BIOLOGI
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah dengan judul
“Listrik Statis Dan Keterkaitannya Dalam Biologi”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Fisika untuk Biologi dan memahami dengan baik serta
menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca mengenai materi Listrik Statis yang
dibimbing oleh Bapak Drs. Parno, M.Si.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menunjang pemahaman mahasiswa dalam perkuliahan
Fisika untuk Biologi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
1. Kesimpulan …………………………………………………………………………...12
2. Saran ………………………………………………………………………………….
12
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………..13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pada saat suatu benda berinteraksi dengan benda yang lain maka, hanya
elektron-elektron yang berada pada posisi terluar yang terlibat dalam interaksi
tersebut. Elektron-elektron terluar ini biasa disebut elektron valensi. Jika elektron
terluar lepas, maka jumlah proton (bermuatan positif) lebih besar dari jumlah elektron
2
sehingga atom menjadi bermuatan positif. Sebaliknya apabila ada elektron yang
masuk menempati kulit lintasan, maka jumlah elektron lebih banyak dari jumlah
proton, akibatnya atom bermuatan negatif. Pada kedua muatan listrik saling
berinteraksi sehingga terjadi gaya listrik yaitu pada muatan sejenis akan terjadi gaya
tolak menolak (++/--) dan muatan tidak sejenis akan terjadi gaya tarik menarik (+-).
Ketika batang plastik digosok dengan kain wol, elektron-elektron kain wol
lepas dan masuk ke batang plastik sehingga batang plastik kelebihan elektron. Dengan
demikian, batang plastik menjadi bermuatan negatif. Ada pun pada saat batang kaca
digosok dengan kain sutera, elektron – elektron dari batang kaca berpindah ke kain
sutera dan menyebabkan batang kaca kekurangan elektron sehingga menjadi
bermuatan positif.
3
Ada pun bunyi Hukum Coulomb adalah: “Besar gaya tolak-menolak
atau gaya tarik-menarik antara dua benda bermuatan listrik, berbanding
lurus dengan besar masing-masing muatan listrik dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara kedua benda bermuatan.” Gaya Coulumb
dirumuskan:
atau
Adanya gaya antara dua benda bermuatan yang berada pada jarak
tertentu memunculkan gagasan adanya medan di sekitar muatan yang disebut
sebagai medan listrik (Michael Faraday 1791-1867). Menurut Faraday suatu
medan listrik keluar dari setiap muatan. Ketika muatan kedua di tempatkan di
sekitar muatan pertama, maka muatan kedua akan mengalami gaya yang
disebabkan oleh adanya medan listrik di area tersebut.
Pengaruh listrik ini dinamakan medan (field) listrik. Medan listrik ini
akan mempengaruhi muatan listrik lain q’ (muatan uji) yang berada di
sekitarnya, berupa tarikan atau tolakan, bergantung dari jenis muatannya.
Dengan kata lain muatan q’ akan mengalami gaya Coulomb. Medan listrik
adalah daerah di sekitar muatan di mana pengaruh listrik masih berpengaruh
pada muatan lain. Kuat medan listrik di suatu titik sejauh r dari muatan q
adalah:
4
Dengan demikian kuat medan listrik ini adalah besaran vector dan memiliki
arah menjauhi muatan induk positip (+Q) atau mendekati muatan induk
negative (-Q). Berdasarkan persamaan gaya Coulomb di atas, maka kuat
medan listrik dapat dinyatakan:
atau
5
didekatkan pada gabus, maka muatan positip pada kaca menarik
elektron dan menolak proton di dalam gabus. Akibatnya muatan
negatif (-q2) berkumpul pada sisi gabus yang dekat kaca dan muatan
positif (+q2) berkumpul pada sisi yang lain. Proses ini dinamakan
induksi (imbas). Berdasakan hukum kekekalan muatan, total muatan
gabus harus nol, karena tidak ada muatan yang ditambahkan ataupun
dipindahkan. Dengan demikian, muatan negatif terinduksi ke satu sisi
dan muatan positif terinduksi ke sisi lainnya dalam jumlah yang sama.
2.3.3.2 Gejala Induksi Pada Isolator (Penyekat)
Isolator (penyekat atau dielektrik) adalah bahan yang elektron-
elektron terikat pada atomnya sehingga tidak dapat bebas berpindah.
Contoh isolator adalah kaca, karet dan gabus. Atom-atom pada bahan
isolator digambarkan seperti unit yang netral komposisi proton dan
elektron berlapis-lapis satu dengan lainnya. Muatan positif q
didekatkan dengan isolator menarik muatan negatif dan menolak
muatan positif pada inti isolator. Hal tersebut menyebabkan muatan
positif dan negatif sedikit terpisah. Setiap atom secara keseluruhan
tetap netral, tetapi satu ujung menjadi bermuatan negatip (yang dekat
muatan +q) dan yang lain menjadi positip (pada sisi lawannya). Jika
isolator dipotong menjadi dua bagian, maka muatan imbas muncul
pada permukaan-permukaan potongan tetapi muatan total setiap bagian
tetap nol.
2.3.3.3 Gejala Induksi Pada Konduktor (Penghantar)
Pada bahan konduktor (penghantar), sedikitnya terdapat satu
elektron terpisah dari atom dan bebas dalam konduktor, yakni elektron
yang tidak terikat pada inti atom sehingga dapat bergerak secara bebas
dalam keseluruhan volume bahan. Atom yang kehilangan elektron
disebut ion. Pada konduktor logam terdiri dari ion-ion bermuatan
positif dalam kedudukan tetap dan elektron-elektron bermuatan negatip
yang bebas bergerak di seluruh volume logam sehingga muatannya
adalah nol di semua tempat di dalam logam. Contohnya logam Na, K,
Cu, Ag dan Au adalah monovalen; dan logam Be, Mg, Zn dan Cd
adalah divalen.
6
Bila muatan +q didekatkan pada konduktor, maka muatan ini
akan menarik elektron dan menolak ion. Karena elektron bebas
bergerak, maka mereka mengumpul pada sisi yang dekat +q sehingga
sisi ini bermuatan negatif. Pada sisi berlawanan karena kekurangan
elektron, menjadi bermuatan positif. Jika penghantar dipotong menjadi
dua, maka sebagian besar elektron terjebak pada potongan yang dekat
muatan +q, meninggalkan sisi yang lain yang kekurangan elektron.
Dengan demikian setiap potongan menjadi bermuatan, meskipun
muatan imbasnya telah diijauhkan.
7
Sumber: Greeners.Co
Salah satu contoh ikan listrik adalah belut listrik. Belut listrik
(Electrophorus electricus) adalah sejenis ikan yang dapat
menghasilkan aliran listrik kuat (sampai 650 volt) untuk berburu dan
membela diri. Walaupun namanya belut listrik, ia bukan termasuk
golongan belut melainkan ikan (Gymnotiformes). Dua pertiga tubuh
ikan ini tertutup dengan alat-alat listrik, yang mempunyai sekitar 5000
hingga 6000 titik listrik. Oleh karena itu, mereka dapat menghasilkan
arus listrik sebesar 500 volt per sekitar 2 amper. Kira-kira kekuatannya
melebihi yang digunakan oleh seperangkat TV biasa. Kemampuan
menghasilkan listrik pada belut listrik digunakan untuk pertahanan
maupun penyerangan. Ikan ini menggunakan arus listrik ini untuk
membunuh pemangsanya dengan memberi mereka kejutan listrik.
Sumber: Wikipedia
8
mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh hewan air lainnya
sehingga memudahkan ikan hiu martil untuk memindai pasir dan
mencari makan di dasar laut. Hiu ini menjadi satu-satunya hiu yang
memiliki sensitivitas listrik terbesar yang dapat mendeteksi sinyal dari
setengah milyar volt hewan lain dan memudahkan dalam mencari
mangsa. Martil juga dikatakan menggunakan deteksi internal mereka
seperti perangkat GPS yang membantu menyesuaikan diri dengan
mendeteksi arus laut yang bergerak dalam medan magnetik bumi.
2.4.2 Listrik Pada Sel Saraf Manusia
9
Sumber: Sherwood, 2009.
Sebelum melakukan analisis aliran listrik pada sel saraf manusia perlu
diketahui terlebih dahulu struktur dan fungsi sel saraf manusia.
10
Tubuh manusia mengandung ion positif dan ion negatif. Ion
penyebab muatan negatif di dalam tubuh manusia adalah Cl-,
sedangkan penyebab muatan positif adalah Ca2+ dan Na+. Saat sel saraf
tidak menghantarkan impuls, muatan positif Na+ melingkupi bagian
luar membran sel. Pada kondisi demikian, membran sel saraf bagian
luar bermuatan listrik positif dan membran sel bagian dalam bermuatan
listrik negatif (Cl-). Pada saat sel saraf menghantarkan impuls
menyebabkan pergerakan ion, ion Na+ masuk ke dalam membran akson
dan ion Cl- keluar dari membran akson sehingga muatan di dalam
membran menjadi lebih positif, menyebabkan terjadinya peningkatan
nilai potensial listrik pada sel saraf.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Listrik statis adalah pembahasan tentang benda-benda yang bermuatan listrik
dalam posisi diam atau tidak mengalir. Muatan listrik dibedakan menjadi dua yaitu
muatan listrik positif dan muatan listrik negative. Pada kedua muatan listrik saling
berinteraksi sehingga terjadi gaya listrik yaitu pada muatan sejenis akan terjadi gaya
tolak menolak dan muatan tidak sejenis akan terjadi gaya tarik menarik yang dapat
direalisasikan dalam hukum Couloumb. Gaya yang terjadi ini menyebabkan adanya
medan listrik dan menimbulkan beda potensial serta terjadinya muatan listrik induksi.
12
Penerapan listrik dalam biologi terdapat pada ikan listrik, sel saraf manusia, dan
burung imigran.
3.2 Saran
Demikian pembahasan mengenai listrik statis beserta keterkaitannya dalam
biologi. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya karena keterbatasan pengetahuan dan
kurangnya literatur atau referensi yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca baik
dosen maupun mahasiswa demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
13
2-MklhListrik.pdf (upi.edu) diakses pada Jumat, 25 Desember 2020 pukul 13.00
BBM 10 (Listrik Statis) KD Fisika (upi.edu) diakses pada Jumat, 25 November 2020 pukul
15.00
14