Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FISIOLOGI TUMBUHAN

NUKLEUS

DOSEN PENGAMPU : Ir. Meiriani MP

DISUSUN OLEH:

FAIRUZ DAYLAMIY DASOPANG (220301228)

PRAGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS


PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas Rahmat dan hidayah-Nya,
penulis bisa menyelesaikan tugas makalah Fisiologi Tumbuhan yang berjudul “Nukleu”.
Adapun tujuan pembuatan tugas makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
individu pada mata kuliah fisiologi Tumbuhan Pada Program Studi Agroteknologi,
Universitas Sumatera Utara (USU)

Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan dan menghanturkan banyak terima
kasih kepada ibu Ir. Meirani MP sebagai dosen pengampu pada mata kuliah Fisiologi
Tumbuhan yang telah banyak memberikan arahan baik pada perkuliahan maupun dalam
penulisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Penulis menyadari makalah ini tidak luput dari segala kekurangan, dan masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya guna kesempurnaan
dan sebagai pertimbangan karya tulis yang akan datang. Terima Kasih.

Medan, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………………………….1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………..3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nukleus …………...………………………………………….……………...4

2.2 Sejarah Nukleus……….…………………………..……………………………………..5

2.3 Struktur Nukleus ………………………………………………………………………...6

2.4 Fungsi Nukleus …………………………………………………………………………..13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………....16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang ditemukan
oleh Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat
ruanganruangan kecil yang meyusun gabus tersebut). Dalam biologi, sel merupakan
kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun
semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian
besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.
Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amuba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan,
hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe
sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun
atas lebih dari 1013 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme berasal dari
hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri
induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pada pembelahan sel telur induknya yang
sudah dibuahi.
Salah satu sel yang ada pada makhlul hidup adalah nukleus. Nukleus merupakan
organel terbesar dalam sel yang mengandung DNA yang membawa informasi genetik.
Nukleus berbentuk bola atau gelendong dan dikelilingi oleh selaput rangkap yang
disebut selubung nuklear atau nuclear envelope. Di dalam nukleus terdapat nukleolus
dan bahan informasi genetik atau materi genetik.
Nukleus sering disebut inti sel mengandung kromosom. Di dalam kromosom
terdapat DNA, dan pada DNA terangkai banyak gen yang berfungsi dalam membawa
sifat keturunan dari orang tua ke keturunannya. Inti sel dibungkus oleh suatu membran,
membran lipid bilayer, sehingga terpisah dari sitoplasma. Di dalam inti sel terdapat suatu
massa yang bergranula, yang disebut sebagai anak inti atau nukleolus. Di dalam
nukleolus terjadi sintesis rRNA, yang kemudian di kemas dengan protein yang diimport

2
dari sitoplasma menjadi subunit ribosom yang besar maupun kecil. Subunit ribosom
besar maupun kecil selanjutnya dibawa keluar dari nukleus melalui pori-pori membran

inti menuju ke sitoplasma. Sub unit ribosom kecil dan sub unit ribosom besar
kemudian diasembling menjadi ribosom. Setiap nukleus dapat memiliki dua atau lebih
nukleolus, tergantung spesiesnya. Di dalam inti sel juga terjadi transkripsi, yang
menghasilkan mRNA, yang selanjutnya mRNA tersebut ditransfer ke luar inti sel melalui
pori-pori membran inti, menuju ke ribosom.

1.2 Rumusan Masalah


a. Pengertian Nukleus
b. Bagaimana sejarah dan perkembangan nukleus
c. Bagaimana struktur nucleus
d. Bagaimana fungsi dari nucleus

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nukleus


Nukleus atau inti sel merupakan bagian penting sel yang berperan sebagai
pengendali kegiatan sel. Nukleus merupakan organel terbesar yang berada dalam sel.
Nukleus berdiameter sekitar 10 m. Nukleus biasanya terletak di tengah sel dan
berbentuk bulat atau oval. Pada umumnya sel organisme berinti tunggal, tetapi ada
juga yang memiliki lebih dari satu inti. Nukleus ini umumnya paling mencolok pada
sel eukariotik. Rata-rata diameternya 5 µm. Nukleus memiliki membran yang
menyelubunginya yang disebut membran atau selubung inti. Membran ini
memisahkan isi nukleus dengan sitoplasma.
Nukleus adalah organel pertama yang ditemukan, yang pertama kali
dideskripsikan oleh Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih terperinci oleh ahli
botani Skotlandia, Robert Brown, pada tahun 1831.
Nukleus di batasi oleh sepasang membran. Selubung yang terbentuk itu tidak
sinambung, tetapi mengandung pori – pori. Hal ini boleh jadi memugkinkan bahan –
bahan berlalu – lalang dari nukleus. Di dalam nukleus membran nuklir terdapat
medium setengah cairan (semifluida) yang di dalamnya kromosom tersuspensi.
Biasanya kromosom itu tampak sebagai struktur memanjang dan tidak mudah diamati
dengan mikroskop cahaya. Dalam keadaan seperti biasa disebut kromatin. Nukleus
merupakan pusat pengendali dalam sel. Jika nukleus dalam sel rusak, maka telur itu
tidak dapat melanjutkan perkembangannya menjadi individu baru. Kalau nukleus itu
di keluarkan dari suatu amoeba, organisme ini hidup terus selama beberapa hari. Akan
tetapi tidak dapat makan atu pun berkembangbiak, dan akhirnya akan mati.
Di dalam nukleus , DNA diorganisasikan bersama dengan protein menjadi
materi yang disebut kromatin. Kromatin yang di beri warna tampak melalui mikrokop
cahaya maupun mikroskop electron sebagai massa kabur. Sewaktu sel bersiap untuk
membelah ( bereproduksi ), kromatin kusut yang berbentuk benang aan menggulung (
memadat ), menjadi cukup tebal untuk bisa dibedakan sebagai struktur terpisah yang
disebut kromosom. Nukleus ini mengontrol sintesis protein dalam sitoplasma dengan
4
cara mengirim mesenjer molecular yang berbentuk RNA, RNA mesenjer ( messenger
RNA, mRNA) ini disintesis dalm nukleus sesuai dengan perintah yang diberikan oleh DNA,
mRNA. kemudian penyampaian pesan genetic ini ke sitoplasma melalui pori nukleus.
Sewaktu berada dalam sitoplasma, molekul mRNA akan melekat pada ribosom, di sini pesan
genatik tadi diterjemahkan ( ditranlasi ) menjadi struktur primer suatu protein spesifik.
Berdasar jumlah nukleus, sel dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Sel mononukleat (berinti tunggal), misalnya sel hewan dan tumbuhan.
2. Binukleat (inti ganda), contohnya Paramaecium.
3. Multinukleat (inti banyak), misalnya Vaucheria (sejenis alga) dan beberapa jenis
jamur..

2.2 Sejarah Nukleus

Robert Brown (1831) seorang Ahli Biologi menemukan nukleus sel tumbuhan
yang menyimpulkan bahwa nukleus merupakan komponen dasar yang selalu ada dalam
sel. Hugo von Mohl dan Karl Nugel (1835) mempelajari peristiwa pembelahan sel,
dimana inti dan plasma sel mengalami pembelahan untuk menjadi dua sel anak. T
Schwan dan M Schleiden (1839) merumuskan teori sel sebagai berikut: sel adalah unit
terkecil, semua tumbuhan dan hewan dibangun atas sel – sel. J Purkinye (1840) dan Hugo
von Mohl (1846) memperkenalkan istilah Protoplasma, yakni cairan yang mengisi ruang
yang disebut sel oleh von Mohl.
R. Virchow (1859) dengan menggunakan mikroskop tersebut dapat
menyimpulkan bahwa semua sel berasal dari sel – sel yang telah ada sebelumnya.
Sementara W. Schultze (1860) mengatakan bahwa protoplasma adalah dasar fisik
kehidupan. E. Strasburger dan W. Flemming (1870) memperlihatkan bahwa nukleus
memelihara kelangsungan hidup suatu jenis makhluk dari generasi ke generasi
selanjutnya. Flemming juga pertama kali menemukan istilah mitosis pada pembelahan
sel. O. Hertwigh (1875) membuktikan bahwa inti spermatozoa bersatu lebih dahulu
dengan inti ovum untuk membentuk embrio.

5
Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, membuat para peneliti lebih
mudah lagi dalam mencari dan menemukan bagian – bagian penting lainnya yang
terdapat pada makhluk hidup mulai dari tingkat molekul, sel hingga tingkat organisme
berdasarkan struktur dan fungsinya masing – masing. Sekarang pengamatan pada struktur
dan fungsi sel tidak lagi sesederhana yang dipikirkan sebelumnya.

2.3 Struktur Nukleus

Sel bersifat fundamental (mendasar) bagi sistem kehidupan dalam ilmu Biologi, karena
semua organisme tersusun atas sel. Terdapat dua tipe sel, yakni prokariot dan eukariot.
Bachteria dan Archaea yang terdiri dari sel-sel prokariot. Sedangkan protista, fungi, hewan
dan tumbuhan termasuk eukariot. Perbedaan utama antara sel prokariot dan sel eukariot
adalah lokasi DNA-nya, seperti yang tercermin dalam nama kedua jenis sel ini. Dalam sel
eukariot, sebagian besar DNA berada dalam organel yang disebut nukleus, yang dibatasi oleh
selaput ganda. Sedangkan dalam sel prokariot, DNA terkonsentrasi di wilayah yang tidak
diselubungi oleh membran, yang disebut nukleoid. Interior sel prokariot disebut sitoplasma.
Istilah ini juga digunakan untuk menyebut wilayah di antara nukleus dan membran plasma
pada sel eukariot. Salah satu ciri sel eukariot yaitu nukleusnya dibungkus oleh selaput
nukleus.

a. Letak
Letak nukleus di dalam sel bervariasi, kadang agak di tepi, kadang hampir di tengah
(Campbell, 2010).

6
Gambar 1 : Letek nukleus pada : a. Sel hewan b. Sel tumbuhan
(Campbell, 2010)

Namun demikian, pada umumnya nukleus tetap berada ditengah sel. Nukleus tidak dapat
bergerak bebas karena terperangkap di dalam jarring-jaring yang terbuat dari filamen
intermedia.

b. Struktur Nukleus
Nukleus merupakan organel yang sudah terspesialisasi dan merupakan pusat administrasi
dan pemrosesan informasi sel. Nukleus juga merupakan organel yang paling menonjol dalam
sel eukariot, sekitar 5 µm (Campbell, 2010). Nukleus adalah organel yang sangat khusus yang
berfungsi sebagai pengolahan dan pusat informasi dari sel (Davidson, 2010). Tidak semua
jenis sel mengandung inti. Hanya sel-sel dari organisme yang maju, yang dikenal sebagai
eukariota, memiliki inti. Organisme bersel satu (prokariota), seperti bakteri dan
cyanobacteria, tidak memiliki inti tetapi mereka memiliki nukleotida (Davidson, 2010). Sel
eukariota melindungi DNA mereka di dalam nukleus (Starr dan Taggart, 2011).

7
Nukleus mengandung sebagian besar gen dalam sel eukariot (sebagian gen terletak di
mitokondria dan kloroplas) (Chambell, 2010). Nukleus berbentuk bola atau gelendong dan
dikelilingi oleh dua membran (Belk and Borden). Nukleus merupakan selaput nukleus yang
rangkap bersama-sama dengan nukleoplasma membentuk suatu kesatuan (Starr and Taggart,
2011). Selaput nukleus yang mengarah ke nukleoplasma dinamakan selaput bagian dalam,
sedangkan yang mengarah ke sitoplasma dinamakan selaput luar (Brain, 2014). Pada
selubung nukleus terdapat pori. Di dalam nukleus terdapat kromatin yang terdiri dari DNA
dan protein, terdapat pula nukleolus, dimana di dalam nukleolus, ribosom diproduksi. Selain
itu terdapat pula cairan kental di dalamnya yang disebut nukleoplasma dan komposisinya
adalah air, ion dan protein. Nukleus memiliki dua fungsi utama, yakni: sebagai tempat
terletaknya material genetik, dan nukleus juga berperan penting dalam koordinasi seluruh
aktivitas sel.

Gambar 2. Nukleus dan bagian-bagiannya


Sumber : (Fatkhomi, 2009)

a. Selaput Nukleus (Nuclear Envelope)

Gambar 3 : Struktur selaput nukleus


(Fatkhomi, 2009)

8
Selaput nukleus atau nuclear envelope menyelubungi nukleus dan memisahkan isi
nukleus dengan sitoplasma. Selaput nukleus merupakan suatu membran ganda fosfolipid.
Kedua membran, masing-masing merupakan lapisan ganda lipid beserta protein-protein
terkait, dan dipisahkan oleh ruang selebar 20-40 nm. Ruang ini dinamakan spatium
perinuclearis.
Selaput nukleus luar berhubungan langsung dengan retikulum endoplasma. Permukaan
selaput nukleus bagian luar ini ditempeli oleh ribosom dengan diameter 15 nm yang terlibat
dalam sintesis protein. Selaput nukleus yang bagian dalam dilapisi oleh anyaman setebal 10
sampai 20 nm. Anyaman ini dinamakan lamina nukleus (nuclear lamina). Lamina nukleus
tersusun dari filamen intermedia yang pada mamalia terdiri dari 3 jenis protein, yakni lamin
A, B, dan C. Filamen protein yang tersusun seperti jaring inilah yang mempertahankan bentuk
nukleus dengan cara memberikan sokongan mekanis pada selaput nukleus (Davidson,2010).
Selaput nukleus tidaklah mulus, melainkan di permukaannya terdapat pori (Cuschieri).
Pori mempunyai diameter sekitar 100 nm (Campbell, 2010). Dengan adanya pori ini,
memudahkan pengangkutan bahan atau senyawa makro dari atau ke sitoplasma. Antara pori
yang satu dengan yang lain dipisahkan pada jarak 0,1-0,2 mikron. Jumlahnya pori dapat
mencapai 3000-4000 untuk setiap selaput inti.

Gambar 4 : kompleks pori nukleus


(Brain, 2014)

9
Pori-pori ini masih dilengkapi suatu bangunan silindris yang berlubang dengan ujung-
ujung sebelah dalam dan luar lebih besar diameternya daripada diameter pori inti, sehingga
bangunan ini bertindak sebagai diafragma dan dinamakan annulus atau cincin. Di sebelah
dalam annulus, terdapat granula yang dinamakan granula sentral (Brain, 2014). Cincin atau
annulus dan pori inti membentuk kesatuan sehingga dinamakan pore complex, yang
berfungsi untuk meregulasi keluar masuknya sebagian besar protein dan RNA, juga kompleks
besar seperti makromolekul dari dan ke dalam inti sel (Campbell: 2010).
Nukleus dikelilingi oleh selaput inti yang merupakan membran ganda dan berhubungan
langsung dengan RE kasar. Pada selaput inti terdapat Nuclear Pore Complexes (NPCs) yang
merupakan satu-satunya jalur pertukaran antara nukleus dan sitoplasma. NPCs merupakan
kompleks protein besar yang dapat meloloskan molekul-molekul kecil dan ion-ion berdifusi
kedalam atau keluar nukleus. Selain itu NPCs juga meloloskan beberapa protein penting dari
sitoplasma memasuki nukleus bila protein tersebut memiliki sequences/ urutan khusus
tertentu yang mengindikasikan bahwa mereka merupakan protein inti. Label urutan khusus
tersebut dikenal sebagai nuclear localization signal. Demikian pula dengan RNA dan
protein-protein yang memang diperuntukkan untuk keluar nukleus memiliki nuclear export
sequences yang menandai mereka agar dapat keluar melalui NPCs.
Proses transportasi melalui membran nukleus secara sederhana dapat dijelaskan melalui
contoh transportasi mRNA. mRNA fungsional yang telah dibentuk dalam nukleus selanjutnya
akan dibawa keluar menuju ribosom dalam sitoplasma. Akan tetapi terlebih dahulu melalui
proses splicing (pemotongan) dalam nukleus hingga terbentuk mRNA fungsional.
Transportasi ini tidak akan berlangsung bila proses splicing belum selesai. Untuk mengangkut
mRNA fungsional menuju porus nuclearis diperlukan protein khusus yang membawanya.
Sedangkan dipihak porus nuclearis juga terdapat reseptor yang akan mengarahkan
transportasi mRNA meninggalkan nukleus. Setelah mRNA fungsional keluar melalui porus
nuklearis dalam sitoplasma, mRNA diikat oleh protein khusus untuk mengganti protein
pengikat ketika masih dalam nukleus. Protein terakhir inilah yang akan membimbing mRNA
ke arah ribosom untuk menjalani langkah dan proses selanjutnya.

10
Gambar 5. Pore complex
(Strahl & Allis, 2000)

b. Nukleoplasma
Nukleoplasma disebut juga matriks nukleus merupakan cairan yang umumnya ditemukan
dalam sel eukariot. Cairan ini mengandung air, ion terlarut dan campuran berbagai molekul
kompleks. Komponen kimia terbanyak dari cairan ini adalah protein. Sifat istimewa dari
protein penyusun nukleoplasma ini adalah kemampuannya untuk merentang dan mengkerut.
Fungsi utamanya adalah berperan sebagai medium suspensi dalam nukleus, dan berperan
dalam tiga kegiatan utama nukleus yang meliputi replikasi, transkripsi dan kegiatan setelah
penyalinan. Fungsi yang lainnya antara lain menjaga bentuk dan struktur, transportasi ion,
molekul dan substansi lainnya yang berperan penting dalam metabolisme dan fungsi sel (Hed
dan Osborn, 2014).
c. Kromatin
Dalam nukleus, DNA terorganisasi menjadi unit-unit diskret yang dinamakan kromosom,
struktur yang membawa informasi genetik. Setiap kromosom, terbuat dari materi yang disebut
kromatin. Kromatin merupakan kompleks yang tersusun atas protein dan DNA. DNA
membawa beberapa ratus sampai beberapa ribu gen, yaitu unit-unit yang menspesifikasi sifat-
sifat warisan suatu organisme (Campbell, 2010).
Pada saat sel interfase, terdapat dua macam kromatin yaitu heterokromatin dan
eukromatin. Heterokromatin adalah benang kromatin yang berbentuk gumpalan-gumpalan

11
tidak teratur dan dapat dilihat oleh mikroskop cahaya. Sedangkan eukromatin adalah
kromatin yang tidak terpadatkan dan lebih tersebar (Cuschieri). Karena terpadatkan, DNA
heterokromatin tidak dapat diakses oleh mekanisme sel yang bertanggung jawab untuk
mengekspresikan informasi genetik yang dikodekan dalam DNA. Sebaliknya, pengemasan
eukromamtin lebih longgar menjadikan DNA nya dapat diakses untuk mekanisme ini,
sehingga gen-gen yang terdapat dalam eukromatin dapat diekspresikan (Campbell, 2010).

Gambar 6 : DNA dan kromatin


(Strahl &Allis, 2011)

12
2.4 Fungsi Nukleus

Pada nukleolus yang merupakan daerah bernoda gelap dan merupakan anak inti
dari nukleus, memiliki tanggungjawab dalam membentuk protein dengan menggunakan
RNA (asam ribonukleat). Pada bagian selubung nukleus yang merupakan bagian
pelindung berpori dan menutupi inti, memungkinkan terjadinya pemasukan zat ke dalam
nukleus tersebut dan merupakan salah satu bagian dari ciri khas sel hewan. Kemudian
nukleoplasma merupakan suatu cairan padat yang berada di dalam nukleus yang
memiliki kandungan serat kromatin. Padatan ini berfungsi dalam membentuk kromosom
dan gen yang berperan sebagai pembawa informasi secara turun – temurun.
Nukleus juga memiliki DNA pada sel eukariotik. Dimana nukleus ini berperan
dalam melindungi DNA tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh reaksi yang
terdapat dalam sitoplasma. Molekul dari DNA ini berukuran besar dan kebanyakan
nukleusnya memiliki DNA yang sangat banyak. Dengan demikian, nukleus ini dapat
melindungi satu sel material genetik dengan jumlahnya satu dan hanya duplikasi DNA
yang aman dan kuat. Sedangkan yang terisolasi dalam kompartmennya, DNA tetap
berpisah dari aktivitas dalam sitoplasma dan dari reaksi metabolik yang mungkin
merusaknya.
Nukleus juga berperan dalam mengontrol perpindahan molekul antara sitoplasma
dengan nukleus dalam hal sel mengakses DNA pada saat RNA dan protein dibuat
olehnya, sehingga setiap molekul yang terlibat di dalam proses ini harus masuk dan
keluar dari nukleus. Pada waktu tertentu, keberadaan membran nukleus ini membiarkan
molekul tertentu untuk menembusnya. Hal ini disebabkan karena untuk melindungi DNA
dengan cara sel yang mengatur jumlah RNA dan protein yang dibentuknya.
Peranan lain dari nukleus ini ialah sebagai pusat pengendali dalam sel. Jika
nukleus dalam sel telur telah dirusak oleh benda atau makhluk lain, maka telur tersebut
tidak dapat melanjutkan perkembangannya menjadi individu yang baru. Jika nukleus itu
dikeluarkan dari suatu amuba, organisme ini akan hidup selama beberapa hari. Namun,
organisme ini tidak dapat makan ataupun berkembang biak sesuai kebutuhannya
sehingga dapat mengalami kepunahan. Akan tetapi, jika organisme ini sehari atau dua
hari setelah dioperasi atau disuntikkan nukleus ke dalam amuba tersebut, maka
kelangsungan hidupnya akan kembali normal dan juga mampu berkembang biak.

13
Penemuan nukleus ini telah diperagakan oleh seorang ahli biologiwan dari
Jerman yang bernama Theodor Boveri. Ahli tersebut berhasil mengeluarkan nukleus dari
telur suatu spesies hewan laut genus Sphaerechinus dengan cara mengguncang telur
tersebut dengan keras sehingga nukleus yang berada di dalam telur tersebut mudah untuk
dikeluarkan. Kemudian telur tersebut dibuahi oleh sperma dari jenis binatang laut pada
genus Echinus. Bentuk dari sel telur lebih besar dari pada sel sperma. Di dalam sel
tersebut terdapat nukleus dan ekor sebagai alat geraknya. Di dalam proses pembuahan,
nukleus dapat menembus telur. Oleh sebab itu, pembuahan telur tanpa nukleus
Sphaerechinus oleh sperma Echinomus yang menghasilkan penambahan satu macam
nukleus bagi yang lain. Rangsangan ini membuat telur jadi mengalami pembelahan sel
dan menumbuhkan larva urkin laut.

Gambar 2.1 Nukleus

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan dalam pembahasan diatas dapat


diketahui bahwa nucleus merupakan bagian dari sel yang sangat penting dalam
pengorganisaian dari sustu sel. Dimana didalam suatu sel tersebut terdapat banyak
bagian-bagian yang dari kesemunya tersebut nukleuslah yang berfungsi sebagai pusat
koordinasi dari sel tersebut. Selain mengatur semua pusat koordinasi, nucleus juga
memiliki fungsi mengeluarkan RNA dan subunit ribosom ke sitoplasma, mengatur
pembelahan sel, membawa informasi genetik.
Nucleus memiliki struktur yaitu membrane inti, anak inti, nukleuplasma, dan
kromatin. Selain itu di dalam inti sel juga terdapat materi geneti, materi genetic inilah
yang nantinya akan menyampaikan pesan genetic pada keturunan stiap individu.
Materi genetic yang terdapat pda sel ini berupa DNA (Deoksiribonukleat Acid), dan
RNA (Ribosnukleat Acid).

15
DAFTAR PUSTAKA
Aditya & Sumadi. 2007. Biologi sel edisi pertama. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Campbell, Neil a., Jane B.Reece., dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Sipahutar, dkk. 2005. Biologi Sel. Medan: FMIPA Universitas Negeri Medan.

Belk, C. and Borden, V. Biology: Science for Life. Duluth: University of Minnesota
Berk, A., Darnell, J., Kaiser, C.A., Krieger, M., Lodish, H., Matsudair, P., Scott, M.P., and
Zipursky, L., - . Molecular Biology 5th Edition.
Brain, Marshall. 2014. How Cells Work (online). Diakses melalui
(http://science.howstuffworks.com/life/cellular-microscopic/cell2.htm) pada tanggal 23
maret 2014.
Campbell, Neil A; Jane B.R; Lisa A.Urry; Michael L.Cain; Steven A.W; Peter V.Minorsky;
Robert B.J. 2010. Edisi ke 8 terjemahan Damaring Tyas W 108-111;245-253.
Jakarta:Erlangga
Cuschieri, Alfred. -. The Nucleus: DNA, chromatin, and chromosome (online). Diakses melalui
(http://staff.um.edu.mt/acus1/03Nucleus.pdf) pada tanggal 6 April 2014
Davidson, M.W. 2010. The Cell Nucleus (online). Diakses melalui
(http://micro.magnet.fsu.edu/cells/nucleus/nucleus.html) pada tanggal 23 Maret 2014

Fatkhomi,Farid. 2009. Nukleus. Diakses melalui


(http://wordbiology.wordpress.com/2009/09/07/nukleus/) pada tanggal 19 April 2014

Hed, Greer and Kristen Osborne (Eds). 2014. What is Nucleoplasm? (online). Diakses melalui
(http://www.wisegeek.org/what-is-nucleoplasm.htm) pada tanggal 23 maret 2014.
Jones, Mary., Fosbery, Richard., Taylor, Dennis., and Gregory, Jennifer. 2003. Biology.
Cambridge: Cambridge University Press.
Lam, Yun Wah., Mulcahy, Laura Trinkle., and Lamond, Angus I. 2013. The Nukleolus.
Journal of Cell Science, 118(7): 1335-1337.

http://www.ayobukasaja.com/2012/07/struktur-inti-sel-nukleus.html diakses pada tanggal 2


Juni 2014
http://marwanard.blogspot.com/ diakses pada tanggal 2 Juni 2014

16

Anda mungkin juga menyukai