Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGELOLAAN MEDIA TANAM

SYARAT TUMBUH DAN JENIS MEDIA TANAM UNTUK


MEMAKSIMALKAN PRODUKSI TANAMAN PARIA

Dosen Pengampu : Indrawati, SP, MP

Oleh :

Egga Millenia
04.01.18.014
Pertanian 4A

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTRIAN PERTANIAN
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil alamin kami panjatkan kepada Allah Swt. yang

telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Syarat Tumbuh dan Jenis Media Tanam untuk Memaksimalkan

Produksi Tanaman Paria”. Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi

tugas mata kuliah Pengelolaan Media Tanam.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada dosen

pembimbing kami yaitu :

1. Bapak Ir. Budianto, MP sebagai koordinator mata kuliah

2. Ibu Indrawati, SP, MP sebagai dosen pengampu mata kuliah

Yang telah membimbing dan memberikan kami pengarahan dalam proses

pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak

orang. Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan makalah

ini walaupun masih jauh dari kata sempurna.

Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang

bersifat membangun untuk menyempurnakan kembali makalah ini. Atas

perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Malang, Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... 2

Daftar Isi ............................................................................................................. 3

BAB I : Deskripsi dan Taksonomi Tanaman Paria ......................................... 4


1.1 Deskripsi Tanaman Paria ............................................................ 4
1.2 Taksonomi Tanaman Paria ......................................................... 4

BAB II : Syarat Tumbuh Tanaman Paria .......................................................... 7

BAB III : Jenis dan Komposisi Media Tanam Ideal Tanaman Paria .................. 8

BAB IV : Simpulan ............................................................................................. 9

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 10

3
BAB I

DESKRIPSI DAN TAKSONOMI TANAMAN PARIA

1.1 Deskripsi Tanaman Paria

Pare bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari luar negeri
yang beriklim panas tropis. Para ahli telah memastikan tanaman pare berasal dari
Asia tropis terutama Myanmar dan India bagian barat, tepatnya di Assam dan
Burma. Tanaman ini juga ditemukan di Nepal, Sri lanka, Cina dan beberapa
negara Asia tenggara khususnya Indonesia. Pare (Momordica charantia L.) atau
disebut bitter gourd merupakan sayuran budidaya dengan nilai ekonomi yang
cukup penting di negara-negara seperti India, China, Malaysia, Afrika dan
Amerika Selatan. Tempat asal asli diduga dari India yang juga kemudian memiliki
keberagaman plasma nutfah di China.

Pare dikenal dengan rasa pahitnya, terutama pada bagian daun dan buahnya. Hal
ini disebabkan karena pare memiliki kandungan zat sejenis glikosida yang disebut
momordicin dan charantin. Walaupun memiliki rasa yang pahit, jika pare
dibandingkan dengan sayuran jenis cucurbits yang lain, pare memiliki nilai nutrisi
yang tinggi diantaranya seperti protein, karbohidrat, berbagai vitamin,
betakaroten, fitokimia, lutein, likopen, kalori, lemak, serat, kalsium, zat besi,
natrium, dan mineral. Buah dan ekstraknya secara tradisional telah digunakan
untuk mengobati diabetes, demam, campak, hepatitis, sariawan, batuk,
penyembuhan anemia, malaria, dan kolera. Selain buahnya, ternyata daun pare
juga mempunyai manfaat yang tidak kalah dengan buahnya. Manfaat tersebut
antara lain: dapat menyembuhkan mencret pada bayi, membersihkan darah bagi
wanita yang baru melahirkan, dapat menurunkan panas, dapat mengeluarkan
cacing kremi serta dapat menyembuhkan batuk.

1.2 Taksonomi Tanaman Paria

Buah pare (Momordica charantia L.) dapat diklasifikan sebagai berikut :

Kingdom Plantae

Subkingdom Tracheobionta

4
Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiosperma

Kelas Dicotyledona

Subkelas Dilleniidae

Ordo Curcubitales

Famili Cucurbitaceae

Genus Momordica

Spesies Momordica charantia

Menurut Liani (2016) tanaman pare termasuk dalam anggota famili


Cucurbitaceae yang tergolong tanaman herba berumur satu tahun atau lebih.
Tanaman ini tumbuh menjalar dan memanjat dengan sulur mirip spiral di dekat
daun, tidak berkayu, batangnya berbentuk segi lima dan bercabang banyak,
memiliki bulu agak kasar ketika masih muda, namun gundul ketika tua. Bentuk
daunnya menjari, menyerupai kaki dengan tanpa daun penumpu, berdaun tunggal,
berjajar diantara batang berselang – seling. Bunganya berwarna kuning muda,
bunganya termasuk bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, dan
bertangkai panjang. Buahnya berwarna hijau, jika buah telah masak maka
berwarna kuning sampai jingga yang pecah dengan tiga katup, berbentuk bulat
telur memanjang dengan panjang 8 – 30 cm, memiliki 8 – 10 rusuk memanjang,
pangkal berbentuk jantung, permukaannya berbintil besar, dagingnya agak tebal,
dan memiliki rasa pahit jika dimakan. Berat buah rata – rata 250 – 500 g, namun
bisa lebih dengan perawatan yang baik. Bijinya banyak dan keras, serta berwarna
cokelat kekuningan, dan berbentuk pipih memanjang (Hernawati, 2014).

Ada lima jenis tanaman pare yang saat ini cukup dikenal oleh
masayarakat, antara lain pare gajih, pare hijau, pare import, pare belut, dan pare
hutan. Jenis – jenis pare tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pare Gajih

Pare gajih merupakan jenis pare yang paling banyak disukai dan
dibudidayakan oleh masyarakat. Pare ini biasa dikenal dengan sebutan pare putih

5
atau pare mentega. Bentuk buahnya panjang dengan ukuran 30-50 cm dengan
diameter buah 3-7 cm serta memiliki berat 200-500 gram/buah.

2. Pare Hijau

Pare hijau merupakan pare yang berwarna hijau berbentuk lonjong, kecil
dengan bintil agak halus pada buahnya. Panjang buah pare hijau 15-20 cm.
Daging buahnya tipis dan rasanya pahit. Pemeliharaan pare hijau ini tergolong
mudah, karena tanpa lanjaran atau para-para tanaman pare hijau ini sudah bisa
tumbuh dengan baik.

3. Pare Import

Pare import merupakan pare yang berasal dari taiwan. Varietas pare import
yang beredar di Indonesia meliputi known-you green, known-you now, dan 10
moonshine dengan perbedaan yang dapat dilihat dari permukaan kulit, kecepatan
tumbuh, bentuk buah dan ukuran buah. Pare ini sulit dibudidayakan karena benih
pare ini merupakan hybrida yang final stock sehingga jika ditanam tidak dapat
menghasilkan bibit baru dan jika tetap ditanam akan menghasilkan produk yang
jelek.

4. Pare Belut

Pare belut merupakan jenis pare yang kurang populer di masyarakat. Pare
ini berbentuk panjang menyerupai sebuah belut dan agak melengkung. Panjang
pare ini berkisar antara 30 – 110 cm dengan diameter sebesar 4 – 8 cm.
permukaan kulitnya berwarna belang belang hijau keputihan – putihan mirip
dengan kulit ular. Tetapi, rasa daging buahnya tidak terlalu pahit.

5. Pare Hutan

Pare hutan merupakan pare yang tumbuh secara liar, buahnya berukuran
kecil – kecil dan berbentuk panjang lurus, biasanya ujung buah yang masih kecil
digantungkan batu, dan rasanya pahit.

6
BAB II

SYARAT TUMBUH TANAMAN PARIA

Untuk melakukan budidaya tanaman pare tidaklah terlalu sulit, karena


tanaman pare merupakan tanaman yang mudah beradaptasi dan bisa
menyesuaikan diri terhadap kondisi iklim yang sangat ekstrim, seperti suhu dan
curah hujan yang tinggi. Pada umumnya, pare dapat tumbuh dengan baik di
dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah tidak terpakai, tegalan,
maupun di pekarangan dengan dirambatkan pada pagar. Walaupun pare termasuk
golongan tanaman yang mudah beradaptasi, tetapi jika tanaman pare ditanam pada
dataran tinggi maka biasanya buahnya akan berukuran kecil – kecil dan
pertumbuhan buahnya juga kurang normal.

Syarat terpenting dalam proses budidaya tanaman pare yaitu tanah yang
gembur, banyak mengandung humus, memiliki sistem drainase dan aerasi yang
baik, dan pH tanah berkisar antara 5 – 6. Tanaman pare dapat tumbuh optimal
pada ketinggian maksimal 1.500 mdpl, dengan suhu antara 18˚C - 24˚C,
membutuhkan kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu antara 50% - 70% dan
dengan curah hujan yang relatif rendah. Tanaman pare juga tidak memerlukan
banyak sinar matahari, sehingga dapat tumuh dengan subur di tempat – tempat
yang sedikit terlindung dari sinar matahari atau di tempat – tempat yang teduh.
Sesungguhnya, tanaman pare dapat tumbuh dengan baik dan subur sepanjang
tahun, baik di musim hujan maupun di musim kemarau. Tetapi, waktu tanam yang
paling baik bagi tanaman pare yaitu pada saat awal musim hujan atau awal musim
kemarau. Tanaman pare akan menghasilkan dalam jumlah yang tinggi jika
ditanam di tempat yang terbuka dan kering.

7
BAB III

JENIS DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM IDEAL UNTUK


TANAMAN PARIA

Berdasarkan Jurnal Agroekoteknologi Respons Pertumbuhan dan Produksi


Paria terhadap Beberapa Komposisi Media Tanam dan Pemberian Pupuk Organik
Cair, dilakukan penelitian terhadap komposisi media tanam dan pemberian pupuk
organik cair. Beberapa komposisi media tanam yang digunakan yaitu (M1) tanah
ultisol, pukan sapi, sekam padi dengan perbandingan 2 : 1 : 1, (M2) tanah ultisol,
pukan ayam, sekam padi dengan perbandingan 2 : 1 : 1, (M3) tanah ultisol, pupuk
kompos, sekam padi dengan perbandingan 2 : 1 : 1.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi media tanam lebih


berpengaruh nyata daripada pemberian pupuk organik cair terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah cabang primer, umur berbunga, jumlah buah,
panjang buah, diameter buah, bobot buah segar per tanaman, bobot kering tajuk,
bobot kering akar, dan persentase buah normal. Dari hasil penelitian, diperoleh
bahwa penggunaan media tanam yang terbaik bagi pertumbuhan dan produksi
tanaman pare yaitu penggunaan media tanam berupa campuran antara tanah
ultisol, pupuk kandang ayam, dan sekam padi dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Jadi,
jenis dan komposisi media tanam yang ideal untuk tanaman pare agar dapat
tumbuh dengan optimal, serta menghasilkan produk yang tinggi adalah dengan
menggunakan media tanam berupa campuran antara tanah ultisol, pupuk kandang
ayam, dan sekam padi, dengan perbandingan 2 : 1 : 1.

8
BAB IV

SIMPULAN

Tanaman paria (Momordica charantia L.) atau yang lebih sering dikenal
dengan nama pare, dapat tumbuh dengan optimal dan menghasilkan produk yang
tinggi jika di tanam pada ketinggian kurang dari 1.500 mdpl, dengan suhu antara
18˚C - 24˚C, pH tanah antara 5 – 6, curah hujan yang relatif rendah, kelembaban
udara antara 50% - 70%, ditanam di tempat yang terbuka dan kering, serta sedikit
terlindungi dari paparan sinar matahari, menggunakan tanah yang gembur,
mengandung banyak humus, memiliki sistem drainase dan aerasi yang baik, serta
lebih disarankan untuk menggunakan media tanam berupa campuran antara tanah
ultisol, pupuk kandang ayam, dan sekam padi dengan perbandingan 2 : 1 : 1.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anto A. Kiat Budidaya Tanaman Pare. https://kalteng.litbang.petanian.go.id/ind/


index.php/publikasi-mainmenu-47-47/teknologi/398-kiat-budi-daya-
tanaman-pare

Bastari IL, Sipayung R, Ginting J. 2017. Respons Pertumbuhan dan Produksi


Paria terhadap Beberapa Komposisi Media Tanam dan Pemberian
Pupuk Organik Cair : FP USU Medan.

http://jambi.litbang.pertanian.go.id/ind/images/PDF/12paria.pdf

http://eprints.umm.ac.id/46181/3/BAB%20II.pdf

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1009006078-3-BAB%20II.pdf

https://eprints.uns.ac.id/42770/1/H3314024_abstrak.pdf

http://jambi.litbang.pertanian.go.id/ind/images/PDF/12paria.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai