MAKALAH
Biologi Sel
Disusun Oleh :
S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
NOVEMBER 2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha, karena berkat
rahmat dan hidayat-Nya makalah yang berjudul “Nukleus” dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan makalah ini untuk dapat dipakai sebagai pedoman
singkat mahasiswa dalam mengaplikasikan kuliah dalam sistem biologi sel.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui struktur nukleus
2. Untuk mengetahui struktur dan proses replikasi DNA
3. Untuk mengetahui struktur kromosom
1.4. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Pembaca dapat memperkaya pengetahuan tentang struktur nukleus, DNA,
dan krmosom
2. Penulis dapat mengembangkan ilmu, dan menyelesaikan tugas agar
memperoleh nilai
4
3. Dosen pengampu dapat mengoreksi dan menilai seberapa besar
kemampuan yang dimiliki oleh penulis
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pada umumnya nukleus berbentuk bola dan ada pula yang bentuk
gelondong. Bagian-bagian yang menyusun inti sel ialah, selaput nukleus,
pori selubung inti, nukleoplasma, materi genetik dan nukleolus.
6
a. Selaput Nukleus (Nuclear Envelope)
Selaput nukleus atau nuclear envelope menyelubungi
nukleus dan memisahkan isi nukleus dengan sitoplasma. Selaput
nukleus terdiri dari dua lapis, yaitu selaput luar atau selaput
sitosolik, dan selaput dalam atau selaput nukleoplasmik. Kedua
membran, masing-masing merupakan lapisan ganda lipid beserta
protein-protein terkait, dan dipisahkan oleh ruang selebar 20-40
nm. Ruang ini dinamakan spatium perinuclearis. Selaput nukleus
luar berhubungan langsung dengan retikulum endoplasma.
Permukaan selaput nukleus bagian luar ini ditempeli oleh ribosom
dengan diameter 15 nm yang terlibat dalam sintesis protein.
Selaput nukleus yang bagian dalam dilapisi oleh anyaman setebal
10 sampai 20 nm. Anyaman ini dinamakan lamina nukleus
(nuclear lamina). Lamina nukleus tersusun dari filamen intermedia
yang pada mamalia terdiri dari 3 jenis protein, yakni lamin A, B,
dan C. Filamen protein yang tersusun seperti jaring inilah yang
mempertahankan bentuk nukleus dengan cara memberikan
sokongan mekanis pada selaput nukleus.
7
protein penting dari sitoplasma memasuki nukleus bila protein
tersebut memiliki sequences/ urutan khusus tertentu yang
mengindikasikan bahwa mereka merupakan protein inti. Label
urutan khusus tersebut dikenal sebagai nuclear localization signal.
Demikian pula dengan RNA dan protein-protein yang memang
diperuntukkan untuk keluar nukleus memiliki nuclear export
sequences yang menandai mereka agar dapat keluar melalui NPCs.
Proses transportasi melalui membran nukleus secara sederhana
dapat dijelaskan melalui contoh transportasi mRNA. mRNA
fungsional yang telah dibentuk dalam nukleus selanjutnya akan
dibawa keluar menuju ribosom dalam sitoplasma. Akan tetapi
terlebih dahulu melalui proses splicing (pemotongan) dalam
nukleus hingga terbentuk mRNA fungsional. Transportasi ini tidak
akan berlangsung bila proses splicing belum selesai. Untuk
mengangkut mRNA fungsional menuju porus nuclearis diperlukan
protein khusus yang membawanya. Sedangkan dipihak porus
nuclearis juga terdapat reseptor yang akan mengarahkan
transportasi mRNA meninggalkan nukleus. Setelah mRNA
fungsional keluar melalui porus nuklearis dalam sitoplasma,
mRNA diikat oleh protein khusus untuk mengganti protein
pengikat ketika masih dalam nukleus. Protein terakhir inilah yang
akan membimbing mRNA ke arah ribosom untuk menjalani
langkah dan proses selanjutnya.
8
arah lumen pori. Dibagian tengah pori terdapat central plug
(sumbat tengah), sedangkan dipermukaan anulus dipenuhi
material amorf dan butiran-butiran yang dinamkan central
granula. Dibagian bawah dari material amorf terdapat filamen.
c. Nukleoplasma
Nukleoplasma disebut juga matriks nukleus merupakan
cairan yang umumnya ditemukan dalam sel eukariot. Komponen
utama (90%) dari nukleoplasma kebanyakan berupa protein. Selain
itu nukleoplasma juga mengandung air, ion terlarut dan campuran
berbagai molekul kompleks. Nukleoplasma memiliki fungsi yaitu
berperan sebagai medium suspensi dalam nukleus, dan berperan
dalam tiga kegiatan utama nukleus yang meliputi replikasi,
transkripsi dan kegiatan setelah penyalinan. Fungsi yang lainnya
antara lain menjaga bentuk dan struktur, transportasi ion, molekul
dan substansi lainnya yang berperan penting dalam metabolisme
dan fungsi sel.
d. Materi Genetik
Dalam nukleus, DNA terorganisasi menjadi unit-unit diskret
yang dinamakan kromosom, struktur yang membawa informasi
genetik. Setiap kromosom, terbuat dari materi yang disebut
9
kromatin. Kromatin merupakan kompleks yang tersusun atas
protein dan DNA. DNA membawa beberapa ratus sampai beberapa
ribu gen, yaitu unit-unit yang menspesifikasi sifat-sifat warisan
suatu organisme.
Pada saat sel interfase, terdapat dua macam kromatin yaitu
heterokromatin dan eukromatin. Heterokromatin adalah benang
kromatin yang berbentuk gumpalan-gumpalan tidak teratur dan
dapat dilihat oleh mikroskop cahaya. Sedangkan eukromatin
adalah kromatin yang tidak terpadatkan dan lebih tersebar. Karena
terpadatkan, DNA heterokromatin tidak dapat diakses oleh
mekanisme sel yang bertanggung jawab untuk mengekspresikan
informasi genetik yang dikodekan dalam DNA. Sebaliknya,
pengemasan eukromamtin lebih longgar menjadikan DNA nya
dapat diakses untuk mekanisme ini, sehingga gen-gen yang
terdapat dalam eukromatin dapat diekspresikan.
e. Nukleolus
Nukleolus adalah struktur yang menonjol dalam inti, dan bila
diamati di bawah mikroskop electron, tampak sebagai massa
granula yang berwarna gelap dan serat-serat yang bergabung
dengan bagian kromatin. Nukleolus merupakan sebuah struktur
terikat tanpa membran yang terdiri dari protein dan asam nukleat
10
dalam inti sel. Nukleus memiliki fungsi sebagai lokasi
pembentukan dan penibunan perkusor ribosom, sekaligus
pembentukan sub unit ribosom. Selain itu fungsi nukleolus yaitu
sebagai tempat transkripsi gen ARNr dan tempat memproses
molekul pra ARNr. Dengan fungsi tersebut maka nukleous
tersusun dari gen-gen untuk ARNr, ARNr dan protein ribosom
yang akan disatukan menjadi zaroh ribosom. Nukleus dibentuk di
bagian kromosom yang disebut NOR (Nucleolar Organizing
Region).
11
satu dari keempat blok pembangun kimiawi yang disebut nukleotida.
DNA (deoxyribonucleic acid) tersusun dari 3 komponen yaitu :
12
Gambar 2.2.2.1 Struktur DNA
(Kelas Pintar)
13
2.2.4. Proses Replikasi DNA
1. Replikasi DNA dan Siklus Sel
a. Fase Interfase
Fase interfase dibagi menjadi fase G1, fase S, dan fase G2.
Dalam fase S inilah replikasi DNA berlangsung.
b. Pembelahan sel
14
dengan komposisi genotipe yang mungkin berbeda dengan sel
induknya.
Replikasi DNA dapat dijelaskan oleh tiga teori yaitu teori semi-
konservatif, teori konservatif, dan teori dispersif dimana ketiganya
menghasilkan DNA yang sama dengan DNA induknya.
1. Teori semi-konservatif
Dari gambar diatas bisa kita lihat, masing-masing pita DNA bertindak
sebagai templat, sehingga terbentuk pita tunggal baru yang
komplementer atau saling melengkapi dengan pita tunggal DNA lama.
2. Teori konservatif
Dari gambar diatas bisa kita lihat, satu molekul DNA langsung
membentuk molekul DNA baru tanpa pemisahan pita-pita.
3. Teori Dispersiv
15
pita DNA lama terputus-putus dan membentuk pita DNA baru,
selanjutnya potongan-potongan pita DNA lama bergabung dengan
potongan-potongan pita DNA baru yang disintesisnya. Sehingga
diperoleh dua DNA baru yang masing-masing mengandung molekul
DNA lama dan DNA baru secara berselang-seling.
(http://mutiarautami27.blogspot.com)
16
Gambar 2.2.6.2. Topoisomerase
(https://2019.igem.org/wiki/images/1/16/T--Washington--
Indonesian_DNA_Replication.pdf)
(https://2019.igem.org/wiki/images/1/16/T--Washington--
Indonesian_DNA_Replication.pdf)
17
membentuk untaian tunggal DNA baru yang disebut leading strand
dan lagging strand
18
Gambar 2.2.6.7. (https://2019.igem.org/wiki/images/1/16/T--Washington--
Indonesian_DNA_Replication.pdf)
19
Kromosom tampak jelas pada fase pembelahan metaphase karena
terletak berjajar pada bidang ekuator. Ukuran kromosom berbeda-beda
untuk setiap spesies. Kromosom memiliki panjang antara 0,2-50
mikron dan diameter antara 0,2-20 mikron.
20
kromonema dan kromatid merupakan dua istilah untuk satu
struktur yang sama.
2. Kromomer
Kromomer merupakan struktur berbentuk manik-manik
yang merupakan akumulasi dari materi kromatin yang
terkadang terlihat saat interfase. Kromomer sangat jelas terlihat
pada kromosom politen (kromosom dengan DNA yang telah
direplikasi berulang kali tanpa adanya pemisahan dan terletak
berdampingan sehingga bentuk kromosom seperti kawat).
3. Sentromer
Sentromer adalah daerah konstriksi (pelekukan) di
sekitar pertengahan kromosom. Pada sentromer terdapat
kinetokor. Kinetokor adalah bagian kromosom yang
merupakan tempat pelekatan benang-benang spindle selama
pembelahan inti dan merupakan tempat melekatnya lengan
kromosom.
4. Satelit
Satelit adalah bagian kromosom yang berbentuk
bulatan dan terletak di ujung lengan kromatid. Satelit
terbentuk karenan adanya konstriksi sekunder di daerah
tersebut.
5. Telomer
Telomer merupakan istilah yang menunjukkan
daerah terujung pada kromosom. Telomer berfungsi untuk
menjaga stabilitas bagian ujung kromosom agar DNA di
daerah tersebut tidak terurai.
21
Gambar 2.1.2.5 Struktur Kromosom
(Illustrasi Haryana)
22
BAB III
PENUTUP
2.4. Kesimpulan
Dari materi yang telah diuraikan dapat ditarik kesimpulan bahwa nucleus
memiliki peran yang penting dalam kelangsungan hidup suatu sel, karena
nukleus berperan sebagai pengendali semua kegiatan sel. Ternyata nukleus ini
hanya dapat ditemukan di sel eukariotik, sedangkan pada sel prokariotik,
wilayah yang memiliki peran yang serupa disebut nukleoid. . Organel ini
mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA
linier panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis
protein.
2.5. Saran
Dalam menulis makalah ini, penulis diharapkan dapat mengkaji fenomena
dan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat saat ini sehingga makalah ini
dapat menjadi menarik dan bermanfaat bagi para pembaca. Penulis
mengharapkan para pembaca dapat meningkatkan kekreativitasannya dan
kekritisannya dalam berfikir saat membuat suatu karya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Alberts, Bruce. 2015. Molecular Biology Of The Cell Sixth Edition: Garland
Science
Istanti, Annie., Prasetyo, T.I., Listyorini, Dwi. 1999. Biologi Sel. Malang:
Universitas Negeri Malang
24