Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PROFESI PENDIDIKAN

RESUME MATERI

GURU PAUD PROFESIONAL

OLEH

NAMA : MIRANTI DOMINIKA DEONA

NIM : 1.02.2021.0119

KELAS : D/REGULER

SEMESTER :1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI KUPANG

2020/2021
GURU PAUD PROFESIONAL

A.    Konsep profesi,  professional dan profesionalisme


1. Pengertian Profesi menurut para ahli
 Suatau jabatan atu pekerjaan yang diperoleh melalui latihan khusus yang memadai.
(Liberman)
 Suatu jabatan atau pekerjaan yang biasanya memerlukan persiapan yang relatif lama dan
khusus pada tingkat pendidikan tinggi yang pelaksanaannya diatur oleh Kode etik
tersendiri, dan menuntut tingkat kearifan atau kesadaran serta pertimbangan pribadi yang
tinggi (Word confederation of organization for teaching profession/WCOTP)
 Suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetian
terhadap pekerjaan tersebut. (Dedi Supriadi)
 Profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau janji terbuka, bahwa seseorang
akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena
orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. (Sikun Pribadi, 1976)
Makna pengertian diatas mengisyaratkan bahwa:
1.       Hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka
2.       Profesi mengandung unsur pengabdian
3.       Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan
Berdasarkan uraian tentang pengertian, kriteria dan unsur-unsur yang terkandung dalam
profesi, sebenarnya profesi itu adalah suatu lembaga yang mempunyai otoritas yang otonom,
karena didukung oleh:
1) Spesialisasi ilmu sehingga mengandung arti keahlian,
2) Kode etik yang direalisasikan dalam melaksanakan profesi, karena hakikatnya ilah
pengabdian kepada masyarakat demi kesejahteraan masyarakat itu sendiri,
3) Kelompok yang tergabung dalam profesi, yang menjaga jabatan itu dari penyalagunaan
oleh orang-orang yang tidak kompeten dengan pendidikan serta sertifikasi mereka yang
memenuhi syarat-syarat yang diminta,
4) Masyarakat luas yang memanfaatkan pofesi tersebut,
5) Pemerintah yang melindungi profesi dengan undang-undangnya. (Dr. Sikun Pribadi,
1975)
B.    Ciri-ciri profesi

Ciri-ciri profesi:

1. Pekerjaan itu mempunyai signifikansi sosial karena diperlukan mengabdi kepada


2. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan
yang lama dan intensi serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang secara sosial dapat
dipertanggungjawabkan
3. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu
4. Ada kode etik yang menjadi pedoman perilaku anggotanya beserta sangsi yang jelas
dan tegas terhadap pelanggar koed etik
5. Sebagai konsekuensi dari layanan yang diberkan kepada masyarakat, maka anggota
profesi secara perorangan ataupun kelompok memperoleh imbalan finansial
Istilah-istilah yang terkait dengan profesi:
Profesional ·      Penampilan seseorang yang sesuai dengan
tuntutan yang seharusnya
·      Menunjuk kepada orangnya
Profesionalisasi ·      Proses menjadikan seseorang sebagai
profesional melalui inservice training dan atau
preservice training
Profesionalisme ·      Derajat penampilan seseorang sebagai
profesional
·      Penampilan suatu pekerjaan sebagai suatu
profesi; dan juga mengacu kepada sikap dan
komitmen anggota profesi untuk bekerja
berdasarkan standar yang tinggi  dan kode etik
profesinya
 
C.    Syarat-syarat profesi
Darling-Hamond dan Goodwin (1993) menyatakan bahwa  pekerjaan yang bersifat
profesional paling tidak mempunyai tiga ciri atau karakteristik utama. Ketiga ciri tersebut adalah:
1) Dalam melaksanakan pekerjaan, penerapan ilmu yang melandasi profesi
didasarkan pada kepentingan individu dalam setiap kasus;
2) mempunyai mekanisme internal yang terstruktur, yang mengatur rekrutmen,
pelatihan, dan pemberian lisensi (izin kerja); serta
3) memiliki ukuran standar untuk praktik yang etis dan memadai dalam mengemban
tanggung jawab utama terhadap kebutuhan kliennya.
D.   Konsep profesi keguruan
Bertolak dari pandangan Darling-Hamond dan Goodwin, pekerjaan sebagai guru dapat
digolongkan sebagai profesi jika dilandasi oleh bidang ilmu yang terkait, dalam hal ini adalah
ilmu mengajar/ilmu keguruan, yaitu apa yang disebut sebagai the scientific basis of the arts of
teaching atau dasar ilmiah dari seni mengajar.
a.    Syarat-syarat profesi keguruan
syarat profesi Guru Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, sebagai Berikut:
1. Calon peserta pendidikan profesi berkualifikasi S1/D-IV
2. Sertifikat pendidik bagi guru diperoleh melalui program pendidikan profesi yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun
masyarakat, dan ditetapkan oleh pemerintah
3. Sertifikasi pendidik bagi calon guru harus dilakukan secara objektif, transparan dan
akuntabel
4. Jumlah peserta didik program pendidikan profesi setiap tahun ditetapkan oleh Menteri
5. Program pendidikan profesi diakhiri dengan uji kompetensi pendidik
6. Uji kompetensi pendidik dilakukan melalui ujian tertulis dan ujian kinerja sesuai
dengan standar kompetensi
7. Ujian tertulis dilaksanakan secara komprehensif yang mencakup penguasaan: (1)
wawasan dan landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik,
pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran dan evaluasi hasil
belajar; (2) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi mata
pelajaran, kelompok mata pelajaran, dan/atau program yang diampunya; (3) konsep-
konsep disiplin keilmuan, teknologi atau seni yang secara konseptual menaungi materi
pelajaran, kelompok mata pelajaran, dan/ata program yang diampunya.
8. Ujian kinerja dilaksanakan secara holistik dalam bentuk ujian paktik pembelajaran
yang mencerminkan penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan
sosial pada satuan pendidikan yang relevan.
E.    Jabatan Guru sebagai Profesi
Pemerintah telah mensyaratkan untuk menjadi guru minimal harus memenuhi dua
persyaratan, yaitu kualifikasi akademik dan kompetensi.
Guru juga harus memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani-rohani, dan memiliki
kemampuan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional
Profesi guru PAUD harus diakui, mendapat perlakuan, serta kesejahteraan yang sama dengan
guru jenjang pendidikan lainnya.
Karena Tidak semua orang serta-merta bisa menjadi guru PAUD. Bahkan tidak semua guru bisa
menjadi guru bagi anak usia dini.
Guru SD, SLTP, SMA, bahkan dosen sekalipun tidak bisa secara profesional menjadi
guru anak usia dini. Mendidik anak usia dini membutuhkan pengetahuan, kemampuan (skill),
pengalaman praktik yang cukup, bakat, hingga kepribadian yang menunjang. Tak heran jika
beberapa negara maju memberikan penghormatan tinggi kepada guru PAUD, mengingat
tugasnya yang lebih berat daripada guru pada jenjang lainnya. Karena mereka harus mengurus
anak usia 0-6 tahun, yang baru berkembang dan belum memiliki pengalaman apapun, rentan
bahaya dan membutuhkan perhatian yang intensif, dan pada masa inipun a adalah usia emas bagi
anak dimana anaka akan mendapatkan dasar-dasar kehidupan yang akan mempengaruhi
pekermbangan anak hingga ia dewasa. Jika anak gagal berkembang di masa ini maka akan
berpengaruh buruk untuk masa depannya.
Guru PAUD adalah sosok luar biasa, la harus bisa mendidik, mengasuh, membimbing.
Tugas guru PAUD sama beratnya dengan tugas seorang ibu, bahkan ia berperan ganda, yaitu
menjadi ibu dalam situasi tertentu dan menjadi guru pada situasi lain, la harus pandai merawat,
mengasuh, menjaga, membimbing, mendidik, memberi contoh teladan, bahkan harus bisa
mengurus buang air besar, memandikan, mengenakan pakaian, mengasuhnya sampai tidur,
menyuapi makan, dan mengejar ia berlari ke sana-kemari. Sangatlah layak jika pemerintah perlu
memperhatikan kesejahteraan guru PAUD yang tersebar di seluruh Indonesia.
 
F.    Kompetensi Guru PAUD
Dalam pendidikan anak usia dini, ada tiga jenis guru, yaitu guru, guru pendamping, dan
pengasuh atau pendamping muda. Ketiganya mengadopsi klasifikasi guru PAUD luar negeri,
yaitu teacher, assistant teacher, dan care giver.
Empat kompetensi guru PAUD:
Kompetensi Pedagogik berkaitan dengan ilmu dan keterampilan mendidik. Kompetensi
Kepribadian berkaitan dengan kepribadian, perilaku, etika sosok guru sesuai karakteristik
perkembangan anak usia dini seperti memiliki sikap sabar, penyayang, lembut, ramah, bersih,
ceria, jujur, bertanggung jawab, taat beragama, berbudi pekerti baik.
Kompetensi Sosial ialah kemampuan guru berhubungan dengan orang lain, terutama anak,
orangtua siswa, masyarakat sekitar, sesama guru, kepala sekolah, bisa bekerja sama, mampu
menjalin komunikasi empatik dengan masyarakat
Kompetensi Profesional berkaitan dengan pekerjaan guru, dalam hal ini anak usia dini dengan
segala kekhususannya, seperti kemampuan memahami tugas-tugas perkembangan anak (kognitif,
bahasa, fisik/motorik, sosial, dan emosi), standar tingkat pencapaian perkembangan, cara belajar
sambil bermain, kemampuan mengasuh, dan membimbing anak.
G.   Guru PAUD Ideal
Syarat utama guru ideal adalah menyukai anak-anak gembira anak lari ke sana-kemari,
suka dan menyambut dunia anak-anak dekat dengan anak menyayangi sepenuh hati.
Menyukai dunia anak-anak bagi guru PAUD konsekuensinya besar. Ia harus totalitas menjadi
pendidik dan pengasuh, berkomitmen untuk berpenampilan menarik, berperilaku sebagai guru
yang digugu dan ditiru. Ia juga harus rela tidak berpakaian sembarangan seperti artis, tidak
berhias mencolok, bahkan tidak berkuku panjang, sebab kuku panjang bisa melukai saat
menangkap anak terjatuh.
Guru ideal dicintai muridnya disayangi para orangtua. Kata-katanya digugu anak-anak dan
dipatuhi orangtua.
H.   Faktor Bakat dan Pengalaman Praktik
1.       Bakat-Minat Menjadi Guru
Guru berbakat dengan guru tanpa bakat terlihat jelas perbedaannya setelah beberapa
tahun mengajar. Guru tanpa bakat cenderung monoton, kurang inisiatif, kurang rajin, mengajar
sekadarnya, meskipun ia lulus S-l PAUD serta telah ratusan kali ikut seminar, pelatihan, atau
kegiatan ilmiah lain. Guru dengan bakat meskipun hanya mengenyam pendidikan satu tahun,
bisa disukai anak karena mampu menyajikan pembelajaran secara menyenangkan. Ide-idenya
untuk menyajikan sesuatu yang baru dan menarik seakan tak pernah habis, konsisten, dan punya
komitmen kuat
Gaya mengajar guru dengan bakat dan tanpa bakat pun berbeda. Guru tanpa bakat gaya
mengajarnya cenderung begitu-begitu saja, kaku, terkesan berat, dan biasanya kurang sabar.
Sebaliknya guru dengan bakat bergaya mengajar luwes, progresif, selalu menyajikan hal-hal baru
seakan-akan ia masuk dunia kanak-kanak, menyenangkan, penuh senyum, tawa, dan rengek
tangis. 
2.       Pengalaman Lapangan
Pengalaman praktik lapangan bagi seorang calon guru minimal (1) butuh waktu latihan
praktik mengajar lebih lama, (2) bimbingan langsung dari praktisi senior.
Masa praktik mengajar bisa berlangsung tiga bulan, paling sedikit 30 kali tampil mengajar
sebelum ujian praktik. Praktik lapangan penting mengingat pada masa itulah calon guru
dibimbing, diamati, dan diperbaiki kekurangannya. Di sini calon guru mengasah dirinya bukan
hanya soal teknis keterampilan mengajar, melainkan juga kemampuan memahami karakteristik
anak, menguasai kelas, menggunakan media dan sumber, cara mengevaluasi proses dan hasil
pembelajaran, gaya mengajar, cara berpakaian dan berdandan di hadapan anak-anak, dan
sebagainya.
I.     Pergeseran Peran Guru
Pergeseran utama dalam pendidikan terletak pada peran guru, yaitu pola relasi guru
dengan lingkungan terutama terhadap siswa, sesama guru, orangtua/masyarakat, sekolah,
teknologi, dan karir.
Pergeseran Peran Guru
1.       Hubungan Guru dan Siswa
a.  Pendekatan belajar
b.   Orientasi Berpikir
c.   Sikap Perilaku
d.  Orientasi Pembelajaran
2. Hubungan dengan Sesama Guru
 Sebagai mitra kerja.
 Mengembangkan sikap toleransi tinggi.
 Bisa bekerja sama dalam mengembangkan pembelajaran.
 Menjunjung tinggi kejujuran.
 Hubungan saling menghargai dan saling menghormati.
 Saling mendorong kemajuan.
 Teman sebagai lingkungan belajar.
3. Hubungan Guru dengan Orangtua Siswa/Masyarakat
 Memaknai bahwa tujuan guru-orangtua terhadap anak adalah sama.
 Dulu keterlibatan orangtua sedikit, sekarang terlibat penuh.
 Terbuka pada orangtua atas problem, hambatan, dan kemajuan siswa.
 Saling menghargai dan menghormati profesi.
 Hubungan lebih intensif dan sering berbagi informasi dengan orangtua atas
problem siswa.
4. Hubungan Guru dengan Sekolah
5. Hubungan Guru dan Teknologi
6. Hubungan Guru dengan Karir
Kesimpulannya perkembangan masyarakat dewasa ini menuntut guru berubah sesuai
tuntutan zaman, belajar memperbaiki diri dan siswa melalui penelitian, melakukan
pengembangan diri dan karir, juga terus meningkatkan kualitas diri. Mungkin untuk itulah guru
sekarang lebih banyak disibukkan dengan lokakarya, semiloka, sosialisasi, sertifikasi, uji
kompetensi, juga pendidikan dan pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai