Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

STRUKTUR DAN FUNGSI NUKLEUS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel

yang dibimbing oleh Dr. Umie Lestari, M.Si. dan Rifka Fachrunnisa, S.Pd., M.Ed.

Oleh

Offering A

Kelompok 3 :

Atika Erviana (180341617560)

Dinar Arsy A. (180341617502)

Jasmine Nurul Izza (180341617512)

Khumaidah (180341617566)

Zuhrotul Mufidah (180341617558)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

April 2019
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sel merupakan unit fungsional terkecil makhluk hidup. Seluruh makhluk hidup
tersusun atas satu sel atau lebih. Didalam sel terdapat berbagai macam organel, yang
salah satunya nukleus atau inti sel. Namun nukleus hanya terdapat pada sel eukariotik
yaitu sel yang memiliki sistem membran ganda. Di bagian dalam sel eukariotik sangat
kompleks dengan organel-organel yang dibatasi oleh membran maupun yang tidak
dibatasi oleh membran. Bagian-bagian yang menyusun nukleus yaitu membran inti
(nuclear envelope), pori nukleus (nuclear pore), matriks nukleus (nukleoplasma),
materi genetik (kromosom, kromatin), dan nukleolus (anak inti). Kebanyakan sel
eukariotik hanya memiliki satu buah inti sel didalam selnya, namun ada beberapa
yang memiliki inti lebih dari satu.

I.2 Rumusan Masalah

a. Apakah pengertian dari nukleus?

b. Apa saja macam komponen penyusun nukleus?

c. Bagaimana struktur komponen penyusun nukleus?

d. Bagaimana fungsi komponen penyusun nukleus?

I.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian dari nukleus

b. Untuk mengetahui macam komponen penyusun nukleus

c. Untuk mengetahui struktur komponen penyusun nukleus

d. Untuk mengetahui fungsi komponen penyusun nukleus

I.4 Manfaat Penulisan


a. Bagi penulis

1. Digunakan untuk menyelesaikan tugas penyusunan makalah “Struktur dan


Fungsi Nukleus” dalam mata kuliah Biologi Sel

2. Menambah wawasan dan kualitas ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh


penyusun makalah

b. Bagi pembaca

1. Menambah wawasan bagi para pembaca khususnya mahasiswa jurusan biologi


Universitas Negeri Malang

2. Dapat digunakan sebagai contoh bahan literatur dalam menyusun makalah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nukleus (Inti Sel)

Nukleus adalah organel pertama yang ditemukan, yang pertama kali dideskripsikan
oleh Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan secara terperinci oleh ahli botani Skotlandia,
Robert Brown pada tahun 1831. Nukleus merupakan tempat untuk sebagian besar
pembutan asam nukleat sel, seperti DNA dan RNA. Inti sel mengandung sebagian besar
materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk
kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Nukleus merupakan
organel terbesar yang berada dalam sel. Nukleus memiliki diameter sekitar 5μm. Pada
umumnya sel organisme berinti tunggal, tapi ada juga yang memiliki lebih dari satu inti.
Nukleus umumnya merupakan organel yang paling mencolok. Nukleus tersusun atas (a)
selaput nukleus, (b) pori-pori nukleus, (c) nukleoplasma, (d) nukleolus, dan (e) kromatin.

(a) (b)
Gambar 2.1.1 Struktur Nukleus
Sumber: (a) Sumardjo, 2006 dan (b) Campbell, 2008

2.2 Struktur dan Fungsi Komponen-Komponen Nukleus


Nukleus memiliki membran yang menyelubungi yang disebut membran atau selaput
nukleus (nuclear envelope). Selaput ini memisahkan isi nukleus dengan sitoplasma.
Membran pada nukleus merupakan membran ganda. Membran pada nukleus terbentuk
secara tidak berkesinambungan, tetapi mengandung pori-pori yang pada setiap bibirnya
tersambung. Setiap pori dilapisi oleh kompleks pori yang juga berfungsi memainkan
peranan penting dalam sel dengan meregulasi keluar masuknya sebagian besar protein,
RNA, dan makromolekul. Sisi selaput nukleus yang tidak terdapat pori disebut lamina
nukleus (nuclear lamine). Pada bagian dalam nukleus terdapat medium setengah cairan
yang dinamakan nukleoplasma. Struktur menonjol nukleus yang tidak membelah adalah
nukleolus. Dibawah mikroskop elektron nukleolus terlihat sebagai massa granula
berwarna gelap dan serat-serat yang tergabung dengan bagian kromatin. Dalam nukleus,
DNA terorganisasi dalam unit diskret yang disebut kromosom. Setiap kromosom terbuat
dari materi yang disebut kromatin (chromatin). Setiap spesies eukariota memiliki jumlah
kromosom yang khas.

2.2.1 Membran Inti

Membran nukleus terdiri dari dua lapis, yaitu selaput luar (selaput sitosolik)
dan selaput dalam (selaput nukleoplasmik). Lapisan luar dari membran terhubung
dengan retikulum endoplasma. Fungsi penting membran inti adalah bekerja
sebagai pembatas yang memisahkan kandungan inti sel dengan sitoplasma. Setiap
membran inti tersusun dari dua lapis phospolipid (phospolipid bilayer) yang
hanya permeable terhadap molekul kecil non polar. Struktur membran inti juga
dilengkapi dengan lubang-lubang yang disebut nuclear pore, yaitu lubang pada
selubung inti yang menghubungkan nukleolus dengan sitoplasma.
Gambar 2.2.1.1 Membran Inti

Sumber: Nadifatun, 2017

Membran nukleus atau nuclear envelope menyelubungi nukleus dan


memisahkan isi nukleus dengan sitoplasma. Membran nukleus merupakan suatu
membran ganda fosfolipid. Kedua membran, masing-masing merupakan lapisan
ganda lipid beserta protein-protein terkait, dan dipisahkan oleh ruang selebar 20-
40 nm. Ruang ini dinamakan spatium perinuclearis.

Gambar 2.2.1.2 Struktur selaput nukleus


Sumber: Yuwono, 2005

Membran nukleus luar berhubungan langsung dengan retikulum


endoplasma. Permukaan membran nukleus bagian luar ini ditempeli oleh ribosom
dengan diameter 15 nm yang terlibat dalam sintesis protein. Membran nukleus
yang bagian dalam dilapisi oleh anyaman setebal 10 sampai 20 nm. Anyaman ini
dinamakan lamina nukleus (nuclear lamina). Lamina nukleus tersusun dari
filamen intermedia yang pada mamalia terdiri dari 3 jenis protein, yakni lamin A,
B, dan C. Filamen protein yang tersusun seperti jaring inilah yang
mempertahankan bentuk nukleus dengan cara memberikan sokongan mekanis
pada membran nukleus (Yuwono, 2005).

Membran nukleus tidaklah mulus, melainkan di permukaannya terdapat pori


(Cuschieri). Pori mempunyai diameter sekitar 100 nm (Campbell, 2010). Dengan
adanya pori ini, memudahkan pengangkutan bahan atau senyawa makro dari atau
ke sitoplasma. Antara pori yang satu dengan yang lain dipisahkan pada jarak 0,1-
0,2 mikron. Jumlahnya pori dapat mencapai 3000-4000 untuk setiap membran
inti.

2.2.2 Pori Nukleus

Pori merupakan jalan untuk RNAd dan protein ribosom, oleh karena itu bila
kegiatan sintesis protein tinggi maka jumlah pori juga bertambah, dan sebaliknya
jumlah pori berkurang apabila aktifitas sintesis protein menurun. Membran ini
tersusun dari lipoprotein yang sama seperti membran plasma, serta memiliki
pori-pori yang memungkinkan beberapa macam substansi dapat melintasinya,
baik dari dalam nukleus ke sitoplasma maupun sebaliknya. Keistimewaan selaput
inti adalah adanya pori yang berhubungan dengan tingkat aktivitas inti. Biasanya
terdapat kurang lebih 20 pori per µm2 selaput inti, 3000-4000 per nukleus
mammalia. Pori ini berperan dalam transport inti-sitoplasma.
Gambar 2.2.2.1 Pori Nukleus

Sumber : Nadifatun, 2017

Pori-pori ini masih dilengkapi suatu bangunan silindris yang berlubang dengan
ujung-ujung sebelah dalam dan luar lebih besar diameternya daripada diameter
pori inti, sehingga bangunan ini bertindak sebagai diafragma dan dinamakan
annulus atau cincin. Di sebelah dalam annulus, terdapat granula yang dinamakan
granula sentral. Cincin atau annulus dan pori inti membentuk kesatuan sehingga
dinamakan pore complex, yang berfungsi untuk meregulasi keluar masuknya
sebagian besar protein dan RNA, juga kompleks besar seperti makromolekul dari
dan ke dalam inti sel (Campbell: 2010).
Gambar 2.2.2.2 Pori Nukleus

Sumber: Made, 2018

Gambar 2.2.2.3 Pori Nukleus

Sumber: Made, 2018

Pori nukleus (nuclear pore) pada sel eukariotik mempunyai peranan penting,
yaitu :

1. Mencegah masuknya ribosom dan faktor-faktor translasi kedalam inti


sehingga RNAd yang masih belum “matang” (RNA heterogeous) tidak
ditranslasi di dalam inti sel.
2. Membran inti dan pori mengatur transport materi dari inti ke sitosol atau
sebaliknya dengan cara melewati pori, difusi, endositosis.

3. Adanya sistem pengaturan menghasilkan 9 channel yang terdiri dari 8 channel


mengelilingi pusat dan yang ke sembilan adalah pusat transport

4. Transport pasif : ion, metabolit, protein globulat 20.000-60.000 Mr termasuk


histone, Transport aktif (tergantung GTP) molekul besar kedalam inti.

5. Pengiriman molekul keluar inti.

2.2.3 Nukleoplasma

Nukleoplasma adalah cairan inti atau kariotin yang bersifat transparan dan
semisolid (kental). Di dalam nukleoplasma terdapat kromatin, granula,
nukleoprotein, air, dan senyawa kimia kompleks. Nukleoplasma atau cairan inti
tersusun bergabung dengan kromatin. Ketika sel membelah benang-benang
kromatin menebal, memendek, dan mudah menyerap warna sehingga struktur
tersebut disebut kromosom. Nukleoplasma memiliki fungsi utama untuk
bertindak sebagai media suspensi untuk organel inti. Fungsi lainnya adalah
pemeliharaan bentuk dan struktur nukleus, serta transportasi ion, molekul, dan
zat-zat lain yang penting untuk metabolisme dan fungsi sel. Cairan nukleoplasma
sangat kental berfungsi menahan dan melindungi nukleolus.

Gambar 2.2.3.1 Nukleoplasma


Sumber: Karmana, 2008

2.2.4 Nukleolus
Nukleolus merupakan struktur menonjol (retricular fibrogranular) didalam
nukleus yang tidak membelah. Dibawah mikroskop elektron nukleolus terlihat
sebagai massa granula berwarna gelap dan serat-serat yang bergabung dengan
kromatin. Pada sel biasanya ditemukan satu atau dua nukleolus, dan ukurannya
tergantung pada spesies dan tahap siklus reproduksi.

Didalam nukleolus terjadi proses sintesis rRNA atau RNA ribosomal


berdasarkan arahan DNA. Gen untuk ribosomal RNA teramplifikasi dan berlokasi
pada nucleolar organizer regions (NOR). Gen rDNA terkonsentrasi dalam fibrillar
centers yang membentuk nucleolus. Pada nukleolus protein-protein yang berasal
dari sitoplasma dirakit dengan rRNA membentuk subunit besar dan kecil
ribosom. Subunit ini kemudian keluar dari nukelus melalui pori nukleus menuju
sitoplasma, tempat subunit besar dan kecil ribosom dapat bersatu menjadi
ribosom.

NOR atau nucleolus organizer regions adalah lokasi kromosom tempat gen
rRNA terkelompok. Nucleolus selalu terbentuk di NOR, yang merupakan situs
dimana pre-ribosomal disintesis, diproses, dan dirakit dengan protein menjadi
pra-ribosomal.

2.2.5 Lamina Inti

Terdiri dari jaringan yang teratur dari filamen (protein) berdiameter 10 nm


yang melekat pada bagian dalam membran. Berfungsi sebagai tempat perlekatan
kromatin, memperkuat selaput inti, melarutkannya selama mitosis dan meiosis.

Permukaan dalam membran juga sering dilapisi dengan anyaman berupa


filamen-filamen dan struktur serabut. Beberapa filamen memanjang hingga
kebagian dalam nukleus dan mengikat kromatin. Anyaman ini terdiri dari filamen
intermedia yang tersusun dari 3 protein; protein lamina A, lamina B, dan lamina
C. Filamen ini kemudian disebut dengan lamina nukleus. Lamina nukleus
berikatan dengan protein integral ataupun perifer dari membran dalam ataupun
berikatan dengan bahan kromatin.
Gambar 2.2.5.1 lamina nukleus

Sumber: Amelia, 2017

Pada waktu sel melakukan proses pembelahan (profase akhir), lamina nukleus
terurai menjadi lamina A-fosfat, lamina C-fosfat, dan lamina B yang tetap terikat
pada membran dalam. Ketika pembelahan sel berakhir, lamina nukleus terikat
kembali.

Dengan adanya struktur seperti ini, dapat dipahami bahwa nukleus bukanlah
struktur yang mengapung bebas di dalam sel, namun ditahan pada posisinya oleh
filamen-filamen yang memanjang dari permukaan ke seluruh bagian dalam sel.

Ruang perinukleus memiliki lebar 10-70 nm, umumnya kira-kira 20 nm.


Ruang ini mengandung cairan, serabut, deposit kristal, tetes lipid dan bahan-
bahan padat elektron

2.2.6 Kromatin

Dalam nukleus, DNA terorganisasi menjadi unit-unit diskret yang dinamakan


kromosom, struktur yang membawa informasi genetik. Setiap kromosom, terbuat
dari materi yang disebut kromatin. Kromatin merupakan kompleks yang tersusun
atas protein dan DNA. DNA membawa beberapa ratus sampai beberapa ribu gen,
yaitu unit-unit yang menspesifikasi sifat-sifat warisan suatu organisme
(Campbell, 2010). Pada saat sel interfase, terdapat dua macam kromatin yaitu
heterokromatin dan eukromatin. Heterokromatin adalah benang kromatin yang
berbentuk gumpalan-gumpalan tidak teratur dan dapat dilihat oleh mikroskop
cahaya. Sedangkan eukromatin adalah kromatin yang tidak terpadatkan dan lebih
tersebar (Cuschieri). Karena terpadatkan, DNA heterokromatin tidak dapat
diakses oleh mekanisme sel yang bertanggung jawab untuk mengekspresikan
informasi genetik yang dikodekan dalam DNA. Sebaliknya, pengemasan
eukromamtin lebih longgar menjadikan DNA nya dapat diakses untuk mekanisme
ini, sehingga gen-gen yang terdapat dalam eukromatin dapat diekspresikan
(Campbell, 2010).

Gambar 2.2.6.1 DNA dan kromatin

Sumber: Strahl &Allis, 2011


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Nukleus merupakan tempat yang mengandung sebagian besar materi genetik sel
dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama
dengan beragam jenis protein seperti histon. Nukleus memiliki komponen-komponen
penyusun yang meliputi, membran inti, pori nukleus, matriks nukleus (nukleoplasma),
nukleolus, lamina inti, dan materi genetik berupa kromatin. Membran nukleus terdiri
dari dua lapis, yaitu selaput luar (selaput sitosolik) dan selaput dalam (selaput
nukleoplasmik). Nukleus juga memiliki pori yang merupakan jalan untuk RNAd dan
protein ribosom. Nukleoplasma juga berperan dalam proses replikasi DNA, transkripsi,
dan proses pasca transkripsi. Selain itu, nukleus juga memiliki nukleolus atau anak inti
yang berfungsi sebagai tempat pembentukan dan penimbunan prekusor ribosom,
sekaligus pembentukan sub unit ribosom, tempat transkripsi gen RNAr serta tempat
memproses molekuk pra RNAr. Dan yang paling penting dari sebuah sel adalah materi
genetik karena materi genetik inilah yang mengendalikan semua aktivitas sel (makhluk
hidup). Di dalam nukleus, materi genetik berupa benang-benang kromatin dan pada saat
akan melakukan pembelahan kromatin memadat menjadi kromosom.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, T. S. Pd M. Pd. 2017. Struktur Dan Fungsi Inti Sel (Nukleus), (Online)
(https://biologisel.com/index.php?page=tampil&materi_id=11) Di akses pada tanggal
23 April 2019 Karmana, Oman. 2008. Biologi. Bandung: Grafindo, (Online)
(https://books.google.co.id/books?
id=NMnnI62CFnUC&pg=PA6&dq=nukleoplasma&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiyw
o7inOPhAhVFU30KHTfaBTEQ6AEILjAC#v=onepage&q=nukleoplasma&f=false),
diakses pada 22 April 2019.

Campbell, Neil A; Jane B.R; Lisa A.Urry; Michael L.Cain; Steven A.W; Peter V.Minorsky;
Robert B.J. 2010. Edisi ke 8 terjemahan Damaring Tyas W. 108-111;245-253.
Jakarta : Erlangga.

Made, I Subagiartha . 2018. Tinjauan Pustaka Sel, Struktur dan Regulasi. Bali : Program
Studi Anesthesiologi Dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Nadifatun, A. A., Abdini A., Qori, A. L., Rosyidah, F., & Fitrianah L. 2017. Struktur dan
Fungsi Nukleus. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang.

Sherwood, L., 2013. Human Physiology: From Cells to Systems (8th Edition ed). Canada:
Brocks Cole

Strahl dan Allis. 2000. Transcription and Chromatin. Nature 403, 41-45, (Online)
(http://www.zoology.ubc.ca/~bio463/ lecture_3.html) diakses pada tanggal 23 April
2019.

Sumardjo, Darmin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata I Faklutas Bioeksakta. EGC, (Online)
(https://books.google.co.id/books/about/Pengantar_Kimia_Buku_Panduan_Kuliah_M
aha.html?hl=id&id=7Lauz8HpOVAC&redir_esc=y), diakses pada 22 April 2019.

Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekular. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai