Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-

Nya sehingga kami dapat menyelesaikan buku saku Teknologi Produksi Tanaman

Hortikultura ini. Buku saku ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menempuh

mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura Fakultas Pertanian

Universitas Riau, Pekanbaru.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri

Yoseva. SP, MP sebagai dosen pengampu mata kuliah Teknologi Produksi

Tanaman Hortikultura yang telah membimbing kami sehingga dapat

menyelesaikan buku saku ini.

Kami menyadari bahwa pembuatan buku saku ini jauh dari kata sempurna,

oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 10 Mei 2019

Kelompok 17

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

I PENDAHULUAN.................................................................................................3

1.1 Latar Belakang...............................................................................................3

1.2 Manfaat Tanaman Pucuk Merah....................................................................4

II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................6

2.1 Sistematika Klasifikasi Tanaman Pucuk Merah.............................................6

2.2 Morfologi Tanaman Pucuk Merah.................................................................8

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Pucuk Merah.......................................................10

III BUDIDAYA......................................................................................................12

3.1 Pembukaan Tempat Pembibitan..................................................................12

3.2 Cara Stek....................................................................................................12

3.3 Pengolahan Lahan.......................................................................................13

3.4 Pembibitan..................................................................................................13

3.5 Penyinaran Tambahan.................................................................................13

3.6 Pemeliharaan...............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

2
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman Pucuk Merah merupakan keluarga myrtaceae yang memiliki

pohon berukuran sedang yang dapat tumbuh hingga ketinggian 20 m. Berdaun

rindang dan berbentuk silindris. Permukaan daun halus dan mengkilap, berwarna

hijau berukuran 3-8 cm. Daun muda berwarna merah terang dan akan mengkilap

jika terkena sinar matahari langsung. Memiliki bunga berukuran kecil berwarna

putih atau krem mencolok. Buah berbentuk buah-buahan berry kecil berwarna

merah sampai coklat kemerahan. Sementara batang berwarna coklat.

Pucuk Merah tumbuh pesat di negara yang menerima cukup air dan sinar

matahari langsung. Tanaman ini bisa mencapai 3 meter dalam waktu kurang dari 4

tahun. Pucuk merah juga dapat tumbuh di tempat dingin walaupun tumbuhnya

cenderung lambat. Pucuk Merah sering digunakan sebagai tanaman pelindung

dari sinar matahari karena memiliki daun yang rindang dan daun tidak mudah

jatuh dariranting bahkan daun yang tertua. Selain itu, tanaman ini juga tahan

terhadap hama dan penyakit. (M. Fitra et all, 2013).

Dari studi literatur, penelitan terdahulu terhadap tumbuhan pucuk merah;

Syahri(2012) telah mengidentifikasi buah tumbuhan pucuk merah (Syzygium

oleosum (F.Muell) B.Hyland) dengan spektroskopi UV-Vis yang menyerap

panjang gelombang λuvmaks 271,21 nm dan λvismaks 515,98 nm yaitu sianidin-

glikosida. Kadar total antosianin yang diekstrak dengan pelarut metanol yang

diasamkan dengan HCl 0,1% adalah sebesar 439,69 mg/L.

3
Sejauh ini penelitian terdahulu terhadap jenis golongan flavonoida daun

tumbuhan pucuk merah belum pernah dilakukan, oleh karena itu penulis tertarik

untuk meneliti jenis golongan flavonoida yang terdapat dalam daun tumbuhan

pucuk merah.

1.2 Manfaat Tanaman Pucuk Merah


1. Tanaman pucuk merah dapat dijadikan tanaman hias dengan menanamnya pada

pot.

2. Tanaman pucuk merah bisa menjadi tanaman peneduh yang baik karena dapat

tumbuh menjadi besar dan dapat menambahkan kesejukan di lingkungan dengan

menghasilkan oksigen dari proses fotosintesis.

3. Apalagi jika tanaman pucuk merah dipangkas menjadi bentuk-bentuk tertentu

bisa menambah keindahan dan membuat betah mata saat memandangnya.

4. Manfaat bunga pucuk merah juga bisa dimanfaatkan sebagai pewarna makanan

alami. Hal ini tentunya bisa menjadi alternatif yang baik jika di lingkungan tempat

tinggal tidak ada daun suji, daun pandan atau dedaunan lain yang biasa dipakai

untuk mewarnai makanan.

5. Di samping daunnya dapat dipakai untuk pewarna makanan seperti manfaat

daun pandan, daunnya ternyata juga memiliki kandungan minyak atsiri yang mana

memiliki banyak khasiat untuk kesehatan dengan cara diolah atau diekstrak.

6. Minyak atsiri yang dihasilkan dari daun pucuk merah memiliki khasiat sebagai

antioksidan, yang mana banyak memiliki manfaat untuk tubuh dalam

4
meningkatkan kekebalan tubuh sehingga bisa melawan berbagai gangguan

penyakit.

7. Ekstrak dari tanaman bunga pucuk merah di dalam dunia medis atau

pengobatan, selain bisa menjadi salah satu sumber antioksidan juga dapat

dimanfaatkan untuk melarutkan zat methanol.

5
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistematika Klasifikasi Tanaman Pucuk Merah


Pucuk merah (Syzygium oleana) adalah sejenis tanaman perdu. Tanaman

yang dikenal dengan nama pucuk merah atau dalam bahasa latinnya bernama

Syzigium oleana merupakan tanaman yang berciri khas memiliki daun yang

berwarna merah dan hijau. Daun tumbuh rapat antara satu daun dengan daun

lainnya. Tekstur daun halus dengan panjang daun berkisar 5 cm dan permukaan

daun yang mengkilap. Saat daun masih pucuk dan muda, daun akan berwarna

merah. Kemudian warna daun akan berubah menjadi hijau saat daun semakin tua.

Inilah alasan tanaman ini dikenal dengan nama pucuk merah. Tanaman ini akan

selalu menghasilkan dua warna karena daun muda yang berwarna merah akan

bermunculan sehingga warna tanaman menjadi hijau merah (Murni, 2015).

Indonesia menjadi salah satu negara tempat ideal bagi si pucuk merah

karena tanaman ini sangat cocok hidup di daerah tropis. Diameter tanaman dapat

mencapai 30 cm dengan tinggi mencapai 7 meter. Usia tanaman dapat mencapai

puluhan tahun. Besarnya tanaman dapat membuat rumah terlihat sejuk.

Kerimbunan dan keunikan warna daun tanaman Pucuk Merah menjadikannya

dipilih sebagai penghias rumah dan taman (Murni, 2015).

Syzygium oleana atau pucuk merah berkerabat dekat dengan tanaman

jambu air, salam, Juwet, jambu Darsono, klampok watu (jambu batu), dan masih

banyak lagi, karena diperkirakan terdapat sekitar 1.100 spesies dari genus

Syzygium ini. Ciri khas dari jenis tumbuhan ini jika daunnya diremas akan

6
mengeluarkan aroma khas sebagainya kandungan minyak atsiri yang terdapat

pada berbagai jenis Syzygium (Murni, 2015).

Bunga Syzygium oleana atau pucuk merah berupa bunga majemuk

tersusun dalam malai berkarang terbatas Akar Syzygium oleana atau pucuk merah

berupa akar tunggang, sehingga bisa menahan pohonnya yang tinggi, Reproduksi

Syzygium oleana atau pucuk merah secara alami adalah dengan biji, namun secara

komersial tanaman ini dapat diperbanyak dengan cara cangkok atau stek batang.

Manfaat Syzygium oleana atau pucuk merah pada umumnya hanya sebagai

tanaman hias dan tanaman peneduh (Djamal, 1990 dalam Murni, 2015).

Dalam ilmu pertumbuhan, tanaman pucuk merah diklasifikasikan sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobiota

Super Divisi : Spermatophyta

Divisio : Magnoliophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

7
Sub Famili : Myrtoideae

Genus : Syzygium

Spesies : Syzygium oleana

2.2 Morfologi Tanaman Pucuk Merah


a. Akar

Akar Syzygium oleana atau pucuk merah berupa akar tunggang, sehingga

bisa menahan pohonnya yang tinggi.

b. Batang

Batang Syzygium oleana atau pucuk merah keras berkayu sebagaimana

pohon dari famili Syzygium. Jika tidak terus menerus dipangkas maka tingginya

dapat mencapai ± 5 m.

c. Daun

Daun Syzygium oleana atau pucuk merah berupa daun tunggal berbentuk

lancet, bertangkai sangat pendek hampir duduk, tumbuh berhadapan, permukaan

daun bagian atas mengkilat, warna daun mengalami perubahan, ketika baru

tumbuh berwarna merah menyala, kemudian berubah menjadi coklat, lalu berubah

lagi menjadi warna hijau, ukuran dau panjang ± 6 cm dan lebar ± 2 cm, dan

pertulangan daunnya menyirip.

d. Bunga

Bunga Syzygium oleana atau pucuk merah berupa bunga majemuk

tersusun dalam malai berkarang terbatas. Pada bunga Syzygium oleana atau pucuk

8
merah yang sudah mekar, tampak adanya kepala putik hanya berwarna putih

dengan tangkai putik yang berukuran lebih pendek dibanding benang sarinya,

posisi putik tepat di tengah, tangkai sari berwarna putih berukuran lebih panjang

dari putiknya, berjumlah sangat banyak dengan kepala sari berwarna kuning

muda.

9
d. Buah

Buah Syzygium oleana atau pucuk merah berbentuk bulat agak pipih, pada

permukaan bagian atas terdapat cekungan di bangian tengah, diameter buah ± 0,7

cm, ketika buah sudah tua berwarna hitam mengkilat, rasanya manis dengan

aroma yang khas sebagaimana buah dari famili Myrtaceae (Jambu-jambuan).

e. Biji

Biji Syzygium oleana atau pucuk merah berbentuk agak bulat; permukaan

tidak rata; berwarna coklat agak ungu, diameternya ± 3-4 mm. Biji Pucuk merah

Reproduksi Syzygium oleana atau pucuk merah secara alami adalah dengan biji,

namun secara komercial tanaman ini dapat diperbanyak dengan cara cangkok atau

stek batang. Manfaat Syzygium oleana atau pucuk merah pada umumnya hanya

sebagai tanaman hias dan tanaman peneduh.

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Pucuk Merah


Iklim

Tanaman pucuk merah sangat cocok hidup di daerah tropis karena di

indonesia menjadi tempat ideal bagi pertumbuhan si pucuk merah. Menurut Paje

dan Vosse (1994), curah hujan yang berlebihan dan kelembaban yang tinggi

menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang berlebih.

Tanah

Tanah merupakan tempat dimana tanaman dapat tumbuh dan berkembang,

tekstur dan struktur tanah sangat mempengaruhi semua sifat fisik tanah, seperti

daya tahan tanah mengikat air dan permeabilitas, peredaran udara didalam tanah,

10
temperatur serta mudah tidaknya pengolahan tanah (Wiryanta, 2005). Penggunaan

bahan organik memberi keuntungan antara lain tekstur tanah menjadi lebih baik,

mengandung kurang lebih 16 unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan

tanaman, aktifitas mikro organisme menguntungkan lebih baik, dan mudah

diperoleh di pedesaan. Hardjowigeno (2003), menambahkan bahwa pemberian

bahan organik ke tanah akan mempengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan biologi

tanah secara simultan, pengaruh nya adalah memperbaiki aerasi, tanah, menambah

kemampuan tanah menahan unsur hara, meningkatkan kapasitas menahan air,

sebangai sumber unsur hara dan sebangai sumber energi bagi mikro organisme

tanah. Konhke (1989) menambahkan juga bahwa fungsi bahan organik dalam

tanah yaitu selain sumber makanan dan energi bagi mikroorganisme juga

mmbantu dalam menyediakan hara bagi tanaman melalui perombakan dirinya

sendiri dan juga menyediakan zat-zat yang dibutuhkan agregasi partikel tanah.

Tekstur dan struktur tanah sangat mempengaruhi semua sifat fisik tanah,

seperti daya tahan tanah meningkat serta mudah tidaknya pengolahan tanah

(Wiryanta, 2005).

11
III BUDIDAYA

3.1 Pembukaan Tempat Pembibitan


Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembukaan lahan pembibitan

yaitu

1. Membersihkan areal persemaian dengan cara mekanis.

2. Memesan bahan tanaman dan peralatan-peralatan dalam pembibitan

3.2 Cara Stek


• Siapkan tanaman pucuk merah yang akan di gunakan untuk penyetekan.

• Potong tanaman pucuk merah sekitar 15-20 cm yang tidak terlalu mudah

dan tidak terlalau tua.

• Pangkas daun bahan yang mau di stek dan sisahkan beberapa helai daunn.

Tujuan penyisaan daun ini adalah untuk memudahkan dalam mengontrol tanaman

masih hidup atau sudah mati.

• Tanam bahan stek pada posisi miring atau tegak,dan beri zat pengatur

perangsang tumbuh untuk merangsang pertumbuhan akar.

• Taruk tanaman yang sudah di stek ke tempat yang teduh, sehingga

mengurangi penguapan dan stres pada tanaman.

• Siram tanaman pagi dan sore hari

12
3.3 Pengolahan Lahan
Pembuatan bedengan dilakukan dengan lebar 1m dan panjang yang

disesuaikan dengan panjang lahan, lalu tanah diberi pupuk dasar berupa pupuk

kandang sebanyak 2 ton/ha. Jarak tanam yang digunakan dalam budidaya krisan

adalah 20x20 sampai 25x25 cm. Pengolahan tanah sebagai media tanam cukup

dilakukan dengan cara mencangkulnya untuk menghasilkan struktur gembur

(Harry 1994).

3.4 Pembibitan
Budidaya krisan secara umum dilakukan melalui setek batang, setek

pucuk, atau pemisahan anakan. Cara ini dipilih karena tanaman akan

menghasilkan bunga dalam waktu yang relatif lebih cepat daripada penanaman

melalui biji. Penanaman melalui biji memerlukan waktu yang lebih lama dan sulit

untuk ditumbuhkan. Menurut Hasyim dan Reza (1995), setek batang yang ideal

adalah batang dengan tinggi 5 cm yang biasanya telah memiliki 3 helai daun

dewasa dan tunas pucuk yang aktif tumbuh. Setek yang dipilih adalah setek yang

baik, yaitu sehat atau tidak cacat dan segar. Setek dipotong di bawah ruas dengan

panjang tidak lebih 10 cm kemudian dua atau tiga daun yang tua dibuang.

3.5 Penyinaran Tambahan


Budidaya yang dilakukan di rumah kaca baik untuk pertumbuhan tanaman

karena ia akan tumbuh lebih seragam dan kualitasnya tinggi. Hal ini dikarenakan

lingkungan yang lebih terkontrol sehingga dapat mendukung pertumbuhan

tanaman lebih optimal. Perlakuan yang harus dilakukan dalam penanaman dalam

rumah kaca adalah pemberian lampu pijar untuk manipulasi panjang hari dan

13
aplikasi hormon. Perlakuan ini sangat mudah diterapkan dalam rumah kaca

dibandingkan di lahan terbuka (Rukmana dan Mulyana 1997).

14
3.6 Pemeliharaan.
a. Penyiraman

Penyiraman ini sebaiknya dilakukan setiap sehari,yaitu; Pagi pukul 07:00 -

09:00 WIB, dan sore pukul 15:00 – 18:00 WIB. Penyiraman ini dapat dilakukan

dengan menggunakan selang sumisamsui atau menggunakan selang berkepala

gembor.

b. Pemupukan

Pemupukan ini harus dilakukan karena untuk menambah unsur hara pada

tanah. Pemupukan dilakukan dengan cara dilarutkan dengan air. Program

pemupukan tergantung pada tanaman.

c. Penyiangan Gulma

Penyiangan ini dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang tumbuh

di babybag dengan menggunakan tangan. Penyiangan ini sebaiknya dilakukan 2

minggu sekali. Rumput dibersihkan dan dibuang ke luar bedengan agar bibit

terlihat bersih.

d. Pemangkasan

pemangkasan yang dilakukan seacara rutin. Bentuk tajuk yang rapi, bahkan dibuat

bentuk-bentuk tertentu akan menambah indah penampilannya. Pemangkasan

dapat dilakukan 2-3 bulan sekali.

Bila pertumbuhannya lebih cepat dari itu, pemangkasan harus segera

dilakukan demi mempertahankan bentuk tajuk sesuai dengan yang diinginkan.

15
Tajuk pucuk merah pun akan tumbuh lebih rapat, dan tunas merah akan lebih

banyak terlihat. Tentu saja, penampilan tanaman ini akan lebih indah dipandang

mata.

16
DAFTAR PUSTAKA

Heinrich, 2010. Ekstrak Daun Pucuk Merah (Syzygium Oleana) SebagaiInhibitor

Korosi Baja St.37 Dalam Medium Asam Klorida. Skripsi Andalas Padang:

Tidak Diterbitkan

M. Fitra et all, 2013. Toleransi Spesies Pohon Terhadap Pencemaran Udara Di

Kawasan Industri Krakatau Kota Cilegon. Tesis Institut Pertanian Bogor:

Tidak Diterbitkan.

Markham. 1988. Bisnis dan Budidaya 18 Kayu Komersial. Cetakan pertama.

Jakarta: Penebar Swadaya.

Murni, H.P. 2015. Identifikasi Senyawa Organik Bahan Alam pada Daun Pucuk

Merah (Syzygium oleana) (Online):

http://puputhpm.blogspot.co.id/2015/04/identifikasi-senyawa-organikbahan-

alam.html. Diakses pada tanggal 27 April 2019

17

Anda mungkin juga menyukai