Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BIOMEDIK I

KONSEP DASAR SEL

DISUSUN OLEH:

1. Sulton Walid 2020-11-018


2. Delaela Irfasih 2020-11-022
3. Anthony Nugraha 2020-11-017
4. Dita Shofwatunnisa 2020-11-023
5. Sahira Maharani 2020-11-019
6. Afra Fatin 2020-11-021
7. Cinta Nurrisya 2020-11-020

KELOMPOK 3
KELAS A
Fasilitator: drg. Sinta Deviyani
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan hidayah dan inayahnya berupa kemampuan berfikir dan juga
karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Kami juga bersyukur atas berkah rezeki dan kesehatan yang
diberikan kepada kami sehingga kami dapat mengumpulkan bahan-bahan
materi makalah ini. Kami telah berusaha semampu kami untuk
mengumpulkan berbagai macam bahan mengenai “Konsep Dasar Sel”.

Tidak ada suatu usaha besar dapat berhasil tanpa dimulainya dari
usaha yang kecil. Makalah ini juga tidak mungkin terwujud tanpa adanya
komitmen dan kerja sama dari para pihak yang terlibat, oleh karena itu
kami mengucapkan terima kasih kepada drg. Sinta Deviyano selaku dosen
yang membimbing kami dan kepada pihak-pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Demikianlah makalah ini kami buat dan kami sadar bahwa makalah
yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, maka apabila ada kesalahan
dalam penulisan kami mohon maaf dan kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………….ii ii
DAFTAR ISI……………………………………………iii
ISI…………………………….........................................1
A. TENTANG DASAR SEL………………………..1
B. PENGERTIAN SEL EUKARIOTIK…………...2
C. MENJELASKAN TENTANG CIRI-CIRI SEL
EUKARIOTIK……………………………………2
D. FUNGSI-FUNGSI ORGANEL SEL EUKARIOTIK:
a) Nukleus……………………………………...2
b) Nukleolus……………………………………3
c) Mitokondria………………………………...4
d) Kloroplas……………………………………5
e) Ribososom…………………………………..6
f) Sistem Endomembran (Selaput nukleus,
retikulum, endoplasma, badan golgi, lisosom,
vakuola)………………………………….7
g) Peroksisom……………………………….9
h) Sitoskeleton (Mikrotubulus, mikrofilamen,
filament intermediet)…………………….9
i) Dinding sel………………………………..11
j) Membran plasma sel……………………..12
k) Matriks ekstraseluler……………………..15
l) Ukuran sel………………………………….19
m)Bentuk sel………………………………….20
RINGKASAN…………………………………………..20
DAFTAR PUSTAKA………………………………….21

iii
A. TENTANG DASAR SEL
Istilah sel pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke, 1665, pada saat ia
mengamati sayatan gabus dengan menggunakan mikroskop. Ia melihat adanya
ruangan kecil yang disebut cella yang berarti kamar kecil. Purkinye 1839 melihat
bahwa di dalam cella terdapat zalir (zat mengalir = fluid) yang memiliki tanda-
tanda hidup. Dujardin di tahun 1855 menemukan bahwa di dalam cella tersebut,
terdapat cairan kental. Senyawa inilah yang dikenal dengan nama protoplasma.
Lebih kurang 15 tahun kemudian Dutrochet, Von Schleinden, dan Schwan
menemukan hal yang serupa.

Teori sel dikembangkan oleh Schwann dan Mathias Von Schleiden. Hasil kerja
dua orang peneliti ini membuahkan dua di antara tiga postulat teori sel: 1. semua
makhluk hidup terdiri dari sebuah atau lebih, sel yang bernukleus; 2. sel
merupakan kesatuan fungsi yang terkecil. Laporan Schwann dan Schleiden
tersebut, kecuali memberi formulasi teori sel, juga memberi perhatian khusus

1.
pada nucleus yang ditemukan beberapa tahun sebelumnya oleh Robert Brown,
sebagai struktur yang mempunyai peranan penting dalam hubungannya dengan
fungsi sel.
Postulat mereka segera dilengkapi oleh postulat ke-3, sehingga lengkaplah teori
tersebut. Postulat terakhir ini dicetuskan pada tahun 1855 oleh Rudolf Virchow,
seorang ahli patologi berkebangsaan Jerman. Virchow menyatakan bahwa semua
sel berasal dari sel yang ada sebelumnya dengan jalan pembelahan. Pernyataan ini
berbunyi: Omnis cellula e cellula.

B.PENGERTIAN SEL EUKARIOTIK


Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini
secara struktural memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel tersebut
memiliki fungsi yang sangat khas yang berkaitan satu dengan yang lainnya dan
berperan penting untuk menyokong fungsi sel. Organisme yang memiliki tipe sel
ini antara lain hewan, tumbuhan, dan jamur baik multiseluler maupun yang
uniseluler.
Sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda dengan pada hewan. Pada sel
hewan, pada bagian luar sel tidak ditemukan adanya dinding sel, sebaliknya pada
tumbuhan dan jamur ditemukan adanya dinding sel. Walaupun demikian dinding
sel tumbuhan dan sel jamur secara kimiawi berbeda penyusunnya. Pada jamur
didominasi oleh chitin sedangkan pada tumbuhan selulosa. Pada tumbuhan
ditemukan adanya organel kloroplas sedangkan pada jamur dan hewan tidak
ditemukan. Selain perbedaan tersebut pada dasarnya baik sel hewan, tumbuhan,
dan jamur memiliki struktur yang serupa.

C. FUNGSI-FUNGSI ORGANEL
SEL EUKARIOTIK:
a. Nukleus:
Nukleus mengandung sebagaian besar gen dalam sel eukariot
(sebagian gen terletak dalam mitokondria dan kloroplas). Nukleus

2.
umumnya merupakan organel
yang paling menonjol dalam sel
eukariot dengan diameter sekitar 5
µm. Dalam nukleus, DNA
terorganisasi menjadi unit diskret
yang disebut kromososm,
struktur yang membawa
informasi genetik. Setiap
kromosom terbuat dari materi yang disebut kromatin, kompleks dari
protein dan DNA. Kromatin yang diwarnai biasanya terlihat sebagai
massa yang tidak jelas, baik menggunakan mikroskop cahaya maupun
mikroskop elektron. Akan tetapi ketika sel bersiap-siap untuk
membelah, serat kromatin yang tipis mengumpar (berkondensasi),
sehingga cukup tebal untuk dibedakan sebagai struktur tersendiri yang
akrab kita kenal sebagai kromosom. Setiap spesies eukariota memiliki
jumlah kromosom yang khas. 15 Misalnya, sel manusia mengandung
46 kromososm dalam nukleus; kecuali sel kelamin (sel telur dan
sperma), yang pada manusia hanya mengandung 23 kromososm.
Sebagaian besar sel lalat buah mengandung 23 kromosom, kecuali sel
kelamin yang memiliki 4 kromosom. Struktur menonjol dalam
nukleus yang tidak membelah adalah nukleolus (Campbell, 2008,
hlm.111).
Fungsi nukleus, yaitu sebagai berikut :
a) Mengontrol sintesis protein dengan cara menyintesis Mrna sesuai
dengan perintah DNA.
b) Mengendalikan proses metabolisme sel.
c) Menyimpan informasi genetik berupa DNA.
d) Tempat penggandaan (replikasi) DNA.
b. Nukleolus
Nukleolus adalah struktur yang menonjol dalam inti, dan bila
diamati di bawah mikroskop electron, tampak sebagai massa granula yang

3.
berwarna gelap dan serat-serat yang bergabung dengan bagian kromatin.
Nukleolus merupakan struktur
menonjol dalam nukleus yang tidak
membelah (Campbell, 2010).
Nukleolus merupakan sebuah
struktur terikat tanpa membran
yang terdiri dari protein dan asam
nukleat dalam inti sel. Lodish, dkk juga mengemukakan bahwa nukleolus
adalah sub kompartemen inti sejati yang tidak dikelilingi oleh membran .
Mark (2010) mengemukakan bahwa nukleolus merupakan subdominan
nukleus yang menyusun subunit ribosom dalam sel eukariotik
Struktur nukleolus (anak inti) akan terlihat di bawah pengamatan
mikroskop elektron berukuran lebih besar daripada ukuran butir-butir
kromatin. Nukleolus merupakan tempat berlangsungnya transkripsi gen
yang dari proses tersebut didapatkan molekul rRNA. rRNA (ribosomal
RNA) adalah salah satu jenis RNA yang merupakan materi penyusun
ribosom. Kandungan RNA dalam anak inti jika dibandingkan dengan
bagian lain dari inti sel adalah tidak tetap, yaitu diperkirakan 5%-20%.
Ukuran nukleolus berubah-ubah yang terjadi pada jumlah komponen
granular saat penyalinan gen ribosomal. Saat sedang mensintesis protein,
nukleolus mencapai 25% dari seluruh volume nukleus. Pada saat interfase,
nukleolus tampak jelas, pada saat menjelang mitosis, nukleolus mengecil
dan pecah menjadi serpihan-serpihan kecil, akhirnya pada saat metafase
nukleolus menghilang. Menghilangnya nukleolus ini seiring dengan
terbentuknya kromosom dan berhentinya sintesis RNA. Di akhir telofase,
nukleolus mulai tampak kembali sebagai butir-butir halus yang lama
kelamaan akan melebur membentuk sebuah atau lebih nukleolus.
c. Mitokondria
Mitokondria (mitochondria , tunggal
mitokondrion) merupakan tempat
resplrasi selular, proses metabolik yang

4.
menghasilkan ATP dengan cara mengambil energi dari gula, lemak, dan bahan bakar lain

dengan bantuan oksigen. Mitokondria ditemukan pada hampir semua sel eukariot,
termasuk sel tumbuhan, hewan, fungi, dan sebagian besar protista. Bahkan pada sel yang
tidak memiliki mitokondria, misainya parasit usus manusia Giardia dan beberapa protista
lain, penelitian terbaru telah mengidentifikasi organel-organel yang berkerabat-dekat
yang mungkin berevolusi dari mitokondria. Mitokondria memiliki panjang kira-kira 1-10
nm
Beberapa sel memiliki satu mitokondria besar, namun lebih sering sel memiliki
ratusan atau bahkan ribuan mitokondria. jumlah organel tersebut berkorelasi dengan
tingkat aktivitas metabolisme sel. Misalnya, sel motil atau sel kontraktil secara
proporsional memiliki lebih banyak mitokondria per volume daripada sel yang kurang
aktif.
Mitokondria diselubungi oleh dua membran, yang masing-masing merupakan
lapisan-ganda fosfolipid dengan sekumpulan unik protein yang tertanam di dalamnya .
Membran luar bertekstur mulus, namun membran dalam berlipat-lipat, dengan pelipatan
ke dalam yang disebut krista. Membran dalam membagi mitokondria menjadi dua
kompartemen internal. Yang pertama adalah ruang antarmembran, wilayah sempit di
antara membran daiam dan membran luar. Kompartemen kedua, matriks mitokondria
(mitochondrial matrix), diselubungi oleh membran dalam. Matriks ini mengandung
banyak enzim yang berbeda, serta DNA mitokondria dan ribosom

d. Kroloplas
Kloroplas adalah suatu anggota terspesialisasi dari famili organel-
organel tumbuhan yang berkerabat dekat, yang disebut plastida. Beberapa
anggota lain adalah amiloplas, plastida tak berwarna yang menyimpan pati
(amilosa), terutama pada akar dan umbi, serta kromoplas, yang memiliki
pigmen yang menyebabkan buah dan bunga berwarna jingga dan kuning.
Kloroplas mengandung pigmen hijau yang bernama klorofil, serta
berbagai enzim dan molekul lain yang berfungsi dalam produk gula secara
fotosintesis. Organel-organel berbentuk lensa ini, yang 21 berukuran
sekitar 2 µm kali 5 µm, ditemukan di daun dan organ hijau lain pada
tumbuhan dan alga.
Kandunga
n kloroplas
dipisahkan dari 5.
sitosol oleh selaput yang terdiri dari dua membran yang dipisahkan oleh
ruang antar membran yang sangat sempit. Di dalam kloroplas terdapat
sistem bermembran lain dalam bentuk kantong-kantong pipih yang saling
berhubungan sering disebut sebagai tilakoid. Di beberapa wilayah,
tilakoid ditumpuk seperti koin permainan poker; masing-masing Kloroplas
Mitokondria Ruang antarmembran Membran luar Membran dalam Krista
Matriks tumpukan disebut grana (bentuk tunggal, granum). Cairan di luar
tilakoid disebut stroma, yang mengandung DNA kloroplas dan ribosom,
serta banyak enzim. Membran kloroplas membagi ruang kloroplas menjadi
tiga kompartemen: ruang antarmembran, stroma, dan ruang tilakoid. Pada
Bab 10, Anda akan mempelajari bagalmana organisasi kompartemen ini
memungkinkan kloroplas mengubah energi cahaya menjadi energi kimia
selama fotosintesis.
e. Ribosom
Ribosom merupakan kompleks yang terbuat dari RNA ribosom dan
protein, yang merupakan komponen selular yang melaksanakan sintesis
protein. Ribosom
membangun
protein di dua lokasi
pada sitoplasma.
Ribosom bebas
tersebar dalam sitosol,
sedangkan ribosom
terikat melekat pada
sisi luar retikulum endoplasma ataupun selaput nukleus.
f. Sistem Endomembran
Banyak membran yang berbeda pada sel eukariot merupakan 6.
bagian dari sistem endomembran yang melaksanakan berbagai tugas
dalam sel. Tugas-tugas ini termasuk sintesis protein dan transpor protein
ke dalam membran dan organel atau keluar dari sel, metabolisme dan
pergerakan lipid, serta detoksifikasi racun.
Sistem endomembran mencakup selaput nukleus, retikulum
endoplasma, badan golgi, lisosom, dan vakuola.
1. Selaput Nukleus

Selaput nukleus menyelubungi nukleus dan memisahkan isinya


dari sitoplasma. Selaput nukleus merupakan membran ganda.
Kedua membran masing-masing merupakan lapisan ganda lipid
beserta protein-protein terkait, dipisahkan oleh ruang selebar 20-
40nm.Selaput luar akan berhubungan langsung dengan retikulum
endoplasma yang akan tertutup oleh ribosom dan pada akhirnya
akan ikut terlibat dalam sintesis protein. Selaput nukleus berpori-
pori dengan diameter 100nm.
2. Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma atau RE merupakan jejaring membran yang
sedemikian ekstensif sehingga menyusun lebih dari separuh totoal
membran dalam banyak sel eukariot. Ada dua wilayah pada RE
yang berbeda dalam
hal struktur dan
fungsi, walaupun
saling terhubung: RE
halus dan RE kasar.
RE halus tidak memiliki
ribosom pada permukaan
luarnya, sedangkan RE
kasar terdapat ribosom di permukaan luarnya
yang menyebabkan RE ini tampak kasar di bawah mikroskop
elektron.
RE halus berfungsi dalam berbagai proses metabolik, yang 7.
bervariasi menurut tipe sel. Proses-proses ini antara lain adalah
sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, serta detoksifikasi obat-
obatan dan racun.
Banyak jenis sel menyekresikan protein yang dihasilkan oleh
ribosom yang melekat pada RE kasar. Selain menyekresikan
protein, RE kasar merupakan pabrik membran untuk sel.
3. Badan Golgi
Badan golgi adalah pusat pembuatan, penyimpanan, pemilihan, dan
pengiriman. Di organel ini, produk-produk Retikulum Endoplasma,
misalnya protein, dimodifikasi dan disimpan serta kemudian
dikirim ke berbagai tujuan lain. Badan Golgi terdiri dari kantong-
kantong pipih bermembran yang terlihat seperti tumpukan pita.
4. Lisosom
Lisosom adalah kantong bermembran yang berisi enzim-enzim
hidrolitik yang digunakan oleh sel hewan untuk mencerna
makromolekul. Enzim lisosom bekerja baik dalam kondisi asam
yang ditemukan dalam lisosom. Lisosom melaksanakan
pencernaan intraselular. Lisosom juga menggunakan enzim
hidrolitiknya untuk mendaur-ulang materi milik sel sendiri
(autofagi). Selama autofagi, organel yang rusak atau sejumlah
kecis sitosol diselubungi oleh membran ganda dan suatu lisosom
berfusi dengan membran luar vesikel ini.
5. Vakuola
Vakuola adalah vesikel yang dibatasi membran dengan fungsi yang
berbeda-beda pada jenis sel yang berbeda-beda. Vakuola terbagi
menjadi vakuola makanan, vakuola kontraktil, dan vakuola sentral.
Vakuola makanan terbentuk melalui fagositosis. Vakuola
kontraktil memompa kelebihan air keluar dari sel, sehingga
mempertahankan konsentrasi ion dan molekul yang sesuai di dalam
sel. Pada tumbuhan dan fungi yang tidak memiliki lisosom,
vakuola akan melaksanakan hidrolisis. Sel tumbuhan dewasa
memiliki vakuola sentral yang dapat menyimpan cadangan 8.
senyawa organik yang penting seperti protein dan ion anorganik sel
tumbuhan. Vakuola memiliki peran utama dalam pertumbuhan sel
tumbuhan yang menjadi besar ketika vakuola menyerap air,
sehingga sel mampu membesar.
g. Peroksisom
Fungsi utamanya ialah menyederhanakan sebuah asam lemak yang
panjang itu dengan melalui betaoksidasi. Apabila di dalam sel hewan,
asam lemak yang ditimbulkan akan panjang membentuk rantai medium,
yang setelah itu akan di bawa ke mitokondria serta berakhir dengan
dipecah menjadi karbon dioksida dan air. Berikut Fungsi lain dari
Peroksisom adalah : 1. Sebagai penghasil suatu enzim katalase serta juga
oksidase, yakni memiliki atau mempunyai fungsi untuk dapat
memindahkan hidrogen dari substrat supaya dapat atau bisa bereaksi
dengan oksigen serta bisa atau dapat menghasilkan hidrogen peroksida
atau juga H2O2 ialah sebagai penghasil lainnya. 2. Sebagai bahan bakar
respirasi sel yang dihasilkan dari perpecahan asam 3. lemak itu menjadi
bentuk molekul kecil. 4. Di dalam sel hati, fungsi tersebut bisa atau dapat
menetralisir racun yang ditimbulkan oleh alkohol serta senyawa kimia
berbahaya lainnya
h.Sitoskeleton
Sitoskeleton merupakan jaringan serat dan juga kerangka sel dan
kemudian mengorganisasikan struktur dan juga aktivitas didalam sel.
Dimana jejaring yang berbekas protein yang kemudian menyusun
sitoplasma didalam sel. Di masa awal mikroskopi elektron, dimana ahli
biologi menduga bahwa organel-organel sel eukariot yang mengembang
bebas didalam sitosol. Fungsi Sitoskeleton
1. Dapat memberikan kekuatan mekanik pada sel
2. Berfungsi sebagai kerangka sel
3. Dapat membantu didalam gerakan substansi dari satu bagian sel
kebagian sel yang lain Struktur Sitoskeleton Sitoskeleton memiliki
beberapa struktur didalam penyusunan sitoskeleton, apa saja struktur yang 9.
dapat menyusun sitoskeleton untuk dapat lebih jelasnya mari kita lihat
penjelasan yang ada dibawah ini.
1. Mikrotubulus Keseluruhan sel eukariot mempunyai
mikrotubulus atau sering disebut dalam bahasa ilmiahnya microtubule,
didalam batang-batang yang berongga dan memiliki diameter sekitar 25
nm dan juga panjangnya antara 200 mm sampai 25 um. Fungsi
Mikrotubulus
1. Agar dapat mempertahankan bentuk sel atau penopang penahan-
kompresi
2. Motilitas sel atau seperti pada silia atau juga flagela
3. Pergerakan yang terjadi pada kromosom didalam pembelahan
sel
4. Pergerakan organel
2. Filamen Intermediat Filamen intermediat atau sering juga disebut
dalam bahasa ilmiahnya intermediate filament dan juga memiliki diameter
8 sampai dengan 12 nm. Fungsi Filamen Intermediat
1. Dapat mempertahankan bentuk dari sel atau unsur penahan-
tegangan
2. Tambatan nukleus dan juga organel lain yang tertentu 3. Sebagai
pembentukan lamina nukleus
3. Mikrofilamen Mikrofilamen atau sering disebut dalam bahasa
ilmiahnya
microfilament merupakan batang padat yang mempunyai diameter sekitar
7 nm. Fungsi Mikrofilamen
1. Untuk mempertahankan bentuk dari sel atau unsur penahan
tegangan
2. Perubahan bentuk dari sel
3. Kontraksi pada otot
4. Aliran sitoplasmik
5. Motilitas sel atau seperti pada pseudopodia
6. Pembelahan pada sel
i. Dinding Sel
10.
Dinding/tembok sel adalah struktur di luar membran plasma yang
membatasi ruang bagi sel  untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri
khas yang dimiliki tumbuhan,bakteri,fungi(jamur), dan alga. Mesikipun
struktur dan kelengkapan nya berbeda-beda.

Fungsi: untuk memberi bentuk sel tumbuhan, melindungi bagian dalam sel
dari pengaruh lingkungan dan
menjaga sel tumbuhan agar
tidak pecah akibat masuknya
air secara berlebihan.

Sel tumbuhan muda pertama-


tama

menyerekresikan dinding yang relative tipis dan fleksibel disebut dinding


sel primer (primary cell wall). Pada sel-sel yang aktif
tumbuh,fibril,selulosa terorientaso tegak lurus terhadap arah ekspansi sel,
mungkin mempengaruhi pola pertumbuhan.

Berikut foto lebih jelas mengenai dinding sel

Struktur Dinding Sel

Setiap organisme memiliki struktur dinding sel yang berbeda-beda,


misalnya struktur dinding sel pada tumbuhan sebagian besar terbentuk
oleh polimer karbohidrat (selulosa, pektin, lignin, dan hemiselulosa).
Komponen utama yang menyusun
dinding sel pada tumbuhan ialah
selulosa. Selulosa merupakan
karbohidrat yang membuat dinding

11.
sel kaku dan membentuk serat panjang. Serat selulosa berfungsi untuk
membentuk mikrofibril.  Dalam satu mikrofibril, setiap rantai glukosa
membentuk ikatan hidrogen dengan rantai glukosa yang ada didekatnya
sehingga secara struktural mikrofibril menjadi lebih stabil.

Selain selulosa, ada beberapa karbohidrat penting lainnya,


diantaranya yaitu pektin, lignin, dan hemiselulosa. Karbohidrat tersebut
berfungsi untuk
membentuk dinding
sel dengan cara
membentuk sebuah
jaringan bersama
dengan protein
struktural.

Untuk lebih dalam lagi, fungsi dinding sel pada tumbuhan bukan hanya
untuk melindungi dalam sel, tetapi juga ada berberapa fungsi lain nya.
Seperti

1. Menjaga tekanan turgor.(tekanan yang mendorong membrane sel


terhadap dinding sel)
2. Memberikan bentuk pada sel.
3. Menjaga bentuk sel.
4. Membedakan sel tumbuhan dengan sel hewan.
5. Menentukan laju pertumbuhan.

j. Membran Plasma Sel

Membran plasma sel” Membran sel” merupakan bagian sel yang


membatasi bagian dalam sel dengan lingkungan disekitarnya, membran ini
dimiliki oleh semua jenis sel. Membran sel merupakan bagian terluar sel
pada sel hewan dan protozoa, namun pada sel tumbuhan dan bakteri
terletak dibawah dinding sel. 12.
Fungsi:

1. Menyokong struktur sel

2. Tempat melekat sitoskeleton

3. Pelindung sel

4. Komunikasi sel

Struktur membrane plasma sel

1. Lapisan ganda fosfolipid

Sifat dan penamaan fosfolipid bersesuaian dengan jenis gugus tambahan


yang dimiliki. Diantaranya adalah sebagai berikut.

 fosfokolina (pc)

 fosfoetanolamina (pe)

 fosfoserina (ps)

 fosfoinositol (pi)

2. Protein intergral membrane

Terdapat domain membentang di bagian luar sel dan di sitoplasma. Protein


intregral dalam membran sel memiliki fungsi untuk memasukkan zat-zat
dengan ukuran yang lebih besar.
13.
3. Protein transmembrane

Sifat yang dibawa oleh protein ini yaitu amfipatik, terdapat di sekuen helix
protein, hidrofobik, menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino
hidrofilik.

4. Kerangka membrane

Pada umumnya kerangka membran disebut juga sebagai sitoskeleton.


Kerangka membran memiliki tiga macam jenis yaitu :

 mikrotubulus

 mikrofilamen

 filamen intermediet

Berikut foto struktur membrane sel:

Sifat membrane sel

1. Memiliki sifat dinamis karena terdapat struktur seperti air. Hal


ini memungkinkan molekul lipid dan protein untuk bergerak.
2. Mempunyai sifat asimetris karena komposisi protein dan lipid
di bagian luar tak sama dengan komposisi protein dan lipid di bagian dalam
sel.

Sedangkan berdasarkan kemampuan, sifat membran sel terbagi menjadi 3 jenis : 14.


1. Impermeabel
Yaitu sifat membran sel yang tak mengizinkan zat apapun di luar sel untuk
masuk ke dalam sel.
2. Permeabel
Merupakan sifat dimana semua zat bisa melewati membran sel untuk masuk
ke dalam sel. Biasanya sifat ini dimiliki membran sel yang rusak atau
hampir mati hingga sel tak dapat bertahan hidup.
3. Semipermeabel
Suatu keadaan dimana hanya zat – zat tertentu yang dibutuhkan sel yang
bisat masuk ke dalam sel. Biasanya membran sel normal mempunyai sifat
semipermeabel.
k. Matriks Ekstraseluker

Matriks ekstraseluler merupakan komponen paling besar pada kulit


normal dan memberikan sifat yang unik pada kulit dari elastisitas, daya
rentang dan pemadatannya.[1] ECM merupakan komponen paling besar
pada lapisan kulit dermis. Matriks ekstraseluler dapat memengaruhi
bentuk sel, kelangsungan hidup sel, perkembangbiakan sel, polaritas dan
kelakuan sel. Sebagian besar sel perlu melekat ke matriks ekstraseluler
untuk tumbuh dan berkembang biak.[2]

Dua kelas utama makromolekul yang menyusun matriks


ekstraseluler: rantai-rantai polisakarida pada kelas yang
disebut glikosaminoglikan (GAG), yang biasanya ditemukan terhubung
secara kovalen dengan protein dalam bentuk proteoglikan dan protein
berserat, yang meliputi kolagen, elastin, fibronektin, dan laminin, yang
memiliki fungsi struktural dan adhesif.

Matriks ekstraseluler adalah jaringan tiga dimensi makromolekul


ekstraseluler, seperti kolagen, enzim, dan glikoprotein, yang memberikan
dukungan struktural dan biokimiawi ke sel-sel di sekitarnya. Karena
multiseluler berevolusi secara independen dalam garis keturunan multisel 15.
yang berbeda, komposisi matriks ekstraseluler bervariasi antara struktur
multiseluler; namun, adhesi sel, komunikasi sel-ke-sel, dan diferensiasi
adalah fungsi umum matriks ekstraseluler.
raseluler tumbuhan mencakup komponen dinding sel, seperti Matriks
ekstselulosa, di samping molekul pensinyalan yang lebih kompleks.
Beberapa organisme bersel tunggal mengadopsi biofilm multiseluler di
mana sel-sel tersebut tertanam dalam matriks ekstraseluler yang terutama
terdiri dari zat polimer ekstraseluler (EPS).

Matriks Ekstraselular (MES) Sel Hewan


Matriks Ekstraselular (MES) Sel Hewan
Walaupun tidak memiliki dinding seperti sel tumbuhan, sel hewan
memiliki matriks ekstraselular (MES atav e&tracellular matrirl, ECM)
(Peraga 6.30). Bahan penyusun utama MES adalah glikoprotein yang
disekresikan oleh sel. (Ingatlah kembali bahwa glikoprotein
10 pm
Distribusi selulosa sintase dari waktu ke waktu
Distribusi mikrotubulus dari waktu ke waktu
128 UNIT DUA Sel
Membran plasma Dinding sel tumbuhan
Dinding sei sekunder
Dinding sel primer
Lamela tengah
Apa peran mikrotubulus dalam mengorientasikan deposit selulosa dalam
dinding sel?
PERdOS-AAi| Percobaan-percobaan sebelumnya terhadap jarinqan
tumbuhan yang diawetkan menunjukkan susunan mikrotubulus dalam
korteks sel dengan fibril-fibril selulosa dalam dindinq sel. Selain itu,
pengamatan menunjukkan bahwa obat-obatan yang mengganggu
mikrotubulus ternyata menyebabkan disorientasi (orientasi yang salah)
pada fibril selulosa. Untuk menyelidiki lebih lanjut kemungkinan peran 16.
mikrotubulus korteks dalam memandu penempatan deposit fibril, David
Erdhardt dan para koleganya di Stan{ord University menggunakan sejenis
mikroskopi konfokus untuk mempelajari penempatan deposit dinding sel
dalam sel
hidup. Dalam sel-sel inr, mereka melabeli selulosa sintase dan
mikrotubulus dengan penanda fluoresen dan mengamatinya dari waktu ke
waktu.
HASh. Jalur pergerakan selulosa sintase dan posisi mikrotubulus yang ada
sangat bersesuaian dari waktu ke waktu. Mikrograf fluoresen di bawah
menunlukkan rata-
rata dari lima citra, diambil dengan selang waktu 10 detik. Molekul label
menyebabkan selulosa sintase berpendar hijau sementara mikrotubulus
berpendar merah, Kepala anak panah mengindikasikan daerah-daerah
utama tempat selulosa sintase dan mikrotubulus terlihat bersama-sama.
ffi
SUnllBf;R r: A. R. Paradez et al., Visualization of cellulose synthase
demonstrates functional association with microtubulus, Science 3 12:1
491-1 495 (2006).
Pada percobaan kedua, para peneliti memaparkan sel-sel tumbuhan ke
cahaya biru, yang
menurut penelitian sebelumnya menyebabkan reorientasi mikrotubulus.
Peristiwa apa yang Anda prediksikan terjadi setelah Oemaparan terhadap
cahaya bru?
l(E$il,IFUfAil, Organisasi mikrotubulustampaknyasecara, langsung
memandu jalur selulosa sintase ketika enzim ini menempatkan selulosa,
sehingga menentukan orientasi libril
se lu losa.
merupakan protein yang berikatan secara kovalen dengan karbohidrat,
biasanya berupa rantai pendek gu1a.) Glikoprotein yang paling melimpah
dalam MES sebagian besar sel hewan adalah kolagen (collagen), yang
membentuk serat-serat kuat di luar sel (lihat Peraga 5.21). Faktanya,
sekitar 4oo/o daritotal protein dalam tubuh manusia merupakan kolagen.
Serat kolagen tertanam dalam jejaring yang merupakan jalinan
proteoglikan

Serat kolagen tertanam dalam jejaring kcmpleks


proteogl ikan.
Fibronektin melekatkan MES ke integrin yang
tertanam dalam membran plasma.
Membran plasma
Kompfeks proteogiikan terdrrr atas ratusan rnoiekLrf proteoglikan yanq
melekat secara non-

Molekul polisakarida
A. Peraga 6.30 Matriks ekstraselular (MES) sel hewan. Komposisi
molekular dan struktur MES bervariasi dari satu tipe sel ke tipe sel
lainnya. Dalam contoh ini terdapat tiga tipe glikoprotein yang berbeda:
proteoglikan, kolagen, dan fibronektin.
Qrroteoglycan). Suatu molekul proteoglikan terdiri dari satu protein inti
kecil dengan banyak rantai karbohidrat yang terikat secara kovalen,
sehingga 957o molekul tersebut bisa berupa karbohidrat. I(ompleks
proteoglikan besar dapat terbentuk ketika ratusan proteoglikan menjadi
berikatan secara nonkovalen dengan suatu molekul polisakarida tunggal
panjang, seperti yang ditunjukkan pada Peraga 6.30. Beberapa sel
dilekatkan ke MES oleh glikoprotein MES yang lain lagi, misalnya
fibronektin ffibronectin). Fibronektin dan protein-protein MES lain
berikatan dengan protein reseptor permukaan sel yang disebut integrin
yang tertanam dalam membran plasma. Integrin berada sepanjang
membran, dan sisinya yang menghadap sitoplasma berikatan dengan
protein-protein terkait yang melekat ke mikrofilamen sitoskeleton. Nama
integrin didasari kata integrasl: Integrin berada pada posisi untuk
meneruskan sinyal antara MES dan sitoskeleton, sehingga akan
18.
mengintegrasikan perubahan-perubahan yang terjadi di luar dan di dalam
sel.
Riset terbaru tentang fibronektin, molekul-molekul MES lain, dan integrin
mengungkapkan peran besar matriks ekstraselular dalam kehidupan sel.
Dengan cara berkomunikasi dengan sel melalui integrin, MES dapat
meregulasi perilaku sel. Misalnya, beberapa sel dalam embrio yang sedang
berkembang akan bermigrasi sepanjang jalur-jalur spesifik dengan cara
mencocokkan orientasi mikrofilamennya dengan 'arah' serat dalam matriks
ekstraselular. Para peneliti juga sedang mempelajari bahwa matriks
ekstraselular di sekeliling sel dapat memengaruhi aktivitas gen dalam
nukleus. Informasi mengenai MES mungkin mencapai nukleus melalui
kombinasi jaiur pensinyalan mekanis dan kimiawl. Pensinyalan mekanis
melibatkan fibronektin, integrin, dan mikrofilamen sitoskeleton.
Perubahan sitoskeleton
mungkin kemudian memicu jalur-jalur pensinyalan kimlawi di dalam sel,
menyebabkan perubahan pada set protein yang sedang dibuat oleh sel
sehingga mengubah fungsi se1. Dengan cara ini, matriks ekstraselular
suatu jaringan tertentu dapat membantu mengkoordinasi perilaku semua
sel dalam jaringan tersebut. Hubungan langsung antara sel-sel juga
berfungsi dalam koordinasi ini, seperti yang akan kita bahas berikutnya.
l. Ukuran Sel
Sel eukariotik adalah sel yang memiliki nukleus atau materi genetik
(DNA) dilapisi oleh membran inti. Ukuran sel eukariotik berdiameter 10-
100 mikrometer.

19.
m. Bentuk Sel

C. RINGKASAN
Sel Eukariotik adalah jenis sel yang lebih kompleks daripada rekan-rekan
mereka, Prokariota. Prokariota termasuk bakteri sederhana dan archaea,
sedangkan eukariota terdiri dari semua jamur, hewan, tumbuhan, dan Protista
seperti amuba. Bersama dengan virus dan potongan lainnya dari bahan genetic,
prokariota dan eukariota membuat semua kehidupan di darat yang anda dikenal.
Sel eukariota ditandai dengan membran internal dan sebuah sitoskeleton yang
kaut. Sebuah sitoskeleton adalah kerangka protein, seperti aktin dan keratin, yang 20.
membantu memegang sel bersama-sama dan pembeda organel tersebut.

D. DAFTAR PUSTAKA
1. https://jempols.wordpress.com/biologi-sel/materi-biologi-sel/pertemuan-2-
biologi-sel-pengantar-biologi-sel/konsep-dasar-sel/#:~:text=Sel
%20merupakan%20kesatuan%20kecil%20bersalut,sederhana%20berupa
%20sel%2Dsel%20tunggal.&text=Oleh%20karena%20itu%20sel
%20dinyatakan%20dasar%20kesatuan%20hidup.
2. http://seputarpengertian.blogspot.com/2016/09/pengertian-sel-
eukariotik.html
3. Campbell biologi edisi 8 jilid 1

21.

Anda mungkin juga menyukai