DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
RISALDI (G021181348)
MELDA (G021181507)
NABILAH MUMTAZ AMANI (G021181502)
NURHIKMAH (G021181028)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I. PENDAHULUAN
Mangga memiliki kandungan nutrisi yang cukup banyak. Sehingga buah yang
satu ini mampu mencegah berbagai penyakit seperti berikut ini:
2. Mencegah Kanker
3. Mengatasi Obesitas
Manfaat lain mangga adalah mencegah obesitas. Buah ini mengandung serat
tinggi yang dapat melancarkan pencernaan dan bisa menurunkan kalori.
4. Menyembukan Anemia
Kingdom : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Diptera
Famili : Tephridae
Genus : Bactrocera
Spesies : Bactrocera dorsalis
Serangan lalat buah dapat diketahui dengan melihat gejala – gejala yang ada
yaitu, terdapat titik hitam pada buah mangga yang diserang, apabila buah mangga
tersebut dibelah, maka akan ada belatung di dalamnya. Belatung tersebut
merupakan anakan hasil telur lalat buah yang dimasukkan dalam buah mangga.
Lalat buah pada umumnya menyerang buah mangga yang sudah masak.
Ukuran lalat buah bias sama, lebih besar, atau lebih kecil dari lalat rumah. Warna
lalat buah mencolok seperti merah hitam atau kuning tergantung spesiesnya.
Bentuknya segitiga dan sayapnya terdapat bercak. Lalat berterbangan mancari
buah yang sudah masak, setelah hingga lalat menusuk kulit buah dan meletakkan
telur didalam daging buah. Selama hidupnya lalat buah dapat bertelur 100-150
butir. Pada satu buah bias terdapat 400-600 butir, karena yang bertelur tak
hanya satu lalat. Telurnya kecil, putih dan menetas dalam waktu 1-2 hari, ulatnya
putih disebut barenga.
Barenga yang baru saja menetas segera memakan daging buah, setelah dewasa
panjang barenga biasa mencapai 1,25 cm. Ketika barenga dewasa buah mangga
menjadi kotor dan busuk, barenga segera keluar dari buah yang busuk untuk
berkepompong dalam tanah. Ia melinting keluar dari buah dengan cara
melengkungkan badannya, lama berkepompong 7-12 hari tergantung keadaan
cuaca. Buah yang terserang barenga apabila belum busuk tidak terlihat dari luar,
pada permukaan kulitnya terlihat bintik kecil hitam didalamnya terlihat
barenga melenting berlompatan. Lalat buah Asia (Dacus pedistris) yang
menyebar di Indonesia.
Cara pengendalian lalat buah adalah serangan lalat buah dapat dikurangi
dengan menjaga kebersihan kebun. Buah mangga yang telah rontok setiap hari
dikumpulkan dan dimusnahkan, dimusnahkan dengan dibakar, dimasukan dalam
bak berisi larutan insektisida, direbus atau dikubur sedalam 1 m dari permukaan
tanah. Tanah disekitar pohon mangga dicangkul sehingga kepompong
yang tersembunyi dari dalam keluar. Kepompong akan mati sendiri
terkena sinar matahari. Adapun cara – cara lain dalam pengendalian hama lalat
buah ini, antara lain dengan melakukan pembakaran seresah daun mangga atau
pengasapan yang akan berfungsi untuk menghalau lalat buah meletakkan telurnya
di buah mangga. Cara yang kedua yaitu dengan pemasangan trap untuk lalat buah.
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat trap adalah tabung trap untuk
tempat masuknya lalat buah, tali untuk menggantung trap di dahan pohon, kapas
sebagai tempat cairan atraktan Petrogenol, dan Petrogenol itu sendiri sebagai
perangsang lalat buah betina. Pemasangan trap sendiri dikerjakan sejak
pembentukan buah sampai panen. Petrogenol pada kapas dikerjakan setiap 4
minggu sekali. Dalam 1 ha per tanaman mangga dapat dipasang 25 titik
penempatan dengan jarak antar masing – masing perangkap 20 meter.
2. Wereng Mangga
Kingdom : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Homoptera
Famili : Jassidae
Gejala serangan yang diakibatkan oleh serangan wereng mangga anatara lain
terdapat bekas tusukan stilet pada tangkai malai dan pucuk ranting, tangkai malai
berubah menjadi warna coklat, mengering, dan mengakibatkan proses
pembentukan buah terganggu. Sekresi yang dikeluarkan oleh wereng mangga
menyebabkan berkembangnya cendawan jelaga. Telur diletakkan dalam bentuk
barisan terdiri dari 2 - 12 baris pada kulit atau epidermis tanaman muda. Tonjolan
kecil berwarna putih merupakan indikasi tempat telur diletakkan. Nimfa muda
berwarna putih kekuning-kuningan dan tidak lama kemudian berubah warna
menjadi coklat tua. Nimfa bergerak cepat, tetapi hanya serangga dewasa yang
dapat melompat. Total waktu perkembangannya 12 - 16 hari. Serangga sering
muncul terutama di musim kemarau. Hama wereng mangga tersebut terdapat di
Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Kerusakan terjadi pada bunga karena tertutup oleh lapisan penutup telur.
Nimfa dan serangga dewasa menghisap cairan sel daun-daun muda/pucuk dan
tangkai bunga, sehingga bagian tersebut layu, mengering lalu gugur. Pada bibit
mangga, produksi embun madu yang berlebihan mengganggu pertumbuhan dan
bahkan dapat mematikan bibit karena diikuti tumbuhnya embun jelaga.
Mengendalikan hama wereng mangga ini langsung dengan menggunakan
pestisida kimia yaitu pestisida Alika dengan dosis 0.1 – 0.2 ml/l yang
disemprotkan langsung ke pohon mangga. Tetapi penyemprotan ini
dilakukan sebelum tanaman mangga berbunga dan berbuah agar residu
yang ditinggalkan tidak menempel pada buah mangga yang nantinya
akan dikonsumsi oleh manusia sendiri.
3. Penggerek Batang
Phylum : Arthropoda
Class : Hexapoda
Ordo : Celeoptera
Spesies : Rufomaculata
Nama lokal : Engket-engket atau engkis-engkis
Penggerek batang atau engket-engket (Batocera rufomaculate De Geer).
Berkembangbiak dengan cara bertelur. Telur diletakkan satu persatu pada celah
kulit mangga. Panjang telur 5-6 mm. Telur menetas 2-3 hari kemudian menjadi
lundi. Telur menetas dalam waktu 2-3 hari dan keluarlah lundi yang akan segera
makan kulit dan kemudian membuat lubang-lubang yang tidak teratur masuk ke
dalam batang dan menuju ke atas. Lundi berubah menjadi larva. Periode larva bisa
mencapai 7-8 bulan di dalam batang tanaman. Sebelum berkepompong lundi telah
membuat lubang ke luar. Lamanya berkepompong 1-3 bulan. Sesudah keluar dari
kepomppong, kulit luar kumbang penggerek masih lunak. Kondisi fisiknya belum
bisa berbuat sesuatu apapun. Sekitar 5-6 hari kemudian kulitnya mulai keras,
gerak-gerik kumbang mulai aktif.
Penggerek batang mangga (Batocera rufomaculata De Geer) atau yang sering
disebut kumbang. Kumbang berwarna coklat keabuan,panjang kumbang dewasa
3,5-5 cm, antena lebih panjang dari badannya, pada dada terdapat bagian yang
menonjol yang menyerupai sepasang tanduk, sepasang penutup sayap yang tebal
(elytra) terdapat bintik coklat dan hitam, pada tempat sambungan elytra terdapat
warna putih terbentuk segitiga.
Kumbang ini bertelur, telur diletakan satu persatu pada celah kulit batang
mangga, panjang telur 5-6 m, telur menetas 2-3 hari menjadi lundi. Lundi gemuk,
lunak dan warnanya putih krem. Kepala lundi berwarna coklat tua atau hitam dan
tersembunyi dibawah, kaki-kakinya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan kaca
pembesar, badan bagian muka lebar, makin kebelakang makin mengecil.
Begitu menetas dari telur lundi segera memakan kulit dan membuat
lubang-lubang yang teratur, larva kumbang itu masuk kedalam batang dan menuju
keatas. Pada waktu makan terdengar suara yang selaras dengan gerakan rahang
bawah, oleh karena itu hama ini sering disebut juga “penggerek biola”.
Kadang-kadang lubang pemasukan tidak dijumpai di batang, karena lundi
tersebut berjalan kebawah dan sesudah sesampai di permukaan akar barulah
membuat lubang masuk kedalam akar dan diteruskan membuat terowongan yang
berliku-liku masuk kedalam batang.
Serangan penggerek pada batang mangga dapat dicegah dan diberantas dengan
mengumpulkan semua penggerek lalu dimusnahkan. Cabang dan batang yang
terserang dibuka, lundinya dimatikan. Kumbang penggerek batang mangga
ditangkap dengan memberi kayu perangkap gelondongan (bulat). Setelah
diserang, kayu tersebut dibuka lundi dan kumbang dewasa dimatikan. Lubang
pada gerekan pada batang dan cabang mangga dapat disuntik carbon bisulfida,
selanjutnya ditutup dengan dempul, tanah liat atau kapas.
4. Kutu Putih
Hama pertama pada tanaman mangga yaitu hama kutu putih (Pseudococcus
viburni) yang memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut ;
Kingdom : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hemiptera
Famili : Pseudococcidae
Genus : Pseudococcus
Spesies : Pseudococcus viburni
Adapun gejala serangan kutu putih yang dapat ditemukan pada tanaman
mangga yaitu timbulnya jelaga pada daun ataupun buah dimana kutu putih
menghisap cairan pada tanaman mangga, kemudian kutu putih dewasa memiliki
cairan seperti gula yang akan menarik semut hitam dan akhirnya menimbulkan
adanya jelaga pada bagian tanaman yang terserang.
Hama ini menghisap cairan sel. Daun yang terserang mengering dan gugur.
Kutu mengeluarkan cairan madu yang menjadi makanan cendawan penyebab
penyakit embun jelaga dan umumnya menyerang pada musim penghujan.
Untuk cara pengendaliannya sendiri, ada beberapa cara, antara lain
melakukan pembakaran seresah daun mangga atau pengasapan dengan cara
membakar seresah daun mangga. Misalnya ada 3 lokasi pembakaran untuk 5
pohon mangga dimana tiap lokasinya terletak di antara 2 pohon mangga. Cara
yang kedua ialah menggunakan agens hayati dengan Beauveria bassiana. Dan
cara yang paling terakhir yaitu dengan pengaplikasian pestisida kimia.
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tanaman
mangga termasuk ke dalam tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dengan biji
tertutup (Angiospermae) dan berkeping dua (Dycotyledoneae). Tanaman mangga
dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Devisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Sapindales
Family : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera Indica L.
Terdapat pula beberapa hama pada tanaman mangga diantaranya lalat buah,
lalat bisul mangga, penggerek batang dan kutu putih. Sedangkan penyakit yang
terdapat pada tanaman mangga yaitu antraknosa buah, bercak hitam, kudis buah,
embun jelaga, bercak karat merah, penyakit blendok dan penyakit batang.
DAFTAR PUSTAKA
Anita. 2012. Klasifikasi dan Ciri Umum Tanaman Mangga. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius
Litbang Pertanian Indonesia. 2010. Hama dan Penyakit Tanaman Mangga. Badan
Litbang Pertanian Indonesia, Diakses 20 November 2019.
http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/773/.
Mohsin, Jamal, dan Ajmal. 2014. Dampak Tanaman Mangga pada Kehidupan
Ekonomi. Burlington: Academic Press.