Anda di halaman 1dari 14

Tugas Individu

Pengembangan Keterampilan Profesional

PROFESI, PROFESIONAL, PROFESIONALISME, LEADER


DAN MANAJER

Oleh : Nurul Mutmainna


G021231071
Kelas D

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Nurbaya Busthanul, M.Si.

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
PROFESI

Pengertian profesi
Profesi merupakan pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan tidak termasuk
dalam profesi. Lalu apa perbedaan di antara keduanya dan apa itu profesi?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud oleh profesi
adalah bidang pekerjaan yang dilandasi oleh pendidikan keahlian, seperti
keterampilan serta kejuruan tertentu. Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang
membutuhkan keahlian khusus dan pendidikan keahlian tertentu seperti
keterampilan dan kejuruan tertentu. Profesi membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus, memiliki asosiasi profesi, kode
etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
Profesi juga memiliki standar tersendiri dan berkaitan dengan profesionalitas
sebagai salah satu karakteristik. Tidak semua pekerjaan termasuk dalam profesi,
karena profesi hanya pekerjaan yang mengandalkan keahlian saja yang masuk
pada apa itu profesi.
Istilah profesi dapat mengacu kepada siapa saja yang mencari nafkah
dengan cara melakukan satu kegiatan yang membutuhkan tingkat pendidikan dan
keterampilan atau pelatihan tertentu. Biasanya, profesi memiliki standar tersendiri
dan berkaitan dengan profesionalitas sebagai salah satu karakteristik. Agar lebih
jelas dalam memahami profesi, berikut penjelasan tentang apa itu profesi dan
perbedaannya dengan pekerjaan.
Dalam bidang pekerjaan, profesi berarti pengakuan atau pernyataan
tentang pekerjaan atau bidang pengabdian yang dipilih. Orang yang menyatakan
profesinya sebagai guru, sebenarnya ia menyatakan bahwa pekerjaan yang
dipilihnya adalah sebagai pendidik. Dilihat dari arti bahasa, guru sebagai
pekerjaan mengandung makna kegiatan untuk mencari nafkah, karenanya, seorang
guru akan menggantungkan hidupnya pada pendidikan. Secara terminologi kata
profesi memiliki pengertian yang lebih ketat. Ada dua ketentuan mengenai
penggunaan kata profesi. Pertama, suatu kegiatan boleh dikatakan sebagai profesi
kalau kegiatan itu dilakukan untuk mencari nafkah. Kegiatan yang dilakukan tidak
untuk mencari nafkah, melainkan untuk mencari kesenangan bisa dikatakan
sebagai hobi. Kedua, suatu kegiatan untuk mencari nafkah boleh dikatakan
sebagai profesi bila dilakukan dengan keahlian. Kegiatan mencari nafkah dengan
tingkat keahlian sedang-sedang saja disebut vokasi. Suatu kegiatan mencari
nafkah yang dilakukan tanpa keahlian dalam bahasa Inggris disebut unsklilled
labour atau pekerjaan awam dalam bahasa Indonesia. Pengertian secara bahasa
memberi kesan bahwa profesi dalam pendidikan, seperti guru telah melunturkan
nilai keikhlasan dan perjuangan tugas guru. Oleh karena itu, sebagian orang
Muslim tidak sepakat jika guru sebagai profesi karena dalam Islam tugas guru
adalah tugas mulia yang bisa dikatakan sebagai bagian dari penyampaian wahyu
Ilahi dan termasuk peranan penting dalam agama (Nurjan, 2015)
Kriteria profesi
Ada beberapa kriteria suatu pekerjaan dapat dipandang sebagai profesi (Nurjan,
2015)sebagai berikut:
 Profesi harus ditunjang dengan keahlian.
 Profesi diambil sebagai pemenuhan panggilan hidup.
 Seseorang memilih suatu profesi, bukan semata-mata karena uang atau
kedudukan, tetapi karena profesi tersebutdipilihnya sebagai lapangan
pengabdiannya. Profesi itu untuk masyarakat, bukan untuk kepentingan
diri sendiri. Profesi sebagai panggilan hidup menuntut komitmen tinggi.
Pemegang profesi memiliki otonomi dalam menjalankan
 profesianya, artinya, ia bebas dalam melakukan sesuatu tanpa dipengaruhi
campur tangan orang lain, namun kebebasan itu bukan kebebasan mutlak.
Diperlukan kode etik sebagai rambu-rambu dalam melakukan
 tugas dan mengatur batas-batas kebebasan suatu profesi. Diperlukan
sarana untuk senantiasa meningkatkan mutu
 profesi agar dapat mengikuti perkembangan zaman.

Syarat-syarat profesi
Secara umum, terdapat beberapa syarat pada suatu profesi. Adapun syarat-syarat
profesi adalah sebagai berikut:
 Memiliki pengetahuan khusus di suatu bidang ilmu tertentu.
 Melibatkan berbagai kegiatan intelektual.
 Membutuhkan adanya suatu persiapan tertentu yang cukup dalam, jadi
bukan hanya sekedar latihan saja.
 Membutuhkan latihan yang berkesinambungan di dalam melaksanakan
pekerjaannya atau jabatannya.
 Lebih mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi.
 Adanya organisasi para profesional sesuai dengan bidang profesi.
 Terdapat kode etik atau standar baku dalam pelaksanaan pekerjaannya.
Professional
Seorang profesional adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan,
pelatihan, dan komitmen dalam suatu bidang tertentu. Mereka biasanya beroperasi dalam
profesi tertentu, seperti kedokteran, hukum, teknik, atau berbagai bidang lainnya.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian.kemahiran. atau
kecakapan yang memiliki standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi (UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Pekerjaan yang bersifat
profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka khusus
dipersiapkan untuk itu dan bukan pekeriaan yang dilakukan oleh mereka karena tidak
dapat memperoleh pekerjaan lain (Hamid, 2017)
profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
tertentu, sedangkan istilah profesional yang merupakan kata sifat dimaknai sebagai
sesuatu yang bersangkutan dengan profesi. Dengan demikian, pekerjaan profesional
adalah pekerjaan yang memerlukan kepandaian khusus untuk melakukannya dan
mengharuskan adanya pembayaran bagi pelakunya (lawan dari amatir). (Wardani, 2012)
Berikut adalah beberapa ciri-ciri utama seorang profesional:
 Pendidikan dan Pelatihan: Seorang profesional biasanya telah
menyelesaikan pendidikan formal dan pelatihan khusus dalam bidangnya.
Mereka mungkin memiliki gelar akademik atau sertifikasi yang relevan
untuk mendukung pengetahuan dan keterampilan mereka.
 Kode Etik: Profesional sering beroperasi sesuai dengan kode etik atau
standar etika tertentu yang mengatur perilaku mereka dalam menjalankan
pekerjaan mereka. Kode etik ini dapat mencakup prinsip-prinsip seperti
integritas, kejujuran, dan kepercayaan.
 Tanggung Jawab Sosial: Banyak profesi memiliki tanggung jawab sosial
yang besar karena pekerjaan mereka dapat memiliki dampak signifikan
pada individu atau masyarakat secara keseluruhan. Profesional sering
berusaha untuk menjalankan tugas mereka dengan sebaik-baiknya untuk
kepentingan umum.
 Kemampuan Komunikasi: Seorang profesional umumnya memiliki
kemampuan komunikasi yang baik. Mereka harus dapat berkomunikasi
dengan baik dengan klien, pasien, rekan kerja, atau pihak lain yang terlibat
dalam pekerjaan mereka.
 Pengembangan Terus-Menerus: Profesional sering harus terus-menerus
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka seiring waktu. Ini
bisa melalui pelatihan lanjutan, pendidikan kontinu, atau keikutsertaan
dalam organisasi profesional.
 Lisensi atau Sertifikasi: Beberapa profesi memerlukan lisensi atau
sertifikasi yang diberikan oleh otoritas yang relevan. Lisensi ini
menunjukkan bahwa seorang individu telah memenuhi standar tertentu
untuk menjalankan pekerjaan mereka dengan legalitas.
 Pengabdian kepada Klien atau Masyarakat: Profesional sering
memiliki komitmen yang kuat untuk melayani kepentingan klien atau
masyarakat yang mereka layani. Mereka biasanya menjalankan pekerjaan
mereka dengan fokus pada kepentingan orang lain.
Berikut 3 hal pokok yang ada pada seorang professional
1. Skill, yang artinya orang tersebut harus benar-benar ahli di
bidangnya.
2. Knowledge, yang artinya orang tersebut harus dapat menguasai,
minimalnya berwawasan menganai ilmu lain yang berkaitan dengan
bidangnya.
3. Attitude, yang artinya bukan hanya pintar, akan tapi harus memiliki etika
yang diterapkan didalam bidangnya

Profesionalisme
rofesionalisme mempunyai makna; mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional. Profesionalisme merupakan
sikap dari seorang profesional. Artinya sebuah term yang menjelaskan bahwa
setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian
dalam bidangnya atau profesinya. Menurut Supriadi, penggunaan istilah
profesionalisme menunjuk pada derajat penampilan seseorang sebagai profesional
atau penampilan suatu pekerjaan sebagai suatu profesi, ada yang
profesionalismenya tinggi, sedang dan rendah. Profesionalisme juga mengacu
kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar
yang tinggi dan kode etik profesinya.(Hasibuan, 2017)
Profesionalisme yang di maksud adalah bagaimana seorang karyawan bisa
menempatkan dirinya selama berada dalam lingkup kerja maupun luar lingkup
kerja. Bagaimana seorang karyawan bisa menyelesaikan pekerjaan dengan penuh
tanggung jawab, tepat waktu dan memiliki nilai integritas. Integritas sendiri dapat
berkaitan dengan sifat dan karakter dari seseorang. Salah satu hal yang harus
diperhatikan oleh karyawan juga bagaimana dia bisa memanajemen emosi serta
pikirannya atau membedakan hal pribadi dengan pekerjaaan. Karena seperti yang
kita ketahui, setiap orang pasti mempunyai permasalahan hidupnya masing-
masing di mana karyawan tersebut dituntut agar pekerjaannya tidak terbengkalai
dikarenakan permasalahan internal.
Profesionalisme berasal dan kata ‘profesi’ yang artinya suatu bidang
pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga dapat
diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan
pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dan pendidikan akademis
yang intensif. Pengertian profesionalisme adalah suatu pandangan terhadap
keahlian tertentu yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu, yang mana keahlian
itu hanya diperoleh melalui pendidikan khusus atau latihan khusus.
Profesionalisme mengarah kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan
strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan profesi yang diembannya (Rusman, 2011).
profesionalisme kerja adalah suatu hal yang menjadi perhatian lebih, pada
dinas atau instansi manapun pegawainya. Pegawai negeri tidak lagi
mempertimbangkan apa dan siapa serta berapa banyak yang mereka dapatkan dari
fungsi dan tugas melayani masyarakat. Profesionalisme pegawai mencukupi
keahlian, kemandirian dan pendidikan. (Jefri Iswanto, 2017). Profesionalisme
merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang
menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”. Profesionalisme
mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau
sebagai sumber penghidupan (Hasibuan, 2017)
Adapun yang harus karyawan miliki agar terciptanya profesionalisme di
lingkungan kerja, sebagai berikut:
1. Memiliki sifat jujur, bertanggung jawab, dan bersikap ramah
2. Mematuhi segala peraturan kantor/perusahaan
3. Menyelesaikan semua tugas yang diberikan dengan tepat waktu serta tidak
mengeluh
4. Membangun relasi yang baik dengan karyawan lain
5. Memiliki motivasi yang kuat
6. Menjadi pribadi yang inisiatif
Leader

Pemimpin adalah sosok yang diandalkan dalam suatu organisasi. Sosok


seorang pemimpin dapat dijadikan indicator baik buruknya suatu organisasi.
Apalagi di era persaingan global saat ini, seorang pemimpin dituntut mampu
menjadi nahkoda bagi organisasinya dengan menjadi pemimpin yang efektif.
Seorang pemimpin efektif harus mampu menggerakkan dan memotivasi
bawahannya untuk bekerja dengan sebaik-baiknya guna mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. seorang pemimpin yang efektif dapat
menyebabkan bawahannya secara tidak sadar dengan kemampuan dirinya
berkorban demi organisasi. Namun tidak jarang muncul keluhan bawahan yang
berkata “I don’t like my Leader” sehingga mereka bekerja tidak maksimal. Para
bawahan bekerja sekedar melaksanakan tugas tanpa mempunyai hubungan
emosional positif dengan atasannya. (Baiturrohma Yuliana, 2018)
Setiap organisasi diperlukan adanya pimpinan yang dapat memberikan
semangat, bimbingan, arahan terhadap kinerja pegawai/karyawannya dalam
mencapai tujuan organisasi. Dalam organisasi terdapat interaksi manusia yang
tergabung didalamnya, seperti hubungan pemimpin dengan bawahan, yang
keduanya akan bekerja sama dalam melaksanakan tugas yang sudah terencana
untuk mencapai tujuan organisasi. Tugas dari seorang pemimpin yaitu
merencanakan, menggerakkan dan mengawasi setiap aktivitas dalam organisasi.
Salah satu tugas utama dari seorang pemimpin adalah harus bisa memotivasi dan
meningkatkan kinerja pegawai sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan dan
sasaran dari organisasi yang di pimpinnya.(Madyarti, 2021)
Kinerja pegawai yang optimal merupakan aspek yang penting dalam suatu
organisasi, karena dapat menentukan kemampuan, produktivitas serta tingkat
pelayanan yang mampu dicapainya. Motivasi kerja yang tinggi merupakan
penggerak bagi setiap orang untuk dapat melakukan suatu pekerjaan dengan baik.
Kepemimpinan yang baik dan menjadi panutan membuat pegawai bersemangat
dan termotivasi untuk menghasilkan kinerja yang baik sesuai dengan harapan dan
tujuan organisasi itu sendiri. Peran pimpinan dalam meningkatkan kinerja
pegawai adalah sebagai motivator dan pengawas dalam setiap pelaksanaan
kegiatan atau pekerjaan. Sebagai motivator yang bertugas memberikan dan
menjaga semangat kerja pegawai agar selalu termotivasi untuk menunjukkan
kinerja terbaik. (Madyarti, 2021)

peran seorang pemimpin


Peran pemimpin dalam suatu perusahaan dapat sangat berbeda pada jika
dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Hal ini dikarenakan peran khusus
seorang pemimpin dapat berubah berdasarkan ukuran tim, organisasi, atau
tanggung jawab yang diberikan. Hal ini juga tergantung pada company values dan
tujuan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Namun secara umum, peran seorang pemimpin adalah untuk melatih,
membimbing, dan menginspirasi orang lain, terutama yang menjadi bawahannya.
Seorang leader dapat memotivasi tim melalui masa-masa sulit dan membimbing
bawahannya untuk mengalami improvement kemajuan karir. Seorang pemimpin
memiliki peran untuk mengelola individu untuk menjaga agar tim tetap sejalan
dan bekerja menuju tujuan bersama. Mereka memupuk budaya kolaboratif dan
memimpin dengan teladan.

fungsi pemimpin
Pemimpin memegang fungsi penting dalam sebuah organisasi Karena kemampuan
mengambil keputusan merupakan kriteria utama dalam menilai efektivitas
kepemimpinan seseorang, berarti ada kriteria lain yang dapat dan biasanya
digunakan. Berbagai kriteria itu berkisar pada kemampuan seorang pemimpin
menjalankan berbagai fungsi-fungsi kepemimpinan. Lima fungsi-fungsi
kepemimpinan yang dibahas secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Pemimpin selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha mencapai
tujuan,
2. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak
diluar organisasi,
3. Pemimpin selaku komunikator yang efektif,
4. Mediator yang handal, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama
dalam menangani situasi konflik,
5. Pimpinan selaku intergrator yang efektif, rasional, objektif dan netral.
Manager
Project manager adalah salah satu pihak yang bertanggungjawab dan
mengendalikan kegiatan harian proyek agar suatu proyek mencapai kesuksesan.
Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan, salah satunya
adalah faktor manajerial. Semakin baik kemampuan project manager dalam
melakukan pengendalian, maka proyek akan lebih sukses. Banyak sekali
penelitian terdahulu yang mengkaji hubungan project manager dan kesuksesan
proyek, maka perlu dirangkum hasil dari berbagai penelitian sebelumnya agar
dapat diketahui hubungan atau korelasi yang sesungguhnya, sekaligus mengetahui
besarnya kesalahan dalam penelitian tersebut. (Firdausi, 2022). Manajer suatu
proses untuk menggerakkan sekelompok orang menuju suatu tujuan yang telah di
sepakati berasama dengan mendorong atau memotivasi untuk bertindak dengan
tidak terpaksa. Dengan kemampuan seorang pemimpin yang baik dapat
menggerakkan orang-orang menuju tujuan jangka panjang dan betul-betul
merupakan usaha untuk memenuhi kepentingan mereka.(Laelasari et al., 2022)

Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang manager


Pada dasarnya seorang manajer yang sukses dalam kepemimpinannya
mempunyai sifat-sifat tertentu. Melihat manajer yang akan berhasil dalam
melaksanakan tugasnya ditentukan dengan 2 cara yaitu:
1. Cara Deduktif
Menurat cara ini sifat-sifat manajer ditentukan berdasarkan hasil analisis
jabatan. Karena dengan analisis jabatan akan diketahui tugas-tugas,
tanggung jawab dan sifat-sifat dari manajer yang akan menjabat. Cara ini
disebut cara deduktif, karena dengan penganalissisan jabatan itu sanggup
melihat faktor-faktor yang secara logis sanggup memudahkan fungsi-
fungsi manajer dengan baik.
2. Cara Induktif
Menurut cara ini sifat dan ciri-ciri manajer ditentukan dengan mencari ciri-
ciri khusus sejumlah manajer yang telah sukses sifat dan ciri khusus para
manajer yang sukses inilah yang kemudian dijadikan sifat bagi seorang
manajer cara induktif ini akan memungkinkan manajer berhasil
melaksanakan tugas-tugasnya. Penentuan sifat manajer sangat membantu
untuk menentukan manajer yang baik.Berikut ini yaitu beberapa pendapat
para hebat mengenai sifat-sifat yang harus dimiliki oleh para manajer.
 G.R Terry
Beliau menunjukkan pendapatnya mengenai beberapa sifat yang harus
dimiliki oleh para manajer, yaitu :
1) Energy, maksunya yaitu manajer harus mempunyai kekuatan
mental dan fisik
2) Stabilitas emosi, artinya seorang manajer dihentikan cepat marah,
dia harus sanggup menahan emosinya
3) Human relationship, artinya manajer harus banyak mengetahui
ihwal kekerabatan manusia,perilaku manusia, sifat insan dan
kebutuhan manusia
4) Personal motivation, artinya sanggup memotivasi diri
sendiri,memotivasi orang lain, dan berkemauan keras untuk
menjadi pemimpin yang lebih baik
5) Communication skills, artinya mempunyai kecakapan dalam
berkomunisi yang jelas, baik verbal maupun tulisan
6) Teaching skills, artinya manajer harus cakap untuk mendidik,
membimbing, mengajar, member petunjuk, membina dan
mengambangkan bawahannya
7) Social skills, artinya manajer harus mempunyai pergaulan yang
luas, suka menolong, peramah,dan bahagia melihat bawahannya
maju, serta menghargai pendirian orang lain
8) Technical competent, artinya kemampuan teknik, kecakapan
mengenai perencanaan, pengorganisasian, pendelegasian
wewenang dan tangkas dalam mengambil keputusan
 Neuner
Menurut dia manajer yang sukses harus mempunyai sifat-sifat berikut:
1) Personal characteristics, yaitu kepribadian termasuk usia,
kemampuan pribadi yang berafiliasi dengan individu
2) Educational training, yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui
pendidikan dan pelatihan
3) Experience and professional interest, yaitu manajer harus
mempunyai pengalaman kerja dan minat atau talenta tertentu
dalam suatu bidang pekerjaan.
 Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Menurut Harold dan Cyril, untuk menjadi manajer harus
mempunyai 8 sifat dasar, yaitu :
1) Intelligence, artinya manajer harus mempunyai kecerdasan
melibihi orang-orang yang dipimpinya
2) Leadership ability, artinya manajer harus mempunyai kemampuan
memimpin, mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang
menyeluruh
3) Communication ability, artinya mempunyai kemampuan
berkomunikasi
4) Logical approach to problem, artinya metang dalam berpikir and
emosi untuk menuntaskan masalah
5) Cultural interest, artinya mempunyai dorongan yang berpengaruh
untuk memimpin
6) Moral virtues, artinya menghayati kepentingan kerja sama
7) Good juggement, artinya bisa mengambil keputusan yang baik
8) Initative, artinya memiliki kreativitas,ide-ide untuk membuat cara
kerja yang produktif.
 Ordway Tead
Menurut dia jikalau ingin menjadi manajer yang sukses harus mempunyai
sifat-sifat berikut:
1) Mempunyai kekuatan fisik dan mental
2) Bersemangat untuk mencapai tujuan
3) Ramah tamah dan kasih saying
4) Jujur, sanggup dipercaya
5) Memiliki keahlian teknis
6) Bergairah dalam pekerjaan
7) Kecerdasan dan sanggunp mengambil keputusan
8) Kecakapan mengajar
9) Ketegasan dan konsisten
10) Setia, loyal terhadap organisasi
 Henry Fayol
Menurut Fayol seorang manajer harus mempunyai sifat-sifat yang
melebihi bawahannya, maka fayol menunjukkan pendapatnya mengenai
sifat-sifat yang harus dimiliki seorang manajer, yaitu :
1. Physical, artinya kesehatan fisik, hal ini sangat penting karna tidak akan
mungkin maksimal kerjanya jikalau seorang manajer dalam keadaan sakit
2. Mental, artinya kesehatan pikiran, Rohani
3. Moral, artinya manajer harus ber energik , penuh spirit,inisiatif,loyalitas
dan pengabdian terhadap pekerjaan
4. General education, artinya mempunyai pengetahuan umum yang luas
5. Special knowledge, artinya mempunyai pengetahuan kejujuran khusus
dalam bidang teknis operatif yang dipimpinya
6. Experience, artinya mempunyai pengalaman yang berasal dari kerja
eksklusif di tempat.
Dari pendapat-pendapat para hebat diatas mengenai sifat-sifat manajer, penulis
beropini bahwa sifat-sifat yang harus dimiliki oleh manajer ada 4 yaitu
1. Keterampilan teknis, yaitu kemampuan seorang manajer untuk
memakai alat-alat, mekanisme dan teknik dalam suatu bidang kegiatan
tertentu
2. Sehat jasmani dan rohani yang berpengaruh dan selalu bersemangat
untuk mencapai tujuan
3. Keterampilan manusiawi, yaitu kemampuan untuk bekerja dengan
orang lain, memahami dan merangsang bagi karyawananya atau pihak
luar
4. Keterampilan mengorganisasikan, yaitu kemampuan mental para
manajer untuk mengkoordinasi dan mengintegrasikan seluruh
kepentingan dan kegiatan organisasi sehingga organisasai sanggup
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh.
DAFTAR PUSTAKA

Baiturrohma Yuliana. (2018). Analysis of Characteristics of Leaders


Admired by Subordinates. Jiabi, 2(1), 10.
Firdausi, A. A. (2022). Meta-Analisis: Project Manager dan Proyek
Sukses. MoDuluS: Media Komunikasi Dunia Ilmu Sipil, 4(1), 16.
https://doi.org/10.32585/modulus.v4i1.2441
Hamid, A. (2017). Guru Profesional. Al-Falah: Jurnal Ilmiah
Keislaman Dan Kemasyarakatan, 17(2), 274–285.
https://doi.org/10.47732/alfalahjikk.v17i2.26
Hasibuan, A. (2017). Etika Profesi Profesionalesme Kerja. UISU
Press, 53(9), 1689–1699.
Jefri Iswanto. (2017). Kompetensi, Profesionalisme Kerja dan Kinerja
Karyawan. Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 14(2), 184–191.
Laelasari, T., Muslihat, & Nasrudin, A. (2022). Perbedaan Pemimpin
Dan Manajer Dalam Organisasi. Akademika: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 4(2), 105–111.
https://ejournal.iaiskjmalang.ac.id/index.php/akad/article/view/63
8
Madyarti, G. M. (2021). Peran Pemimpin dalam Memotivasi dan
Meningkatkan Kinerja Pegawai. Seminar Nasional Magister
Manajemen Pendidikan UNISKA MAB, 1(1), 291–297.
Nurjan, S. (2015). Profesi Keguruan Konsep dan Aplikasi. In
Samudra Biru (Vol. 1, Issue 2).
Wardani, I. G. A. K. (2012). MENGEMBANGKAN
PROFESIONALISME PENDIDIK GURU (Kajian Konseptual
Dan Operasional). Jurnal Pendidikan, 13(1), 32–44.
https://doi.org/10.33830/jp.v13i1.357.2012
Rusman, M.Pd, Model-model Pembelajaran (Mengembangkan
Profesionalisme Guru) Jakarta : Rajawali Pers, 2011.

Anda mungkin juga menyukai