Anda di halaman 1dari 14

Tugas Kelompok

Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman

HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN MANGGA SERTA


PENANGGULANGANNYA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

RISALDI (G021181348)
MELDA (G021181507)
NABILAH MUMTAZ AMANI (G021181502)
NURHIKMAH (G021181028)

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2019
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mangga (Mangifera indica L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura
yang dapat tumbuh, baik di daerah tropis maupun di daerah subtropis termasuk di
Indonesia. Selain rasanya yang manis dan menyegarkan, buah mangga juga
memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan. Buah mangga banyak mengandung
vitamin, mineral dan nutrisi pelengkap. Lebih dari 160 varietas mangga yang ada
di dunia (Mohsin, Jamal dan Ajmal, 2014).
Mangga banyak ditanam oleh masyarakat, baik dalam skala kecil maupun
besar sehingga di Indonesia terdapat sentra produksi buah mangga. Sentra
produksi buah mangga di Indonesia yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat,
Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat dengan produksi pada tahun 2012
masing-masing 839.613 ton, 422.992 ton, 344.927 ton, 158.006 ton dan 137.689
ton (BPS, 2013). Jumlah tanaman mangga di suatu daerah bisa menjadi faktor
dalam menentukan jumlah produksi buah mangga tersebut. Semakin banyak
tanaman mangga seharusnya semakin banyak juga produksi buahnya. Namun
kadangkala jumlah pohon mangga tidak berbanding lurus dengan produksi.
Banyak permasalahan yang menyebabkan rendahnya produksi mangga ini,
diantaranya adanya gangguan penyakit dan hama pengganggu tanaman.
Mangga di Indonesia merupakan komoditas ekspor. Namun, tumbuhan tidak
selamanya dapat terlepas dari serangan hama dan penyakit. Hama dan penyakit
tanaman dapat disebut juga sebaga Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Hewan dapat disebut hama karena mereka dapat mengganggu tumbuhan dengan
memakannya. Terdapat puluhan bahkan ratusan jenis hama dan penyakit yang
menyerang tanaman mangga. Berbagai hama dan penyakit pada tanaman mangga
yang menyerang dapat ditandai dari gejala-gejala serangan yang timbul.
Serangan penyakit dan hama pada tanaman mangga dapat menyebabkan
berkurangnya hasil pertanian sehingga merugikan petani dan menjadi masalah
yang rumit bagi pemilik tanaman, hal ini disebabkan karena kurangnya
pengetahuan yang dimiliki, terutama pengetahuan tentang penyakit dan hama
yang menyerang tanaman tersebut, maka untuk itu diperlukan solusi yang dapat
membantu dan mengendalikan masalah tersebut.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dalam pembudidayaan diperlukan
pemahaman mengenai faktor-faktor yang menjadi pengganggu budidaya
tanaman mangga seperti hama dan penyakit. Dengan pengetahuan yang cukup,
maka dapat meminimalisir kerugian akibat serangan hama dan penyakit
pada tanaman mangga.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk menjelaskan mengenai hama,
gejala dan kerusakan pada tanaman mangga.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tanaman Mangga


Tanaman mangga termasuk ke dalam tumbuhan berbiji (Spermatophyta)
dengan biji tertutup (Angiospermae) dan berkeping dua (Dycotyledoneae).
Menurut Anita (2012) Tanaman mangga dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Devisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Sapindales
Family : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera Indica L.
Tanaman mangga merupakan kelompok tumbuhan biji berupa pohon yang
batangnya keras dan berkayu. Tanaman mangga mempunyai toleransi tumbuh
yang tinggi, baik pada daerah dataran rendah maupun dataran tinggi, baik dengan
curah hujan sedikit maupun banyak. Untuk membudidayakan tanaman mangga
dengan optimal harus dilakukan pada daerah dengan temperatur, curah hujan,
keadaan awan dan angin yang sesuai.
2.2 Jenis-Jenis Mangga
Menurut kementrian pertanian (2009), mangga memiliki beberapa jenis yaitu
diantaranya sebagai berikut :
1. Mangga Manalagi.
Buah mangga ini di kembangkan di kota Situbondo, Jawa Timur. Buah
mangga yang satu ini tersohor karena memiliki cita rasa yang sangat manis
dan nikmat. Sudah menjadi informasi umum buah mangga Manalagi
memiliki kelezatan yang jawara. Kebanyakan orang pun mulai
beranggapan baha buah ini merupakan perpaduan antara mangga golek
denga mangga arumanis. Nah, untuk membedakannya dengan mangga
lainnya ini ciri –cirinya :
 Ukurannya sedang namun lebih kecil dari mangga golek.
 Kulit buah yang masih muda berwarna hijau, dan apabila matang juga
masih berwarna hijau tapi agak keabuan.
 Ada bintik –bintik putih yang jumlahnya banyak pada badan buah.
 Daging buahnya padat dan berserat.
 Kulit buah tebal dan juga berlilin.
 Rasanya sangat manis dan buat ketagihan.
2. Mangga Yu Wen
Buah Mangga Yu Wen, merupakan varietas baru yang banyak digemari
oleh para pecinta buah. Sesuai dengan namanya, buah ini berasal dari
Negara Taiwan. Selain dari tampilan fisik yang menarik buah ini
menyimpan kelezatan yang luar biasa dibalik daging buahnya tersebut.
Bahkan tingkat kemanisannya bisa mencapai taraf level 15 brick. Apabila
Anda ingin mengenalinya cirri – cirinya adalah sebagai berikut :
 Memiliki kulit warna yang nyentrik yakni merah terang.
 Daging buah mangga tergolong tebal.
 Tekstur rasa buah lembut dan tanpa serat.
 Didalamnya terdapat biji super tipis.
3. Mangga Harumanis
Mangga ini merupakan salah satu yang sangat populer di dalam negeri.
Mungkin dari sekian banyak jenis buah mangga, buah mangga harumanis
adalah yang paling sering disebut-sebut. Permintaan masyarakat akan
mangga ini juga tidak pernah menurun. Buat Anda yang belum mengenali
cirri –cirinya, sebagai berikut uraiannya :
 Terkenal akan rasanya yang sangat manis.
 Aroma nya harum pada saat dalam kondisi masak atau matang.
 Bentuk buahnya lonjong berparuh sedikit dengan ujungnya meruncing.
 Satu mangga beratnya bisa mencapai 500 gram.
 Kulit buahnya memiliki warna hijau tua dengan lapisan lilin yang
menjadikan warnanya sedikit kelabu.
 Terdapat bintik berwarna hijau keputihan di seluruh permukaan
kulitnya.
 Daging buahnya tebal, tidak berserat.
4. Mangga Chokanan
Buah mangga yang berasal dari Thailand adalah mangga Chokanan. Jenis
buah ini merupakan buah favorit semua orang yang ternyata bisa di
konsumsi pada saat matang sempurna maupun saat masih muda, inilah
yang membedakannya dari jenis mangga lainnya. Mangga Chokanan
memiliki nama lain yakni mangga madu. Untuk Ciri –cirinya adalah :
 Memiliki cita rasa daging buah yang sangat manis.
 Mengandung sedikit serat dan air.
 Bagian buahnya berwarna hijau pada saat muda dan sedikit masam dan
berubah warna menjadi kuning terang pada saat matang dengan rasa
sangat manis.
 Satu buah ini bisa mencapai 350 -450 gram
2.3 Manfaat Tanaman Mangga

Mangga memiliki kandungan nutrisi yang cukup banyak. Sehingga buah yang
satu ini mampu mencegah berbagai penyakit seperti berikut ini:

1. Menurunkan Kolesterol dan Menjaga Kesehatan Jantung

Mangga memiliki vitamin C dan serat tinggi yang dapat membantu


menurunkan kadar kolesterol jahat. Buah tropis ini juga kaya akan kalium yang
amat dibutuhkan tubuh. Kalium berfungsi menyeimbangkan sel cairan tubuh
guna mengontrol tekanan darah dan detak jantung. Mangga dipercaya mampu
menurunkan kolestrol dan meningkatkan kesehatan jantung.

2. Mencegah Kanker

Mangga mengandung pektin, serat makanan yang larut secara efisien


menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Kandungan ini juga dapat
mencegah perkembangan sel kanker prostat.
Berdasarkan hasil penelitian The European Prospective Investigation of Cancel
menemukan adanya hubungan kuat antara buah mangga untuk menurunkan
risiko kanker, khsusunya pada saluran pencernaan.

3. Mengatasi Obesitas

Manfaat lain mangga adalah mencegah obesitas. Buah ini mengandung serat
tinggi yang dapat melancarkan pencernaan dan bisa menurunkan kalori.

Mangga berperan penting untuk menghilangkan masalah gangguan


pencernaan seperti susah buang air besar. Penyebabnya, mangga mengandung
bahan bioaktif guna meningkatkan fungsi sistem pencernaan.

4. Menyembukan Anemia

Mangga dipercaya dapat menyembuhkan anemia atau kekurangan sel darah.


Karena buah mangga memiliki zat besi yang dapat membantu menghilangkan
anemia dengan meningkatkan jumlah sel darah merah dalam tubuh.
2.2 Hama Tanaman Mangga dan Pengendaliannya
Terdapat beberapa hama pada tanaman mangga dengan berbagai bentuk dan
jenis berbeda. Ada yang menyerang pada bagian daun , batang, kulit, bunga, buah
dan akar. Ada jenis yang tergolong serangga seperti tungau, tikus, kelelawar, dan
burung. Masing-masing hama membutuhkan pengendalian yang khas. Menurut
Litbang Pertanian Indonesia (2010), Berikut beberapa jenis hama yang terdapat
pada tanaman mangga yaitu :
1. Lalat Buah
Lalat buah (Bactrocera dorsalis) adalah hama penting tanaman mangga yang
sering ditemukan di daerah probolinggo. Lalat buah memiliki klasifikasi ilmiah
sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Diptera
Famili : Tephridae
Genus : Bactrocera
Spesies : Bactrocera dorsalis
Serangan lalat buah dapat diketahui dengan melihat gejala – gejala yang ada
yaitu, terdapat titik hitam pada buah mangga yang diserang, apabila buah mangga
tersebut dibelah, maka akan ada belatung di dalamnya. Belatung tersebut
merupakan anakan hasil telur lalat buah yang dimasukkan dalam buah mangga.
Lalat buah pada umumnya menyerang buah mangga yang sudah masak.
Ukuran lalat buah bias sama, lebih besar, atau lebih kecil dari lalat rumah. Warna
lalat buah mencolok seperti merah hitam atau kuning tergantung spesiesnya.
Bentuknya segitiga dan sayapnya terdapat bercak. Lalat berterbangan mancari
buah yang sudah masak, setelah hingga lalat menusuk kulit buah dan meletakkan
telur didalam daging buah. Selama hidupnya lalat buah dapat bertelur 100-150
butir. Pada satu buah bias terdapat 400-600 butir, karena yang bertelur tak
hanya satu lalat. Telurnya kecil, putih dan menetas dalam waktu 1-2 hari, ulatnya
putih disebut barenga.
Barenga yang baru saja menetas segera memakan daging buah, setelah dewasa
panjang barenga biasa mencapai 1,25 cm. Ketika barenga dewasa buah mangga
menjadi kotor dan busuk, barenga segera keluar dari buah yang busuk untuk
berkepompong dalam tanah. Ia melinting keluar dari buah dengan cara
melengkungkan badannya, lama berkepompong 7-12 hari tergantung keadaan
cuaca. Buah yang terserang barenga apabila belum busuk tidak terlihat dari luar,
pada permukaan kulitnya terlihat bintik kecil hitam didalamnya terlihat
barenga melenting berlompatan. Lalat buah Asia (Dacus pedistris) yang
menyebar di Indonesia.
Cara pengendalian lalat buah adalah serangan lalat buah dapat dikurangi
dengan menjaga kebersihan kebun. Buah mangga yang telah rontok setiap hari
dikumpulkan dan dimusnahkan, dimusnahkan dengan dibakar, dimasukan dalam
bak berisi larutan insektisida, direbus atau dikubur sedalam 1 m dari permukaan
tanah. Tanah disekitar pohon mangga dicangkul sehingga kepompong
yang tersembunyi dari dalam keluar. Kepompong akan mati sendiri
terkena sinar matahari. Adapun cara – cara lain dalam pengendalian hama lalat
buah ini, antara lain dengan melakukan pembakaran seresah daun mangga atau
pengasapan yang akan berfungsi untuk menghalau lalat buah meletakkan telurnya
di buah mangga. Cara yang kedua yaitu dengan pemasangan trap untuk lalat buah.
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat trap adalah tabung trap untuk
tempat masuknya lalat buah, tali untuk menggantung trap di dahan pohon, kapas
sebagai tempat cairan atraktan Petrogenol, dan Petrogenol itu sendiri sebagai
perangsang lalat buah betina. Pemasangan trap sendiri dikerjakan sejak
pembentukan buah sampai panen. Petrogenol pada kapas dikerjakan setiap 4
minggu sekali. Dalam 1 ha per tanaman mangga dapat dipasang 25 titik
penempatan dengan jarak antar masing – masing perangkap 20 meter.
2. Wereng Mangga

Wereng Mangga (Idiocerus niveosparsus) yang memiliki klasifikasi


ilmiah sebagai berikut ;

Kingdom : Animalia

Filum : Artropoda

Kelas : Insekta

Ordo : Homoptera

Famili : Jassidae

Spesies : Idiocerus niveosparsus

Gejala serangan yang diakibatkan oleh serangan wereng mangga anatara lain
terdapat bekas tusukan stilet pada tangkai malai dan pucuk ranting, tangkai malai
berubah menjadi warna coklat, mengering, dan mengakibatkan proses
pembentukan buah terganggu. Sekresi yang dikeluarkan oleh wereng mangga
menyebabkan berkembangnya cendawan jelaga. Telur diletakkan dalam bentuk
barisan terdiri dari 2 - 12 baris pada kulit atau epidermis tanaman muda. Tonjolan
kecil berwarna putih merupakan indikasi tempat telur diletakkan. Nimfa muda
berwarna putih kekuning-kuningan dan tidak lama kemudian berubah warna
menjadi coklat tua. Nimfa bergerak cepat, tetapi hanya serangga dewasa yang
dapat melompat. Total waktu perkembangannya 12 - 16 hari. Serangga sering
muncul terutama di musim kemarau. Hama wereng mangga tersebut terdapat di
Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Kerusakan terjadi pada bunga karena tertutup oleh lapisan penutup telur.
Nimfa dan serangga dewasa menghisap cairan sel daun-daun muda/pucuk dan
tangkai bunga, sehingga bagian tersebut layu, mengering lalu gugur. Pada bibit
mangga, produksi embun madu yang berlebihan mengganggu pertumbuhan dan
bahkan dapat mematikan bibit karena diikuti tumbuhnya embun jelaga.
Mengendalikan hama wereng mangga ini langsung dengan menggunakan
pestisida kimia yaitu pestisida Alika dengan dosis 0.1 – 0.2 ml/l yang
disemprotkan langsung ke pohon mangga. Tetapi penyemprotan ini
dilakukan sebelum tanaman mangga berbunga dan berbuah agar residu
yang ditinggalkan tidak menempel pada buah mangga yang nantinya
akan dikonsumsi oleh manusia sendiri.

3. Penggerek Batang
Phylum : Arthropoda
Class : Hexapoda
Ordo : Celeoptera
Spesies : Rufomaculata
Nama lokal : Engket-engket atau engkis-engkis
Penggerek batang atau engket-engket (Batocera rufomaculate De Geer).
Berkembangbiak dengan cara bertelur. Telur diletakkan satu persatu pada celah
kulit mangga. Panjang telur 5-6 mm. Telur menetas 2-3 hari kemudian menjadi
lundi. Telur menetas dalam waktu 2-3 hari dan keluarlah lundi yang akan segera
makan kulit dan kemudian membuat lubang-lubang yang tidak teratur masuk ke
dalam batang dan menuju ke atas. Lundi berubah menjadi larva. Periode larva bisa
mencapai 7-8 bulan di dalam batang tanaman. Sebelum berkepompong lundi telah
membuat lubang ke luar. Lamanya berkepompong 1-3 bulan. Sesudah keluar dari
kepomppong, kulit luar kumbang penggerek masih lunak. Kondisi fisiknya belum
bisa berbuat sesuatu apapun. Sekitar 5-6 hari kemudian kulitnya mulai keras,
gerak-gerik kumbang mulai aktif.
Penggerek batang mangga (Batocera rufomaculata De Geer) atau yang sering
disebut kumbang. Kumbang berwarna coklat keabuan,panjang kumbang dewasa
3,5-5 cm, antena lebih panjang dari badannya, pada dada terdapat bagian yang
menonjol yang menyerupai sepasang tanduk, sepasang penutup sayap yang tebal
(elytra) terdapat bintik coklat dan hitam, pada tempat sambungan elytra terdapat
warna putih terbentuk segitiga.
Kumbang ini bertelur, telur diletakan satu persatu pada celah kulit batang
mangga, panjang telur 5-6 m, telur menetas 2-3 hari menjadi lundi. Lundi gemuk,
lunak dan warnanya putih krem. Kepala lundi berwarna coklat tua atau hitam dan
tersembunyi dibawah, kaki-kakinya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan kaca
pembesar, badan bagian muka lebar, makin kebelakang makin mengecil.
Begitu menetas dari telur lundi segera memakan kulit dan membuat
lubang-lubang yang teratur, larva kumbang itu masuk kedalam batang dan menuju
keatas. Pada waktu makan terdengar suara yang selaras dengan gerakan rahang
bawah, oleh karena itu hama ini sering disebut juga “penggerek biola”.
Kadang-kadang lubang pemasukan tidak dijumpai di batang, karena lundi
tersebut berjalan kebawah dan sesudah sesampai di permukaan akar barulah
membuat lubang masuk kedalam akar dan diteruskan membuat terowongan yang
berliku-liku masuk kedalam batang.
Serangan penggerek pada batang mangga dapat dicegah dan diberantas dengan
mengumpulkan semua penggerek lalu dimusnahkan. Cabang dan batang yang
terserang dibuka, lundinya dimatikan. Kumbang penggerek batang mangga
ditangkap dengan memberi kayu perangkap gelondongan (bulat). Setelah
diserang, kayu tersebut dibuka lundi dan kumbang dewasa dimatikan. Lubang
pada gerekan pada batang dan cabang mangga dapat disuntik carbon bisulfida,
selanjutnya ditutup dengan dempul, tanah liat atau kapas.
4. Kutu Putih
Hama pertama pada tanaman mangga yaitu hama kutu putih (Pseudococcus
viburni) yang memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut ;
Kingdom : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hemiptera
Famili : Pseudococcidae
Genus : Pseudococcus
Spesies : Pseudococcus viburni
Adapun gejala serangan kutu putih yang dapat ditemukan pada tanaman
mangga yaitu timbulnya jelaga pada daun ataupun buah dimana kutu putih
menghisap cairan pada tanaman mangga, kemudian kutu putih dewasa memiliki
cairan seperti gula yang akan menarik semut hitam dan akhirnya menimbulkan
adanya jelaga pada bagian tanaman yang terserang.
Hama ini menghisap cairan sel. Daun yang terserang mengering dan gugur.
Kutu mengeluarkan cairan madu yang menjadi makanan cendawan penyebab
penyakit embun jelaga dan umumnya menyerang pada musim penghujan.
Untuk cara pengendaliannya sendiri, ada beberapa cara, antara lain
melakukan pembakaran seresah daun mangga atau pengasapan dengan cara
membakar seresah daun mangga. Misalnya ada 3 lokasi pembakaran untuk 5
pohon mangga dimana tiap lokasinya terletak di antara 2 pohon mangga. Cara
yang kedua ialah menggunakan agens hayati dengan Beauveria bassiana. Dan
cara yang paling terakhir yaitu dengan pengaplikasian pestisida kimia.

BAB III. PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tanaman
mangga termasuk ke dalam tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dengan biji
tertutup (Angiospermae) dan berkeping dua (Dycotyledoneae). Tanaman mangga
dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Devisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Sapindales
Family : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera Indica L.
Terdapat pula beberapa hama pada tanaman mangga diantaranya lalat buah,
lalat bisul mangga, penggerek batang dan kutu putih. Sedangkan penyakit yang
terdapat pada tanaman mangga yaitu antraknosa buah, bercak hitam, kudis buah,
embun jelaga, bercak karat merah, penyakit blendok dan penyakit batang.

DAFTAR PUSTAKA
Anita. 2012. Klasifikasi dan Ciri Umum Tanaman Mangga. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius

Litbang Pertanian Indonesia. 2010. Hama dan Penyakit Tanaman Mangga. Badan
Litbang Pertanian Indonesia, Diakses 20 November 2019.
http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/773/.

Mohsin, Jamal, dan Ajmal. 2014. Dampak Tanaman Mangga pada Kehidupan
Ekonomi. Burlington: Academic Press.

Semangun. 2010. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai