Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

POTENSI JERUK PAMELO

DOSEN : Dr. Ir. SITTI NURMIAH, M.Si


MATA KULIAH : Agroindustri Tanaman Pangan dan Hortokultura

OLEH :
MAWADDAH WARAHMAH
1722060033
AGROINDUSTRI 30

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI


JURUSAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan maha
penyanyang .kami panjatkan puji syukur kehadirat-nya yang telah melimpahkan
rahmat ,hidayah ,serta inayah-nya kepada kami sehingga kami bias menyelesaikan
makalah ini tentang “POTENSI JERUK PAMELO”

Makalah ini sudah kami sususn dengan semaksimal mungkin dan mendapat
bantuan dari bebrbagai pihak sehingga bias memperlancar pembuatan makalah
ini.untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telahberkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut,kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi sususnan kalimat maupun tata bahasanya.oleh karenanya
kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang sarana dan prasarana
tanaman pangan dan hortikultura di industri dan manfaatnya ini bisa memberikan
manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Mandelle, 9 Februari 2020

Mawaddah warahmah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 4
A. Latar Belakang ................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 6
A. Deskripsi Jeruk Pamelo ..................................................................................... 6
B. Syarat Tumbuh Jeruk Pamelo .......................................................................... 8
C. Komposisi Kimia Buah Jeruk Pamelo .............................................................. 9
D. Diversivikasi olahan ......................................................................................... 10
E. Prospek, Potensi Dan Arah Perkembangan ................................................... 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jeruk merupakan salah satu jenis produk buah-buahan yang potensial untuk
dikembangkan, karena memiliki kandungan gizi tinggi dan cita rasa yang enak
sehingga banyak diminati oleh konsumen. Pengembangan jeruk terdapat di 14
provinsi (23 sentra), dan salah satunya adalah Sulawesi Selatan dengan sentra
pengembangannya yaitu Kabupaten Pangkep dan Luwu Utara (Puslitbang
Hortikultura, 2010:60).

Jeruk pamelo merupakan suatu komoditas pertanian yang memiliki prospek


cerah baik dalam pasar domestik maupun pasar ekspor. Tetapi petani jeruk
pamelo belum menyadari potensi ini. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem
agar petani mengetahui tentang prospek jeruk pamelo tersebut sehingga petani
dapat berusaha tani jeruk pamelo dan berbisnis produk olahan jeruk pamelo
ataupun penjualan buah secara segar.

Jenis jeruk yang dikembangkan di Kabupaten Pangkep merupakan salah


satu komoditas unggulan daerah adalah jeruk besar (pamelo). Komoditas ini
sudah terkenal dan pemasarannya sudah cukup luas. Menurut Dinas Tanaman
Pangan dan Peternakan Kabupaten Pangkep.
Salah satu daerah penghasil jeruk pamelo terbesar di Kabupaten Pangkep
adalah Kecamatan Ma’rang, Desa Padang Lampe. Letak Desa Padang Lampe
pada ketinggian 200 m dpl dengan curah hujan 2.200 2.500 mm/th menjadikan
daerah tersebut jeruk pamelo tumbuh dengan baik. Saat ini, petani di
Kecamatan Ma’rang, Desa Padang Lampe pemasok terbesar jeruk pamelo
untuk kebutuhan pasar. Akan tetapi, seiring permintaan akan jeruk pamelo di
Kabupaten Pangkep terus meningkat, namun jumlah produksinya belum
mampu memenuhi permintaan pasar jeruk pamelo meskipun produksinya tiap
tahun meningkat. Selain itu, kendala yang dihadapi petani jeruk pamelo dari
sisi produksi antara lain tingginya harga jual pupuk sehingga dapat berpengaruh
pada kualitas jeruk pamelo, kurangnya permodalan petani dan upah tenaga
kerja juga semakin tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa deskripsi dari jeruk pamelo?
2. Apa saja syarat tumbuh jeruk pamelo?

4
3. Apa saja komposisi kimia buah jeruk pamelo?
4. Apa saja diversivikasi oalahan jeruk pamelo?
5. Apa Prospek, Potensi Dan Arah Perkembangan?

C. Tujuan
1. Untuk mengerahui deskripsi jeruk pamelo
2. Untuk mengetahui syarat tumbuh jeruk pamelo
3. Untuk mengetahui komposisi kimia jeruk pamelo
4. Untuk mengetahui diversivikasi olahan jeruk pamelo
5. Untuk mengetahui Prospek, Potensi Dan Arah Perkembangan

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Jeruk Pamelo


Pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.) berasal dari Malaysia, kemudian
menyebar ke Indo-Cina, Cina Selatan, Jepang Selatan, India Barat, Mediterania
dan Amerika Tropik (Niyomdham, 1992). Kini pamelo telah diproduksi secara
komersial di 74 negara baik untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun ekspor
(Talon dan Gmitter, 2008).
Jeruk bali, jeruk besar atau pamelo merupakan jeruk penghasil buah
terbesar. Nama pamelo disarankan oleh Kementerian Pertanian karena jeruk ini
tidak ada kaitannya dengan Bali.

Jeruk ini termasuk jenis yang mampu beradaptasi dengan baik pada daerah
kering dan relative tahan penyakit, terutama Citrus Virus Phloem Degeneration
(CVPD) yang pernah menghancurkan pertanaman jeruk di Indonesia.

Klasifikasi jeruk pamelo menurut Christman (Suharijanto, 2011:4-6)


sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus : Sitrus
Spesies : Citrus maxima Merr.

Tanaman jeruk pamelo termasuk famili Rutaceae dan ordo Rutales,


memiliki pohon yang berkayu dengan tinggi yang bervariasi antara 5 – 15 m,

6
tergantung kultivar dan umur tanaman. Batang keras dan kuat dengan diameter
10 – 15 cm. Kulit luar batang tebal dan berwarna coklat kekunimgan, cabang
muda bersudut namun setelah dewasa menjadi bulat. Daun berbentuk bulat telur
dengan tepi agak rata dan ujungnya tumpul. Daun berwarna hijau muda sampai
hijau tua (Samson 1989; Verheij & Coronel 1997; Nakasone & Paul 1998).

Tanaman jeruk Pamelo yang berasal dari biji umumnya memiliki duri yang
panjangnya mencapai 5 cm namun duri akan hilang setelah tanaman menjadi
dewasa, sedangkan yang berasal dari pembiakan vegetatif tidak memiliki duri.
Hal ini terjadi karena bagian tanaman yang digunakan untuk perbanyakan
vegetatif berasal dari tanaman yang sudah dewasa (Niyomdham dalam Verheij
& Coronel 1992).

Bunga jeruk pamelo berada di ketiak daun, berisi rangkaian satu hingga
beberapa kuntum. Bunga tanaman berukuran besar dengan panjang kuncup
bunga 2-3 cm lebar setelah mekar penuh mencapai 3-5 cm. Mahkota bunga
berwarna putih hingga krem, stamen berjumlah 25-30 dengan dasar bunga
terbagi atas 1116 lokus (Niyomdham dalam Verheij & Coronel 1992). Tangkai
benang sari berwarna putih terletak di dalam tabung sari. Kepala benang sari
terdiri dari 2 buah berbentuk memanjang dan berwarna kuning. Kepala sarinya
terletak berhadapan dengan permukaan kepala putik dan dapa melepaskan
serbuk sarinya sebelum kuncup bunga mekar (Verheij & Coronel 1997).

Jeruk pamelo memiliki buah yang berbentuk agak bulat pendek yang
diameternya 10-30 cm dengan biji berukuran besar dan bersifat monoembrionik
dimana dari satu biji hanya keluar satu tunas (Purgeslove 1974). Selain
ukurannya yang relatif besar dibandingkan dengan spesies lainnya, buah
memiliki kulit yang relatif tebal. Kulit buah masak berwarna hijau kekuningan.
Tiap tangkai jeruk besar menghasilkan satu buah. Daging buah berwarna merah
muda sampai merah jingga setelah tua. Kulit buah terdiri atas tiga lapisan
(Gambar 1), yaitu: (1) Lapisan luar yang kaku, berjangat dan mengandung
banyak kelenjar minyak atsiri, yang disebut lapisan flavedo; (2) Lapisan tengah
yang memiliki sifat spon, terdiri atas jaringan bunga karang yang biasanya
berwarna putih, disebut lapisan albedo, dan (3) Lapisan dalam, bentuknya
bersekat dan memiliki beberapa ruang (Niyomdham 1992; Verheij 1986).

7
Gambar 1 Penampang melintang buah jeruk Pamelo.

Buah jeruk rasanya manis asam, segar dengan daging buah yang banyak
mengandung air (Niyomdham dalam Verheij & Coronel 1992). Keistimewaan
lain buah jeruk ini dapat tahan dalam penyimpanan dalam suhu kamar dan dapat
berlangsung sampai 4 bulan. Selama penyimpanan kulit buah sedikit keriput
namun daging buahnya tetap segar (Setiawan 1993). Biji pada jeruk besar tidak
terlalu banyak, berukuran besar, bernas, berpinggiran, berwarna
kekuningkuningan, berembrio tungal. Ukuran biji sekitar 1 – 1,5 cm, bentuk
tipis dan lonjong (Niyomdham dalam Verheij & Coronel 1992).

Jeruk Pamelo disukai oleh konsumen sebagai buah yang memiliki


kandungan gizi yang baik. Dalam 100 g bahan mengandung kalori 48 kal,
protein 0.60 g, lemak 0.30 g, karbohidrat 12.40, kalsium 23.00 mg, fosfor 27.00
mg, zat besi 0.50 mg, vitamin A 20.00 SI, vitamin B1 0.04 mg, vitamin C 43.00
mg, air 86.30% dan Bdd 62.00% (Ditjen Bina Produksi Hortikultura 2007).

B. Syarat Tumbuh Jeruk Pamelo


Secara agroklimat, jeruk Pamelo dapat tumbuh baik di dataran rendah
tropik dengan suhu bulanannya rata-rata 25 – 30 oC dan kelembaban 50 – 85%.
Tanaman lebih menyukai daerah dengan musim kemarau berlangsung 3 sampai
4 bulan dan curah hujan tahunannya sekitar 1500-1800 mm/tahun. Ketinggian
tempat yang ideal untuk pertanaman ini adalah tidak lebih dari 400 meter di
atas permukaan laut (m dpl). Jeruk Pamelo mampu beradapatasi pada kisaran
tanah yang luas, mulai dari tanah berpasir hingga lempung berat. Namun
demikian tanaman jeruk akan tumbuh lebih baik pada tipe tanah yang mampu
menunjang perakaran yang dalam, tekstur tanah sedang, gembur dan subur serta
bebas kadar garam yang membahayakan (Verheij & Coronel 1997). Jenis tanah
yang ringan sampai sedang merupakan media tumbuh yang baik untuk

8
pertumbuhan jeruk besar dengan kisaran pH yang baik adalah 5-6 dimana pada
pH 6 produksi maksimal dapat diperoleh. Jika pH dibawah 5, daun jeruk akan
menguning dan buah tidak berkembang (Setiawan 1993).

C. Komposisi Kimia Buah Jeruk Pamelo


Jeruk pamelo disukai oleh konsumen sebagai buah yang memiliki
kandungan gizi yang baik. Jeruk pamelo merupakan salah satu buah yang
menjadi sumber vitamin C. Vitamin C merupakan salah satu senyawa
antioksidan (Davey et al. 2000). Jeruk pamelo juga mengandung karbohidrat,
protein dan berbagai vitamin serta kandungan lemak yang rendah. Kandungan
nutrisi buah jeruk pamelo disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan buah jeruk pamelo

Jumlah dalam 100 g


Nutrisi
bahan
Kalori (kal) 48.00
Protein (g) 0.60
Lemak (g) 0.30
Karbohidrat
12.40
(g)
Kalsium (mg) 23.00
Fosfor (mg) 27.00
Zat besi (mg) 0.50
Vitamin A
20.00
(IU)
Vitamin B1
0.04
(mg)
Vitamin C
43.00
(mg)
Air (%) 86.30
Sumber: Ditjen Bina Produksi Hortikultura 2007

Jeruk pamelo memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, yakni sebesar


43 mg 100 g-1 daging buah. Kandungan air pada jeruk pamelo melebihi 80%
yang akan menyebabkan kesegaran saat mengkonsumsinya. Kandungan

9
lemaknya rendah (0.3 g 100 g-1 daging buah) sehingga aman dikonsumsi oleh
penderita kolesterol. Selain itu, jeruk pamelo mengandung beberapa senyawa
antioksidan, seperti fenol dan flavonoid. Senyawa flavonoid yang tinggi di
jeruk pamelo adalah naringin. Naringin merupakan senyawa flavonoid mayor
dalam jeruk pamelo. Rahayu 2012 melaporkan bahwa kandungan naringin
jeruk pamelo beragam tergantung pada kultivarnya, berkisar antara 55.2 sampai
344 μg ml-1 .

D. Diversivikasi olahan
Beberapa olahan yang dihasilkan dari Jeruk Pamelo yakni sari buah,
dodol.
1. Sari Buah

Bahan baku

Pencucian I

Pengupasan

Pencucian II

Gula dan air Pemerasan

Asam citrat dan benzoat Pemasakan

Pencampuran

Pendinginan

Pengemasan

10
2. Dodol

Bahan baku

Pencucian I

Pengupasan

Pencucian II

Pemerasan

Gula Pasir Pemasakan dan Penghalusan

Pencampuran

Pendinginan

Pemotongan

Pengemasan

11
E. Prospek, Potensi Dan Arah Perkembangan

Gambar 2. Bagan Pohon Industri Komoditas Jeruk

1. Prospek
Semua jenis jeruk yang diimpor pada dasarnya dapat diproduksi di Indonesia.
Buah pamelo atau jeruk besar yang merupakan tanaman jeruk asli Indonesia
dengan sentra produksi terletak di Kabupaten Magetan-Jatim, PangkepSulsel,
dan Sumedang-Jabar, mulai digemari oleh pasar domestik maupun
internasional.

12
Tabel 2. Sasaran produksi buah jeruk untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, ekspor
dan pemenuhan bahan industri pengolahan tahun 2005-2025

Sumber:DitjenBinaProduksiHortikultura,2005

Fenomena yang menunjukkan tingginya nilai ekonomis usaha tani jeruk


ini adalah banyaknya lahan sawah, tebu, kakao dan lainnya di beberapa propinsi
yang telah berubah menjadi pertanaman jeruk sehingga memerlukan adanya
kebijakan penataan daerah sentra produksi komoditas pertanian. Bahkan, akhir-
akhir ini beberapa pengusaha kelapa sawit dan pengusaha swasta lainnya, mulai
berinvestasi dengan membangun kebun jeruk berskala besar (perkebunan)
ratusan hingga ribuan hektar.

2. Potensi
Potensi areal untuk pengembangan agribisnis jeruk di Indonesia sangat
besar. Menurut hasil kajian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan
Agroklimat (2005), dari segi kesesuaian lahannya, pengembangan sentra
produksi baru dapat dikembangkan di 10 propinsi dengan luas lahan sesuai
disajikan pada Tabel 3, yaitu 5.651.388 ha. Artinya upaya pengembangan jeruk
masih didukung dengan ketersediaan lahan yang sangat luas. Pamelo (jeruk
besar), yang berprospek dijadikan unggulan buah nasional dapat tumbuh
memuaskan di daerah beriklim relatif basah dengan elevasi dibawah 500 m di
atas permukaan laut. Pengembangan areal pertanaman jeruk selain dilakukan
pada lahan-lahan kering di Jawa dan luar Jawa, juga dapat dilakukan pada lahan
rawa seperti halnya telah dikembangkan di Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat,
dan sebagian Sumatera.

13
Tabel 3. Luas lahan pengembangan baru jeruk di 10 propinsi di Indonesia

Teknologi untuk mendukung pengembangan agribisnis jeruk terutama


pada kegiatanpembibitan dan pengelolaan kebun tersebut sudah tersedia relatif
lengkap di Litbang Per-tanian, yaitu teknologi produksi benih penjenis dan bibit
jeruk bebas penyakit dan Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat. Penelitian
dan pengkajian tentang pemanfaatan agen hayati yang terus dilakukan
memberikan harapan untuk dikembangkan dalam menuju pengelolaan kebun
jeruk yang ramah lingkungan. Pembangunan Jaringan Sistem Informasi Inovasi
Teknologi Jeruk (JIITJ) yang berbasis teknologi informasi dan bisa diakses oleh
pelaku agribisnis jeruk telah dikembangkan untuk menerobos kemacetan
arusdiseminasidantransfer inovasiteknologi.
Penerapan Standard Operating Procedur (SOP) yang merupakan
implementasidariIndoGAP (Indonesian Good AgriculturalPractices)yang terus
disetarakan terhadap EuroGAP yang dilaksanakan secara menyeluruh didaerah
sentra produksi diharapkan mampu menghasilkan produk yang bermutu,
seragam dan aman dikonsumsi.
Di bidang penanganan dan pengolahan pasca panen telah tersedia
peralatan untuk pengkelasan buah/grading dan pembuatan jus/sari buah. Selain
itu telah ditemukan teknologi untuk menghilangkan rasa getir pada jusbuah
jerukSiamyang memangbukanvarietas olahan.
Peningkatan efisiensi usaha agribisnis di daerah sentra produksi
didekati dengan perbaikan pengelolaan rantai pasok (supply chain
management) dan metodologi sistem lunak (soft system methodology).
Agroklinik telah dan masih perlu dibangun di beberapa sentra produksi yang
selain sebagai sumber informasi teknologi mendukung agribisnis jeruk juga
dilengkapi dengan demplot sebagai percontohan penerapan teknologi anjuran.
Pelatihan untuk pelatih atau bersama instansi terkait langsung
menyelenggarakan pelatihan, penyuluhan, pembinaan dan pengawalan
penerapan teknologi anjuran telah dan akan terus dilakukan.

14
3. Arah Pengembangan
Pengembangan agribisnis jeruk pada lima tahun mendatang diarahkan
untuk: (1) Mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri, (2) Memenuhi
kebutuhan bahan baku industri, (3) Substitusi impor, dan (4) Mengisi peluang
pasarekspor. Berdasarkan prediksi peningkatan jumlah penduduk, konsumsi
buah jeruk per kapita, kebutuhan buah segar konsumen dalam negeri, untuk
olahan dan ekspor serta dengan mempertimbangkan 10% kerusakan akibat
penanganan pasca panen yang kurang optimal, maka Direktorat Hortikultura
(2005) telah menyusun agregat sasaran produksi untuk tahun 2005 – 2010
seperti telah disajikan padaTabel 2.
Kebutuhan konsumsi dalam negeri dapat dipenuhi terutama berasal dari
kebun-kebun petani jeruk skala kecil yang umumnya jeruk Siam, beberapa
jeruk keprok spesifik lokasi yang ada, dan sebagian pamelo. Setiap jenis atau
spesies komersial dapat digunakan sebagai bahan olahan, termasuk buah jeruk
Siam untuk jus. Untuk substitusi impor, disarankan dikembangkan jeruk keprok
SoE di NTT, keprok Batu 55 di Jawa Timur, keprok Garut di Jawa Barat, dan
Keprok Berasitepu yang pernah populer di Sumatera Utara atau keprok
unggulan daerah lainnya. Khusus untuk Keprok terbaik Indonesia, yaitu keprok
SoE diperlukan dukungan kebijakan pemerintah terutama dalam peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia yang ada jalan usahatani
dan sistem tranportasinya. Pengembangan untuk ekspor ditekankan bagi jeruk
varietas non Siam, seperti jenis lemon, grapefruit dan juga pamelo, walaupun
jeruk keprok kita juga memiliki potensiuntukdieksporterutama ke
negaratetangga.
Perluasan areal tanam jeruk untuk memenuhi sasaran yang telah
ditentukan akan dilakukan dengan pola pengembangan kebun jeruk skala besar
dan kecil. Kebun jeruk skala besar akan dikembangkan oleh swasta, memiliki
luas areal minimal sekitar 100 ha yang berbentuk hamparan, dalam satu
manajemen pengelolaan kebun, dikelola berdasarkanSOP/IndoGAP,yaitu
mengaplikasikan inovasi teknologi yang terus berkembang, memanfaatkan
sumber daya lokal secara berkelanjutan, untuk menghasilkan produk yang
sehat, aman dikonsumsi, dan secara ekonomi layak diusahakan dan secara
sosial dapat diterima masyarakat sekitarnya. Produk dari kebun ini lebih
diperuntukkan terutama untuk ekspor dan kebutuhan dalam negeri terutama
untuk pasar swalayan dan toko buah yang mulai tumbuh banyakdi kota-kota
besar di Indonesia.

15
BAB III

PENUTUP

Jeruk pamelo merupakan komoditas yang ada di kab. Pangkep kec. Ma’rang,
karena Jeruk Pamelo cocok untuk ditanam disana. Jeruk Pamelo juga dapat di olah
menjadi sari buah dan dodol. Jeruk Pamelo juga banyak mengandung vitamin C. Jeruk
pamelo juga merupakan komoditas yang menjadi unggulan buah nasional.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.” Tinjauan pustaka syarat tumbuh deskripsi jeruk pamelo”Diakses dari


http://docplayer.info/96790629-Tinjauan-pustaka-syarat-tumbuh-deskripsi-
jeruk-pamelo.html pada 9 februari 2010 pukul 11.10

Anonim. “prospek dan arah pengembangan agribisnis jeruk “ diakses dari


http://docplayer.info/4015644-prospek-dan-arah-pengembangan-agribisnis-
jeruk-i-pendahuluan.html pada 11 february 2020 pukul 05.35

Kalsum, Ummu. 2015. “PERBAIKAN KUALITAS JERUK PAMELO (Citrus


maxima (Burm.) Merr.) MELALUI PENGATURAN NISBAH JUMLAH
DAUN:BUAH DAN PEMBERONGSONGAN BUAH” diakses dari
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789/79479/1/2015suka.pdf
diakses pada 9 february 2020

Nurfadilah, Andi Putrianisa. 2017. “ANALISIS RANTAI PASOK DAN RANTAI


NILAI PADA JERUK PAMELO” diakses dari
http://docplayer.info/amp/113837179-Analisis-rantai-pasok-dan-rantai-nilai-
pada-jeruk-pamelo-supply-chain-and-value-chain-analysis-of-pamelo-
orange-andi-purianisa-nurfadilah.html pada 9 febuari 2020 pukul 17.25

17

Anda mungkin juga menyukai