Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia banyak melakukan aktifitas yang menghasilkan banyak sampah


Hal ini membuat bumi ini menjadi kotor. Oleh karena itu kami harus
berusaha untuk mengatasi banyaknya sampah. jika usaha kita dalam
mengatasinya tidak optimal, sampah dapat mempercepat perkembangbiakan
bakteriyang dapat menimbulkan penyakit, seperti typus, diare, kolera,
disentri, dll.

Gaya hidup masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan seperti


tidak mencuci tangan sebelum makan, akan memperbesar peluang terkena
berbagai macam penyakit terutama penyakit diare dan cacingan. Biasanya
masyarakat terutama anak-anak malas berjalan mencari air dan sabun
sebelum makan dikarenakan membutuhkan waktu yang lama, sedangkan
perut mereka sudah merasa sangat lapar. Padahal anak-anak suka bermain di
tanah, yang bisa menimbulkan penyaki cacingan. Oleh karena itu untuk
menjaga kebersihaan tangan, kami membuat hand sanitizer dengan
memanfaatkan kulit buah mangga.

Pada musim buah mangga, kulit buah mangga biasanya dibuang sebagai
sampah. Tanpa kita sadari sampah dari kulit buah mangga dapat kita olah
menjadi berbagai produk yang lebih bermanfaat salah satunya sebagai hand
sanitizer. Hal ini dapat mengurangi sampah di lingkungan. Juga dapat
mencegah timbulnya penyakit yang berasal dari bakteri atau cacing yang
menempel di tangan seperti diare, cacingan dan influenza. Selain itu juga
dapat mempermudah karena kita bisa segera makan tanpa harus mencari air
dan sabun untuk cuci tangan yaitu dengan cara menggantinya dengan hand
sanitizer kulit buah mangga, yang mengandung anthelmintik, zat pembunuh
cacing dan bakteri.

Berdasarkan uraian di atas kami memilih judul penelitian “Pemanfaatan


Kulit Buah Mangga Sebagai Hand Sanitizer”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah kulit buah mangga dapat dijadikan bahan baku pembuatan hand
sanitizer?

2. Apa keunggulan hand sanitizer kulit buah mangga dengan hand sanitizer
lainnya?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Apakah kulit buah mangga dapat dijadikan bahan baku
pembuatan hand sanitizer.

2. Untuk mengetahui keunggulan hand sanitizer kulit buah mangga dengan


hand sanitizer lainnya.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran,


pelatihan dan pengalaman bagi peneliti dalam mengolah sampah yang
biasanya menimbulkan berbagai penyakit menjadi sesuatu yang lebih
bermanfaat. Juga dalam menyusun karya tulis ilmiah, peneliti dapat
mengembangkan kemampuan menyusun karya tulis ilmiah agar
menghasilkan karya tulis ilmiah yang lebih baik lagi.
2. Madrasah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan karya tulis ini
dapat menambah koleksi bagi madrasah.

3. Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber rujukan agar


masyarakat lebih mencintai kebersihan, juga terdorong untuk mengolah
sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

4. Pemerintah

Hasil pelitian ini dapat membantu pemerintah dalam mengupayakan


terwujudnya kehidupan masyarakat yang makmur dan sejahtera dengan
menciptakan lingkungan yang seimbang. Juga mampu memanfaatkan dan
mengolah sampah sebagai upaya penyelesaian masalah kebersihan
lingkungan.
BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1 Buah-buahan

Buah adalah bagian dari tanaman yang berasal dari bunga. Buah
dihasilkan dari penyerbukan putik oleh benang sari. Di dalam buah terdapat
biji, yang merupakan bagian penting bagi tumbuhan yang berkembangbiak
secara generatif. Dari biji akan tumbuh dan berkembang menjadi individu
baru yang mempunyai sifat seperti kedua induknya. Setiap buah berasal dari
bunga, tapi tidak setiap bunga menghasilkan buah.

Berdasarkan sifat dan karakteristiknya, buah-buahan di kelompokan


menjadi beberapa golongan, yaitu:

1. Buah berdasarkan musim berbuahnya

a. Buah musiman, contonya: durian, mangga, kedondong, duku, rambutan,


dll.
b. Bukan buah musiman, contohnya: nanas, pisang, pepaya, jambu air, dll

2. Buah berdasarkan iklim tempat tumbuhnya

a. Buah tropis, buah dari tanaman yang tumbuh di iklim panas atau tropis
b. Buah sub tropis, buah dari tanaman yang tumbuh di iklim sedang

3. Buah berdasarkan proses pematangannya

a. Buah klimaterik, yaitu buah yang setelah di panen dapat menjadi


matang hingga terjadi pembusukan. Contohnya: pisang, pepaya,
mangga, jambu biji, apel, dll.
b. Buah non klimaterik, yaitu buah yang setelah di panen tidak akan
mengalami proses pematangan tetapi langsung kearah pembusukan.
Contohnya: semangka, nanas, anggur, jambu air, dll

2.2 Mangga

Mangga adalah buah yang termasuk kedalam marga Mangifera, yang


terdiri dari 35-40 anggota suku Anacardiaceae yang nama ilmiahnya adalah
Mangifera indica. Pohon mangga tingginya sekitar lebih dari 5 m. Pohon
mangga terkadang juga bisa mencapai tinggi 10-40 m. Nama buah mangga
ini berasal dari Malayalam (maanga). Sehingga kata ini dipadankan ke dalam
Bahasa Indonesia menjadi mangga.

Jenis–jenis buah mangga :

1. Mangga Golek. Jenis mangga yang satu ini mudah dikenali karena
bentuknya yang khas. Ia tidak bulat seperti mangga lainnya. Mangga golek
ini justru terlihat sedikit memanjang. Buah mangga golek tidak terlalu
besar. Buahnya memiliki panjang normal sekitar 0,9 m. Buah ini memiliki
rasa yang sangat manis dan lebih dominan daripada rasa asamnya. Saat ia
terlalu matang, kadar airnya akan bertambah dan rasanya hampir
menyerupai buah pepaya. Dalam kondisi matang sempurna, daging
buahnya tebal serta lunak dengan warna kuning tua ke jingga. Buahnya
tidak memiliki serat berlebih. Nama golek boleh jadi diambil dari bahasa
Jawa yang berarti mencari.
2. Mangga Arumanis. Jenis buah mangga yang satu ini dinamai arum dan
manis sebab memang kedua kata tersebut mewakili kualitasnya. Buah ini
memang memiliki bau yang khas dan juga manis. Mangga arumanis yang
telah tua biasanya memiliki kulit yang tetap hijau tetapi lebih tua. Kulit
buah ini biasanya dilapisi dengan lilin sehingga ia tampak berwarna
kelabu. Kulit mangga yang satu ini tidak terlalu tipis dan juga tidak terlalu
tebal. Rasanya merupakan percampuran manis dan asam.
3. Mangga Manalagi. Mangga ini memiliki rasa yang serupa dengan
perpaduan mangga golek dan mangga arumanis, dengan ciri khas bintik-
bintik putih pada kulit buah, pada saat belum matang memiliki kulit hijau
muda sedangkan yang matang, kulitnya menjadi hijau tua dan dilapisi lilin
sehingga terlihat kelabu. Mangga ini berbentuk lonjong dengan ukuran
yang tidak terlalu besar, Ketinggian pohonnya bisa mencapai 8 m. dengan
ujung daun yang sedikit runcing.

4. Mangga Gedong Gincu. Mangga ini paling banyak dikembangkan di


Majalengka juga Cirebon. Ciri khasnya adalah warna kulitnya yang cerah.
Warnanya kombinasi dari warna jingga, merah, sedikit warna hijau dan
kuning. Ia mengandung banyak air yang didominasi rasa manis dan sedikit
asam.

5. Mangga Endog. Bentuk dan ukuran mangga ini kecil seperti telur karena
endog dalam bahasa jawa berarti telur. Buah ini memiliki permukaan kulit
yang halus dan dilapisi lilin dengan bintik-bintik putih dan hijau. Daging
buahnya padat dan berserat dengan kandungan air yang sedikit. Aroma
mangga ini kurang semerbak dan rasanya kurang manis dibanding dengan
jenis mangga lainnya.

6. Mangga Lalijiwa. Jenis mangga lokal ini terkenal di Jawa. Rasa dagingnya
lezat dan membuat lupa diri kata sebagian orang, karena itu ia dinamai
Lali Jiwa (lupa diri). Buahnya bulat dengan warna daging kuning tua saat
matang sempurna dengan aroma yang kurang kuat.

7. Mangga Madu. Mangga ini memiliki rasa seperti madu. Buahnya bulat
sedikit memanjang dengan ukuran berkisar 10,5 cm. Kulit buahnya hijau
muda, semakin tua buahnya maka lapisan lilin semakin tebal.

8. Mangga Kemang. Mangga ini dikenal juga dengan nama Binjai dan Binlo
putih. Pohonnya bisa mencapai tinggi antara 20 sampai 40 m. Buahnya
yang telah matang sempurna akan berwarna kecoklatan dan sedikit kuning.
Rasanya perpaduan manis dan asam yang seimbang.
9. Buah Mangga Pakel. Mangga ini disebut juga bacang. Pohonnya bisa
tumbuh setinggi 20-25 m. Berdaun lebat, helaiannya lebar dan panjang,
permukaannya bergelombang dan mengkilat. Panjang daun sekitar 42 cm,
lebar 17 cm, Panjang tangkai 8,5 cm, ujung dan pangkalnya berbentuk
runcing.
10. Buah mangga kuweni

Klasifikasi KUWENI (Mangifera odorata)

Tabel 2.1 Klasifikasi Buah Mangga Kuweni

Ciri umum KUWENI (Mangifera odorata)

Tinggi pohon mencapai 10-15 m dengan diameter mencapai 50-70 cm.


Pada batang terdapat getah. Mangga ini dikenal dengan nama-nama lokal:
kuweni, kuwini (dalam Bahasa Indonesia); kweni, asam membacang,
macang, lekup (dalam Bahasa Melayu); kuwini, ambacang, embacang,
lakuik (dalam Bahasa Minangkabau); kuweni, kebembem (dalam Bahasa
Betawi); kaweni, kawini, bembem (dalam Bahasa Sunda); kaweni, kuweni,
kweni (dalam Bahasa Jawa); kabeni, beni, bine, pao kabine (dalam Bahasa
Madura), kweni, weni (dalam Bahasa Bali); mangga kuini (dalam bahasa
di Sulawesi Utara); dan kuini, guin, koini, kowini, koine, guawe stinki,
sitingki, hitingki (dalam bahasa di Kepulauan Maluku).

Batang

Batang berkayu (lignosus), silindris, tegak, kulit pecah-pecah, permukaan


kasar, bercabang (simpodial). Arah tumbuh batang tegak lurus, arah
tumbuh cabang ada yang condong ke atas ada yang mendatar.

Daun

Daun pada Mangifera odorata merupakan daun tidak lengkap karena


hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina),
lazimnya disebut daun bertangkai. Daun tunggal tersebar, berbentuk
memanjang (oblongus), karena memiliki panjang 11,5-35 cm dan lebar 4-
10cm. Bertulang menyirip, ibu tulang daun (costa) dan tulang-tulang
cabang (nervus lateralis) tampak jelas, urat-urat daun (vena) tidak terlihat
jelas. Daun bertepi rata (integer), dagingnya tebal dan kaku seperti kulit
(coriaceus). Permukaan daun licin mengkilat (nitidus). Ujung helaian daun
tumpul (obtusus), karena membentuk sudut tumpul. Pangkal helaian daun
runcing (acutus), karena membentuk sudut lancip. Daun tersebar merata,
dan bertangkai 3-7 cm, berbentuk slinder, dengan sisi atas agak pipih dan
menebal pada pangkalnya.

Bunga

Bunga berkelamin dua (biseksual). Bunga majemuk tak berbatas


(inflorescentia racemosa).

Buah
Bentuk buah lonjong dengan kulit buah hijau hingga kekuningan dengan
bintik-bintik lentisel yang jarang. Ciri yang menonjol dari kuweni adalah
baunya yang harum. Bagian mesokarp berupa daging buah yang tebal,
padat, dan lembut dengan serat halus serta berwarna kuning jika telah
masak.

Biji

Tumbuhan ini salah satu tanaman dikotil (berkeping dua) yang ukurannya
cukup besar dan agak lonjong. Biji dilindungi oleh lapisan ektokarp yang
keras dan kaku (ciri khas buah batu).

Budidaya

Kuweni dapat diperbanyak dengan beberapa cara; secara generatif maupun


vegetatif. Secara generatif melalui biji, sedangkan vegetatif misalnya
melalui cangkok.

Habitat

Tumbuhan ini hidup pada tempat-tempat yang curah hujannya tinggi dan
merata setiap tahun. Seperti pada spesies mangga lainnya, kuweni tumbuh
baik di daerah dataran rendah hingga di ketinggian 1000 m diatas
permukaan laut.

Penyebaran

Populasi terbanyak yaitu di Asia Tenggara; Sumatera, Jawa, Kalimantan,


Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Thailand sebagai tanaman budidaya.

Kegunaan atau Manfaat

Pohon ini ditanam terutama untuk diambil buahnya, yang disukai orang
karena keharumannya. Buah yang masak dimakan atau dijadikan
campuran minuman. Mutu buah kuweni bervariasi bergantung pada
kualitasnya, yang dianggap paling baik ialah yang baunya tak begitu
menyengat, manis, dengan daging yang tak begitu berserat dan banyak sari
buahnya. Inti bijinya ditumbuk untuk dijadikan tepung, sebagai bahan
pembuatan makanan sejenis dodol. Kulit batang kuweni digunakan sebagai
bahan obat tradisional. Selain itu, kuweni juga bermanfaat sebagai bahan
obat-obat tertentu.

Mangga kuweni inilah yang kami gunakan dalam penelitian kali ini

2.3 Kulit Buah Mangga

Kandungan kulit buah mangga :

1. Beta karoten (vitamin A) merupakan sumber antioksidan. Bukan


hanya berfungsi sebagai peremajaan kulit, kandungan beta karoten
juga memiliki efek mengatasi jerawat, jadi, dengan mengonsumsi
mangga secara teratur bisa membuat kulit lebih cerah dan bersinar.

2. AHA (Alpha Hydroxyl Acids) berfungsi sebagai pengelupas kulit mati


dan peremajaan kulit

3. Antihelmintik membantu mencegah penyakit cacing juga sangat ampuh


untuk membunuh bakteridan bakteri dalam perut

2.4 Hand sanitizer

Memiliki kemampuan sebagai antibakteri dalam menghambat hingga


membunuh bakteri. Hand sanitizer mulai populer digunakan karena
penggunaannya yang mudah dan praktis yaitu tidak membutuhkan air dan
sabun.

2.5 Bakteri

Bakteri berasal dari kata latin bacterium (jamak, bacteria). Bakteri


merupakan suatu kelompok besar dari organisme hidup. Bakteri memiliki
ukuran yang sangat kecil sehingga digolongkan ke dalam mikroorganisme
atau jasad renik. Lebar atau diameter bakteri hanya berkisar antara 0,5 m
hingga 1 m, sedangkan panjangnya antara 0,5 m hingga 5 m. Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia halaman 540 bakteri adalah binatang yang
amat kecil.

2.6 Cacing Penyebab Cacingan

1. Cacing Gelang (Ascaris Lumbricoides)


Cacing gelang adalah cacing yang paling umum menginfeksi manusia.
Cacing gelang dewasa berukuran 10 – 30 cm dengan tebal sebesar pensil
dan dapat hidup hingga 1 sampai 2 tahun.

Siklus hidup cacing gelang:


Cacing gelang menular melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi telurnya. Ketika sekelompok telur cacing tertelan dan
memasuki usus, mereka menetas menjadi larva. Larva kemudian beredar
melewati dinding usus, menuju paru-paru melalui aliran darah. Selama
tahap ini, gejala seperti batuk (bahkan batuk cacing) dapat terjadi. Dari
paru-paru, larva memanjat melalui saluran bronkial ke tenggorokan, di
mana mereka kemudian tertelan melalui ludah. Larva lalu kembali ke usus
kecil hingga tumbuh menjadi dewasa, kawin, dan bertelur dalam 2 bulan
setelah telur menetas.

Seekor cacing betina dapat memproduksi hingga 240.000 telur dalam


sehari, yang kemudian dibuang ke dalam tinja dan menetas di dalam tanah.
Anak-anak sangat rentan terhadap infeksi cacing gelang karena mereka
cenderung meletakkan segala sesuatu di mulut mereka, termasuk tanah,
dan sering kurang bisa menjaga kebersihan dibandingkan orang dewasa.

Cacingan ringan biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala baru


muncul pada cacingan yang parah. Anak-anak lebih mungkin dibanding
orang dewasa untuk mengalami gangguan gastrointestinal dan gejala
kurang gizi. Perut buncit dan lesu/kurang semangat bisa menjadi pertanda
anak terkena infeksi cacing gelang yang parah.
2. Cacing kremi (Enterobius vermicularis)
Seperti halnya cacing gelang, cacing kremi atau cacing kerawit hanya
menginfeksi manusia, Anda tidak bisa tertulari cacing ini dari hewan
peliharaan.

Siklus hidup cacing kremi:


Telur cacing kremi dapat menempel pada tangan Anda melalui kotoran
manusia. Ketika tangan Anda yang tercemar masuk ke mulut Anda, telur
dapat masuk ke dalam tubuh, menetas dalam usus kecil dan bergerak turun
ke usus besar. Di sana cacing kremi melekat pada dinding usus dan
makan. Ketika mereka siap bertelur, cacing pindah dan bertelur pada kulit
berlipat di sekitar dubur. Saat itulah Anda mungkin curiga terkena
cacingan karena merasakan gatal-gatal di sekitar anus (pruritus) yang
biasanya lebih intens di malam hari. Dibutuhkan waktu sekitar satu bulan
dari menelan telur cacing ke merasakan gatal-gatal di anus. Cacing kremi
dewasa berukuran 3-10 mm sehingga bisa dilihat dengan mata telanjang.

Telur cacing kremi dapat bertahan hidup hingga tiga minggu. Karena
bentuknya yang sangat kecil, Anda tidak dapat melihatnya sehingga bisa
tanpa sengaja tertulari ketika menggunakan baju, kasur, bantal, mainan
anak, uang kertas, peralatan makan, atau peralatan mandi/toilet.

Untuk memastikan apakah gatal-gatal disebabkan oleh cacing kremi,


Anda dapat meletakkan sepotong selotip di anus. Semua cacing atau telur
akan menempel ke selotip. Lalu bawalah selotip itu ke dokter untuk
diperiksa.

3. Cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)


Cacing tambang bisa menginfeksi manusia maupun mamalia lain
seperti kucing dan anjing.
Siklus hidup cacing tambang:

Cacing tambang dewasa berada dalam usus kecil manusia, di mana


mereka melekatkan diri di dinding usus dengan mulut mereka. Mereka
makan darah dan menyebabkan perdarahan di usus yang ditempati.

Cacing betina memproduksi telur cacing, yang dikeluarkan lewat tinja.


Jika tinja jatuh ke tanah, dan cuaca hangat, telur cacing akan menetas
menjadi larva dalam waktu sekitar dua hari. Larva kemudian menjadi
dewasa dalam seminggu, dan dapat bertahan untuk waktu yang lama jika
kondisi mendukung. Larva yang mendapatkan kontak dengan kaki
telanjang manusia akan menembus kulit kaki dan masuk ke paru-paru
melalui sirkulasi darah. Larva kemudian bergerak ke saluran udara menuju
tenggorokan dan tertelan. Mereka menuju ke usus kecil. Larva lalu
melekat pada dinding usus dan berkembang menjadi cacing dewasa. Pada
sekitar usia lima bulan, cacing mulai memproduksi telur.

infeksi cacing tambang biasanya tidak memberikan gejala


spesifik. Anemia (kekurangan darah) dan keluhan terkait peradangan usus
seperti mual, sakit perut dan diare adalah beberapa gejala yang mungkin
timbul.

4. Cacing cambuk (trichinella spiralis)


Cacing cambuk ditularkan melalui konsumsi daging hewan yang
mengandung larva cacing ini. Cacing cambuk dewasa mencapai panjang
sekitar 1- 2 mm.

Siklus hidup cacing cambuk:

Manusia terinfeksi karena memakan daging mentah atau setengah


matang dari hewan yang terinfeksi, terutama babi, babi hutan, dan
beruang. Larva lalu masuk ke usus kecil, menembus mukosa, dan menjadi
dewasa dalam 6-8 hari. Cacing betina dewasa melepaskan larva yang bisa
bertahan hidup sampai 6 minggu. Larva yang baru lahir bermigrasi melalui
aliran darah dan jaringan tubuh, tetapi akhirnya hanya bertahan di sel otot
rangka lurik. Larva mengkista (encyst) sepenuhnya dalam 1-2 bulan dan
tetap hidup hingga beberapa tahun sebagai parasit intraselular. Larva yang
mati akhirnya diserap kembali tubuh. Siklus ini terus berlanjut hanya jika
larva mengkista dicerna oleh karnivora lain.
Gejala awal infeksi cacing cambuk termasuk edema, nyeri otot, dan
demam.

5. Cacing pita (Taenia saginata dan Taenia solium)


Cacing pita adalah parasit manusia dan hewan ternak. Ada dua jenis
cacing pita yang menjadikan manusia sebagai inang antara maupun inang
permanen:

a. Cacing pita sapi (Taenia saginata)


Taenia saginata adalah raksasa di antara semua cacing parasit.
Panjang taenia saginata bisa mencapai 8 m, hampir sepanjang saluran
pencernaan manusia dewasa. Cacing pita ini berwarna putih pucat,
tanpa mulut, tanpa anus dan tanpa saluran pencernaan. Badannya tidak
berongga dan terdiri dari segmen-segmen berukuran 1 x 1,5 cm. Taenia
saginata bisa hidup sampai 25 tahun di dalam usus inangnya.

Siklus hidup Taenia saginata:


Cacing pita sapi memiliki siklus yang rumit dan berakhir pada
manusia sebagai inang tetapnya. Cacing pita dewasa melepaskan telur-
telurnya bersama segmen badannya. Segmen ini bila mengering di
udara luar akan melepaskan telur-telur cacing yang dapat termakan oleh
sapi saat merumput. Enzim pencernaan sapi membuat telur menetas dan
melepaskan zigot yang kemudian menembus lapisan mukosa saluran
pencernaan untuk memasuki sirkulasi darah. Dari pembuluh darah,
zigot akan menetap di otot membentuk kista, seperti pada cacing
cambuk. Bila daging sapi berisi kista tersebut dimakan manusia dalam
keadaaan mentah atau setengah matang, enzim-enzim pencernaan akan
memecah kista dan melepaskan larva cacing. Selanjutnya, larva cacing
yang menempel di usus kecil akan berkembang hingga mencapai 5 m
dalam waktu tiga bulan.

Selain masalah gizi, kehadiran cacing pita umumnya menyebabkan


gejala perut ringan sampai sedang (mual, sakit, dll).

b. Cacing pita babi (Taenia solium)


Taenia solium adalah kerabat dekat Taenia saginata yang memiliki
siklus hidup hampir sama, namun inang perantaranya adalah babi.
Manusia terinfeksi dengan memakan daging babi berisi kista Taenia
solium. Cacing ini sedikit lebih kecil dariTaenia saginata (3-4 m
panjangnya), tetapi lebih berbahaya. Berbeda dengan Taenia
saginata yang hanya membentuk kista di daging sapi, Taenia
solium juga mengembangkan kista di tubuh manusia yang menelan
telurnya. Kista tersebut dapat terbentuk di mata, otak atau otot sehingga
menyebabkan masalah serius. Selanjutnya, jika tubuh membunuh
parasit itu, garam kalsium yang terbentuk di tempat mereka akan
membentuk batu kecil di jaringan lunak yang juga mengganggu
kesehatan.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah


penelitian kualitatif yaitu suatu metode pengamatan yang menggunakan data-
data tertulis dan menggunakan deskriptif.
3.2 Sumber Penelitian

Penulisan karya tulis ilmiah ini, bersumber dari :

1. Kepustakaan

Sebelum melakukan eksperimen terlebih dahulu dilakukan kepustakaan


untuk mengetahui dan memahami teori-teori mengenai hal-hal yang akan
diteliti. Kepustakaan adalah sebuah aktifitas untuk meninjau atau mengkaji
kembali berbagai literatur yang terkait topik.

2. Eksperimen

Penyusunan karya tulis ini dilakukan dengan percobaan langsung dalam


mengetahui manfaat sampah kulit buah mangga sebagai bahan baku hand
sanitizer. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan
terhadap subjek penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang
diajukan peneliti, memprediksi kejadian atau peristiwa di dalam latar
eksperimen dan menarik generalisasi hubungan antar variabel.

3.3 Sasaran penelitian

Sasaran kami dalam penelitian kali ini adalah pemanfaatan kulit buah
mangga kuweni yang dijadikan sebagai bahan baku hand sanitizer alami,
karena kebanyakan masyarakat hanya memanfaatkan daging buahnya saja
dibanding memanfaatkan kulitnya. Padahal kulit buah mangga sangat ampuh
untuk membunuh bakteri yang ada di tangan kita. Untuk itu kami menyuling
kulit buah mangga terlebih dahulu, lalu uji hand sanitizer di laboratorium.

A. Alat dan bahan pembuatan hand sanitizer kulit buah mangga.

1. Alat-alat:
a. Kompor gas 1 buah
b. Teko 2 buah
c. Selang 1 buah
d. Wadah 1 buah
e. Gelas ukur 1 buah
f. Botol spray 1 buah
2. Bahan-bahan:
a. Kulit buah mangga 500 gram
b. Air
1). Untuk penyulingan 1350 ml
2). Untuk pendingin Secukupnya
3. Proses penyulingan
a. Siapkan teko A di atas kompor
b. Masukkan kulit mangga dan air ke dalam teko A
c. Siapkan teko B yang kosong di atas wadah berisi air
d. Sambungkan teko A & teko B menggunakan selang
e. Nyalakan api
f. Tunggu hingga rebusan air kulit mangga menguap
g. Kecilkan api
h. Uap air berpindah dari teko A ke teko B
i. Uap air dalam teko A mengembun ke dalam teko B
j. Tuangkan ekstrak dari teko B ke dalam gelas ukur
k. Catat volume ekstrak kulit buah mangga
l. Pindahkan ke dalam botol spray
Penyulingan dilakukan selama 1 jam dan menghasilkan 150 ml ekstrak,
namun hanya 50 ml yang di masukkan ke dalam botol spray dan tambahkan 5
ml bibit parfum. Selanjutnya hand sanitizer kulit buah mangga di uji.

B. Alat dan bahan pengujian hand sanitizer kulit buah mangga.

1. Alat-alat:
a. Kompor 1 buah
b. Panci 1 buah
c. Mikroskop 1 buah
d. Wadah kecil 2 buah
e. Preparat 1 buah
f. Pisau bedah 1 buah
2. Bahan
a. Agar-agar warna putih 1 bungkus
b. Air 880 ml
c. Hand sanitizer kulit buah mangga 1 botol
3. Proses pengujian
a. Rebus campuran bubuk agar-agar dengan air.
b. Tuangkan hasil rebusan pada 2 wadah yang diberi label A dan B.
Tambahkan hand sanitizer kulit buah mangga kedalam wadah yang
berlabel A.
c. Dinginkan agar-agar hingga menjadi padat.
d. Letakkan agar-agar di dalam toilet sebagai media pertumbuhan bakteri.
e. Siapkan mikroskop untuk melihat bakteri yang ada pada kedua
permukaan agar-agar.
f. Sayat satu persatu permukaan kedua agar-agar.
g. Letakkan kedua sayatan agar-agar pada masing-masing preparat.
h. Lihat perbedaan yang terjadi pada agar-agar A dengan agar-agar B,
menggunakan mikroskop
i. Foto gambar yang terlihat di mikroskop.
3.4 Tahapan Penelitian

No. Tahap-tahap Tempat Waktu

1. Persiapan

a. Penentuan Judul MAN 23 November - 08


Cirebon 1 Desember 2015

b. Pembuatan MAN 09 - 16 Desember


Proposal Cirebon 1 2015

c. Menyiapkan Alat Desa. 17 - 20 Desember


dan Bahan Panembahan. 2015
Cirebon

2. Pelaksanaan

a. Penyulingan Desa. 21 Desember 2015


Panembahan.
Cirebon

b. Pengujian MAN 22 - 23 Desember


Cirebon 1 2015

3. Pelaporan

Pembuatan Laporan MAN 24 Desember 2015 -


Cirebon 1 08 Januari 2016

Tabel 3.1 Tahapan Penelitian


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kulit Buah Mangga Dijadikan Bahan Baku Pembuatan Hand Sanitizer

Gambar 4.1 Gambar 4.2


Hasil pengujian tanpa Hasil pengujian dengan
hand sanitizer hand sanitizer
kulit buah mangga kuweni kulit buah mangga kuweni

Berdasarkan dari hasil pengujian yang telah kami lakukan yaitu agar-agar
yang telah di tambahkan ek kulit buah mangga (Gambar 4.1) mengandung
lebih sedikit bakteri di dalamnya dibandingkan dengan agar-agar yang tidak
di tambahkan hand sanitizer kulit buah mangga (Gambar 4.2). Terbukti bahwa
hand sanitizer kulit buah mangga dapat membunuh bakteri.

Kulit buah mangga mengandung anthelmintik yang biasanya di gunakan


sebagai obat cacing yang membunuh cacing dan bakteri yang ada di perut,
sebelum masuk ke perut bakteri terlebih dahulu menempel di tangan, dari
tangan itulah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui makanan.
4.2 Keunggulan Hand Sanitizer Kulit Buah Mangga dari yang Lainnya

1. Hand sanitizer lain

Hand sanitizer lain biasanya menggunakan alkohol dengan berbagai


kadarnya, ada yang di kurang dari 60% dan ada yang lebih dari 60%. Jika
kadar alkoholnya kurang dari 60% kerja hand sanitizer tersebut kurang
optimal. Sedangkan jika kadar alkoholnya lebih dari 60% dan digunakan
secara berlebihan dapat menimbulkan infeksi gastroenteritis, yaitu radang
mukosa usus yang dipicu oleh sejenis virus yang dinamakan norovirus.

2. Hand sanitizer kulit buah mangga

Keunggulan hand sanitizer kulit buah mangga yang kami buat adalah
dapat membunuh lebih banyak bakteri dibanding dengan hand sanitizer
lainnya.

Selain itu hand sanitizer kulit buah mangga yang kami buat tidak
mengandung alkohol, tapi menggunakan zat yang terdapat pada kulit buah
mangga sebanyak 91% salah satunya yaitu anthelmintik sebagai pembunuh
cacing dan bakteri yang tidak mempunyai efeksamping, selain itu kami
menambahkan bibit parfum beraroma mangga untuk menambah daya tarik
pengguna.
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Kulit buah mangga yang biasa dibuang bisa diolah menjadi hand
sanitizer karena mengandung anthelmintik yang bisa membunuh
cacing dan bakteri yang ada pada tangan manusia.
2. Hand sanitizer dari kulit buah mangga lebih unggul dibandingkan
dengan hand sanitizer lainnya karena tidak mengandung alkohol yang
dapat mengakibatkan iritasi dan infeksi.
5.2 Saran

Dari kesimpulan di atas kami menyarankan :


1. Jagalah kebersihan lingkungan
Mulailah hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan.
Karena, lingkungan yang kotor akan menimbulkan berbagai penyakit bagi
manusia.
2. Olah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat
Sampah yang dapat didaur ulang dapat dibuat menjadi sesuatu yang
berdayaguna. Contohnya dalam bidang kesehatan, kesenian dan lain
sebagainya.
3. Gunakan produk-produk yang aman bagi kesehatan
Banyak produk-produk yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Tetapi sebelum kita menggunakannya, kita harus pikirkan keamanan bagi
kesehatan tubuh kita. Jangan sampai hanya mendapatkan efek sampingnya
saja.
Daftar Pustaka

http://www.yenisafira.com/2015/07/15.Pengertian-Buah-Mangga-Serta-
Kandungan-dan-Manfaatnya.html

http://www.kamusq.com/2014/01/buah-adalah-pengertian-dan-
definisi.html#sthash.3tTk5LYx.dpuf

http://www.scribd.com/doc/141000361/Hand-Sanitizer#scribd

http://www.informasiahli.com/2015/08/pengertian-observasi-dan-jenis-
observasi.html

http://triyokopambudi.blogspot.co.id/2012/05/pengertian-eksperimen-
kuantitatif.html

http://infobuahmangga.blogspot.co.id/2013/02/mengenal-ragam-jenis-buah-
mangga.html

http://www.bestbudidayatanaman.com/2015/03/jenis-jenis-buah-mangga-dan-
varietasnya.html

http://www.biologi-sel.com/2013/10/kuweni-mangifera-odorata.html

http://batampos.co.id/31-12-2014/tumpukan-sampah-jadi-ancaman-masuknya-
sumber-penyakit/

http://darkskullkingdom.blogspot.co.id/2013/05/khasiat-dibalik-sebuah-kulit-
mangga.html

http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-kuman/

http://majalahkesehatan.com/5-jenis-cacing-penyebab-cacingan/

Pitriana, Pipit. 2008. BioEkspo menjelajah Alam Dengan Biologi. Solo: PT


Wangsa Jatra Lestari
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Riwayat Hidup

Nama lengkap : Nurul A’eni

Tempat tanggal lahir : Cirebon, 10 Agustus 1998

Jenis kelamin : Perempuan

Nama sekolah : MAN Cirebon 1

Kelas : XI IPA 2

Alamat sekolah : Jalan Kantor Pos No. 36, Kecamatan Weru,


Kabupaten Cirebon Kode Pos 45154,
Provinsi Jawa Barat

Alamat lengkap rumah : Desa Panembahan RT/RW 01/01, Kecematan


Plered, Kabupaten Cirebon, Kode Pos 45158,
Provinsi Jawa Barat
Riwayat Hidup

Nama lengkap : Rima Irfiani

Tempat tanggal lahir : Cirebon, 07 Juli 1999

Jenis kelamin : Perempuan

Nama sekolah : MAN Cirebon 1

Kelas : XI IPA 2

Alamat sekolah : Jalan Kantor Pos No. 36, Kecamatan Weru,


Kabupaten Cirebon Kode Pos 45154,
Provinsi Jawa Barat

Alamat lengkap rumah : Desa Panguragan kulon, Kecamatan Panguragan,


Kabupaten Cirebon, Kode Pos 45163,
Provinsi Jawa Barat
Riwayat Hidup

Nama lengkap : Umi Chabibah

Tempat tanggal lahir : Cirebon, 06 Juni 1999

Jenis kelamin : Perempuan

Nama sekolah : MAN Cirebon 1

Kelas : XI IPA 2

Alamat sekolah : Jalan Kantor Pos No. 36, Kecamatan Weru,


Kabupaten Cirebon Kode Pos 45154,
Provinsi Jawa Barat

Alamat lengkap rumah : Desa Panembahan, RT/RW 07/03, Kecamatan


Plered, Kabupaten Cirebon, Kode Pos 45158,
Provinsi Jawa Barat
LAMPIRAN

Gambar buah mangga kuweni Gambar kulit mangga kuweni

Gambar proses penyulingan

Gambar Gambar Gambar


hand sanitizer pembuatan agar-agar uji hand sanitizer
kulit buah mangga

Anda mungkin juga menyukai