Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH LISTRIK STATIS DAN KETERKAITANNYA DALAM

BIOLOGI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika untuk Biologi


yang dibimbing oleh Dr. Parno, M.Si.

Zizah Estuning Erina


Offering A/Kelompok 11
NIM : 200341617268

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PRODI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
DESEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah dengan judul
“Listrik Statis Dan Keterkaitannya Dalam Biologi”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Fisika untuk Biologi dan memahami dengan baik serta
menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca mengenai materi Listrik Statis yang
dibimbing oleh Bapak Drs. Parno, M.Si.

Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Parno, M.Si.


sebagai dosen pembimbing mata kuliah Fisika Untuk Biologi yang telah memberikan tugas
makalah ini dan membimbing penulis dalam proses penyusunan makalah serta kepada semua
pihak yang senantiasa mendukung dan memberikan arahan kepada penulis dalam penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menunjang pemahaman mahasiswa dalam perkuliahan
Fisika untuk Biologi.

Malang, 26 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………...1


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………..1
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………...2

2.1 Pengertian Listrik Statis ……………………………………………………………….2


2.2 Benda Bermuatan Listrik………………………………………………………………2
2.3 Interaksi Antar Muatan Listrik.………………………………………………………...3
2.3.1 Gaya Coulomb dan Kuat Medan Listrik ……………………………………...3
2.3.2 Energi Potensial dan Energi Potensial Listrik ……………….……………….5
2.3.3 Muatan Listrik Induksi (Imbas) ………………………………………………5
2.3.3.1 Gejala Induksi Imbas………………………………………………….5
2.3.3.2 Gejala Induksi Pada Isolator (Penyekat)………………………………6
2.3.3.3 Gejala Induksi Pada Konduktor (Penghantar)………………………...6
2.4 Keterkaitan Listrik dengan Biologi (Biolistrik)……...………………………………...7
2.4.1 Ikan Listrik …………………………………………………………………...7
2.4.2 Listrik Pada Sel Saraf Manusia……………………………………………….9
2.4.3 Listrik Pada Burung Imigran…………………………………………………10

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………….....12

1. Kesimpulan …………………………………………………………………………...12
2. Saran ………………………………………………………………………………….
12
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………..13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika adalah salah satu ilmu pasti yang dalam kajiannya terbatas pada
fisik benda. Salah satu kajian dalam fisika adalah mengenai kelistrikan yaitu
listrik statis. Dalam kehidupan kita sehari – hari, kata ‘listrik’ bukan merupakan
hal yang asing lagi. Salah satu contoh biologis keberadaan listrik adalah adanya
ledakan petir. Petir merupakan hasil pelepasan muatan listrik di awan. Energi
yang dilepaskan petir sangat besar sehingga menimbulkan cahaya panas dan bunyi
gelegar yang sangat keras. Selain petir, keberadaan listrik dapat dilihat dari
banyaknya peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik seperti, setrika,
radio, televisi, lemari es, kipas angin, mesin cuci, dan masih banyak lainnya.
Bahkan tanpa kita sadari, listrik terdapat dalam tubuh manusia dan hewan yang
berperan penting dalam aktivitas untuk bertahan hidup. Hal ini menujukkan
bahwa di dalam kehidupan kita energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok.
Oleh karena itu, dibutuhkan wawasan yang lebih mendalam mengenai penerapan
listrik di bidang biologi seperti yang akan dibahas sebagai berikut.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan listrik statis?
1.2.2 Bagaimana benda dapat bermuatan listrik?
1.2.3 Bagaimana interaksi antar muatan listrik?
1.2.4 Bagaimanakah peranan listrik di bidang biologi?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui dan memahami konsep listrik statis
1.3.2 Mengetahui dan memahami proses benda dapat bermuatan listrik
1.3.3 Mengetahui dan memahami interaksi antar muatan listrik
1.3.4 Mengetahui dan memahami peranan listrik dalam biologi

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Listrik Statis


Listrik statis adalah suatu ilmu yang mempelajari pengumpulan muatan listrik
dan sifat – sifatnya pada sebuah benda. Listrik statis terdapat kata ‘statis’ yang artinya
diam. Hal tersebut menunjukkan bahwa listrik statis merupakan gejala kelistrikan
yang tidak mengalir atau diam. Dapat didefinisikan bahwa listrik statis adalah
pembahasan tentang benda-benda yang bermuatan listrik (negatif atau positif) yang
statik/diam (tidak mengalir). Benda bermuatan listrik bergantung pada partikel-
partikel penyusun atomnya.

2.2 Benda Bermuatan Listrik


Benda bermuatan listrik bergantung pada partikel-partikel penyusun atomnya.
Setiap atom terdiri dari inti dan elektron yang mengelilingi inti. Inti atom terdiri dari
proton dan netron. Suatu atom tertentu, biasanya, dilambangkan dengan AZX, dimana
Z=lambang unsur, X=nomor massa, dan A=nomor atom. Menurut Rutherford atom
pembentuk benda tersusun dari sejumlah proton bermuatan positif yang terkonsentrasi
di inti dan sejumlah elektron bermuatan negatif menempati sejumlah kulit lintasan
yang mengelilingi inti. Benda netral adalah benda yang pada setiap atomnya jumlah
proton sama dengan jumlah elektron.

Sumber: BBM 10 Listrik Statis

Pada saat suatu benda berinteraksi dengan benda yang lain maka, hanya
elektron-elektron yang berada pada posisi terluar yang terlibat dalam interaksi
tersebut. Elektron-elektron terluar ini biasa disebut elektron valensi. Jika elektron
terluar lepas, maka jumlah proton (bermuatan positif) lebih besar dari jumlah elektron

2
sehingga atom menjadi bermuatan positif. Sebaliknya apabila ada elektron yang
masuk menempati kulit lintasan, maka jumlah elektron lebih banyak dari jumlah
proton, akibatnya atom bermuatan negatif. Pada kedua muatan listrik saling
berinteraksi sehingga terjadi gaya listrik yaitu pada muatan sejenis akan terjadi gaya
tolak menolak (++/--) dan muatan tidak sejenis akan terjadi gaya tarik menarik (+-).
Ketika batang plastik digosok dengan kain wol, elektron-elektron kain wol
lepas dan masuk ke batang plastik sehingga batang plastik kelebihan elektron. Dengan
demikian, batang plastik menjadi bermuatan negatif. Ada pun pada saat batang kaca
digosok dengan kain sutera, elektron – elektron dari batang kaca berpindah ke kain
sutera dan menyebabkan batang kaca kekurangan elektron sehingga menjadi
bermuatan positif.

Sumber: Materi Listrik Statis

2.3 Interaksi Antar Muatan Listrik


2.3.1 Gaya Coulomb dan Kuat Medan Listrik
Gaya tarik-menarik atau gaya tolak-menolak antara dua muatan listrik di
sebut gaya Coulomb (Fc). Apabila dua muatan yang berdekatan jenis
muatannya sama, maka gaya Coulomb berupa gaya tolak-menolak.
Sebaliknya, jika dua muatan yang berdekatan jenis muatannya berbeda, maka
gaya Coulomb berupa gaya tarik menarik.

3
Ada pun bunyi Hukum Coulomb adalah: “Besar gaya tolak-menolak
atau gaya tarik-menarik antara dua benda bermuatan listrik, berbanding
lurus dengan besar masing-masing muatan listrik dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara kedua benda bermuatan.” Gaya Coulumb
dirumuskan:

atau

Dimana Q1 dan Q2 adalah muatan masing-masing benda dalam satuan


coulomb (C), r adalah jarak kedua muatan dalam satuan (m), dan  adalah
permitivitas medium. Untuk ruang hampa =o=8,85.10-12 F/m dan
k=(4o)-1 =9.109 Nm2 /C2.

Adanya gaya antara dua benda bermuatan yang berada pada jarak
tertentu memunculkan gagasan adanya medan di sekitar muatan yang disebut
sebagai medan listrik (Michael Faraday 1791-1867). Menurut Faraday suatu
medan listrik keluar dari setiap muatan. Ketika muatan kedua di tempatkan di
sekitar muatan pertama, maka muatan kedua akan mengalami gaya yang
disebabkan oleh adanya medan listrik di area tersebut.

Pengaruh listrik ini dinamakan medan (field) listrik. Medan listrik ini
akan mempengaruhi muatan listrik lain q’ (muatan uji) yang berada di
sekitarnya, berupa tarikan atau tolakan, bergantung dari jenis muatannya.
Dengan kata lain muatan q’ akan mengalami gaya Coulomb. Medan listrik
adalah daerah di sekitar muatan di mana pengaruh listrik masih berpengaruh
pada muatan lain. Kuat medan listrik di suatu titik sejauh r dari muatan q
adalah:

4
Dengan demikian kuat medan listrik ini adalah besaran vector dan memiliki
arah menjauhi muatan induk positip (+Q) atau mendekati muatan induk
negative (-Q). Berdasarkan persamaan gaya Coulomb di atas, maka kuat
medan listrik dapat dinyatakan:

atau

2.3.2 Energi Potensial dan Energi Potensial Listrik


Energi potensial dan potensial listrik adalah besaran scalar sehingga
nilainya bisa positif atau negative bergantung dengan jenis muatannya. Sistem
yang terdiri dari dua muatan listrik Q1 dan Q2 yang terpisah sejauh r akan
memiliki energi potensial:

Seperti kita ketahui muatan positif memiliki “kecenderungan” bergerak ke


arah negatif tanpa “didorong” dengan gaya luar sekalipun, tentu secara intuisi
kita bisa mengatakan ada energi tertentu yang berasal dari muatan negatif
yang membuat muatan positif tertarik atau “jatuh” padanya. Energi ini disebut
energi potensial listrik. Energi potensial listrik didefinisikan sebagai “usaha
(kerja) yang diperlukan untuk memindahkan muatan q’ dari A ke B”. Energi
potensial listrik dirumuskan:

V= potensial listrik (Joule/Coulomb =Volt)


2.3.3 Muatan Listrik Induksi (Imbas)
2.3.3.1 Gejala Induksi Imbas
Sebuah batang kaca yang bermuatan positif akibat digosok oleh
sutra akan menarik gabus-gabus kecil. Gabus tersusun dari proton dan
elektron yang berbeda muatan, yang secara alami terdistribusi setara,
maka jumlah muatannya nol untuk setiap bagian gabus. Sebatang kaca
yang telah dimuati positip q1 dengan penggosokan kain sutera,

5
didekatkan pada gabus, maka muatan positip pada kaca menarik
elektron dan menolak proton di dalam gabus. Akibatnya muatan
negatif (-q2) berkumpul pada sisi gabus yang dekat kaca dan muatan
positif (+q2) berkumpul pada sisi yang lain. Proses ini dinamakan
induksi (imbas). Berdasakan hukum kekekalan muatan, total muatan
gabus harus nol, karena tidak ada muatan yang ditambahkan ataupun
dipindahkan. Dengan demikian, muatan negatif terinduksi ke satu sisi
dan muatan positif terinduksi ke sisi lainnya dalam jumlah yang sama.
2.3.3.2 Gejala Induksi Pada Isolator (Penyekat)
Isolator (penyekat atau dielektrik) adalah bahan yang elektron-
elektron terikat pada atomnya sehingga tidak dapat bebas berpindah.
Contoh isolator adalah kaca, karet dan gabus. Atom-atom pada bahan
isolator digambarkan seperti unit yang netral komposisi proton dan
elektron berlapis-lapis satu dengan lainnya. Muatan positif q
didekatkan dengan isolator menarik muatan negatif dan menolak
muatan positif pada inti isolator. Hal tersebut menyebabkan muatan
positif dan negatif sedikit terpisah. Setiap atom secara keseluruhan
tetap netral, tetapi satu ujung menjadi bermuatan negatip (yang dekat
muatan +q) dan yang lain menjadi positip (pada sisi lawannya). Jika
isolator dipotong menjadi dua bagian, maka muatan imbas muncul
pada permukaan-permukaan potongan tetapi muatan total setiap bagian
tetap nol.
2.3.3.3 Gejala Induksi Pada Konduktor (Penghantar)
Pada bahan konduktor (penghantar), sedikitnya terdapat satu
elektron terpisah dari atom dan bebas dalam konduktor, yakni elektron
yang tidak terikat pada inti atom sehingga dapat bergerak secara bebas
dalam keseluruhan volume bahan. Atom yang kehilangan elektron
disebut ion. Pada konduktor logam terdiri dari ion-ion bermuatan
positif dalam kedudukan tetap dan elektron-elektron bermuatan negatip
yang bebas bergerak di seluruh volume logam sehingga muatannya
adalah nol di semua tempat di dalam logam. Contohnya logam Na, K,
Cu, Ag dan Au adalah monovalen; dan logam Be, Mg, Zn dan Cd
adalah divalen.

6
Bila muatan +q didekatkan pada konduktor, maka muatan ini
akan menarik elektron dan menolak ion. Karena elektron bebas
bergerak, maka mereka mengumpul pada sisi yang dekat +q sehingga
sisi ini bermuatan negatif. Pada sisi berlawanan karena kekurangan
elektron, menjadi bermuatan positif. Jika penghantar dipotong menjadi
dua, maka sebagian besar elektron terjebak pada potongan yang dekat
muatan +q, meninggalkan sisi yang lain yang kekurangan elektron.
Dengan demikian setiap potongan menjadi bermuatan, meskipun
muatan imbasnya telah diijauhkan.

2.4 Keterkaitan Listrik dengan Biologi (Biolistrik)


2.4.1 Ikan Listrik
Jumlah ikan yang diketahui mempunyai organ listrik sekitar
500 spesies yang tergolong menjadi tujuh family Chonrichtheys dan
Osteichthyes. Organ listrik ini dapat ditemukan pada ekor (ikan pari
listrik), di bawah kulit (Teleostei), pada sirip, dibelakang mata
(star-gauer), atau pada sebagian besar permukaan tubuh (belut listrik).
Organ penghasil listrik yang dimiliki oleh kebanyakan ikan tersusun
dari sel saraf dan sel otot. Bentuk organ listrik seperti piringan kecil
yang memproduksi lendir disebut elektrosit. Prinsip kerja piringan
listrik ini mirip dengan cara kerja baterai. Ketika ikan beristirahat, otot-
otot yang tidak berhubungan belum aktif. Namun jika menerima pesan
dari saraf, akan segera bekerja secara serentak untuk mengeluarkan
daya listrik. Pada saat itu, voltase semua piringan listrik atau elektrosit
menyatu, sehingga mampu menghasilkan daya listrik sampai 220 volt
pada ikan torpedo atau sampai 650 volt pada belut listrik.
Kemampuan mengeluarkan daya listrik yang besar adalah
untuk mempertahankan diri terhadap pemangsa atau musuh dan untuk
menangkap mangsa. Dengan menciptakan gelombang arus listrik
secara terus menerus ke perairan disekitarnya, melalui pelepasan daya
listrik mencapai lebih dari 1000 impuls per detik. Bila ada sesuatu
yang memasuki medan listrik ini, akan membuat perubahan medan
yang akan segera diketahui oleh ikan listrik.

7
Sumber: Greeners.Co

Salah satu contoh ikan listrik adalah belut listrik. Belut listrik
(Electrophorus electricus) adalah sejenis ikan yang dapat
menghasilkan aliran listrik kuat (sampai 650 volt) untuk berburu dan
membela diri. Walaupun namanya belut listrik, ia bukan termasuk
golongan belut melainkan ikan (Gymnotiformes). Dua pertiga tubuh
ikan ini tertutup dengan alat-alat listrik, yang mempunyai sekitar 5000
hingga 6000 titik listrik. Oleh karena itu, mereka dapat menghasilkan
arus listrik sebesar 500 volt per sekitar 2 amper. Kira-kira kekuatannya
melebihi yang digunakan oleh seperangkat TV biasa. Kemampuan
menghasilkan listrik pada belut listrik digunakan untuk pertahanan
maupun penyerangan. Ikan ini menggunakan arus listrik ini untuk
membunuh pemangsanya dengan memberi mereka kejutan listrik.

Sumber: Wikipedia

Contoh lain terdapat ikan hiu kepala martil. Dengan ratusan


ribu organ elektroreseptor (disebut ampullae oleh Lorenzini) di dalam
tubuh hiu kepala martil. Elektroreseptor ini terdiri dari kanal berbentuk
pori – pori (tampak seperti bintik hitam di permukaan). Ampullae

8
mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh hewan air lainnya
sehingga memudahkan ikan hiu martil untuk memindai pasir dan
mencari makan di dasar laut. Hiu ini menjadi satu-satunya hiu yang
memiliki sensitivitas listrik terbesar yang dapat mendeteksi sinyal dari
setengah milyar volt hewan lain dan memudahkan dalam mencari
mangsa. Martil juga dikatakan menggunakan deteksi internal mereka
seperti perangkat GPS yang membantu menyesuaikan diri dengan
mendeteksi arus laut yang bergerak dalam medan magnetik bumi.
2.4.2 Listrik Pada Sel Saraf Manusia

9
Sumber: Sherwood, 2009.

Sebelum melakukan analisis aliran listrik pada sel saraf manusia perlu
diketahui terlebih dahulu struktur dan fungsi sel saraf manusia.

 Dendrit penonjolan badan sel yang bercabang dan berbentuk


seperti pohon berfungsi untuk menerima impuls dari sel lain dan
meneruskan ke badan sel.
 Badan sel merupakan bagian yang didalamnya terdapat inti sel
yang dikelilingi sitoplasma. Badan sel ini berfungsi sebagai bagian
sel saraf yang meneruskan impuls dari dendrit ke akson.
 Selubung mielin berfungsi untuk mempercepat impuls saraf dengan
membantu terjadinya loncatan muatan. Bagian ini dihasilkan ole
sel schwann yang berupa selubung lemak berlapis-lapis.
 Akson berfungsi meneruskan impuls dari badan sel saraf ke sel
saraf lain atau ke sel otot atau ke kelenjar. Akson ini merupakan
penonjolan pada badan sel berbentuk panjang dan silindris. Ujung
akhir akson dikenal dengan terminal akson.
 Nodus Ranvier merupakan daerah terbuka yang tidak terselubung
dengan mielin berfungsi sebagai tempat terjadinya Tarik-menarik
muatan listrik di membran sel saraf.

Aliran listrik pada sel saraf (neuron) manusia tepatnya terjadi


pada membran plasma. Membran plasma merupakan suatu lapisan
yang terdiri dari lemak dan protein. Membran plasma berfungsi untuk
menghantarkan muatan listrik. Muatan listrik yang terdapat pada
membran plasma berada pada Cairan Intrasel (CIS) dan Cairan
Ekstrasel (CES). Pada CIS dan CES ion melakukan perpindahan
sehingga terjadi perbedaan muatan antara CIS dan CES. Perbedaan
jumlah muatan akibat perpindahan muatan disebut dengan potensial
membran.

10
Tubuh manusia mengandung ion positif dan ion negatif. Ion
penyebab muatan negatif di dalam tubuh manusia adalah Cl-,
sedangkan penyebab muatan positif adalah Ca2+ dan Na+. Saat sel saraf
tidak menghantarkan impuls, muatan positif Na+ melingkupi bagian
luar membran sel. Pada kondisi demikian, membran sel saraf bagian
luar bermuatan listrik positif dan membran sel bagian dalam bermuatan
listrik negatif (Cl-). Pada saat sel saraf menghantarkan impuls
menyebabkan pergerakan ion, ion Na+ masuk ke dalam membran akson
dan ion Cl- keluar dari membran akson sehingga muatan di dalam
membran menjadi lebih positif, menyebabkan terjadinya peningkatan
nilai potensial listrik pada sel saraf.

2.4.3 Listrik Pada Burung Imigran

Burung-burung imigran dalam waktu tertentu berpindah bolak-


balik dari suatu tempat asal ke tempat migrasi tanpa mengalami
kesulitan. Artinya jarang didapati burung tersebut yang salah arah
sehingga kesasar. Ternyata hal ini dikarenakan terdapat hubungan
antara kelistrikan dalam tubuh burung dengan medan magnet bumi.
Pada burung bekerja gaya Lorentz yang mengarahkan gerakan terbang
burung selama bermigrasi.

Salah satu hipotesis didasarkan pada penemuan potongan-


potongan kecil magnetik, sejenis mineral besi bermagnet, di kepala
burung yang bermigrasi. Beberapa ilmuwan menyimpulkan bahwa
tarikan bumi terhadap struktur pengandung magnetik memicu
transmisi impuls saraf ke otak. Hipotesis kedua menyatakan bahwa
hewan dipandu oleh efek-efek medan magnet bumi pada fotoreseptor
dalam sistem penglihatan. Gagasan bahwa hewan ‘melihat’ medan
magnetic didukung oleh percobaan yang menunjukkan bahwa burung
membutuhkan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu
dalam lingkungan siang atau malam untuk mengorientasikan dirinya
sendiri dalam medan magnet.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Listrik statis adalah pembahasan tentang benda-benda yang bermuatan listrik
dalam posisi diam atau tidak mengalir. Muatan listrik dibedakan menjadi dua yaitu
muatan listrik positif dan muatan listrik negative. Pada kedua muatan listrik saling
berinteraksi sehingga terjadi gaya listrik yaitu pada muatan sejenis akan terjadi gaya
tolak menolak dan muatan tidak sejenis akan terjadi gaya tarik menarik yang dapat
direalisasikan dalam hukum Couloumb. Gaya yang terjadi ini menyebabkan adanya
medan listrik dan menimbulkan beda potensial serta terjadinya muatan listrik induksi.

12
Penerapan listrik dalam biologi terdapat pada ikan listrik, sel saraf manusia, dan
burung imigran.

3.2 Saran
Demikian pembahasan mengenai listrik statis beserta keterkaitannya dalam
biologi. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya karena keterbatasan pengetahuan dan
kurangnya literatur atau referensi yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca baik
dosen maupun mahasiswa demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Fadilah Muhyiatul,dkk.2020. Changes of birds behavior in response to magnetic fields


anomaly before the earthquake: a review. Jurnal BIOSCIENCE Vol.4 No.1
VIII Hal 54-55. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Parno. 2005. Fisika untuk Biologi.

Ramlawati,dkk.2017. SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA


PELAJARAN IPA BAB X KELISTRIKAN DAN
KEMAGNETAN.Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan.
Singgih Sawitono Amin.2003. Sistem Saraf Sebagai Sistem Pengendali Tubuh.Fakultas
Kedokteran.Universitas Indonesia.

13
2-MklhListrik.pdf (upi.edu) diakses pada Jumat, 25 Desember 2020 pukul 13.00

BBM 10 (Listrik Statis) KD Fisika (upi.edu) diakses pada Jumat, 25 November 2020 pukul
15.00

(DOC) BAB I (PENDAHULUAN | Marsa Apriani - Academia.edu diakses pada Sabtu,


26 Desember 2020 pukul 13.52

20191004022206.pdf (smpjoannesbosco.sch.id) diakses pada Sabtu, 26 Desember 2020 pukul


14.16

14

Anda mungkin juga menyukai