Anda di halaman 1dari 24

NUKLEUS

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Biologi Sel

Yang diampu oleh Ibu Kennis Rozana, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh :

Deinul Fitriyanti 200341617242

Ismaya Dewi 200341617236

Luffi Karimah 200341617201

Natasya Adiba Zahrah 200341617215

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

S1 PENDIDIKAN BIOLOGI

NOVEMBER 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha, karena berkat
rahmat dan hidayat-Nya makalah yang berjudul “Nukleus” dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan makalah ini untuk dapat dipakai sebagai pedoman
singkat mahasiswa dalam mengaplikasikan kuliah dalam sistem biologi sel.

Adapun karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat membuka wawasan


mahasiswa dan pembaca sekalian untuk mencari dan pempelajari lebih lanjut
tentang struktur, fungsi, dan definisi dari nukleus, DNA, dan kromosom. Untuk hal
tersebut walaupun sangat singkat dan sederhana penulis juga berharap karya tulis
ini dapat membantu.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis menyadari bahwa dalam penulisan


dibantu oleh banyak pihak,baik dari pihak program Studi, teman- teman maupun
pihak perpustakaan, untuk itu pada kesempatan ini juga penulis sampaikan banyak
terima kasih. Penulis juga menyadari hasil ini tidaklah sempurna oleh karena itu
bila ada kritik dan saran penulis akan terima sebagai kesempurnaan makalah.

Malang, 4 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4

1.3 Tujuan ............................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Nukleus .......................................................................................... 6

2.2 DNA ............................................................................................... 11

2.2.4 Proses Replikasi DNA...........................................................14

2.3 Kromosom ...................................................................................... 19

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 23

3.2 Saran ............................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam
arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Sel
dikendalikan oleh suatu organel yaitu nukleus. Nukleus merupakan organel
yang penting karena nukleus sebagai pengendali semua kegiatan sel, tanpa
adanya nukleus maka kegiatan-kegiatan sel tidak dapat berlangsung dan
tentunya akan mengganggu fungsi jaringan serta organ dalam tubuh kita.
Kemudian pada inti sel terkandung sejumlah materi genetik yang akan kami
bahas pada makalah ini.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana struktur nuklus?
2. Bagaimana struktur dan proses replikasi DNA?
3. Bagaimana struktur kromosom?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui struktur nukleus
2. Untuk mengetahui struktur dan proses replikasi DNA
3. Untuk mengetahui struktur kromosom

1.4. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Pembaca dapat memperkaya pengetahuan tentang struktur nukleus, DNA,
dan krmosom
2. Penulis dapat mengembangkan ilmu, dan menyelesaikan tugas agar
memperoleh nilai

4
3. Dosen pengampu dapat mengoreksi dan menilai seberapa besar
kemampuan yang dimiliki oleh penulis

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Struktur Nukleus

2.1.1. Definisi Nukleus

Pada eukariotik, bahan inti (kromosom) telah diselubungi suatu selaput


membentuk struktur inti sel atau nukleus. Nukleus (nucleus)
mengandung sebagian besar gen dalam sel eukariotik (sebagian gen
terletak dalam mitokondria dan kloroplas). Nukleus umumnya
merupakan organel yang paling menonjol dalam sel eukariotik, dengan
diameter sekitar 5 µm.

2.1.2. Struktur Nukleus

Pada umumnya nukleus berbentuk bola dan ada pula yang bentuk
gelondong. Bagian-bagian yang menyusun inti sel ialah, selaput nukleus,
pori selubung inti, nukleoplasma, materi genetik dan nukleolus.

Gambar 2.1.2.1 Struktur Nukleus


(Alberts, Bruce 2008)

6
a. Selaput Nukleus (Nuclear Envelope)
Selaput nukleus atau nuclear envelope menyelubungi
nukleus dan memisahkan isi nukleus dengan sitoplasma. Selaput
nukleus terdiri dari dua lapis, yaitu selaput luar atau selaput
sitosolik, dan selaput dalam atau selaput nukleoplasmik. Kedua
membran, masing-masing merupakan lapisan ganda lipid beserta
protein-protein terkait, dan dipisahkan oleh ruang selebar 20-40
nm. Ruang ini dinamakan spatium perinuclearis. Selaput nukleus
luar berhubungan langsung dengan retikulum endoplasma.
Permukaan selaput nukleus bagian luar ini ditempeli oleh ribosom
dengan diameter 15 nm yang terlibat dalam sintesis protein.
Selaput nukleus yang bagian dalam dilapisi oleh anyaman setebal
10 sampai 20 nm. Anyaman ini dinamakan lamina nukleus
(nuclear lamina). Lamina nukleus tersusun dari filamen intermedia
yang pada mamalia terdiri dari 3 jenis protein, yakni lamin A, B,
dan C. Filamen protein yang tersusun seperti jaring inilah yang
mempertahankan bentuk nukleus dengan cara memberikan
sokongan mekanis pada selaput nukleus.

Gambar 2.1.2.2 Selaput Nukleus


(Brain, 2014)

Pada selaput inti terdapat Nuclear Pore Complexes (NPCs) yang


merupakan satu-satunya jalur pertukaran antara nukleus dan
sitoplasma. NPCs merupakan kompleks protein besar yang dapat
meloloskan molekul-molekul kecil dan ion-ion berdifusi kedalam
atau keluar nukleus. Selain itu NPCs juga meloloskan beberapa

7
protein penting dari sitoplasma memasuki nukleus bila protein
tersebut memiliki sequences/ urutan khusus tertentu yang
mengindikasikan bahwa mereka merupakan protein inti. Label
urutan khusus tersebut dikenal sebagai nuclear localization signal.
Demikian pula dengan RNA dan protein-protein yang memang
diperuntukkan untuk keluar nukleus memiliki nuclear export
sequences yang menandai mereka agar dapat keluar melalui NPCs.
Proses transportasi melalui membran nukleus secara sederhana
dapat dijelaskan melalui contoh transportasi mRNA. mRNA
fungsional yang telah dibentuk dalam nukleus selanjutnya akan
dibawa keluar menuju ribosom dalam sitoplasma. Akan tetapi
terlebih dahulu melalui proses splicing (pemotongan) dalam
nukleus hingga terbentuk mRNA fungsional. Transportasi ini tidak
akan berlangsung bila proses splicing belum selesai. Untuk
mengangkut mRNA fungsional menuju porus nuclearis diperlukan
protein khusus yang membawanya. Sedangkan dipihak porus
nuclearis juga terdapat reseptor yang akan mengarahkan
transportasi mRNA meninggalkan nukleus. Setelah mRNA
fungsional keluar melalui porus nuklearis dalam sitoplasma,
mRNA diikat oleh protein khusus untuk mengganti protein
pengikat ketika masih dalam nukleus. Protein terakhir inilah yang
akan membimbing mRNA ke arah ribosom untuk menjalani
langkah dan proses selanjutnya.

b. Pori Selubung Inti


Selaput nukleus berpori-pori dengan diameter sekitar 40-
100nm. Pori merupakan jalan untuk ARNd dan protein ribosom,
oleh karena itu bila kegiatan sintesis protein tinggi maka jumlah
pori bertambah, dan sebaliknya jumlahnya berkurang apabila
aktivitas sintesis protein menurun. Pori dikelilingi anulus (cincin)
yang bersama-sama dengan pori membentuk kompleks pori.
Dibagian dalam anulus membentuk tonjolan-tonjolan (spoke) ke

8
arah lumen pori. Dibagian tengah pori terdapat central plug
(sumbat tengah), sedangkan dipermukaan anulus dipenuhi
material amorf dan butiran-butiran yang dinamkan central
granula. Dibagian bawah dari material amorf terdapat filamen.

Gambar 2.1.2.3 Diktat Biologi Sel

c. Nukleoplasma
Nukleoplasma disebut juga matriks nukleus merupakan
cairan yang umumnya ditemukan dalam sel eukariot. Komponen
utama (90%) dari nukleoplasma kebanyakan berupa protein. Selain
itu nukleoplasma juga mengandung air, ion terlarut dan campuran
berbagai molekul kompleks. Nukleoplasma memiliki fungsi yaitu
berperan sebagai medium suspensi dalam nukleus, dan berperan
dalam tiga kegiatan utama nukleus yang meliputi replikasi,
transkripsi dan kegiatan setelah penyalinan. Fungsi yang lainnya
antara lain menjaga bentuk dan struktur, transportasi ion, molekul
dan substansi lainnya yang berperan penting dalam metabolisme
dan fungsi sel.

d. Materi Genetik
Dalam nukleus, DNA terorganisasi menjadi unit-unit diskret
yang dinamakan kromosom, struktur yang membawa informasi
genetik. Setiap kromosom, terbuat dari materi yang disebut

9
kromatin. Kromatin merupakan kompleks yang tersusun atas
protein dan DNA. DNA membawa beberapa ratus sampai beberapa
ribu gen, yaitu unit-unit yang menspesifikasi sifat-sifat warisan
suatu organisme.
Pada saat sel interfase, terdapat dua macam kromatin yaitu
heterokromatin dan eukromatin. Heterokromatin adalah benang
kromatin yang berbentuk gumpalan-gumpalan tidak teratur dan
dapat dilihat oleh mikroskop cahaya. Sedangkan eukromatin
adalah kromatin yang tidak terpadatkan dan lebih tersebar. Karena
terpadatkan, DNA heterokromatin tidak dapat diakses oleh
mekanisme sel yang bertanggung jawab untuk mengekspresikan
informasi genetik yang dikodekan dalam DNA. Sebaliknya,
pengemasan eukromamtin lebih longgar menjadikan DNA nya
dapat diakses untuk mekanisme ini, sehingga gen-gen yang
terdapat dalam eukromatin dapat diekspresikan.

Gambar 2.1.2.4 DNA dan kromatin (Strahl &Allis, 2011)

e. Nukleolus
Nukleolus adalah struktur yang menonjol dalam inti, dan bila
diamati di bawah mikroskop electron, tampak sebagai massa
granula yang berwarna gelap dan serat-serat yang bergabung
dengan bagian kromatin. Nukleolus merupakan sebuah struktur
terikat tanpa membran yang terdiri dari protein dan asam nukleat

10
dalam inti sel. Nukleus memiliki fungsi sebagai lokasi
pembentukan dan penibunan perkusor ribosom, sekaligus
pembentukan sub unit ribosom. Selain itu fungsi nukleolus yaitu
sebagai tempat transkripsi gen ARNr dan tempat memproses
molekul pra ARNr. Dengan fungsi tersebut maka nukleous
tersusun dari gen-gen untuk ARNr, ARNr dan protein ribosom
yang akan disatukan menjadi zaroh ribosom. Nukleus dibentuk di
bagian kromosom yang disebut NOR (Nucleolar Organizing
Region).

2.2. Struktur DNA


2.2.1. Definisi DNA

DNA (deoxyribonucleic acid, asam deoksiribonukleat) adalah


substansi gen, unit pewarisan sifat yang meneruskan informasi dari
induk ke keturunan. Setiap kromosom terdiri dari satu molekul DNA
yang sangat panjang, dengan ratusan atau ribuan gen yang tersusun
sepanjang molekul tersebut. DNA kromosom direplikasi ketika suatu
sel mempersiapkan diri untuk membelah, dan masing-masing dari dua
sel baru yang terbentuk mewarisi satu set gen yang lengkap.

Setiap orang memulai kehidupan sebagai satu sel tunggal yang


memperoleh DNA yang diwarisi dari kedua orangtua. Replikasi DNA
pada setiap pembelahan sel akan meneruskan salinan DNA tersebut ke
triliunan sel kita. Pada setiap sel, gen-gen di sepanjang molekul DNA
mengodekan informasi untuk membangun molekul-molekul sel yang
lain. Dengan cara ini, DNA mengontrol perkembangan dan
pemeliharaan keseluruhan organisme dan, secara tidak langsung, semua
yang dilakukan tersebut. DNA berperan sebagai database sentral.

2.2.2. Struktur DNA

Kemampuan DNA untuk menyimpan informasi berasal dari struktur


molekularnya. Setiap molekul DNA tersusun atas dua rantai panjang
yang membentuk heliks panjang. Setiap mata rantai merupakan salah

11
satu dari keempat blok pembangun kimiawi yang disebut nukleotida.
DNA (deoxyribonucleic acid) tersusun dari 3 komponen yaitu :

1. Gugusan gula (gula pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa)


2. Basa nitrogen (adenine dan guanine dari golongan purin serta
sitosin dan timin dari golongan pirimidin)
3. Asam fosfat (penghubung dua gugusan gula)

Gabungan dari ketiga komponen DNA dinamakan nukleotida. DNA


penyusun kromosom merupakan polinukleotida rangkap yang tersusun
heliks ganda (double helix). Basa nitrogen ada 4 macam, yaitu timin (T),
adenine (A), sitosin (S), guanine (G). Dalam rantai DNA tersebut, sitosin
selalu digabungkan dengan guanine oleh tiga ikatan hydrogen.
Sementara itu, adenine selalu dihubungkan dengan timin oleh dua ikatan
hydrogen. Antar nukleotida yang satu dengan yang lain dihubungkan
oleh ikatan fosfat.

Basa nitrogen membentuk rangakaian persenyawaan kimia dengan


gula deoksiribosa menjadi suatu molekul nukleosida atau
deoksiribonukleotida. Nukleosida ini berperan sebagai prekursor
elementer untuk sintesis DNA. Nukleosida bergabung dengan gugus
fosfat untuk membentuk suatu nukleotida atau deoksiribonukleotida.
Beberapa nukleotida akan bergabung membentuk suatu molekul DNA.
DNA dapat bersifat heterokatalitik dan autokatalitik. DNA bersifat
heterokatalitik karena mampu membentuk RNA melalui sintesis protein.
Sementara itu, DNA bersifat autokatalitik karena dapat melakukan
replikasi sehingga menghasilkan DNA baru

12
Gambar 2.2.2.1 Struktur DNA
(Kelas Pintar)

2.2.3. Fungsi DNA


1. DNA Berfungsi Sebagai Pembawa Informasi Genetik
DNA sebagai bentuk kimiawi gen merupakan pembawa informasi
genetik makhluk hidup. DNA membawa instruksi bagi pembentukan
ciri dan sifat makhluk hidup. Sebagai pembawa materi genetika dari
generasi ke generasi berikutnya
2. Ekspresi Informasi Genetik
Semua empat protein masing-masing terhubung dengan satu dan yang
lainnya. Dan urutan semua pasangan membentuk gen yang
mendefinisikan siapa orang tersebut serta semua organisme lain di
bumi. DNA juga mengandung semua pengkodean genetik yang
digunakan untuk mengontrol fungsi, perilaku dan pengembangan suatu
organisme.
3. Fungsi DNA untuk Forensik
Ilmuwan forensik dapat menggunakan DNA yang terletak dalam darah,
sperma, kulit, air liur, hingga rambut yang tersisa di tempat kejadian
kejahatan untuk mengidentifikasi kemungkinan tersangka.
Pengidentifikasian ini biasanya disebut dengan fingerprinting genetika
atau pemrofilan DNA.

13
2.2.4. Proses Replikasi DNA
1. Replikasi DNA dan Siklus Sel

Replikasi DNA adalah proses penggandaan rantai DNA. Dimana


penggandaan rantai DNA ini perlu dilakukan sebelum pembelahan
sel dalam siklus sel. Tahapan siklus sel dibagi menjadi dua fase
utama, yakni interfase dan pembelahan sel, yaitu :

a. Fase Interfase

Fase interfase adalah fase dimana sel tumbuh dan bersiap


untuk membelah. Pada fase interfase, terjadi pertumbuhan sel dan
penyalinan DNA.

Fase interfase dibagi menjadi fase G1, fase S, dan fase G2.
Dalam fase S inilah replikasi DNA berlangsung.

b. Pembelahan sel

Pembelahan sel dibagi menjadi dua, yakni pembelahan


mitosis dan pembelahan meiosis. Keduanya dilanjutkan proses
sitokinesis, yakni proses dipecahnya sitoplasma menghasilkan sel
anak.

Pembelahan Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel


yang terjadi pada selsel somatis (sel tubuh). Pada embelahan ini
menghasilkan dua buah sel anak yang identik, yang artinya sel-
sel anak memiliki jumlah kromosom sebanyak yang dimiliki
induknya.

Pada pembelahan mitosis terjadi pembagian sel


menghasilkan 2 Dalam fase mitosis terdapat empat tahapan yang
terjadi, antara lain profase, metafase, anafase, dan telofase.

Sedangkan pembelahan Meiosis adalah pembelahan sel


yang terjadi pada selsel germinal (gamet) yang berfungsi untuk
menghasilkan sel gamet (sel telur dan sel sperma). hasil akhir
pembelahan meiosis adalah empat buah sel anak yang haploid

14
dengan komposisi genotipe yang mungkin berbeda dengan sel
induknya.

Tahapan pembelahan meiosis berlangsung dalam 2


tingkat, yaitu meiosis I dan meiosis II. Dimana pada masing-
masing tingkat terdapat tahap profase, metafase, anafase, dan
telofase.

Gambar 2.2.4.1. Siklus Sel


(www.zenius.net)

2.2.5. Teori Replikasi DNA

Replikasi DNA dapat dijelaskan oleh tiga teori yaitu teori semi-
konservatif, teori konservatif, dan teori dispersif dimana ketiganya
menghasilkan DNA yang sama dengan DNA induknya.

1. Teori semi-konservatif

Dari gambar diatas bisa kita lihat, masing-masing pita DNA bertindak
sebagai templat, sehingga terbentuk pita tunggal baru yang
komplementer atau saling melengkapi dengan pita tunggal DNA lama.

2. Teori konservatif

Dari gambar diatas bisa kita lihat, satu molekul DNA langsung
membentuk molekul DNA baru tanpa pemisahan pita-pita.

3. Teori Dispersiv

15
pita DNA lama terputus-putus dan membentuk pita DNA baru,
selanjutnya potongan-potongan pita DNA lama bergabung dengan
potongan-potongan pita DNA baru yang disintesisnya. Sehingga
diperoleh dua DNA baru yang masing-masing mengandung molekul
DNA lama dan DNA baru secara berselang-seling.

Gambar 2.2.5.1. Teori Replikasi DNA

(http://mutiarautami27.blogspot.com)

2.2.6. Proses Replikasi DNA


1. Helikase “membuka risleting (unzip)” DNA dengan memutuskan
ikatan hidrogen pada Garpu Replikasi.

Gambar 2.2.6.1. Helikase


(https://2019.igem.org/wiki/images/1/16/T--Washington--
Indonesian_DNA_Replication.pdf)

2. Topoisomerase datang untuk meringakan ketegangan DNA.


Topoisomerase dapat melepaskan DNA sehingga tidak terbelit-belit
(superkoil), memastikan DNA tetap dalam struktur bergelung (koil).

16
Gambar 2.2.6.2. Topoisomerase
(https://2019.igem.org/wiki/images/1/16/T--Washington--
Indonesian_DNA_Replication.pdf)

3. Protein Pengikat Untai Tunggal datang untuk menahan kedua untaian


DNA terpisah.

Gambar 2.2.6.3. Protein pengikat untal tunggal


(https://2019.igem.org/wiki/images/1/16/T--Washington--
Indonesian_DNA_Replication.pdf)

4. Primase membentuk oligonukleotida RNA yang disebut primer

Gambar 2.2.6.4. Primase membentuk oligonukleotida RNA

(https://2019.igem.org/wiki/images/1/16/T--Washington--
Indonesian_DNA_Replication.pdf)

5. Molekul DNA polimerase melekat pada seuntai tunggal DNA dan


bergerak sepanjang untai tersebut memperpanjang primer,

17
membentuk untaian tunggal DNA baru yang disebut leading strand
dan lagging strand

Gambar 2.2.6.5 (https://2019.igem.org/wiki/images/1/16/T--Washington--


Indonesian_DNA_Replication.pdf)

6. DNA Polimerase I datang dan menghilangkan primer RNA serta


menambahkan nukleotida DNA komplementer

Gambar 2.2.6.6.DNA Polimerase I


(https://2019.igem.org/wiki/images/1/16/T--Washington--
Indonesian_DNA_Replication.pdf)

7. Ligase datang dan menyambungkan celah antara untai DNA.

18
Gambar 2.2.6.7. (https://2019.igem.org/wiki/images/1/16/T--Washington--
Indonesian_DNA_Replication.pdf)

2.2.7. Enzim yang berperan dalam replikasi DNA


1. Enzim Helikase
Enzim yang berfungsi untuk membuka untai DNA.
2. Enzim Topoisomerase
Enzim yang yang berfungsi untuk membantu meregangkan rantai
DNA saat akan dibuka oleh DNA helikase.
3. Enzim DNA Polimerase
Enzim yang berfungsi untuk membaca rantai DNA utuh dan
menggunakanya untuk membentuk segmen salinan.
4. Enzim Primase
Enzim yang berfungsi untuk mengkatalisis sintesis primer untuk
memulai replikasi DNA.
5. Enzim DNA Ligase
Enzim yang berfungsi untuk menyambung fragmen-fragmen DNA.

2.3. Struktur Kromosom


2.3.1. Definisi Kromosom
Bagian inti dari sebuah inti sel adalah materi genetik karena
materi genetik inilah yang mengendalikan semua aktivitas sel
(makhluk hidup). Pada saat interfase, materi genetic lazim disebut
kromatin, sedangkan pemampatan (kondensasi) maksimal materi
genetic pada waktu sel membelah utamanya pada metaphase,
membentuk struktur/badan yang disebut kromosom. Kromosom
adalah suatu struktur padat yang terdiri dari dua komponen molekul,
yaitu protein dan DNA. Struktur padat kromosom hanya dapat terlihat
dengan jelas pada tahap metaphase saat pembelahan sel. Kromosom
terletak di dalam nucleus dan berperan dalam hereditas karena
mangandung factor pengendali keturunan yaitu gen. Kromosom mulai
tampak pada saat sel akan membelah dan selama proses pembelahan.

19
Kromosom tampak jelas pada fase pembelahan metaphase karena
terletak berjajar pada bidang ekuator. Ukuran kromosom berbeda-beda
untuk setiap spesies. Kromosom memiliki panjang antara 0,2-50
mikron dan diameter antara 0,2-20 mikron.

2.3.2. Struktur Kromosom

Struktur kromosom dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian


sentromer dan bagian lengan.

a. Nukleosom (Unit Dasar Kromosom)


Pengemasan DNA dalam kromosom terjadi pada tahap
profase. Secara ringkas pengemasan tersebut dapat dijelaskan
sebagi berikut. Untai DNA dipintal pada suatu set protein, yaitu
histon menjadi suatu bentukan yang disebut unit nukleosom. Unit-
unuit nukleosom tersusun padat membentuk benang yang lebih
padat dan terpintal menjadi lipatan-lipatan solenoid. Lipatan
solenoid tersusun padat manjadi benang kromatin. Benang-benang
kromatin tersusun memadat menjadi lengan kromatid. Lengan
kromatid kembar disebut kromosom.

b. Bagian- Bagian dan Bentuk Kromosom


Suatu kromosom terdiri dari beberapa bagian, yaitu
kromatid, kromomer,sentromer atau kenetokor, satelit, dan
telomer.
1. Kromatid
Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi
(perbanyakan) kromosom. Kromatid masih melekat satu sama
lain pada bagian sentromer. Istilah lain untuk kromatid adalah
kromonema. Kromonema merupakan filament yang sangat
tipis yang terlihat selama tahap profase (dan kadang-kadang
pada tahap interfase). Kromonema sebenarnya merupakan
istilah untuk tahap awal pemintalan kromatid. Jadi,

20
kromonema dan kromatid merupakan dua istilah untuk satu
struktur yang sama.
2. Kromomer
Kromomer merupakan struktur berbentuk manik-manik
yang merupakan akumulasi dari materi kromatin yang
terkadang terlihat saat interfase. Kromomer sangat jelas terlihat
pada kromosom politen (kromosom dengan DNA yang telah
direplikasi berulang kali tanpa adanya pemisahan dan terletak
berdampingan sehingga bentuk kromosom seperti kawat).
3. Sentromer
Sentromer adalah daerah konstriksi (pelekukan) di
sekitar pertengahan kromosom. Pada sentromer terdapat
kinetokor. Kinetokor adalah bagian kromosom yang
merupakan tempat pelekatan benang-benang spindle selama
pembelahan inti dan merupakan tempat melekatnya lengan
kromosom.
4. Satelit
Satelit adalah bagian kromosom yang berbentuk
bulatan dan terletak di ujung lengan kromatid. Satelit
terbentuk karenan adanya konstriksi sekunder di daerah
tersebut.
5. Telomer
Telomer merupakan istilah yang menunjukkan
daerah terujung pada kromosom. Telomer berfungsi untuk
menjaga stabilitas bagian ujung kromosom agar DNA di
daerah tersebut tidak terurai.

21
Gambar 2.1.2.5 Struktur Kromosom
(Illustrasi Haryana)

Menurut letak sentromer pada lengan kromatid, kromosom dibagi


menjadi empat macam bentuk, yaitu kromosom metasentrik, kromosom
submetasentrik, kromosom akrosentrik, dan kromosom telosentrik. Kromosom
metasentrik adalah kromosom yang letak sentromernya di tengah-tengah
lengan kromatid, sehingga secara relative sentromer membagi kromatid
menjadi dua bagian. Kromosom akrosentrik adalah kromosom yang letak
sentromernya tidak berada ditengah-tengah lengan kromatid sehingga kromatid
tidak terbagi sama panjangnya. Kromosom submetasentrik adalah kromosom
yang letak sentromernya berada pada posisi antara ujung dengan bagian tengah
kromatid. Kromosom telosentrik adalah kromosom yang letak sentromernya di
ujung suatu kromatid.

2.3.3. Tipe dan Jumlah Kromosom


Tipe dan jumlah kromosom setiap makhluk hidup berbeda-beda.
Dengan mikroskop cahaya, seluruh kromosom dapat dibedakan satu
dengan yang lain dari penampilan nya. Hal ini dikarenakan ukuran
kromoso dan posisi sentromernya berbeda. Masing-masing kromosom
juga memiliki suatu pola pita atau garis tertentu ketika diberi zat
warna tertentu. Tampilan visual kromosom setiap individu dinamakan
kariotipe.

22
BAB III

PENUTUP

2.4. Kesimpulan
Dari materi yang telah diuraikan dapat ditarik kesimpulan bahwa nucleus
memiliki peran yang penting dalam kelangsungan hidup suatu sel, karena
nukleus berperan sebagai pengendali semua kegiatan sel. Ternyata nukleus ini
hanya dapat ditemukan di sel eukariotik, sedangkan pada sel prokariotik,
wilayah yang memiliki peran yang serupa disebut nukleoid. . Organel ini
mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA
linier panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis
protein.

2.5. Saran
Dalam menulis makalah ini, penulis diharapkan dapat mengkaji fenomena
dan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat saat ini sehingga makalah ini
dapat menjadi menarik dan bermanfaat bagi para pembaca. Penulis
mengharapkan para pembaca dapat meningkatkan kekreativitasannya dan
kekritisannya dalam berfikir saat membuat suatu karya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Alberts, Bruce. 2015. Molecular Biology Of The Cell Sixth Edition: Garland
Science

Campbell, N. A. & J. B. Reece. 2008. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 1.


Terjemahan: Damaring Tyas Wulandari, Jakarta : Erlangga

Omegawati, W.H. & Sukoco Teo. 2019. Yogyakarta: PT Intan Pariwara

Istanti, Annie., Prasetyo, T.I., Listyorini, Dwi. 1999. Biologi Sel. Malang:
Universitas Negeri Malang

Fajrul, Saad. 2020. Siklus Sel (https://www.zenius.net/blog/23274/apa-itu-siklus-


sel-pembelahan-sel) Diakes pada tanggal 4 November 2020

Utami, Mutiara. 2012. Duplikasi DNA


(http://mutiarautami27.blogspot.com/2012/12/duplikasi-dna.html) Diakses pada
tanggal 4 November 2020
iGEM, Washington. 2019. Aktivitas Replikasi DNA
(https://2019.igem.org/wiki/images/1/16/T--Washington--
Indonesian_DNA_Replication.pdf) Diakses pada tanggal 4 November 2020

24

Anda mungkin juga menyukai