Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN POTENSI


PERTANIAN DI DESA NAKUPIA KECAMATAN TEON NILA SERUA
KABUPATEN MALUKU TENGAH

GLORIA DJONLER
201974023

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2023
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lahan merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk
pengembangan usaha pertanian. Semakin meningkatnya jumlah penduduk maka
kebutuhan akan lahan juga akan semakin meningkat (Todaro,2003). Kebutuhan
pangan nasional semakin meningkat seiring dengan makin meningkatnya jumlah
penduduk yang saat ini berjumlah 275 juta jiwa dengan pertumbuhan 1,17% per
tahun (BPS 2022), sehingga perlu diimbangi dengan penyediaan sumberdaya lahan
pertanian yang cukup, agar ketahanan pangan nasional dapat berkelanjutan
Penentuan kemampuan lahan merupakan suatu tahap awal dalam pemanfaatan
dan pengelolaan lahan. Menurut Arsyad (2010) klasifikasi kemampuan lahan adalah
penilaian lahan (komponen-komponen lahan) secara sistematik dan
pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang
merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaan lahan lestari. Hal ini menjadi
sebuah acuan dalam pemanfaatan lahan, sehingga tetap mendapatkan hasil yang
optimum dan tetap menjaga kelestarian ekologi. Penggunaan lahan dibagi menjadi
dua golongan yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan
pertanian (Arsyad, 2010). Dalam kasus ini klasifikasi kemampuan lahan akan lebih
khusus untuk penggunaan lahan pertanian. Lahan yang diperuntukan untuk bidang
pertanian harus tepat, karena apabila tidak sesuai dengan potensi, maka hasil
pertanian juga tidak akan maksimal bahkan akan menimbulakn kerugian.
Sesuai dengan Pasal 48, ayat (1e) Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang yang menyebutkan bahwa “Penataan ruang kawasan perdesaan
diarahkan untuk : Pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk ketahanan
pangan” maka didasari undang-undang tersebut, desa Nakupia yang menjadi salah
satu desa penyokong bahan pangan bagi masyarakat wilayah perkotaan perlu dibuat
perencanaan untuk pengembangan potensi pertanian yang berbasis lahan dan harus
memperhatikan kondisi dan kemampuan sumberdaya yang ada sehingga mendapat
arahan untuk lahan pertanian pangan yang berkelanjutan dan memperkuat ketahanan
pangan.
Masyarakat Kecamatan TNS merupakan daerah evakuasi tahun 1978 meliputi
16 negeri/desa dari pulau Teon Nila Serua dan terdapat satu desa transmigrasi yang
berasal dari pulau Ambon yaitu adalah desa Nakupia. Setiap kepala keluarga
diberikan luas lahan sebesar dua hektar atau 20.000 m 2 untuk dikelola menjadi lahan
pertanian dan pemukiman masyarakat. Luas lahan secara keseluruhan Kecamatan
TNS sebesar 25,83 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 15.009 jiwa. Masyarakat
Kecamatan TNS memanfaatkan lahan untuk pertanian dan pemukiman penduduk,
perkantoran pemerintahan negeri, dan pendidikan. Pemanfaatan lahan untuk
kebutuhan pertanian berupa jenis-jenis tanaman pangan, sayur-sayuran, buah-buahan
dan jenis tanaman umur panjang untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Hasil produksi
pangan dari Kecamatan TNS cukup besar itu dapat dilihat sumber data pada statistik
Maluku Tengah dalam angka dan Kecamatan TNS dalam angka.
Desa Nakupia secara administratif berada di wilayah Kecamatan Teon, Nila
Serua, Kabupaten Malauku Tengah yang terdiri atas 17 desa. Topografis Desa
Nakupia berada pada ketinggian sekitar 92 m di atas permukaan laut (dpl) dan
memiliki luas lahan sebesar 2,53 km2. Desa ini memiliki lahan yang subur sehingga
menghasilkan sumber daya alam yang melimpah. Hal ini menjadikan Desa Nakupia
sebagai salah satu desa penyokong bahan pangan bagi wilayah perkotaan khususnya
wilayah kota Ambon. Masyarakat di desa ini mayoritas memiliki mata pencaharian
sebagai petani dikarenakan kondisi lingkungan dan lahan yang sesuai untuk
membudidayakan tanaman pangan maupun tanaman perkebunan.
Komoditas yang dominan dibudidayakan di lahan pertanian Desa Nakupia
umumnya berupa tanaman pangan dan ada juga beberapa jenis tanaman lain yang
dibudidayakan di desa tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Maluku
Tengah (2022) produksi Ubi Kayu di Desa Nakupia sebesar 392 ton, Ubi Jalar 384
ton, Pisang sebesar 5.618 kuintal, Kelapa sebesar 766 ton, Cengkeh sebesar 230 ton,
Pala sebesar 39 ton, dan Kakao sebesar 161.40 ton, dari data tersebut Desa Nakupia
masih bisa lebih mengoptimalkan lahan pertaniannya untuk meningkatkan
pendapatan dengan pengembangan pada komoditas tanaman didesa tersebut. Hal ini
masih mungkin dilakukan karena masih banyak lahan yang dapat dimanfaatkan untuk
budidaya tanaman.
Sebagai desa yang masyarakatnya memanfaatkan lahan sebagai sektor
pertanian maka dalam pengembangan potensi pertaniannya perlu dibuat analisis
kemampuan lahan dalam upaya untuk memastikan bahwa langkah-langkah
pengembangan yang diambil sesuai dengan kondisi di lapangan. Dengan memahami
karakteristik fisik, iklim, drainase, dan sumber daya lainnya, kita dapat menentukan
komoditi yang paling sesuai untuk dikembangkang di desa Nakupia untuk
mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan memadukan data ilmiah,
pengetahuan lokal, dan partisipasi aktif dari masyarakat desa, analisis ini diharapkan
dapat mengarahkan pembangunan pertanian ke arah yang lebih berdaya guna dan
berkelanjutan. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang kemampuan lahan, desa
Nakupia dapat mengoptimalkan potensi pertanian mereka, meningkatkan pendapatan
petani, mendukung pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. Dari
Berbagai penjelasan di atas maka Peneliti ingin meneliti mengenai “Analisis
Kemampuan Lahan Untuk Pengembangan Potensi Pertanian Di Desa Nakupia,
Kecamatan Teon, Nila, Serua, Kabupaten Maluku Tengah”

1.2. Rumusan Masalah


Dari uraian tentang analisis kemampuan lahan pertanian diatas maka
didapatlah rumasan masalah sebagai berikut :
1. Bagaiamana kemampuan lahan di desa Nakupia ?
2. Bagaiamana potensi lahan untuk pengembangan pertanaian ?
1.3. Batasan Masalah
Berikut ini adalah batasan masalah dalam penelitian ini :
1. Penelitian ini akan difokuskan pada desa Nakupia, dengan
mempertimbangkan karakteristik geografis, iklim.
2. Komoditi yang dianalisis hanya komoditi unggul yang banyak dibudidayakan
di desa Nakupia.
3. Analisis akan berfokus pada kemampuan lahan untuk mendukung berbagai
jenis usaha pertanian. Pertimbangan akan diberikan terhadap jenis tanah,
tekstur tanah, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas lahan.
4. Penelitian ini tidak akan mencakup analisis mendalam terkait aspek sosial
seperti budaya, kebiasaan masyarakat, dan dinamika sosial yang lebih luas di
desa tersebut.

1.4. Tujuan Penelitian


Dari uraian tentang analisis kemampuan lahan pertanian diatas maka
didapatlah tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Menganalisis kemampuan lahan di Desa Nakupia
2. Menganalisis potensi lahan untuk pengembangan potensi pertanian di Desa
Nakupia.

1.5. Manfaat Penelitian


1.5.1. Pengembangan Ipteks
Analisis kemampuan lahan pertanian memiliki peran yang penting dalam
pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi (IPTeks) di bidang
pertanian. Berikut adalah beberapa manfaat dari analisis kemampuan lahan pertanian
bagi pengembangan IPTeks :
1. Optimalisasi Pemanfaatan Lahan
Analisis kemampuan lahan pertanian membantu mengidentifikasi potensi dan
keterbatasan suatu lahan dalam mendukung berbagai jenis tanaman atau kegiatan
pertanian. Hal ini memungkinkan para peneliti dan ilmuwan untuk merencanakan
penggunaan lahan secara optimal, termasuk pemilihan tanaman yang cocok dan
teknik pertanian yang sesuai.
2. Pengembangan Teknik Bertani yang Tepat
Analisis kemampuan lahan memungkinkan pengembangan teknik pertanian yang
sesuai dengan kondisi tanah dan iklim setempat. Dengan memanfaatkan
pengetahuan ini, teknik pengelolaan tanah, irigasi, pengendalian hama dan
penyakit, serta praktik-praktik berkelanjutan dapat dirancang untuk meningkatkan
hasil pertanian.
3. Basis Data Penelitian dan Pengembangan
Analisis kemampuan lahan menyediakan basis data yang kuat bagi penelitian dan
pengembangan lanjutan di bidang pertanian. Data ini bisa digunakan untuk
merancang eksperimen, menguji hipotesis, dan mengembangkan solusi-solusi
baru untuk tantangan pertanian.
4. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
Para petani dan praktisi pertanian dapat mengambil keputusan yang lebih baik
berdasarkan analisis kemampuan lahan. Ini membantu meningkatkan
produktivitas dan efisiensi usaha pertanian mereka.

1.5.2. Pengembangan Masyarakat/Pemerintah


Analisis kemampuan lahan pertanian memiliki dampak yang signifikan
terhadap pengembangan masyarakat dan pemerintah dalam berbagai aspek. Berikut
adalah beberapa manfaat analisis kemampuan lahan pertanian bagi pengembangan
masyarakat dan pemerintah :
1. Pengambilan Keputusan yang Terinformasi
Analisis kemampuan lahan memberikan informasi mendalam tentang potensi dan
keterbatasan suatu lahan pertanian. Hal ini membantu pemerintah dalam membuat
keputusan yang lebih terinformasi terkait alokasi sumber daya, pengembangan
wilayah pertanian, dan kebijakan pertanian yang lebih efektif.
2. Perencanaan Pembangunan Pertanian yang Berkelanjutan
Informasi dari analisis lahan dapat membantu pemerintah dalam
merencanakan pembangunan pertanian yang berkelanjutan, termasuk
penentuan lokasi yang tepat untuk pengembangan infrastruktur pertanian,
seperti irigasi, jalan, dan fasilitas penyimpanan.
3. Peningkatan Ketahanan Pangan
Analisis kemampuan lahan membantu pemerintah dalam mengidentifikasi
potensi lahan untuk ditanami dengan berbagai jenis tanaman pangan. Ini
berkontribusi pada upaya meningkatkan produksi pangan dalam negeri,
mengurangi ketergantungan pada impor, dan memperkuat ketahanan pangan
nasional.
4. Pengembangan Kebijakan Pertanian yang Lebih Efektif
Analisis kemampuan lahan membantu pemerintah dalam merumuskan
kebijakan pertanian yang lebih tepat sasaran. Misalnya, pengembangan
subsidi atau insentif untuk petani yang mengelola lahan dengan baik sesuai
dengan kondisi dan potensi lahan.
Secara keseluruhan, analisis kemampuan lahan pertanian memiliki potensi
untuk mendukung pengembangan masyarakat dan pemerintah dalam berbagai aspek,
termasuk pertanian berkelanjutan, ketahanan pangan, pengelolaan risiko bencana, dan
pembangunan ekonomi lokal.

1.6. Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan
masalah, tujuan, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Berisi mengenai teori yang berhubungan dengan penelitian analisis
kemampuan lahan, penelitian terdahulu,dan kerangka pikir teoritis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dibahas mengenai karakteristik dan gambaran umum mengenai
Desa Nakupia sebagai daerah penelitian dan waktu penelitian, sehingga dapat
diketahui karakteristik daerah penelitian, variabel yang digunakan, populasi dan
sampel yang digunakan, metode pengumpulan data, dan diagram alur penelitian.

BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai analisis yang dilakukan pada penelitian ini meliputi
analisis kemampuan lahan di desa Nakupia dan menentukan potensi lahan untuk
pengembangan pertanian.

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis
kemampuan lahan pertanian di desa Nakupia serta saran.

Anda mungkin juga menyukai