Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN

“GURU PENDIDIK PROFESIONAL”

DOSEN PENGAMPU :
Dr. A. Jamalong. S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD ILHAM ALFITRAH
230301502074

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN & REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN & KESEHATAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayahnya. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Saya bersyukur kepada Ilahi Rabbi karena telah diberikan
kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “GURU PENDIDIK PROFESIONAL.”
Dengan tersusunnya makalah ini. saya berharap dapat lebih memahami
secara mendalam tentang profesi guru/ guru profesional. Saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. oleh sebab itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini .
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan masukan dan saran sehingga terselesaikan makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita semua. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
A. Penegasan Istilah…………………………………………………………..
B. Latar Belakang…………………………………………………………….
C. Rumusan Masalah…………………………………………………………
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………..
A. Profesionalisme Guru……………………………………………………...
B. Profesionalisme Guru dalam Mengembangkan Materi Ajar………………
C. Kerangka Berpikir…………………………………………………………
BAB III METODOLOGI MAKALAH…………………………………………...
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
C. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Istilah
Untuk memfokuskan pembahasan dan agar tidak terjadi salah pengertian
dalam memahami judul maka penulis memberikan penjelasan terhadap istilah-
istilah dalam judul ini. Penjelasan ini adalah :
1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
2. Profesional yakni yang bersangkutan dengan profesi, dan memerlukan
kepandaian khusus dalam menjalankannya, dan mengharuskan adanya
pembayaran dalam melakukannya.

B. Latar Belakang
Guru merupakan seorang yang memiliki peran sangat penting dalam dunia
pendidikan.Hal ini karena, sebagai seorang pengajar sekaligus pendidik generasi
bangsa, guru dituntut untuk memiliki dedikasi tinggi dalam menjalankan tugas
profesinya. Selain itu, guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar
mengajar, memiliki posisi sangat menentukan hasil pembelajaran, karena fungsi
utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran.Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru dituntut untuk
mengaplikasikan empat kompetensi guru yang dimilikinya, yakni pedagogik,
personal, sosial dan profesional.
Profesional berkaitan dengan kemampuan yang mengharuskan guru untuk
menguasi ketrampilan sesuai profesinya, yakni sebagai seorang guru. Sebagai
seorang yang profesional, tentu saja guru benar-benar menguasai tugasnya dan
tidak amatir dalam menjalankan tugas profesinya.
Seorang guru profesional harus memiliki “informed responsiveness”, atau
“ketanggapan yang berlandaskan kearifan” terhadap implikasi kemasyarakatan
atas objek kerjanya. Dengan kata lain seorang yang profesional harus memiliki
filosofi dalam melaksankan pekerjaannya. Akan tetapi dalam realita kehidupan,
masih banyak guru yang belum bisa dikatakan sebagai guru profesional.
Permasalahan-permasalahan yang timbul di dunia pendidikan beberapa tahun
terakhir sangat mencoreng citra guru sebagai seorang yang digugu lan ditiru.
Terjadinya tindak kekerasan terhadap anak didik, perselingkuhan, bahkan tindak
kekerasan lain yang tidak mencerminkan profesionalitas seorang guru.
Seiring dengan perkembangan zaman dan majunya ilmu pengetahuan dan
teknologi, seorang guru dituntut untuk selalu meng-upgrade kemampuannya
dalam mendidik anak didiknya. Seorang guru profesional tentu saja harus selalu
tanggap terhadap perubahan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta harus mencapai beberapa kriteria guru profesional, sehingga guru
tersebut dapat dikatakan guru profesional. Bukan dengan bertindak layaknya
manusia yang tidak terdidik seperti melakukan perselingkuhan dan kekerasan
terhadap anak didiknya. Karena guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi
anak didik dan masyarakat.
Dalam makalah ini, penulis hendak memaparkan mengenai guru profesional.

C. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari guru profesional?
2. Apa saja kriteria pekerjaan profesional?
3. Bagaimanakah syarat-syarat guru profesional?
4. Bagaimana peran guru dalam dunia pendidikan?
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Profesionalisme Guru
1. Pengertian Profesionalisme Guru
Profesi yaitu suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
tertentu.1 Profesional berasal dari kata profesi profession yang diartikan sebagai
jenis pekerjaan yang khas atau pekerjaan dimana memerlukan pengetahuan
beberapa keahlian atau ilmu pengetahuan yang digunakan dalam aplikasi untuk
berhubungan dengan orang lain, instansi, atau sebuah lembaga.
Profesional adalah seseorang yang memiliki seperangkat pengetahuan atau
keahlian yang khas dari profesinya. Ahli sosial menggunakan kata profesi untuk
menunjuk pada pekerjaan yang memerlukan keahlian yang tinggi, setidaknya
pengetahuan dan keahlian itu dicapai melalui kursus.
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen
pasal 10 ayat 1 ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial.
Profesionalisme merupakan paham yang mengajarkan bahwa setiap
pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang profesional
itu sendiri adalah orang yang memiliki profesi. Seseorang disebut memiliki
profesi bila ia memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Profesi harus mengandung keahlian, artinya suatu profesi itu mesti
ditandai oleh suatu keahlianyang khsus untuk profesi itu. Keahlin itu
diperoleh dengan cara mempelajari secara khusus karena profesi
bukanlah sebuah warisan.
b. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu.
Profesi juga dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban sepenuh
waktu, maksudnya bukan bersifat part time.
c. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya,
profesi itu dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teoi
terbuka dan universal pegangannya itu diakui.
d. Profesi untuk masyarakat bukan untuk diri sendiri.

1 Kunandar, Guru Profesional Implementasi kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


dan Dukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta : Rajawali, 2009), 45.
e. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi
aplikatif. Kecakapan dan kompetensi itu diperlukan untuk meyakinkan
peran profesi itu terhadap kliennya.
f. Pemegang profesi memiliki memiliki otonomi dalam melakukan tugas
profesinnya. Otonomi ini hanya dapat diuji atau dinilai oleh rekan-
rekannya seprofesi.
g. Profesi mempunyai kode etik yang disebut dengan kode etik yang
disebut dengan kode etik profesi.
h. Profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu orang yang
membutuhkan layanan.2
Dalam Undang-Undang SISDIKNAS, profesional diartikan sebagai
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan dan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi.3
Sedangkan, dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
pasal 1 ayat 4 menjelaskan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar, mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan.4
Seseorang yang profesional adalah seseorang yang pekerjaannya
memerlukan pelatihan dan pengalaman khusus yang lebih tinggi, tanggung jawab
yang sah secara hukum, seperti lisensi untuk melakukan pekerjaan dan
menentukan prestasi etika standar. Ditambah lagi bahwa berbagai survei
menunjukkan bahwa seorang profesional cenderung untuk lebih berkonsentrasi
terhadap etikan tanggung jawab profesionalnya dibandingkan dengan yang
lainnya. Sedangkan menurut M. Uzer Usman, guru yang profesional adalah orang
yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga
ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal. Atau dengan kata lain, guru yang profesional adalah orang terdidik dan
terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.7
Pekerjaan guru merupakan profesi yang kompetetif seperti halnya profesi-profesi
lain. Oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi yang menjamin agar
kinerkanya tetap memenuhi syarat profesional yang terus berkembang. Sebagai
pendidik profesional guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara
profesional tetapi harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional.

2 Ali Muhson, ”Meningkatkan Profesionalisme Guru: Sebuah Harapan,”


Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol 2, No 1 (2004), 91.
3 Departemen Agama RI, UU RI Th.2005 tentang Guru dan Dosen serta UU RI No.20
Th.2003 tentang SISDIKNAS, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2006), 2.
4 Departemen Agama RI, UU RI Th.2005 tentang Guru dan Dosen serta UU RI No.20
Th.2003 tentang SISDIKNAS, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2006), 3.
Dalam diskusi pengembangan model tenaga kependidikan profesional, yang
diseleggarakan oleh PPS IKIP Bandung tahun 1990, dirumuskan 10 ciri suatu
profesi, yaitu: 1. Memiliki fungsi dan signifikansi sosial. 2. Memiliki keahlian
atau ketrampilan tertentu. 3. Keahlian atau ketrampilan diperoleh dengan
menggunakan teori dan metode ilmiah. 4. Didasarkan atas disiplin ilmu yang
jelas. 5. Diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama. 6.
Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional. 7. Memiliki kode etik. 8.
Kebebasan untuk memberikan judgment dalam memecahkan masalah dalam
lingkungan kerjanya. 9. Memiliki tanggung jawab profesional dan otonomi.

B. Profesionalisme Guru dalam Mengembangkan Materi Ajar


a. Pengertian Pengembangan Materi Ajar
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan profesional guru, pemerintah
melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan berusaha melakukan berbagai
cara dan strategi guna mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan. Salah satu
usaha atau strategi yang dilakukan tersebut salah satunya adalah melalui
pengembangan bahan ajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah
pengembangan adalah menjadi besar atau menjadi maju.
Pengembangan adalah upaya memperluas atau mewujudkan potensi
membawa suatu keadaan secara bertingkat kepada suatu keadaan yang lebih
lengkap, lebih benar, atau lebih baik dari yang sederhana kepada tahapan yang
lebih kompleks.14 Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengembangan bahan ajar
adalah upaya yang dilakukan guru untuk memajukan atau mengembangkan segala
bentuk bahan ajar dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Unsur
pengembangan meliputi:
1.Pengembangan diri, adalah upaya untuk meningkatkan profesionalisme
diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
atau kebijakan pendidikan nasional serta perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. Menyusun atau mengembangkan prangkat kurikulum,
pembelajaran, atau media pembelajaran. Keikutsertaan pada kegiatan ilmiah.
Kegiatan kolektif lain yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru.
2. Publikasi Ilmiah, adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan
kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas
proses pembelajaran disekolah dan pengembangan dunia pendidikan secara
umum.
3. Karya inovatif, adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi
atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru sebagai peningkatan kualitas
proses pembelajaran disekolah dan pengembangan dunia pendidikan sains atau
teknologi, dan seni. Karya inivatif dapat berupa teknologi tepat guna, penemuan
atau penciptaan atau pengembangan karya seni, pembuatan atau modifikasi media
pembelajaran.

b. Karakteristik Materi Ajar


Ada beragam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah maupun
perguruan tinggi, contohnya buku refrensi, modul ajar, buku praktikum, bahan
ajar dan teks pelajaran. Jenis-jenis buku tersebut tentunya digunakan untuk
mempermudah peserta didik untuk memahami materi ajar yang ada didalamnya.
Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi:
(a) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar.
(b) Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar.
(c) Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi.

c. Tujuan dan Fungsi Materi Ajar


Materi ajar mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
1) Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu. Segala informasi
yang didapat dari sumber belajar kemudian disusun dalam bentuk bahan ajar. Hal
ini kemudian membuka wacana dan wahana baru bagi peserta didik karena materi
ajar yang disampaikan adalah sesuatu yang baru dan menarik.
2) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar. Pilihan bahan ajar yang
dimaksud adalah tidak terpaku pada satu sumber saja, tetapi dari berbagai sumber
belajar yang dapat dijadikan suatu acuan dalam penyusunan bahan ajar.
3) Memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru sebagai
fasilitator dalam kegiatan pembelajaran akan termudahkan karena bahan ajar
disusun sendiri dan disampaikan dengan cara yang bervariatif.
4) Agar kegiatan pembelajaran lebih menarik. Dengan berbagai jenis
bahan ajar yang bervariasi, kegiatan pembelajaran diharaapkan tidak monoton dan
hanya terpaku oleh satu sumber buku atau didalam kelas saja.

Fungsi materi ajar menurut panduan pengembangan bahan ajar Depdiknas


disebutkan bahwa bahan ajar berfungisi sebagai berikut :
a) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan subtansi yang seharusnya diajarkan
kepada peserta didik.
b) Pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajarannya sekaligus subtansi kompetensi yang seharusnya
dikuasainnya.
c) Alat evaluasi pencapaian dan penguasaan hasil pembelajaraan yang
telah dilakukan.
BAB III
METODOLOGI MAKALAH

Pada bab metodologi makalah penulis menyajikan kedalam delapan bagian


yaitu meliputi Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Makalah, Desain Makalah,
Metode Makalah, Definisi Operasional, Instrumen Makalah yang didalamnya
terdapat kisi-kisi dari instrumen penelitian, Proses Pengembangan Instrumen,
Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.

BAB IV
PEMBAHASAN

Menurut James M. Cooper dalam Wina Sanjaya[4] : “A teacher is a


person charged with the responsibility of helping others to learn and to behave in
new and different ways.” Pengertian dari guru dalam UU No. 14 Tahun 2005,
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
mendefinisikan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan
keahlian, kemahiran atau kecakapan untuk memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Menurut Dedi Supriyadi dalam Suparlan, menjelaskan secara jelas tentang
pengertian profesi, profesional dan profesionalisme. Profesi menunjuk pada suatu
pekerjaan atau jabatan yang menuntut suatu keahlian, tanggung jawab dan
kesetiaan dalam pekerjaan itu. Profesional menunjuk dua hal, yaitu orangnya dan
penampilan atau kinerja orang itu dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
Jadi guru profesional adalah pendidik yang memiliki kualifikasi dan kompetensi
berkaitan dengan profesi pekerjaanya.
A. Kriteria Pekerjaan Profesional
Menurut beberapa ahli, pekerjaan disebut sebagai pekerjaan profesional
jika memenuhi beberapa kriteria. Berikut adalah kriteria pekerjaan yang dapat
disebut dengan pekerjaan profesi :
1. Menurut Muhti Lutfi dalam Syafruddin Nurdin [5] :
a. Panggilan hidup sepenuh waktu : profesi merupakan pekerjaan yang
menjadi panggilan hidup.
b. Pengetahuan dan kecakapan atau keahlian : pekerjaan yang
dilakukan dengan dasar kecakapan atau keahlian khusus.
c. Kebakuan yang universal : pekerjaan yang dilakukan menurut teori,
prinsip, prosedur, dan anggapan dasar yang sudah baku secara umum.
d. Pengabdian : sebagai pengabidian pada masyarakat bukan untuk
mencari keuntungan secara material atau finansial.
e. Kecapakan diagnostik dan kompetensi aplikatif : pekerjaan yang
mengandung unsur-unsur diagnostik dan kompetensi aplikatif terhadap orang atau
lembaga yang dilayani.
f. Otonomi : pekerjaan yang dilakukan secara otonomi, atas dasar
norma-norma.
g. Kode etik : pekerjaan yang memiliki kode etik atau pedoman yang
diakui masyarakat.
h. Klien : pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka yang
membutuhkan pelayanan.
2. Menurut Rochman Nata Wijaya dalam Syafruddin Nurdin[6]:
a. Ada standar kerja yang baku dan jelas.
b. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya
dengan program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar
akademik yang memadai dan bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu
pengetahuan yang melandasi profesi itu.
c. Ada organisasi yang mewadahi para pelakunya untuk
mempertahankan dan memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya.
d. Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku para pelakunnya
dalam memperlakukan kliennya.
e. Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku.
f. Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa dan awam)
terhadap pekerjaan itu sebagai profesi.

Syarat atau ciri pokok dari pekerjaan profesional[7] :


1. Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara
mendalam, yang hanya mungkin didapatkan dari lembaga-lembaga pendidikan
yang sesuai, sehingga kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang dimilikinya
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2. Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang
tertentu yang spesifik sesuai dengan jenis profesinya, sehingga antara profesi yang
satu dengan yang lainnya dapat dipisahkan secara tegas.
3. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan kepada
latar belakang pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat.
4. Suatu rofesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki
dampak terhadap sosial kemasyarakatan, sehingga memiliki kepekaan yang sangat
tinggi terhadap setiap efek yang ditimbulkan dari pekerjaan profesinya itu.

Karakteristik dari proses mengajar sebagai tugas profesional guru :


1. Mengajar bukanlah hanya menyampaikan materi pelajaran saja, akan
tetapi merupakan pekerjaan yang bertujuan dan bersifat kompleks. Oleh karena itu
dalam pelaksanaanya, diperlukan keterampilan khusus yang didasarkan pada
konsep dan ilmu pengetahuan yang spesifik.
2. Sebagaimana halnya tugas dokter yang berprofesi menyembuhkan
penyakit pasiennya, maka tugas guru pun memiliki bidang keahlian yang jelas,
yaitu mengantarkan siswa ke arah tujuan yang diinginkan.
3. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan
bidang keahliannya, diperlukan tingkat pendidikan yang memadai.
4. Tugas guru adalah mempersiapkan generasi muda yang dapat hidup
dan berperan aktif dalam masyarakat.
5. Pekerjaan bukanlah pekerjaan statis akan tetapi pekerjaan dinamis,
yang harus menyesuaikan dengan perkembangani ilmu pengetahuan dan
teknologi.
B. Syarat-syarat Menjadi Guru Profesional
Menurut Oemar Hamalik dalam Martinis Yamin[8] syarat-syarat
profesional guru adalah sebagai berikut:
1. Memiliki bakat sebagai guru.
2. Memiliki kirteria keahlian sebagai guru
3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.
4. Memiliki mental yang sehat.
5. Berbadan sehat.
6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.
7. Guru adalah manusia berjiwa pancasila.
8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.

C. Peran Guru dalam Dunia Pendidikan


1. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Guru sebagai fasilitator[9] : guru berperan untuk memudahkan siswa
dalam kegiatan proses pembelajaran.
b. Guru sebagai pengelola : guru berperan dalam menciptakan iklim
belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar belajar secara nyaman.
c. Guru sebagai demonstrator : guru harus menjadi teladan bagi siswa.
d. Guru sebai evaluator : guru mengumpulkan informasi tentang berbagai
kelemahan dalam proses pembelajaran sebagai umpan balik untuk perbaikan
selanjutnya, dan juga melihat sejauh mana siswa telah mampu mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Peranan Guru dalam Pengadministrasian : Yakni disiplin, mempunyai
inisiatif dan kreatifitas dibidang pendidikan serta pelaksana administrasi
pendidikan.
3. Peranan Guru secara Pribadi : Yakni menjadi teladan, pelayan masyarakat,
pengganti orang tua di sekolah dan mampu memberi rasa aman pada siswa.
4. Peranan Guru secara Psikologis : Yakni memahami psikologi pendidikan,
mendorong kemajuan dan pembaharuan, memelihara kesehatan mental siswa.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Guru profesional adalah pendidik yang memiliki kualifikasi dan kompetensi
berkaitan dengan profesi pekerjaanya.
2. Syarat menjadi guru profesional meliputi memilki bakat menjadi guru hinga
menjadi warga negara yang baik.
3. Peran guru dalam dunia pendidikan meliputi peran dalam proses
pembelajaran, pengadministrasian, pribadi, dan psikologis.
B. Saran
1. Bagai mahasiswa, sebagai calon guru perlu untuk mendalami materi
kepribadian seorang guru profesional supaya kelak bisa menjadi guru profesional.
2. Bagi Dosen, dalam menjalankan tugas profesi seyogyanya selalu berusaha
memberikan tauladan kepada mahasiswanya sebagai sosok yang dosen yang
profesional.

C. Penutup
Alhamdulillah penyusun ucapkan atas terselesaikannya makalah ini, semoga
makalah ini dapat menambah khazanah keilmuan bagi penyusun sendiri pada
khususnya dan pada pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, Nur. Materi Kuliah Pembentukan Kepribadian Guru PAI STIT


Muhammadiyah Wates
Nurdin, Syafruddin . 2005. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum.Ciputat :
Quantum Teaching
Sanjaya,Wina. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta : Kencana
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.ed, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Cet4. Jakarta : Balai Pustaka
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Yamin, Martinis. 2006. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP.Jakarta : Tim
Gaung Persada Press

Anda mungkin juga menyukai