Anda di halaman 1dari 11

PROFESIONALISASI BIMBINGAN DAN KONSELING

“KONSEP PROFESI”

Dosen Pengampuh: Mahmudah, S.Pd.I.,M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA CIREBON
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Profesi menunjuk kepada suatu pekerjaan oleh pelaku agar dasar suatu janji publik dan
sumpah bahwa mereka akan menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Seseorang dikatakan
profesional jika orang tersebut dapat mengerjakan suatu pekerjaan dengan baik dan dapat
memuaskan orang lain, melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok bukan sekedar mengisi
waktu luang dan pekerjaan tersebut menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran dan kecakapan.
Suatu pekerjaan dikatakan sebagai profesi jika ia lakukan full time, didasarkan panggilan
hidup, terikat norma dan aturan memiliki derajat otonomi tinggi, melakukan pengembangan
diri secara terus menerus, dan memiliki kode etik profesi. Tenaga pendidikan merupakan
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat menunjang penyelenggaraan
pendidikan, selain itu bertugas untuk melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan.
Tenaga kependidikan terdiri dari pendidik, pengelola suatu pendidikan, penitik/pengawas,
peneliti, dan pengembanagn dibidang pendidikan, pustakawan laboran, dan teknisi sumber
belajar

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian profesi ?
2. Apa yang dimaksud tenaga pendidik sebagai profesi ?
3. Apa saja istilah-istilah dalam profesi ?
4. Apa yang dimaksud pengakuan profesi?
5. Apa Pengertian dan Ciri-Ciri Profesi konseling?

C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian profesi
2. Untuk memahami apa yang dimaksud tenaga pendidik sebagai profesi
3. Untuk mengetahui apa saja istilah-istilah dalam profesi
4. Untuk memahami apa yang dimaksud pengakuan profesi
5. Untuk memahami Pengertian dan Ciri-Ciri Profesi konseling
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi
Profesi pada hakekatnya adalah suatu pernyataan bahwa seseorang itu mengabdikan
dirinya pada suatu jabatan atau pelayanankarena orang tersebut merasa terpanggiluntuk
mengerjakan pekerjaan itu.
Istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk menunjukkan tentang
pekerjaan seseorang. Seseorang yang bekerja sebagai dokter,dikatakan profesinya sebagai
dokter dan orang yang pekerjaannya mengajar di sekolah dikatakan profesinya sebagai
Guru.Bahkan ada orang yang mengatakan bahwa profesinya sebagai tukang batu,tukang
parkir,pengamen,penyanyi,pedagang dan sebagainya.Jadi istilah profesi dalam konteks ini ,
sama artinya dengan pekerjaan atau tugas yang dilakukan seseorang dalam kehidupannya
sehari-hari.
Menurut ornstein dan levine (1984) bahwa suatu pekerjaan atau jabatan dapat
disebut profesi bila pekerjaan atau jabatan itu dilakukan dengan :
1. Melayani masyarakat merupakan merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat
(tidak berganti-ganti pekerjaan).
2. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai (tidak
setiap orang melakukannya).
3. Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori praktik (teori baru dikembangkandari
hasil penelitian).
4. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
5. Terkendali berdasarkan lisensi baku dan mempunyai persyaratan masuk (untuk menduduki
jabatan tersebut memerlukan izin tertentuatau ada persyaratan khusus yang ditentukan untuk
dapat mendudukinya).
6. Otonomi dalam mebuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu(tidak diatur oleh
orang lain).
7. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan tampilan untuk kerjanya
berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung jawab terhadap apa
yang diputuskannya,tidak dipindahkan keatasan instansi yang lebih tinggi).Mempunyai
sekumpulan unjuk kerja yang baku.
8. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan penekanan terhadap layanan yang
akan diberikan.
9. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesi,relatif bebas dari super vise dalam
jabatan (misalnya dokter memakai tenaga administrasi untuk mendata klien,sementara tidak
ada supervise dari luar terhadap pekerjaan dokter sendiri).
B. Tenaga Pendidik sebagai Profesi
Rakenas Depdiknas setiap tahun selalu menggaris bawahi pentingnya peningkatan
profesionalisme guru. Hal ini menunjukkan besarnya perhatian Depdiknas terhadap guru dan
sekaligus penguatan, betapa guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam
keseluruhan upaya pendidikan
Memang kualitas pendidikan bukan hanya ditentukan oleh guru, melainkan oleh mutu
masukan (siswa), sarana dan faktor-faktor instrumental lainnya. Akan tetapi, semua itu pada
akhirnya tergantung pada kualitas pengajaran, dan kualitas pengajaran tergantung pada
kualitas guru.
C. Istilah-Istilah Dalam Profesi
NO. ISTILAH DEFINISI
1. Profesi · Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang
mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan
pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang
lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa
saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan
dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti
sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan
berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut
daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan
baik.
· Secara umum, profesi merupakan suatu jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan
dari pelakunya.
2. Profesional Profesional yang mempunyai makna yaitu
berhubungan dengan profesi dan memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya. (KBBI,
1994)
Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Bab 1 Pasal 1 ayat 4), Profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
3. Profesionalitas Menurut Moch.Saifuddin Zuhri Al-
Banjari, Profesionalitas adalah sutu sebutan terhadap
kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap
profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian
yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-
tugasnya.
Menurut Yulfikar, Profesionalitas merupakan
sikap para anggota profesi benar – benar menguasai,
sungguh- sungguh kepada profesinya. Profesionalitas
adalah hal-hal yang menyangkut mutu diri profesi.
Secara umum, Profesionalitas merupakan sikap para
anggota profesi yang benar-
benar menguasai dan sungguh-sungguh kepada
profesinya.
4. Profesionalisme Profesionalisme merupakan komitmen para anggota
suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya
secara terus menerus.
Dapat diartikan pula bahwa profesionalisme adalah
sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam
bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi
untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan
kualitas profesionalnya.
5. Guru Pengertian guru profesional adalah semua orang yang
profesional mempunyai kewenangan serta bertanggung jawab
tentang pendidikan anak didiknya, baik secara
individual atau klasikal, di sekolah atau di luar
sekolah.

D. Pengakuan Profesi
Guru sebagai suatu profesi di Indonesia masih dalam taraf sedang tumbuh (emerging
profession)yang tingkat kematangannya belum sampai seperti profesi-profesi lainnya,
sehingga guru dikatakan sebagai profesi yang belum sepenuhnya profesional. Banyak orang
yang beranggapan bahwa pekerjaan guru tidak perlu diakui sebagai pekerjaan profesional.
Alasan mereka adalah karena bidang pekerjaan guru dapat dilakukan oleh siapa saja yang
memiliki pendidikan yang cukup dan sedikit pengalaman mengajar. Selain itu dengan
dijadikan guru sebagai bidang pekerjaan profesi maka akan menambah beban negara karena
jumlah guru yang sangat besar.
Pendapat di atas tentu kurang bijak. Mengingat pekerjaan guru bukanlah pekerjaan yang
mudah karena pendidik harus memahami karakteristik peserta didik, membaca potensinya
dan mengembangkanya secara optimal. Tanpa intervensi guru yang profesional potensi
peserta didik akan tetap menjadi potensi dan tidak akan muncul ke permukaan. Menurut
Oemar Hamalik (2009:6-7) profesi guru hendaknya dilihat dalam hubungan yang luas.
Sejumlah rekomendasi dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Peranan pendidikan harus dilihat dalam konteks pembangunan secara menyeluruh, yang
bertujuan membentuk manusia sesuai dengan cita-cita bangsa. Pembangunan tidak mungkin
berhasil jika tidak melibatkan manusianya sebagai pelaku dan sekaligus sebagai tujuan
pembangunan. Sistem pendidikan dirancang dan dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli
dalam bidangnya. Tanpa keahlian yang memadai maka pendidikan sulit berhasil. Keahlian
yang dimiliki oleh tenaga kependidikan, tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada
umumnya, melainkan hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu yang telah menjalani
pendidikan guru secara berencana dan sistemik.
2. Hasil pendidikan memang tak mungkin dilihat dan dirasakan dalam waktu singkat, tetapi
baru dapat dilihat dalam jangka waktu yang lama, bahkan mungkin setelah satu generasi. Itu
sebabnya proses pendidikan tidak boleh keliru atau salah kendatipun hanya sedikit saja.
Kesalahan yang dilakukan oleh orang yang bukan ahli dalam bidang pendidikan dapat
merusak satu generasi seterusnya dan akibatnya akan berlanjut terus. Itu sebabnya tangan-
tangan yang mengelola sistem pandidikan dari atas sampai ke dalam kelas harus terdiri dari
tenaga-tenaga profesional dalam bidang pendidikan.
3. Sekolah suatu lembaga profesional. Sekolah bertujuan membentuk anak didik menjadi
manusia dewasa yang berkepribadian matang dan tangguh, yang dapat
dipertanggungjawabkan, bertanggung jawab terhadap masyarakat dan terhadap dirinya. Para
lulusan sekolah pada waktunya harus mampu bekerja mengisi lapangan kerja yang ada.
Mereka harus dipersiapkan melalui program pendidikan di sekolah. Mereka tidak cukup
waktu dan kemampuan untuk mendidik anaknya sebagaimana yang diharapkan. Sebagian
tanggung jawab pendidikan anak-anak tersebut terletak di tangan para guru dan tenaga
kependidikan lainnya. Itu sebabnya para guru harus dididik dalam profesi kependidikan, agar
memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efisien
dan efektif. Hal ini hanya mungkin dilakukan jika kedudukan, fungsi, dan peran guru diakui
sebagai suatu profesi.
4. Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang penuh pengabdian pada masyarakat, dan perlu ditata
berdasarkan kode etik tertentu. Kode etik itu mengatur bagaimana seorang guru harus
bertingkah laku sesuai dengan norma-norma pekerjaannya, baik dalam hubungan dengan
anak didiknya maupun dalam hubungan dengan teman sejawatnya.
5. Sebagai konsekuensi logis pertimbangan tersebut, setiap guru harus memiliki komepetensi
profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi kemasyarakatan. Dengan demikian dia
memiliki kewenangan mengajar untuk diberikan imbalan secara wajar sesuai dengan fungsi
dan tugasnya. Dengan demikian seorang calon guru seharusnya telah menempuh program
pendidikan guru pada suatu lembaga pendidikan tertentu.
Munculnya pengakuan guru menjadi sebagai pekerjaan profesional tentu didasari alasan
tertentu. Alasan tersebutlah yang mendorong masyarakat melakukan profesionalisasi
pekerjaan guru. Menurut Mukhtar (2009:125) ada 3 (tiga) alasan mendasar mengapa guru
harus menjadi pekerjaan profesional, yaitu:
1. Karena guru bertanggung jawab menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas,
beriman, bertaqwa dan berilmu pengetahuan serta memahami teknologi.
2. Karena guru bertanggung jawab bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Menyiapkan seorang
pelajar untuk menjadi seorang pemimpin masa depan. Student today leader tomorrow.
3. Karena guru bertanggung jawab atas keberlangsungan budaya dan peradaban suatu
generasi. Change of attitude and behavior.
Secara yuridis pengakuan secara pekerjaan profesional diawali dengan keluarnya UU
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pada Pasal 39 Ayat (2)
yang menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. Pasal 39 tersebut di sambut
dengan Deklarasi Guru sebagai Bidang Pekerjaan Profesi oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada tanggal 14 Desember 2004, setelah dua bulan beliau dilantik. Satu tahun
kemudian, yaitu pada tanggal 15 Desember 2005 diterbitkanlah UU Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen untuk memperkuat pengakuan guru sebagai tenaga profesional.

E. Pengertian dan Ciri-Ciri Profesi Profesi konseling


Pengertian dan Ciri-Ciri Profesi Profesi konseling adalah sebuah penemuan abad ke-20
sebagai profesi bantuan. Kita sekarang hidup dalam dunia yang kompleks, sibuk, dan terus
berubah. Di dunia ini, ada banyak pengalaman yang sulit dihadapi oleh seseorang. Memang
biasanya kita terus menjalani hidup ini, namun ada saatnya kita terhenti oleh sebuah peristiwa
atau situasi yang tidak dapat kita pecahkan pada saat itu. Biasanya, dalam menghadapi
masalah seperti ini, kita akan membicarakannya dengan keluarga, teman, tetangga, atau
dokter keluarga kita. Sayangnya,seringkali saran mereka tidak cukup memuaskan,atau kita
terlalu malu dan segan untuk memberitahukan merepa apa yang mengganggu, atau bisa saja
kita memang tidak memiliki orang yang tepat untuk membicarakannya. Pada saat itulah,
konseling merupakan pilihan yang sangat berguna. Konseling tersedia di banyak tempat dan
murah biayanya, bahkan terkadang gratis. Konselor tak akan mendiagnosa atau memberikan
cap kepada klien, konselor berusaha sebaik mungkin mendengarkan dan kemudian bekerja
sama dengan klien untuk menemukan cara terbaik memahami dan memecahkan masalah
klien. Bagi banyak orang, lima hingga enam sesi konseling sudah cukup untuk membuat
perbedaan nyata berkaitan dengan hal yang mengganggu mereka. Sesi-sesi tersebut dapat
menjadi jam-jam yang tak ternilai harganya. Di mana lagi—dalam masyarakat kita—terdapat
kesempatan untuk didengar, diperhatikan, dipahami, dan memperoleh kepedulian terhadap
orang lain dalam satu waktu tanpa pamrih? Di samping itu menjadi seorang konselor
merupakan peran yang memberikan kepuasan. Ketika menjadi seorang konselor, akan ada
saat di mana konselor tahu bahwa konselor telah membuat perbedaan besar dalam hidup
orang lain. Kesempatan untuk menjadi saksi sekaligus pendamping seseorang yang
menghadapi rasa takut terdalam dan dilema, selalu merupakan hak istimewa. Menjadi
seorang konselor merupakan tantangan besar,akan selalu ada hal baru di sana. Peran konselor
memungkinkan jadwal kerja fleksibel. Terdapat banyak konselor yang bekerja sebaik staf
tetap yang digaji, namun ada pula sebagian lain yang bekerja sukarela sore harinya untuk
agen swadaya. Ada pula pekerjaan yang sangat memungkinkan mereka untuk memberikan
konseling seperti perawat, dokter, pekerja sosial, dan guru. Konseling adalah sebuah aktivitas
yang muncul ketika seseorang yang bermasalah mengundang dan mengizinkan orang lain
untuk memasuki hubungan tertentu di antara mereka. Seseorang mencari hubungan jenis ini
ketika menemukan “problem dalam kehidupan” yang tidak dapat mereka pecahkan dengan
sumber daya keseharian mereka,dan hal tersebut membuat mereka terasing dari beberapa
aspek kehidupan sosial. Seseorang yang membutuhkan konseling mengundang orang lain
untuk menyediakan ruang dan waktu untuknya, ditandai dengan sejumlah fitur yang tidak
selalu tersedia dalam kehidupan sehari-hari, seperti izin untuk berbicara, menghargai
perbedaan, kerahasiaan, dan afirmasi.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian khusus dari para
penyandang profesi. Artinya, pekerjaan yang disebut profesi itu tidak bisa dilakukan oleh
sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk
melakukan pekerjaan itu. Profesi itu berbeda dari pekerjaan-pekerjaan yang lain karena
mempunyai fungsi sosial, yaitu pengabdian kepada masyarakat dan di dalamnya tersimpul
suatu keharusan kompetensi agar profesi tersebut menjalankan fungsinya sebaik-baiknya. Hal
ini dengan sendirinya mengimplikasikan supaya terpenuhinya tuntutan adanya pengetahuan
dan keterampilan yang khusus menjalankan fungsi itu dan pula adanya cara atau alat untuk
mengadakan verifikasi terhadap tuntutan pengetahuan khusus. Profesi ialah suatu pekerjaan
yang dipegang oleh orang-orang yang mempunyai dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap
khusus tertentu dan pekerjaan itu diakui oleh masyarakat sebagai suatu keahlian. Keahlian
tersebut menunjukkan dipenuhinya standar persiapan profesi melalui pendidikan khusus di
perguruan tinggi dan pengalaman kerja dalam bidang tersebut. Istilah “profesi” selalu
menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi. Konsep-konsep
pokok terkait dengan profesi konseling yang perlu dipahami oleh setiap calon konselor dan
konselor, yaitu profesional, profesionalisme, profesionalitas, profesionalisasi, sertifikasi,
akreditasi, lisensi, dan organisasi profesi. “Profesional” menunjuk kepada dua hal. Pertama,
orang yang menyandang suatu profesi; misalnya sebutan dia seorang professional; Kedua,
penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
“Profesionalisme” menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-
trategi yang digunakannya dalam melakukanpekerjaan yang sesuai dengan pekerjaannnya.
“Profesionalitas” mengacu kepada sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta
derajat pengetahuan dan keahlian mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya.
“Profesionalisasi” menunjuk kepada proses peningkatan kualifikasi maupun kemapuan para
anggota suatu profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai
anggota suatu profesi. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses
pengembangan keprofesionalan, baik dilakukan melalui pendidikan/latihan prajabatan (pre-
service training) maupun pendidikan/latihan dalam jabatan (in-service training). Oleh karena
itu, profesionalisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat dan tanpa henti.

BAB III
KESIMPULAN

Istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk menunjukkan tentang


pekerjaan seseorang. Seseorang yang bekerja sebagai dokter,dikatakan profesinya sebagai
dokter dan orang yang pekerjaannya mengajar di sekolah dikatakan profesinya sebagai
Guru.Bahkan ada orang yang mengatakan bahwa profesinya sebagai tukang batu,tukang
parkir,pengamen,penyanyi,pedagang dan sebagainya.Jadi istilah profesi dalam konteks ini ,
sama artinya dengan pekerjaan atau tugas yang dilakukan seseorang dalam kehidupannya
sehari-hari. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan
keprofesionalan, baik dilakukan melalui pendidikan/latihan prajabatan (pre-service training)
maupun pendidikan/latihan dalam jabatan (in-service training). Oleh karena itu,
profesionalisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat dan tanpa henti.
DAFTAR PUSTAKA

http://arifin-meaningoflife.blogspot.com/2012/12/profesi-guru-dan-pengakuannya.html
http://byvrening.blogspot.com/2015/02/definisi-istilah-istilah-dalam-profesi.html
http://rahmawatialmajid.blogspot.com/2017/02/makalah-konsep-dasar-profesi-keguruan.html
http://kumpulanmakalah94.blogspot.com/2016/03/konsep-dasar-profesi.htm

Anda mungkin juga menyukai