti mendidik, mengajar, memimbing,
melatih, serta mengevaluasi peserta didiknya supaya memiliki sikap dan
perilaku yang diharapkan. Didalam suatu profesi termasuk profesi
keguruan tentunya memiliki kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki
bagi seorang tenaga pendidik tersebut, dimana kompetensi guru adalah
hasil dari penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak
jenisnya, dapat berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam
menjalankan tugas keprofesionalannya. Diantara komponen kompetensi
yang harus dimiliki bagi seorang guru ialah kompetensi pedagogic,
kompetensi social, kompetensi personal, dan kompetensi professional.

Adapun profesi guru ini memiliki tugas dan peranannya sebagai prosfesi
guru yang diterangkan di dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 dan
Undang Undang No. 14 Tahun 2005 bahwa peran guru adalah sebagai
pendidik, pengajar, pembimbing. pengarah, pelatih, penilai dan
pengevaluasi dari peserta didik. Tentunya bagi suatu profesi juga pasti
memiliki organisasi profesinya, dimana dalam profesi guru, Organisasi
profesi kependidikan ini berfungsi sebagai pemersatu seluruh anggota
profesi dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesiannya, dan memiliki
fungsi peningkatan kemampuan profesional profesi ini. Diantara
organisasi guru tersebut ialah PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)
sebagai satu-satunya organisasi guru-guru sekolah yang diakui pemerintah
sampai saat ini, ada juga organisasi guru yang disebut Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) sejenis yang didirikan atas anjuran pejabat-
pejabat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, ada lagi
organisasi profesional resmi di bidang pendidikan yang harus kita ketahui
juga yaitu Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi: Tantangan Membangun Manusia
Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat.

Fauzi, Haris. 2009. Organisasi Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Islam


Negeri Syarif Hidayatullah.

Rahardjo, 1999. Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi. Jakarta: LSAF

Soetjipto. 1999. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta. Sopian,


Ahmad. 2016. Jurnal Tarbiyah Islamiyah. Tugas, Peran, dan Fungsi
Guru dalam Pendidikan. Vol. 1, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai