Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama : NELLI SOFIANA


B. Judul Modul : PENGEMBANGAN PROFESI GURU
B. Kegiatan Belajar : Konsep Dasar Profesi (KB 1)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


A. Pengertian Profesi
- Bersumber pada Hornby sebagaimana yang dilansir Udin
Syaifuddin Saud( 2008), kata profesi menampilkan serta
mengatakan sesuatu keyakinan, apalagi sesuatu
kepercayaan atas suatu kebenaran( ajaran agama)
ataupun kredibilitas seorang.
- Secara etimologi profesi dari kata profession yang berarti
pekerjaan. Profesional artinya orang yang ahli atau tenaga
ahli. Professionalism artinya sifat professional (Engkol,
1990). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ditemukan
kata profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian tertentu (keterampilan, kejuruan dan
sebagainya).
- Beberapa istilah yang muncul terkait dengan kata profesi
adalah profesi, profesional, profesionalisme,
profesionalisasi, dan profesionalitas. Sanusi (1991)
menguraikan kelima konsep tersebut, yaitu:
1. Profesi. Profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang
Konsep (Beberapa istilah menuntut keahlian dari para anggotanya. Maksudnya,
1
dan definisi) di KB ia tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang yang
tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk
melakukan pekerjaan itu. Kemampuan diperoleh lewat
apa yang disebut profesionalisasi, yang dicoba baik
saat sebelum seorang menempuh profesi itu ataupun
sehabis menempuh sesuatu profesi( in service
training) ataupun sehabis menempuh sesuatu profesi.
2. Profesional. Kata profesional menunjuk pada dua hal.
Pertama, orang yang menyandang suatu profesi,
misalnya ”Dia seorang profesional”. Kedua,
penampilan seseorang dalam melakukan
pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya.
Pengertian kedua ini, profesional dikontraskan dengan
”nonprofesional” atau ”amatir”. Sesuatu pekerjaan
handal membutuhkan persyaratan eksklusif, yaitu
menuntut terdapatnya keahlian berlandaskan konsep
serta teori ilmu pengetahuan yang mendalam.
menekankan pada sesuatu kemampuan dalam bidang
tertentu cocok dengan bidang profesinya; menuntut
adanya tingkatan pembelajaran yang mencukupi;
adanya kepekaan terhadap imbas kemasyarakatan
dari pekerjaan yang dilaksanakannya; serta
membolehkan pertumbuhan sejalan dengan dinamika
kehidupan (Ali, 1985).
3. Profesionalisme. Kata profesionalisme menunjuk
kepada komitmen para anggota suatu profesi buat
tingkatkan keahlian profesionalnya serta terus-
menerus meningkatkan strategi- strategi yang
digunakannya dalam melaksanakan pekerjaan yang
cocok dengan profesinya. Profesionalisme pula
menunjuk pada derajat penampilan seorang sebagai
profesional ataupun penampilan sesuatu pekerjaan
selaku profesi, ada yang profesionalismenya besar,
lagi, serta rendah. Tidak hanya itu profesionalisme
pula mengacu kepada perilaku serta komitmen
anggota profesi buat bekerja berlandaskan pada
standar yang tinggi serta kode etik profesinya.
Sebaliknya Ahmad Tafsir( 1992) memberikan
penafsiran profesionalisme sebagai mengerti yang
mengarahkan kalau tiap pekerjaan wajib dicoba oleh
orang yang handal.
4. Profesionalitas. Profesionalitas merupakan sesuatu
istilah terhadap mutu perilaku para anggota sesuatu
profesi terhadap profesinya dan derajat pengetahuan
serta kemampuan yang mereka miliki buat bisa
melaksanakan tugas- tugasnya. Dengan demikian,
profesionalitas guru merupakan sesuatu“ kondisi”
derajat keprofesian seseorang guru dalam perilaku,
pengetahuan, serta kemampuan yang dibutuhkan
buat melakukan tugas pembelajaran serta. Dalam
perihal ini, guru diharapkan mempunyai
profesionalitas keguruan yang mencukupi sehingga
sanggup melakukan tugasnya secara efisien.
5. Profesionalisasi. Kata profesionalisasi menunjuk pada
proses kenaikan kualifikasi ataupun keahlian para
anggota profesi dalam menggapai kriteria yang
standar dalam penampilannya selaku anggota
sesuatu profesi. Profesionalisasi pada dasarnya ialah
serangkaian proses pengembangan handal baik
dicoba lewat pembelajaran” pra- jabatan” ataupun”
dalam jabatan”. Oleh sebab itu, profesionalisasi ialah
proses yang panjang.
B. Syarat dan Urgensi Profesi
- Berdasarkan Syafrudin Nurdin (2005), syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh suatu pekerjaan agar dapat
disebut sebagai profesi, yaitu:
1. Panggilan hidup yang sepenuh waktu;
2. Pengetahuan dan kecakapan atau keahlian;
3. Kebakuan yang universal;
4. Pengabdian;
5. Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif;
6. Otonomi;
7. Kode etik;
8. Klien;
9. Berperilaku pamong;
10. Bertanggung jawab, dan lain sebagainya.
- Ahmad Tafsir (1992) berpendapat bahwa pekerjaan dapat
disebut sebagai profesi harus memenuhi syarat, yaitu:
1. Profesi harus memiliki suatu keahlian yang khusus.
2. Profesi harus diambil sebagai pemenuhan panggilan
hidup.
3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal.
4. Profesi adalah diperuntukkan bagi masyarakat.
5. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostic
dan kompetensi aplikatif.
6. Pemegang profesi memegang otonomi dalam
melakukan profesinya.
7. Profesi memiliki kode etik.
8. Profesi miliki klien yang jelas.
9. Profesi memiliki organisasi profesi.
10. Profesi mengenali hubungan profesinya dengan bidang-
bidang lain.
- Motivasi intrinsik tersebut akan berdampak pada
munculnya etos kerja yang unggul (exellence) yang
ditunjukkan dalam lima bentuk kerja sebagai berikut:
1. Keinginan untuk selalu Menampilkan Perilaku yang
Mendekati Standar Ideal
2. Meningkatkan dan Memelihara Citra Profesi
3. Memanfaatkan setiap Kesempatan Pengembangan
Profesional
4. Mengejar Kualitas dan Cita-Cita dalam Profesi
5. Memiliki Kebanggaan Terhadap Profesinya
C. Ragam Profesi
Vollmer dengan menggunakan pendekatan kajian
sosiologi sebagaimana yang dikutip Saud (2009)
mempersepsikan bahwa profesi itu sesungguhnya
hanyalah merupakan suatu jenis model atau tipe pekerjaan
ideal saja, karena dalam realitasnya bukanlah merupakan
hal mustahil pula untuk mencapainya asalkan ada upaya
yang sungguh-sungguh kepada pencapaiannya. Proses
usaha menuju kearah terpenuhinya persyaratan suatu
jenis model pekerjaan ideal itulah yang dimaksudkan
dengan profesionalisasi.
D. Guru sebagai Suatu Profesi
Profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian dari para anggotanya. Dalam Undang- Undang
No 14 Tahun 2005 tentang Guru serta Dosen dipaparkan
guru merupakan pendidik handal dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, memusatkan, melatih,
memperhitungkan, serta mengevaluasi partisipan didik
pada pembelajaran anak umur dini jalan pembelajaran
resmi, pembelajaran bawah, serta pembelajaran
menengah. Hal ini diperkuat Pidarta (1997:265) bahwa
guru dan dosen adalah pejabat professional sebab
mereka diberi tunjangan professional. Usman (2002:5)
menegaskan bahwa guru merupakan jabatan atau profesi
yang memerlukan keahlian khusus.
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak
memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam
bidangnya. Pembinaan dan pengembangan profesi guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dan
kompetensi guru diperoleh melalui pendidikan profesi.
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen).

Daftar materi pada KB


2 Syarat dan Urgensi Profesi
yang sulit dipahami

Kata Profesionalisme
Kata profesionalisme menunjuk kepada komitmen para
anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-
strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang
Daftar materi yang sering sesuai dengan profesinya.
3 mengalami miskonsepsi Bukan hanya digunakan untuk pekerjaan yang telah diakui
dalam pembelajaran sebagai suatu profesi, melainkan pada hampir setiap
pekerjaan. Dalam bahasa awam pula, seseorang disebut
profesional jika cara kerjanya baik, cekatan, dan hasilnya
memuaskan. Dengan hasil kerjanya itu, seorang mendapatkan
uang atau bentuk imbalan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai