Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zizah Estuning Erina

Offering :A

NIM : 200341617268

Tugas Biologi Umum Pengantar Ekologi dan Konservasi Biologi

1) Perhatikan gambar di atas (deforestation in West Kalimantan). Berdasarkan


spektrum/level kajian ekologi, deforestrasi termasuk dalam level ekologi yang mana?
Jelaskan jawaban saudara!

Ekosistem dalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Untuk deforestasi
sendiri adalah kegiatan penebangan hutan atau tegakan pohon (stand of trees)
sehingga lahannya dapat dialihgunakan untuk penggunaan nir-hutan (non-forest use),
yakni pertanian, peternakan atau kawasan perkotaan.

Berdasarkan uraian di atas, menurut saya deforestasi termasuk dalam kajian


ekologi level/spektrum ekosistem karena hutan adalah salah satu ekosistem yang di
dalamnya terdapat kenaekaragaman hayati. Dalam ekosistem, organisme, populasi
dan komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu
system yang didukung oleh unsur biotik dan abiotik yang merupakan unsur penting
dalam kehidupan. Unsur abiotik yang dimaksud disini misalnya suhu, air, cahaya
matahari, tanah, batu, dan masih banyak lainnya sedangkan untuk unsur biotiknya
adalah heterotrof/konsumen (manusia, hewan, jamur, mikroba) dan pengurai /
dekomposer. Dimana antara unsur biotik dan abiotik terjadi saling ketergantungan
baik antar unsur biotik maupun antara unsur biotik dan abiotik. Misalnya pada
tumbuhan untuk bertahan hidup memerlukan intensitas dan kualitas cahaya
memengaruhi proses fotosintesis. Fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang
terjangkau cahaya matahari. Hasil dari fotosintesis tersebut berupa oksigen yang
digunakan untuk bernafas oleh manusia dan hewan (produsen: tumbuhan konsumen:
manusia dan hewan).

Inilah yang disebut sebagai sebuah ekosistem yaitu hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya sehingga dalam gambar
tersebut termasuk ekosistem hutan. Ekologi merupakan kajian ilmiah mengenai
interaksi antara organisme dengan lingkungannya serta menyediakan suatu konteks
ilmiah bagi evaluasi masalah-masalah lingkungan sehingga dalam ilmu ekologi kita
bisa mengetahui tentang dampak yang ditimbulkan akibat adanya deforestasi
ekosistem hutan bagi lingkungan (unsur abiotik) serta organisme-oragnisme (unsur
biotik) di dalamnya misalnya menyebabkan kepunahan flora dan fauna serta
berkurangnya penghasil oksigen sebagai kebutuhan primer makhluk hidup.

2) Berikan masing-masing contoh konservasi pada tingkat:


a. Komunitas
Konservasi komunitas merupakan upaya pelestarian lebih dari satu spesies dan
biasanya tidak dapat dipisahkan dari pelestarian sifat fisiko-kimiawi dan factor
abiotiknya. Selain itu, perlindungan komunitas hayati bisa dilakukan mengelola
kawasan perlindungan secara efektif, menerapkan upaya konservasi di luar
kawasan konservasi dan memperbaiki komuniyas hayati pada habitat yang telah
rusak.
Konservasi pada komunitas hayati dapat menetapkan kawasan
perlindungan atau kawasan lindung (Biodiversity hotspot) misalnya hutan lindung.
Beberapa kawasan lindung yang digunakan untuk konservasi menurut klasifikasi
IUCN (1984) antara lain Strict nature reserves & wilderness area, National Park,
Landmarks, Suaka & Cagar kelola, Bentang Alam, dan Resource reserves.
Bersarkan UU No.5 Tahun 1990, kawasan konservasi di Indonesia terbagi
menjadi :
1) Cagar Alam contohnya Cagar Alam Rafflesia (Aceh), Cagar Alam Gunung
Krakatau, Cagar Alam Lubuk Raya (Sumatera Utara), Cagar Alam Bukit
Bungkuk (Riau), dan masih banyak lagi.
2) Suaka Margasatwa contohnya Suaka Margasatwa Gunung Leuser yang
difokuskan untuk melindungi kera, badak sumatra, dan gajah, Suaka
Margasatwa Ujung Kulonuntuk melindungi badak jawa dan rusa, Suaka
Margasatwa Pulau Komodo, Pulau Padar, Pulau Rinca, dan Pulau Wae Wuul
untuk melindungi komodo, dan lain sebagainya
3) Taman Nasional contohnya Taman Nasional Way Kambas untuk melindungi
gajah sumatera, harimau sumatera, badak sumatera, hingga tapir. Taman
Nasional Ujung Kulon untuk melindungi badak bercula satu (Rhineceros
sondaicus). Taman Nasional Baluran untuk melindungi rusa dan monyet.
Taman Nasional Bunaken yang menjadi rumah bagi 390 spesies terumbu
karang dan 90 spesises biota laut.
4) Hutan Lindung Alas Kethu,yang terletak di wilayah Kabupaten Wonogiri.
Luas Hutan Lindung Kethu adalah 40 Ha. Hutan Lindung ini didominasi oleh
aneka pohon amhoni, pohon jati, pohon kayu putih, dan pohon akasia.
Walaupun luas hutan lindung ini tidak begitu besar seperti hutan lindung yang
ada di Kalimantan, namun hutan ini merupakan paru-paru kehidupan yang
sangat vital di Kabupaten Wonogiri. Hutan yang terletak di tengah Kabupaten
Wonogiri ini dijadikan sehahai daerah resapan air. Keberadaan hutan lindung
di Wonogiri ini dapat membuat udara sekitar kota menjadi terasa lebih sejuk,
hijau, dan nyaman.

b. Ekosistem
Kegiatan konservasi tingkat ekosistem sebenarnya sama halnya dengan
pada tingkat komunitas, seperti penetapan kawasan konservasi atau kawasan
perlindungan untuk pelestarian satwa endemic. Pemulihan daerah-daerah yang
rusak merupakan suatu upaya konservasi yang paling penting. Habitat dan
ekosistem yang rusak semakin meningkat luasnya karena laju pemulihan alamiah
melalui proses suksesi lebih lambat dibandingkan dengan laju perusakan oleh
aktivitas manusia. Ekologi Restorasi merupakan subdisiplin baru biologi
konservasi yang menerapkan prinsip ekologi dalam mengembangkan cara-cara
untuk mengembangkan ekosistem yang sudah rusak ke kondisi yang semirip
mungkin dengan keadaan alamiahnya. Dua strategi pokok dalam ekologi restorasi
yaitu :
1) Bioremidiasi, adalah penggunaan organisme hidup, umumnya prokariota,
fungi, atau tumbuhan untuk menghilangkan racun dari ekosistem yang
tercemar. Beberapa keberhasilan telah dicapai dengan penggunaan bakteri
Pseudomonas yang diberi perangsang pertumbuhan untuk membersihkan
tumpahan minyak di pantai. Selanjutnya yaitu Linchen yang bermanfaat
sebagai pemantau biologis untuk uranium dan memiliki kemampuan sebagai
remediator.
2) Proses augmentasi ekosistem, memerlukan penentuan factor apa saja,
misalnya nutrient kimiawi yang telah hilang dari suatu daerah dan membatasi
laju pemulihan daerah tersebut. Mendorong pertumbuhan tumbuhan yang
dapat bertahan hidup dalam tanah yang miskin nutrient seringkali akan
mempercepat laju perubahan suksesi yang dapat mengakibatkan pemulihan
tempat-tempat yang sudah rusak.
c. Bentang alam
Ekologi Bentang Alam (landscape ecology) adalah penerapan prisip-
prinsip ekologi bagi kajian-kajian pola penggunaan lahan, tujuannya adalah untuk
memahami pola penggunaan bentang alam di masa lalu, saat ini, dan masa depan
yang dapat diperkirakan, serta untuk membuat konservasi spesies menjadi suatu
bagian fungsional dari upaya tersebut. Konservasi tingkat bentang alam bisa
dilakukan dengan penggunaan metode teknik pemetaan komputer untuk
menginventarisasi dan mengelola bentang alam. Suatu metode yang disebut
analisis gap (gap analysis) menggunakan peta yang dikomputerisasikan
menggunakan satelit dan potret udara, bersama dengan informasi mengenai
persebaran spesies yang bertujuan untuk menemukan daerah habitat yang belum
dilindungi yang penting bagi kelangsungan populasi langka dan endemic.
Contohnya Konservasi di Wilayah Pesisir Dengan Pendekatan Konservasi
Bentang Alam misalnya Wilayah Pesisir Kekwa dan Timika Pantai. Merupakan
daerah Hutan Pantai, Hutan Rawa Mangrove (74%) dan Hutan Rawa Gambut
yang relaf baik kondisinya, dan merupakan tempat mencari ikan, sagu dan berburu
bagi masyarakat di sekitarnya. Hutan Mangrove juga dimanfaatkan masyarakat
secara terbatas pada pohon yang sudah tumbang untuk dijadikan bahan rumah
adat, kayu bakar, tombak dan parang, sumber tambelo (pakan), getahnya untuk
menggosok perahu; Wilayah fokus ini memiliki NKT 1-6 yang berupa hutan
bakau dan perikanan, selain secara umum wilayah pantai memiliki nilai sejarah
peninggalan perang dunia II dan meruakan situs cagar budaya; di wilayah ini
terdapat rencana pengembangan pabrik sagu yang dapat mengancam kelestarian
NKT yang ada. Di wilayah fokus ini, FMPPI merencanakan upaya konservasi
mangrove melalui kegiatan wisata mangrove berbasis masyarakat, di samping
mengupayakan penerapan best practice untuk pengelolaan kawasan.

Anda mungkin juga menyukai