Disusun Oleh :
NIM : E1A020033
Kelas : 2B
UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021
A. Pengantar Herbarium
Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk
tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor
Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di
bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah
(Arber, 1938). Pada awalnya banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku sebagai
koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 Ramadhanil dan Gradstein – Herbarium Celebense 39
praktek ini telah berkembang dan menyebar di Eropa (Ramadhanil, 2003).
Untuk koleksi objek perlu diperhatikan kelengkapan organ tubuhnya, pengawetan dan
penyimpanannya. Koleksi objek harus memperhatikan pula kelestarian objek tersebut. Perlu ada
pembatasan pengambilan objek. Salah satunya dengan cara pembuatan awetan. Pengawetan
dapat dilakukan terhadap objek tumbuhan maupun hewan. Pengawetan dapat dengan cara basah
ataupun kering. Cara dan bahan pengawet nya bervariasi, tergantung sifat objeknya. Untuk organ
tumbuhan yang berdaging seperti buah, biasanya dilakukan dengan awetan basah. Sedang untuk
daun, batang dan akarnya, umumnya dengan awetan kering berupa herbarium (Suyitno, 2004).
Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek
pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi
terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata lain, suatu koleksi
tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan
yang memberikan seluruh informasi yang tidak nampak spesimen herbarium.
Salah satu contoh herbarium ialah awetan tanaman kersen. Kersen, (Muntingia calabura)
secara lokal disebut kersen atau kersem adalah sejenis pohon sekaligus buahnya yang kecil dan
manis berwarna merah cerah. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini juga dinamai ceri
(untuk ceri dari Genus Prunus, lihat ceri).
Alkohol 70%
Semprotan
Kertas Koran
Karton
Benang Jahit
Isolatif
Pilihlah tumbuhan yang akan diawetkan. Bentuk dan jenis tumbuhan bisa mengikuti
kebutuhan. Seperti tanaman kersen
Semprot bahan yang akan diawetkan dengan alkohol 70%. Gunanya agar tumbuhan tidak
mudah busuk oleh bakteri dan jamur.
Siapkan beberapa lembar kertas koran dengan ukuran sekitar 23X48 cm atau yang sesuai
dengan besar calon awetan
Letakkan calon awetan yang telah disemprot alkohol tadi di atas koran dengan posisi
yang rapih. Untuk membentuk agar tampak lebih rapih kita bisa mengikat ranting
menggunakan benang dan dan menjahitnya pada kertas sesuai keinginan.
Tutup bahan dengan Koran
Tindih atau jepit kuat bahan yang telah terbungkus koran dengan kayu atau bambu. Nah
selanjutnya bahan yang telah kita proses ini disebut dengan istilah specimen
Simpan spesimen selama 1 sampai 2 minggu di tempat kering dan tidak lembab.
Catatan:
1. Jika udara lembab, spesimen bisa kita jemur di bawah terik matahari atau di dekat api
tanpa membuka korang pembungkus.
2. Usahakan untuk selalu mengganti kertas pelapis yang lembab dengan kertas yang
kering secara priodik.
Jika sudah dirasa kering, keluarkan spesimen dari bungkusan kertas koran
Letakkan spesimen di atas kertas karton dengan rapih lalu rekatkan dengan isolatif
transparan
Buat judul herbarium yang kamu miliki dan berikan keterangan-keterangan yang akan
memperjelas bagian-bagian tumbuhan yang kamu awetkan.
Agar lebih awet dan tampak lebih indah, kita bisa membuat dan memasukkan herbarium
ke dalam bingkai sederhana dengan kardus dan plastik mika.
Dari percobaan dapat diamati secara jelas bentuk dan ciri dari tumbuhan kersen
(Muntingia calabura) yaitu dengan melihat morfologinya, di mulai dari akar, batang, daun,
bunga, buah dan biji.Kersen merupakan pohon kecil / perdu, tingginya mencapai 12 m, meski
umumya hanya sekitar 3-6 m saja. Selalu hijaudan terus menerus berbunga dan berbuah
sepanjang tahun.
Bentuk akar kersen( Muntingia calabura) memiliki akar berjenis tunggang. Sedangkan
bentuk batang nya yaitu mendatar, menggantung di ujungnya; membentuk naungan yang
rindang. Ranting-ranting berambut halus bercampur dengan rambut kelenjar.
Daun dari tanaman kersen ini berbentuk bulat telur dan tepi bergerigi, berukuran 1-4 x
4-4 cm.sedangkan bunganya terdapat dalam berkas , bunganya yang mekar menonojol keluar
ke atas kehelai helai daun, namun setelah menjadi buah menggantung ke bawah.
Metode yang saya digunakan dalam pembuatan herbarium ini adalah metode
menggunakan herbarium kering. Herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan cara
pengeringan, namun tetap terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan
dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya.
Dari hasil pengamatan selama 2 minggu terdapat 3 hasil pengamatan
2. saat di awetkan
Ciri morfologi dari tumbuhan kersen ini sudah
mulai kelihatan.
3. setelah di awetkan.
Ciri morfologi dari tumbuhna kersen ini sudah
keliatan jelas mulai dari struktur batang, akar, dan
daunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Onrizal. 2005. Teknik Pembuatan Herbarium. Access by : http://ocw.usu.ac.id.
Accession date : April 27th 2014.
Ramadhanil. 2003. Herbarium Celebense (CEB) dan Peranannya dalam Menunjang
PenelitianTaksonomi Tumbuhan di Sulawesi. UNS. Solo.
Setyawan, A. D, Indrowuryatno, Wiryanto, Winanrno, K dan Susilowati, A. 2005.
Tumbuhan Mangrove di Pesisir Jawa Tengah. Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Suyitno, A.L. 2004. Penyiapan Specimen Awetan Objek Biologi. Jurusan Biologi FMIPA
UNY. Yogyakarta.