Anda di halaman 1dari 10

PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, DAN SIKAP PETANI TENTANG TEKNIK

BUDIDAYA SAYUR PETSAI (Brassica Cinnensis L) DALAM KEGIATAN SEKOLAH


LAPANG PETANI DI DESA NETPALA KECAMATAN MOLLO UTARA
KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

Ance Polly*), Lika Bernadina *), Ignatius Sinu*)


1)
Mahasiswa Minat Penyuluhan Pertanian, Program Studi Agribisnis, Fakultas
Pertanian
2)
Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Undana
3)
Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Undana
e-mail:ancepolly096@gmail.com

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) Pengetahuan, dan keterampilan petani


tentang teknik budidaya sayur petcay (Brassica Chinensis L.) dalam kegiatan SLP di Desa
Netpala Kecamatan Mollo Utara Kabupaten Timor Tengah Selatan. 2) Sikap petani tentang
teknik budidaya sayur petcay (Brassica Chinensis L.) dalam kegiatan SLP di Desa Netpala
Kecamatan Mollo Utara Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Jumlah
responden sebanyak 52 orang, yang ditetapkan dengan menggunakan metode simple random
sampling. Sumber data primer diperoleh dari para responden, dan data sekunder dari instansi
terkait. Alat analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama dan kedua
menggunakan analisis deskriptif, dan pendekatan sklala Likert.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Pengetahuan petani
tentang teknik budidaya petcay dalam kegiatan SLP di Desa Netpala termasuk dalam kategori
tinggi dengan skor rata-rata sebesar 2,97 (99,04%). Keterampilan petani masuk dalam
kategori terampil dengan skor rata-rata 2,32 (77,31%), 2) sikap petani masuk dalam kategori
setuju dengan skor rata-rata sebesar 2,92 (97,32%).

Kata Kunci: Pengetahuan, Keterampilan, Sikap, Teknik


*) Pembimbing I
**) Pembimbing II
KNOWLEDGE, SKILLS AND ATTITUDES OF FARMERS ABOUT THE PETCAY
VEGETABLE (Brassica Cinnensis L) CULTIVATION TECHNIQUE IN FARMERS’
FIELD SCHOOL ACTIVITIES IN NETPALA VILLAGE, MOLLO UTARA
DISTRICT, SOUTH CENTRAL TIMOR REGENCY

By
Ance Polly.,*) Lika Bernadina., And *,) Ignatius Sinu.,**)
Agribusiness Study Program

This research was conducted in Netpala Village, Mollo Utara District, South Central
Timor Regency in July upto August 2020. The research aimed at finding of 1) Farmers’
knowledge, and skill about the pitcay cultivation technique in Farmers’ Field School.2)
Farmers’ attitudes. about the pitcay cultivation technique in Farmers’ Field School. Survey
method was used in this research. The number of respondents was of 52 persons determinated
by simple random sampling. Those became the primary data sources. While the secondary
data obtained from village monografi and others. Analysis pattern used to replay the first and
the second aims were as follows, Descriptive Analysis by involving of Likert scales. The
research results howed that 1) Farmers’ knowledge and skills about the Petcay cultivation
technique in farmers’ field school had score average of 2.97 (99,04%) categorized as high
and 2,32 (77,31%) categorized as skillful. Meanwhile 2) Farmers’ attitudes about the Petcay
cultivation technique in farmers’ field school, had score average of 2.92 (97.32%)
categorized as agree.

Keywords: knowledge, skills, attitudes, Cultivation technique


*) Advisor I
**) Advisor II

PENDAHULUAN kelangsungan proses pembangunan


Pertanian Indonesia hingga kini pertanian (Yuniati dkk, 2015).
masih merupakan mata pencaharian utama Provinsi Nusa Tenggara Timur
bagi masyarakat Indonesia. Sekalipun pada memiliki potensi sumber daya lahandan
daerah ekosistem di wilayahnya ada yang perairan yang cukup besar. Hal ini
sudah berubah menjadi daerah perkotaan berdampak langsung terhadap kebijakan
maupun perindustrian, namun pertanian pembangunan ekonomi yang salah satunya
masih tetap menjadi andalan utama yaitu pembangunan sektor pertanian.Hal
kehidupan masyarakat. Dalam rangka ini tercermin dari besarnya sumbangan
membangun pertanian tangguh para pelaku sektor pertanian terhadap pembentukan
pembangunan pertanian perlu memiliki Produk Domistik Regional Bruto (PDRB),
kemampuan dalam memanfaatkan segala jika mengenai kesempatan kerja, maka
sumber daya optimal, mengatasi hambatan sektor yang menyumbang lapangan
dan tantangan, menyesuaikan diri dalam pekerjaan paling besar adalah sektor
pola struktur produksi dalam perubahan pertanian yang sebesar 29,8% (BPS NTT,
yang terjadi serta berperan aktif dalam 2017).
pembangunan nasional dan pembangunan Kecamatan Mollo Utara merupakan
wilayah. Untuk mewujudkan pertanian salah satu kecamatan yang ada di
tangguh tersebut diperlukan petani - petani Kabupaten Timor Tengah Selatan sebagai
yang cerdas sesuai kualifikasi dan salah satu kawasan penghasil produk
spesialisasi yang diperlukan bagi pertanian di NTT. Berdasarkan data tahun
2017 sub-sektor hortikurtura tanaman
sayur petsai yaitu dengan luas lahan yang adanya pengetahuan, sikap mental dan
sudah di manfaatkan untuk pertanian keterampilan yang berkaitan dengan
seluas 18 ha, dengan produksinya pekerjaan tersebut. Dengan demikian,
mencapai 150 kw/ha (BPS Kecamatan kinerja (performance) SLP menunjuk
Mollo Utara Dalam Angka,2017). kepada tingkat kemampuan seseorang
Desa Netpala merupakan bagian melaksanakan tugas-tugasnya berkaitan
dari agroekosistem dataran tinggi iklim dengan pekerjaannya. Seseorang dikatakan
kering karena berada pada 900- 1078 mdpl memiliki kinerja yang bagus bila berkaitan
secara potensi fisik sangat cocok untuk dan memenuhi standar tertentu. Dari
pengembangan tanaman hortikultura sayur model tersebut, faktor motivasi dan
petcay. Hasil produksi sayur petcay di kemampuan merupakan faktor penting
Desa Netpala Kecamatan Mollo Utara dalam menentukan kinerja individu dalam
pada tahun 2016, rata- rata produksi 1350 organisasi. Untuk mengetahui sejauh mana
kwintal/ ha dan pada tahun 2017, rata- rata kinerja yang sudah dilakukan oleh petani
produki meningkat menjadi 2700 kw/ ha. yang ada di Desa Netpala, maka dari itu
Kegiatan SLP sama dengan perlu di lakukan penelitian mengenai
kemampuan yang dimiliki petani dalam Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap
hal mengelola usahataninya, petani Tentang Teknik Budidaya petcay
merencanakan dan melaksanakan. Agar (Brassica Cinnensis L) dalam kegiatan
seseorang dapat melaksanakan SLP di Desa Netpala Kecamatan Mollo
pekerjaannya dengan baik diperlukan Utara Kabupaten Timor Tengah Selatan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan di Langkah berikut dalam penentuan
Desa Netpala Kecamatan Mollo Utara sampel responden adalah penentuan
Kabupaten Timor Tengah Selatan. Waktu jumlah responden dari setiap kelompok
penelitian dilaksanakan pada bulan Juli- tani. Responden kelompok tani dipilih
Agustus 2020.Populasi dalam penelitian menggunakan teknik Proportionate
ini adalah seluruh petani yang terdapat Random Sampling dari setiap kelompok,
pada kelompok tani di Desa Netpala yang yang dirumuskan dalam Riwudan (2003)
aktif yaitu kelompok tani Suamtasa, Akar ¿
sebagai berikut: ni= N X n
Mas, Sehati, Anugera Mollo, dan Imanuel.
Untuk menentukan petani sampel Dimana:
dilakukan dengan menggunakan rumus ni= jumlah sampel kelompok ke-i
Slovin (Sevilla dalam Langkamang 2016) n = jumlah sampel seluruh pada Desa ke-i
N Ni = jumlah populasi kelompok tani ke-i
yaitu: n= menurut data
1+ N (e 2)
Dimana: N = jumlah populasi Desa ke-i
n = Besar sampel yang diinginkan Dari rumus di atas maka penentuan sampel
N = Besar populasi diketahui dengan perhitungan sebagai
e2 = Tingkat kesalahan yang ditolerir 0,1 berikut:
Dari rumus diatas maka penetuan petani 17
n= x 52 = 8
sampel dapat diketahui dengan 110
perhitungan sebagai berikut:
110 110
n = = = 52
1+ 111( 0,1)2 2,11
Dengan demikian jumlah sampel yang
diinginkan dari lima kelompok tani yang
berjumlah 110 anggota adalah 52 anggota.
Tabel 1 Distribusi Jumlah Sampel Setiap Kelompok Tani Pada Lokasi Penelitian
No Kelompok Tani Jumlah Anggota Jumlah Sampel
¿
(ni = N X n)
1 Suamtasa 20 8
2 Akar mas 25 12
3 Sehati 17 8
4 Anugerah Mollo 31 12
5 Imenuel 17 8
Jumlah 110 52
Sumber:Kantor TTP Mollo Utara , dan di olah , 2019

Untuk mencari skor rata–rata


Selanjutnya untuk memperoleh masing-masing responden dapat dihitung
jumlah responden dari masing-masing dengan rumus seperti yang disajikan pada
kelompok maka dilakukan dengan metode persamaan (Levis, 2010) sebagai berikut:
n
acak sederhana (sample random
sampling). Xi = ∑ 1,2,3 ,
i
Metode Analisis Data
n
Model analisis data yang digunakan Keterangan:
untuk menjawab tujuan penelitian pertama Xi = skor rata-rata untuk
yaitu menggunakan metode analisis responden ke – i
deskriptif yakni: dengan mengetahui n
pengetahuan, keterampilan dan sikap ∑ ¿Jumlah dari 1-n
petani. Hasil analisis tersebut menentukan, i

apakah masuk dalam kategori setuju, ragu– 1,2,3 = skala Likert


ragu atau tidak setuju dalam kegiatan SLP. n = jumlah pertanyaan.
Pengukurannya menggunakan Skala Likert Untuk mengetahui pada kategori
yaitu pemberian skor 1(satu), sampai manakah pengetahuan, keterampilan, dan
3(tiga) terhadap Pengetahuan, sikap seorang responden maka dapat
Keterampilan dan Sikap dari responden dihitung dengan rumus seperti dusajikan
atas pertanyaan yang diajukan. pada persamaan (Levis, 2010) sebagai
berikut:
Xi Xi Xi
Pt ri = X 100 % , k ri = X 100 % , sk ri = X 100 % .
3 3 3
Keterangan : Untuk mengetahui skor rata-rata
pt ri kt ri sk ri= pengetahuan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap
keterampilan, dan sikap responden ke – i, populasi maka dapat dihitung dengan
Xi= Skala rata-rata untuk responden menggunakan rumus seperti disajikan pada
ke-i, dan 3= skor dari skala Likert. persamaan (Levis, 2010) sebagai berikut:
n n n
Xi ∑ Xi ∑ Xi .
Xi pt −¿ P ¿= ∑i = i = i
Xi , kt−¿P ¿ Xi sk−¿P ¿
n n n
n
Keterangan:
Xi pt −¿ P , Xi kt−¿ P , Xi sk−¿P ¿ ¿ ¿= ∑ ¿jumlah skor rata-rata tiap responden
i
skorrata-rata populasi pengetahuan, n = jumlah responden dan Xi = skor rata-
keterampilandan sikap. rata untuk responden ke – i.
Untuk mengetahui pengetahuan, dihitung dengan menggunakan persamaan
keterampilan dan sikap berada maka dapat rumus (Levis, 2010) sebagai berkut:
XS k −p X́ pt− p X́ pt− p
Pt −¿P ¿ =( ) x 100 % / Kt −¿P ¿ = ( )x 100 % / Sk−¿ P ¿ = ( )x 100
3 3 3
%.
Untuk menjawab tujuan kedua (X5), pengalaman berusahatani (X6), dan
metode analisis yang digunakan yakni jumlah tanggungan keluarga (X7).
menguji hubungan pengetahuan, Untuk menguji hubungan antara data
keterampilan dan sikap petani dalam variabel-variabel bebas dengan variabel
kegiatan SLP dengan menggunakan uji terikat, yakni data dianalisis dengan uji
Korelasi Rank Spearman dengan mencari Korelasi Rank Sperman (dalam Siegel,
hubungan atau untuk menguji signifikasi 1994), dengan formulasi seperti di sajikan
n
hipotesis asosiasi jika masing-masing 2

variabel yang dihubungkan berbentuk ∑ ¿ 1di


pada persamaan berikut: Rs = 1-6 i
ordinal, dan antar variabel (X dan Y) tidak
n(n2−1 )
boleh sama. Variabel-variabel tersebut
yakni: Keterangan: Rs = koefesian korelasi
1. Variabel terikat (Y): pengetahuan, spearman
keterampilan dan sikap Di = menunjukan perbedaan setiap
2. Variabel bebas (X): Umur (X1), pasang rank
tingkat pendidikan formal (X2), n = menunjukan jumlah pasang
pendidikan nonformal (X3), luas lahan rank
garapan (X4), status kepemilikan lahan rs = 0 : netral
rs = -1 : ada hubungan negatif
rs = + 1 : ada hubungan positif

HASIL DAN PEMBAHASAN Desa ini tergolong sebagai


Gambaran Umum Lokasi Penelitian desadataran tinggi di mana titik
Netpala adalah salah satu Desa dari tertingginya adalah 1078 mdpl, sementara
18 Desa di Kecamatan Mollo Utara, kondisi topografisnya hampir semua
Kabupaten Timor Tengah Selatan.Luas tempatnya berlereng karena merupakan
Desa Netpala 1285.9 hektar yang meliputi bagian dari pegunungan di wilayah
dua dusun yakni dusun Talmanu dan kawasan Mollo pada umumnya (Basuki,
Oelnanan yang berada pada ketinggian 2016).
1078 meter di atas permukaan laut Karakteristik Responden
(mdpl).Secara astronomi, letak Desa 1. Umur
Netpala pada posisi 10.110 - 10.280 LS Menurut penelitian Mantra (2004),
selatan dan 123.150- 123.730 BT bahwa umur produktif secara ekonomi
Posisi Desa Netpala berada di bagian dibagi manjadi 3 klasifikasi, yaitu
utara kota Soe, yaitu ibu kota dari kelompok umur 0-14 tahun kelompok usia
Kabupaten Timor Tengah Selatan yang belum produktif, kelompok umur 15-64
berjarak 20 km dari Soe atau 4 km dari tahun merupakan kelompok usia produktif
Kota kapan (Ibu Kota Dari Kecamatan dan kelompok umur di atas 64 tahun
Mollo Utara). Desa Netpala diapit oleh merupakan kelompok umur tidak
empat Desa tetangga yakni disebelah produktif. Usia produktif adalah usia ideal
Timur berbatasandengan Desa Eonbesi, untuk bekerja dan mempunyai kemampuan
sebelah Barat berbatasan dengan Desa untuk meningkatkan produktivitas kerja
Tomanat, sebelah Utara berbatasan dengan serta memiliki kemampuan yang besar
Desa Ajaobaki dan sebelah Selatan dalam menyerap informasi dan teknologi
berbatasan dengan Desa Oelbubuk. yang inovatif di bidang pertanian.
Pada Tabel menunjukan bahwa dari usahatani sayur petsai di Desa Netpala
52 responden yang mengikuti kegiatan lebih dominan berada pada usia produktif
SLP, tidak ada responden yang berusia yaitu berjumlah 42 orang dengan
<15 tahun. Kemudian ada 42 orang presentase 80,77%. Hal ini menunjukan
(80,76%) tergolong dalam kategori usia kualitas kinerja yang baik dari petani
kerja produktif yang dikategorikan dari responden dilihat dari sisi kesiapan
kisaran 15 tahun sampai 55 tahun pengelolaan usahatani sayur petsai yang
sedangkan 10 orang dengan presentase matang. Akan tetapi para petani yang
19,23% tergolong pada petani yang usia sudah berumur di atas 55 tahun keatas
kerja non produktif (>55 tahun). berjumlah 10 orang (19,23 %) masih tetap
melakukan kegiatan usahatani meski
Penelitian ini juga didukung keuntungan yang didapat relatif rendah.
dengan penelitian terdahulu yang 2. Pendidikan Formal
dilakukan oleh Effendy dan Sudiro (2019) Tingkat pendidikan pada umumnya
bahwa kecenderungan bagi seseorang yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
berusia tua semangat bekerja akan semakin dan kemampuan intelektual seseorang,
menurun. Sehingga tidak mampu lagi orang yang berpendidikan lebih tinggi
mengelola usaha tani dengan baik dan cenderung lebih cepat memahami sesuatu
mengembangkan potensi yang ada pada dibanding dengan orang yang
diri mereka sendiri. berpendidikan yang rendah. Pendidikan
formal dalam penelitian ini adalah
Jika dibandingkan dengan penelitian
pendidikan yang dimiliki oleh petani
di Desa Netpala maka Berdasarkan data
dalam hal ini pendidikan yang perna
tersebut, dapat diketahui bahwa petani
ditamatkan oleh petani yang mendapat
responden yang melakukan kegiatan
surat atau ijazah lulus sekolah.

Pada Tabel menunjukkan bahwa berpendidikan tinggi cenderung lebih


jumlah petani yang berpendidikan SD, terbuka untuk menerima dan mencobah
sebanyak 22 orang dengan persentase hal-hal yang baru. Demikian juga
(42,3%) yang berpendidikan SMP 5 orang, sebaliknya apabila tingkat pengetahuan
SMA 14 orang dan serjana 11 orang petani rendah maka akan rendah juga
(57,7%). Data ini menggambarkan tingkat kemampuannya dalam mengadopi
pendidikan menengah sebagian banyak teknologi baru tersebut.
(57,7%) berpendidikan menengah tinggi.
Karena itu pendidikan mampu dan Penelitian ini juga didukung dengan
meningkatkan adopsi inovasi teknologi. penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
3. Pendidikan Non Formal Fadhilla,dkk (2018) yang mana para petani
Pendidikan non formal adalah menanggapi lebih banyak memilih bekerja
pembelajaran pengetahuan, keterampilan, daripada menghabiskan waktu untuk
dan kebiasaan sekelompok orang yang pendidikan. Hal ini juga yang membuat
diturunkan dari satu generasi ke generasi petani biasanya memiliki kecenderungan
berikutnya melalui pengajaran, memakai yang telah biasanya dipakai dari
pelatihan,atau penelitian. Pendidikan pada mengikuti apa yang orang lain
merupakan faktor yang mempengaruhi bicarakan. Menurut Ellyta, dkk (2019)
persepsi seseorang untuk menerima semakin banyak pendidikan rendah akan
informasi yang semakin baik Damihartini, berpengaruh pada rendahnya tingkat
R. S., & Jahi, A. (2005). Pendidikan akan pengetahuan petani dan pemahaman
berpengaruh terhadap perilaku dan tingkat informasi petani pada saat penyuluhan
penerimaan suatu inovasi. Seseorang yang yang baik.
Jika dibandingkan dengan penelitian kemampuan secara akademik dan mampu
ini, dapat disimpulkan bahwa petani memanajemen pengetahuan dasar dalam
responden pada usahatani sayur petsai di mengelola dan mengembangkan usahatani
Desa Netpala dominan memiliki yang dilakukan.

Pada Tabel menunjukkan bahwa Menurut BKKBN (dalam Hendrik,


petani responden yang pernah mengikuti 2015), besar rumah tangga adalah jumlah
penyuluhan pertanian dan pelatihan anggota keluarga yang terdiri dari suami,
tentang, cara penggunaan mulsa, isteri, anak dan anggota keluarga lainnya
pembuatan pupuk bokasi, pemanfaatan yang tinggal bersama. Berdasarkan jumlah
bio urine sapi dan pemanfaatan teknologi anggota rumah tangga, besar rumah tangga
baru, dapat diikuti oleh 32 responden dikelompokan menjadi tiga yaitu rumah
(61,54%) dan 20 responden (38,64%) yang tangga kecil, sedang dan besar. Rumah
tidak pernah menyikuti kegiatan penyuluh tangga kecil adalah rumah tangga yang
pertanian. Petani yang mengikuti jumlah anggotanya ≤ 4 orang. Rumah
penyuluhan memiliki pengetahuan, tangga sedang adalah rumah tangga yang
keterampilan, dan perilaku yang lebih memiliki anggota antara 5-7 orang.
baik. Sedangkan rumah tangga besar adalah
rumah tangga dengan jumlah anggota lebih
Jumlah Tanggungan Keluarga dari >7 orang.
Table 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga
No Jumlah tanggungan keluarga Jumlah Presentase
(orang)
1 1–3 36 69,23%
2 4–5 15 29,85%
3 6 1 1,92%
Jumlah 52 100
Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2019

Jumlah anggota keluarga responden orang (1,92%) di kategorikan dalam


dalam penelitian ini merupakan anggota keluarga besar.
keluarga yang tinggal menetap dalam satu 4. Luas Lahan Usahatani
rumah baik istri, anak, maupun keluarga Lahan yang diusahakan oleh petani
lain (orang tua, cucu, saudara/i sepupu) responden di daerah penelitian untuk
yang mana hal ini cukup mempengaruhi kegiatan usahatani pada umumnya
konsumsi akan pangan, sandang dan merupakan tanah warisan (milik sendiri)
papan. Tidak hanya itu jumlah anggota yang disebut pekarangan dan lahan sewa
keluarga juga sangat bergantung dan atau kebun. Luas lahan masing-masing-
mempengaruhi pendapatan dari keluarga masing responden juga tentunya akan
itu sendiri. mempengaruhi tingkat produksi yang
Tabel 2 menunjukan bahwa 36 dihasilkan. Petani yang mempunyai lahan
responden (69,23%) memiliki jumlah usaha luas maka akan menghasilkan
anggota keluarga 1-3 orang yang produksi yang tinggi begitu juga
dikategorikan dalam keluarga kecil dan 15 sebaliknya luas lahan yang kecil
responden (28,85%) mempunyai jumlah cenderung akan menghasilkan produksi
anggota keluarga 4-5 orang yang di yang rendah.
kategorikan dalam keluarga sedang dan 1
Pada tabel menunjukkan bahwa lahan usaha luas maka akan menghasilkan
responden bekerja pada luas lahan 1-10 are produksi yang tinggi begitu juga
sebanyak 28 orang (53,84%) luas lahan sebaliknya luas lahan yang kecil
11-20 sebanyak 17 orang (32,70%), luas cenderung akan menghasilkan produksi
lahan 21-30 sebanyak 6 orang (11,54%) yang rendah
dan luas lahan 100 are sebanyak 1 orang 5. Status Kepemilikan Lahan
(1,92%). Petani yang memiliki lahan sendiri
Penelitian ini juga didukung dengan dapat membuat keputusan untuk
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh mengadopsi inovasi sesuai dengan
Effendy dan Sudiro (2019) dengan lahan keinginannya tetapi menyewah harus
yang sempit, tingkat keuntungan usahatani sering mendapat persetujuan dari pemilik
yang diperoleh semakin rendah dan tanah sebelum mencoba atau
penggunaan mekanisasi tidak efesien mempergunakan teknologi baru yang akan
sehingga biaya produksi meningkat. dipraktekan. Konsekuensi tingkat adopsi
Jika dibandingkan dengan penelitian biasanya lebih tinggi untuk pemilik
di Desa Netpala luas lahan yang usahatani dari pada orang yang menyewa
diusahakan oleh petani responden di (Soekartawi, 1988).
daerah penelitian petani yang mempunyai
Pada Tabel menunjukan bahwa 52 melaksanakan usahataninya.Petani yang
(100%) petani responden, memiliki lahan sudah lama bertani, akanlebih mudah
sendiri karena itu sangat mendukung untuk menerapkan inovasidaripadapetani
adopsi inovasi usahatani petcay melalui pemula.Hal ini dikarenakan pengalaman
Sekolah Lapang. yang lebih banyak sehingga sudah dapat
6. Pengalaman Usahatani membuat perbandingan dalam mengambil
Pengalaman berusahatani sangat keputusan untuk mengadopsi suatu inovasi
mempengaruhi petani responden dalam (Soekartawi, 1988).

Pada Tabel menunjukan bahwa sangat bagus kerena adanya dukungan dari
sebanyak 32 orang (61,54%) memiliki pemerintah kabupaten Timor Tengah
pengalaman berusahatani 1-10 tahun, Selatan. Atas dukungan penuh tersebut,
13orang (25%) memiliki pengalaman petani responden sangat dibantu oleh
usahatani 11-20 tahun, 3 orang (5,77%) penyuluh pertanian di Timor Tengah
memiliki pengalaman usahatani 21-30 Selatan sehingga mempermudah kerjasama
tahun, 3 orang (5,77%) memiliki dengan petani dalam mempelajari teknik
pengalaman usahatani 31-35 tahun, dan 1 budidaya dan pengembangan usahatani
orang (1,92%) memiliki pengalaman sayur petsai, pengontrolan dan manajemen
usahatani 46 tahun. usahatani sayur petsai dan evaluasi kinerja
Penelitian ini juga didukung dengan petani dalam kegiatan usahatani yang
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh dilakukan.
Effendy (2019) petani yang
berpengalaman dalam melakukan kegiatan KESIMPULAN DAN SARAN
pertanian akan memiliki wawasan yang
Kesimpulan
lebih luas tentang penanaman sawah
1. Pengetahuan petani tentang teknik
dataran rendah dibandingkan dengan
budidaya sayur petcay dalam kegiatan
petani pemula yang tidak memiliki
SLP, masuk kategori tinggi dengan
pengalaman atau keterampilan dalam
skor rata–rata sebesar2,97
mengolah padi sawah bidang.
(99,04%),keterampilan petani dalam
Jika dibandingkan dengan penelitian menerapkan teknologi usahatani sayur
di Desa Netpala maka petani responden petcay yang diperoleh dari kegiatan
SLP, rata–ratakategori tingi dengan
skor rata–rata 2,32 (77,31%),dan sikap Berimbang Padi Sawah Di
petani tentang teknik budidaya sayur Kecamatan Cikoneng Ciamis.
petcay yang diperoleh dari SLP, masuk Polbangtan Bogor Vol. 19 No.
kategori setuju dengan skor rata–rata 1 Juli 2019.
sebesar 2,92 (97,32%).
2. Faktor–faktor yang berhubungan dan Effendy, Sudiro. 2019. Model Peningkatan
tidak berhubungan nyata dengan Partisipasi Petani Dalam
pengetahuan, ketrampilan dan sikap Penerapan Pemupukan
petani tentang teknik budidaya sayur Berimbang Padi Sawah Di
petcay dalam kegiatan SLP yaitu: Kecamatan Cikoneng Ciamis.
a. Semua faktor sosial ekonomi (umur, Polbangtan Bogor
pendidikan formal, pendidikan non
Ellyta, dkk 2019. Aspek Pengetahuan,
formal, luas lahan, jumlah tanggungan
Sikap Dan Keterampilan Pada
keluarga, status lahan, dan pengalaman
Respon Petani Terhadap Upja
usahatani) memiliki hubungan nyata
Di Kecamatan Toho Vol 8, No
dengan peningkatan pengetahuan petani
2. 2019
melalui kegiatan Sekolah Lapang
Petani. Kunaryo. 2000. Pengantar Pendidikan.
b. Hanya pendidikan formal dan Semarang. IKIP. Semarang
pendidikan non formal yang Press.
mempunyai hubungan nyata dengan
peningkatan keterampilan petani Levis, L, R. 2010. Metode Penelitian
melalui kegiatan SLP. Perilaku Petani. Penerbit
SARAN Ledalero. Cetakan I
Pendidikan non formal bagi petani Yogjakarta.
yang dikemas dalam program seperti
Sekolah Lapang Petani sangat penting Damihartini, R. S., & Jahi, A. (2005).
untuk memberdayakan petani, karena itu Hubungan Karakteristik Petani
program-program seperti ini hendaknya Dengan Kompetensi Agribisnis
menjadi program preoritas dalam Pada Usahatani Sayuran Di
memberdayakan petani. Kabupaten Kediri Jawa Timur.
Vol. 1 No. 1. 2005
DAFTAR PUSTAKA Padmowihardjo .S.2004. Menata Kembali
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Penyuluhan Pertanian di Era
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Pembangunan Agribisnis.
Rineka Cipta. Jakarta: Departemen Pertanian.
Basuki. 2016. Analisis Regresi Dan Fadhilla dkk, 2018 Pengaruh Tingkat
Penelitian Ekonomi Dan Pengetahuan, Sikap Dan
Bisnis . Jakarta Raja Grafindo. Keterampilan Penerapan
Effendy, Riddia Mustofa. 2019. Model Sistem Agribisnis Terhadap
Pengembangan Kelembagaan Produksi Pada Petani Padi Di
Petani Menuju Kelembagaan Kecamatan Cimanggu
Ekonomi Petani Di Kecamatan Kabupaten Cilacap Vol 2, No
Sindangkasih Ciamis. 1, Mei 2018
Polbangtan Bogor Siegel (1994), Statistik Non Parametrik
Effendy, Sudiro. 2019. Model Peningkatan Untuk Ilmu- Ilmu Sosial, PT.
Partisipasi Petani Dalam Gramedia, Jakarta.
Penerapan Pemupukan
Slovin (Sevilla dalam Langkamang) 2016.
Rumus Menentukan Sampel
Dalam Penelitian. Yokyakarta
Indonesia.
Soekartawi 1988. Ilmu usahatani
Universitas Indonesia Jakarta.
Yuniati, dkk. 2015. Hubungan
Karakteristik Dan Motivasi Petani Dengan
Kinerja Kelompok Tani (Studi Kasus Desa
Cisaat Kecamatan Dukupuntang)Jurnal
Agrijati Vol 28 No 1, April 2015

Anda mungkin juga menyukai