c. Syarat-syarat profesi
Darling-Hamond dan Goodwin (1993) menyatakan bahwa pekerjaan yang bersifat profesional
paling tidak mempunyai tiga ciri atau karakteristik utama. Ketiga ciri tersebut adalah (1) dalam
melaksanakan pekerjaan, penerapan ilmu yang melandasi profesi didasarkan pada kepentingan
individu dalam setiap kasus; (2) mempunyai mekanisme internal yang terstruktur, yang mengatur
rekrutmen, pelatihan, dan pemberian lisensi (izin kerja); serta (3) memiliki ukuran standar untuk
praktik yang etis dan memadai dalam mengemban tanggung jawab utama terhadap kebutuhan
kliennya.
d. Konsep profesi keguruan
Bertolak dari pandangan Darling-Hamond dan Goodwin, pekerjaan sebagai guru dapat digolongkan
sebagai profesi jika dilandasi oleh bidang ilmu yang terkait, dalam hal ini adalah ilmu mengajar/ilmu
keguruan, yaitu apa yang disebut sebagai the scientific basis of the arts of teaching atau dasar ilmiah
dari seni mengajar. Dalam kaitan ini, (barangkali Anda juga sudah sering mendengarnya) mengajar
dikatakan paduan antara ilmu dan seni. Ini tentu terkait dengan kasus yang beraneka ragam dan
yang tidak mungkin ditangani secara seragam. Teknik tertentu mungkin efektif diterapkan untuk
peserta didik di satu desa, tetapi kurang efektif jika diterapkan pada peserta didik di kota. Karena
itu, sering dikatakan bahwa tidak ada resep dalam pendidikan. Artinya, guru harus kreatif dalam
melayani anak didik karena setiap anak mempunyai keunikan tersendiri. Disinilah letaknya seni
mengajar yang sangat tergantung dari kemauan, kemampuan, dan kekayaan pengalaman mengajar
seorang guru. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seni mengajar berkembang seiring dengan
pengalaman mengajar guru yang memang mau belajar dari pengalamannya. Artinya, seni mengajar
tersebut tidak didapat begitu saja, tetap harus dicari melalui pengalaman yang panjang dan yang
didasari oleh keinginan untuk belajar.
e. Syarat-syarat profesi keguruan
Berkaitan dengan penyediaan guru, Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru telah menggariskan bahwa hal itu
menjadi kewenangan lembaga pendidikan Tenaga Kependidikan. Beberapa amanat penting yang
dapat diambil dari dua produk hukum ini.
1. Calon peserta pendidikan profesi berkualifikasi S1/D-IV
2. Sertifikat pendidik bagi guru diperoleh melalui program pendidikan profesi yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun
masyarakat, dan ditetapkan oleh pemerintah
3. Sertifikasi pendidik bagi calon guru harus dilakukan secara objektif, transparan dan akuntabel
4. Jumlah peserta didik program pendidikan profesi setiap tahun ditetapkan oleh Menteri
5. Program pendidikan profesi diakhiri dengan uji kompetensi pendidik
6. Uji kompetensi pendidik dilakukan melalui ujian tertulis dan ujian kinerja sesuai dengan
standar kompetensi
7. Ujian tertulis dilaksanakan secara komprehensif yang mencakup penguasaan: (1) wawasan dan
landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau
silabus, perancangan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar; (2) materi pelajaran secara luas
dan mendalam sesuai dengan standar isi mata pelajaran, kelompok mata pelajaran, dan/atau
program yang diampunya; (3) konsep-konsep disiplin keilmuan, teknologi atau seni yang
secara konseptual menaungi materi pelajaran, kelompok mata pelajaran, dan/ata program
yang diampunya.
8. Ujian kinerja dilaksanakan secara holistik dalam bentuk ujian paktik pembelajaran yang
mencerminkan penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial pada
satuan pendidikan yang relevan.