Anda di halaman 1dari 11

Tugas Individu

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program P2L (Pekarangan Pangan Lestari) Pada


KWT Bunga Raya Desa Rossoan, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang,
Sulawesi Selatan

Nama : Nurhikmah
NIM : G021181028
Kelas : Pemberdayaan Masyarakat D

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan pada dasarnya merupakan pondasi
dari ketahanan pangan. Bermula dari pandangan ahli gizi yang menyatakan bahwa pangan
yang beragam akan dapat memenuhi kebutuhan gizi manusia, disamping itu
penganekaragaman konsumsi pangan juga memiliki dimensi lain bagi ketahanan pangan.
Pemanfaatan lahan pekarangan rumah mrupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan
kemadirian pangan rumah tangga. Rumah pangan merupkan salah satu konsep pemanfaatan
lahan pekarngan baik di pedesaan dan diperkotaan untuk mendukung katahanan pangan
nasional dengan memberdayakan potensi pangan lokal.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, mengamanatkan
bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban mewujudkan penganekaragaman
konsumsi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sesuai dengan potensi dan
kearifan lokal guna mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif. Upaya
penganekaragaman pangan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 26 pada Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi, salah satunya dapat
melalui optimalisasi pemanfaatan lahan.
Badan Ketahanan Pangan (BKP) melalui Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan
Keamanan Pangan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2019 telah melaksanakan
Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Dalam upaya memperluas penerima
manfaat dan pemanfaatan lahan, pada tahun 2020 kegiatan KRPL berubah menjadi
Pekarangan Pangan Lestari atau disingkat P2L.
Kegiatan P2L dilaksanakan dalam rangka mendukung program pemerintah untuk
penanganan daerah prioritas intervensi stunting dan/ atau penanganan prioritas daerah
rentan rawan pangan atau pemantapan daerah tahan pangan. Kegiatan ini dilakukan melalui
pemanfaatan lahan pekarangan, lahan tidur dan lahan kosong yang tidak produktif, sebagai
penghasil pangan dalam memenuhi pangan dan gizi rumah tangga, serta berorientasi pasar
untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Dalam rangka memperlancar pelaksanaan
kegiatan P2L, diperlukan petunjuk teknis sebagai pedoman bagi pelaksana pusat dan daerah
sehingga dalam pelaksanaannya tidak mengalami kendala. Mengingat petunjuk teknis ini
cakupannya masih bersifat umum, hal-hal yang detail dan spesifik di suatu daerah tertentu,
perlu dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan
Dalam program ini pula diperkenalkan bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan
pekarangan secara insentif. Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya
pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan pemanfaatan sebagai sumber pangan dan gizi
keluarga. Upaya ini dilakukan dengan membudidayakan tanaman yang ditentukan dengan
mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta
pengembangnnya secara komersil berbasis kawasan diantaranya budidaya tanaman pangan,
sayuran, buah-buahan, tanaman obatkeluargapemeliharaan ternak dan ikan serta
pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos. Pada tahap pertama hasil buddya
tersebut adalah untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga, setelah kebutuhan rumah
tangga, setelah kebutuhan rumah tangga terpenuhi akan dikembangkan pemasaran dan
pengolahan hasil untuk menjadi produk olahan dalam rangka meningkatkan pendapatan
keluarga.
1.2 Tujuan
Berdasarkan hal diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan partisipati kelompok wanita tani dalam penyediaan sumbe pangan
dan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan pekarngan sebagai penghasil
sumber karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.
2. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kelompok wanita tani dan
masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan
aman.
3. Meningkatkan sikap, engetahuan dan ketrampilan anngota kelompok wanita tani
dalam mengakses teknoogi dan informasi dalam pembangunan teknologi
pemanfaatan lahan pekarangan.
4. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dikelompok wanita tani dan
masyarakat sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gamabaran Umum Wilayah Pendampingan
Pendampingan ini dilaksankan di Dusun Leon tepatnya di Desa Rossoan, Kecamatan
Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
2.1.1 Keadaan Geografis
Kabupaten Enrekang secara geografis terletak antara 3̊ 14’36’’- 3̊ 50’00” Lintang
Selatan dan antara 199̊ 40’53” - 120̊ 6’33” Bujur Timur. Letak geografis Kabupaten
Enrekang berada di jantung jasirah Sulawesi Selatan yang dalam peta batas wilayah
memang bentuknya seperti jantung.Desa Rossoan secara geografis terletak diantara Lintang
Selatan dan antara Bujur Timur. Letak geografis Desa Rossoan berada di dekat dengan
wisata gunung nona yang menjadi masot Enrekang. Adapun batas-batas Desa Rossoan
adalah sebagi berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Tanete dan Desa Batu Noni
Kecamatan Anggeraja
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tobalu;
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tokkonan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bamba Puang Kecamatan Anggeraja.
2.1.2 Luas Wilayah
Secara keseluruhan Kabupaten Enrekang memiliki Wilayah seluas 1.786,01 km².
Jika dibandingkan luas wilayah Sulawesi Selatan, maka luas wilayah Kabupaten Enrekang
sebesar 2,83 %. Kabupaten Enrekang terbagi menjadi 12 kecamatan dan secara keseluruhan
terbagi lagi dalam satuan wilayah yang kecil yaitu terdiri atas 129 wilayah desa/kelurahan.
Salah satumya adalah Desa Rossoan yang memiliki luas. Luas wilayah Desa Rosoan 13
Km².
2.1.3 Topografi
Topografi Wilayah Desa Rossoan, Kecamatan Enrekang, Kabupaten enrekang pada
umumnya mempunyai wilayah Topografi yang bervariasi berupa perbukitan, pegunungan,
lembah dan sungai dengan ketinggian 47 - 3.293 m dari permukaan laut serta tidak
mempunyai wilayah pantai. Secara umum keadaan Topografi Wilayah wilayah didominasi
oleh bukit-bukit/gununggunung yaitu sekitar 84,96% dari luas wilayah sedangkan yang
datar hanya 15,04%. Musim yang terjadi hampir sama dengan musim yang ada di daerah
lain yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan yaitu musim hujan dan musim kemarau dimana
musim hujan terjadi pada bulan November - Juli sedangkan musim kemarau terjadi pada
bulan Agustus - Oktober.
Desa Rossoan terletak Kawasan Timur Enrekang yang memiliki wilayah yang luas
dengan berbagai potensinya memberi peluang untuk pengembangan pertanian tanaman
pangan dan hortikultura serta tanaman perkebunan dan kehutanan.. Keberagaman kondisi
georafis pada setiap wilayah menyebabkan adanya variasi komoditas unggulan yang
memberi petuang untuk dikembangkan pada setiap wilayah.
2.2 Gambaran Umum Kegiatan
2.2.1 Latar Belakang P2L
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan,
mengamanatkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban mewujudkan
penganekaragaman konsumsi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sesuai
dengan potensi dan kearifan lokal guna mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif.
Upaya penganekaragaman pangan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 26 pada Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi, salah satunya dapat
melalui optimalisasi pemanfaatan lahan. Badan Ketahanan Pangan (BKP) melalui Pusat
Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan sejak tahun 2010 sampai dengan
tahun 2019 telah melaksanakan Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Dalam
upaya memperluas penerima manfaat dan pemanfaatan lahan, pada tahun 2020 kegiatan
KRPL berubah menjadi Pekarangan Pangan Lestari atau disingkat P2L. Kegiatan P2L
dilaksanakan dalam rangka mendukung program pemerintah untuk penanganan daerah
prioritas intervensi stunting dan/ atau penanganan prioritas daerah rentan rawan pangan
atau pemantapan daerah tahan pangan. Kegiatan ini dilakukan melalui pemanfaatan lahan
pekarangan, lahan tidur dan lahan kosong yang tidak produktif, sebagai penghasil pangan
dalam memenuhi pangan dan gizi rumah tangga, serta berorientasi pasar untuk
meningkatkan pendapatan rumah tangga.
Kegiatan P2L merupakan upaya untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas,
dan pemanfaatan pangan bagi rumah tangga sesuai dengan kebutuhan pangan yang
beragam, bergizi seimbang, dan aman serta berorientasi pasar untuk meningkatkan
pendapatan rumah tangga. Dalam rangka mencapai upaya tersebut kegiatan P2L
dilakukan melalui pendekatan pengembangan pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture), pemanfaatan sumberdaya lokal (local wisdom), pemberdayaan masyarakat
(community engagement), dan berorientasi pemasaran (go to market).
Kegiatan P2L merupakan kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat untuk
budidaya berbagai jenis tanaman melalui kegiatan kebun bibit, demplot, pertanaman,
dan pasca panen serta pemasaran. Kegiatan P2L dapat dilakukan pada lahan tidur
dan/atau lahan kosong yang tidak produktif, dan/atau lahan yang ada di sekitar
rumah/bangunan tempat tinggal/ fasilitas publik, serta lingkungan lainnya dengan batas
kepemilikan yang jelas seperti asrama, pondok pesantren, rusun, rumah ibadah dan
lainnya. Kegiatan P2L tahun 2020 dilaksanakan melalui Tahap Penumbuhan, Tahap
Pengembangan, dan Tahap Pembinaan.
2.2.2 Tujuan
1. Meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan untuk rumah
tangga sesuai dengan kebutuhan pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan
aman.
2. Meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui penyediaan pangan yang
berorientasi pasar
2.2.3 Sasaran Kegiatan
1. Meningkatnya ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan untuk rumah
tangga sesuai dengan kebutuhan pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan
aman.
2. Meningkatnya pendapatan rumah tangga melalui penyediaan pangan yang
berorientasi pasar

2.3 Analisis situasi permasalahan kelompok


Memasuki bulan Oktober, ada beberapa masalah yang dihadapi oleh KWT Bunga Raya
yang menyebabkan beberapa tanaman gagal untuk dipanen. Berikut beberapa masalah
yang dihadapi :
1. Penanaman yang tidak tertata dengn baik
Pada demplot yang ada di Dusun Leon hanya memiliki 1 jenis tanaman yang
mendominasu yaitu daun sup sehingga tidak ada sayuran lain yang bisa
dipanen. Serta tanaman wortel yang ditanaman tidak menggunakan jarak yang
menyebabkan umbi tidak besar.
2. Kondisi lahan yang tidak terawat
Lahan yang ada hampir tertutupi oleh gulma dan rumput-rumput liar. Hal ini
menyebabkan beberapa tanaman tidak tumbuh dengan baik dan mati.
3. Tanah yang kurang subur
Kondisi tanah yang kekurangan unsur hara menyebabkan beberapa tanaman
tidak tumbuh dengan baik dan kerdil sehingga hasil panen kurang.
2.4 Rencana Kegiatan Kelompok Dan Pendampingan
Upaya yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi KWT
Bunga Raya adalah sebagai berikut :
1. Melakukan sosialisasi bagaimana cara bercocok tanam yang baik dan benar.
Sosialisasi ini dilakukan dengan harapan, anggota kelompok akan memahami
bagaimana bercocok tanam serta bagaimana mengatur jarak antar tanaman
sehingga tanaman akan tumbuh dengan baik.
2. Melakukan kerja bakti dalam membersikhan gulma dari lahan serta pembersihan.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kerja sama tim yang
baik serta membersihkan lahan untuk kemudian ditanami kembali.
3. Membuat pupuk organik
Kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan sampah organic hasil
membersihkan lahan yang terserang gulma. Serta untuk menambah unsur hara
dalam tanah dan juga untuk menambah ilmu bagi petani tentang cara membuat
pupuk organic yaitu kompos.
2.5 Realisasi Kegiatan Pendampingan
Kegiatan pendampingan yang telah dilakukan di KWT Bunga Raya untuk
mengatasi masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut :
1. Kerja bakti dalam membersihkan lahan dari gulma. Kegiatan ini melibatkan
beberapa anggota kelompok.
2. Panen daun seledri dan daun bawang oleh beberapa anggota kelompok untuk
kemudian di olah masing0masing anggota.
3. Pencabutan tanaman tomat yang sudah tidak berbuah lagi serta pembersihan
lahan yang dilakukan oleh beberapa anggita kelompok.
4. Pembuatan pupuk organic dengan memanfaatkan bahan-bahan organic atau
sampah organic.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa KWT Bunga Raya mulai
melakukan pengolahan lahan untuk persiapan penanaman kembali. Hal ini akan
mendorong dan membangun kembali kerja sama dalam kelompok. Semua tahap kegiatan
yang dilakukan untuk mengolah lahan serta memperbaiki unsur yang ada didalam tanah.
Dengan adanya pendampingan P2L yang dilakukan pada KWT Bunga Raya, anggota
yang tergabung mampu melakukan beberapa pelatihan dalam mengolah lahan pekarang
yang bisa dimanfaatkan menjadi lahan penghasil kebutuhan rumah tangga seperti dengan
memanfaatkan pekarang untuk bercocok tanaman sayur.
3.2 Saran
Dalam upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, peran pemerintah sangat
dibutuhkan. Selain itu penyaluran tenaga pendamping ke kelompok tani pada desa-desa
yang masih tertinggal sangat penting. Selain itu mahasiswa bisa mengebangkan
kemampuan besosialisasi dengan petani di pedesaan. Diharapakan program pemerintah
terkait pemberdayaan masyarakat tidak hanya pada kegiatan P2L saja.
Daftar Pustaka
Dinas Ketahanan Pangan. 2018. Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan
Pekarangan Melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari Tahun 2018
Kabupaten Rejang Lebong. Kabupaten Rejang Lebong
Dinas Ketahanan Pangan.2020. Program Pendampingan P2L KWT Bunga Raya Desa
Rossoan. Badan Ketahanan Pangan. Enrekang
Badan Ketahanan Pangan. 2020. Bantuan Pemerintah Kegiatan Pekarangan Pangan
Lestari (P2L) Tahun 2020. Kementrian Pertanian. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai