Ekologi Tumbuhan
”EKOSISTEM”
OLEH:
oleh:
Ruwaeda
(H0317357)
PENDIDIKAN BIOLOGI D
2019
RESUME EKOLOGI TUMBUHAN
Nama : Ruwaeda
Nim : H0317357
Kelas : Pendidikan Biologi D
Sub Materi :
1. Komponen ekosistem
2. Energi dalam ekosistem
3. Rantai makanan, jaring makanan, piramida ekologi, aliran energi
dan siklus materi.
A. Komponen Ekosistem
Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh Tansley (1935). Ia
mengemukakan bahwa hubungan timbal balik antara komponen biotik
(tumbuhan, hewan manusia, mikroba) dengan komponen abiotik (cahaya,
udara, air, tanah dan sebagainya) merupakan hubungan antar komponen yang
membentuk sistem. Ini berarti bahwa dalam struktur maupun dalam fungsi
komponen–komponen tadi merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan
(Ardhana, 2015).
Dalam pengertian lain ekosistem merupakan suatu sistem dari fungsi
organisme-organisme besama-sama dengan lingkungan non hidupnya.
Ukuran dari ekosistem ini sangat bervariasi yang terbesar dan hampir
meliputi seluruh permukaan bumi dab sudah tentu terdiri dari kehidupan
hewan dan tumbuhan yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dikenal
dengan istilah “biosfir” atau ada pula yang menyebutnya sebagai “ekosfir”.
Untuk ukuran yang lebih kecil dikenal sebagai hutan, sawah, kolam, danau,
laut, dan sebagainya (Ardhana, 2015).
Di dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara timbal
balik dengan lingkungannya. Interaksi timbal balik ini membentuk suatu
sistem yang kemudian kita kenal sebagai sistem ekologi atau ekosistem.
Dengan kata lain ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang
menyangkut proses interaksi organisme hidup dengan lingkungannya.
Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan biotik (makhluk hidup)
maupun abiotik (non makhluk hidup) (Utomo dan Rizal 2014).
Ekosistem juga dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan yang
melibatkan unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik
(iklim, air, dan tanah) serta kimia (keasaman dan salinitas) yang saling
berinteraksi satu sama lainnya. (Utomo dan Rizal 2014).
Bila kita memasuki suatu ekosistem, baik ekosistem daratan maupun
perairan, akan dijumpai adanya dua macam organisme hidup yang merupakan
komponen biotik ekosistem. Kedua macam komponen biotik tersebut adalah
(a) Autotrofik dan (b) Heterotrofik.
a. Autotrofik, terdiri atas organisme yang mampu menghasilkan (energi)
makanan dari bahan-bahan anorganik dengan proses fotosintesis ataupun
kemosintesis. Organisme ini tergolong mampu memenuhi kebutuhan
dirinya sendiri. Organisme ini sering disebut produsen.
b. Heterotrofik, terdiri atas organisme yang menggunakan, mengubah atau
memecah bahan organik kompleks yang telah ada yang dihasilkan oleh
komponen autotrofik. Organisme ini termasuk golongan konsumen, baik
makrokonsumen maupun mikrokonsumen (Utomo dan Rizal 2014).
Secara struktural ekosistem mempunyai enam komponen sebagai
berikut:
1. Bahan anorganik yang meliputi C, N, CO2 , H2O, dan lain-lain.
Bahanbahan ini akan mengalami daur ulang.
2. Bahan organik yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, bahan humus,
dan lain-lain. Bahan-bahan organik ini merupakan penghubung antara
komponen biotik dan abiotik.
3. Kondisi iklim yang meliputi faktor-faktor iklim, misalnya angin, curah
hujan, dan suhu.
4. Produsen adalah organisme-organisme autotrof, terutama tumbuhan
berhijau daun (berklorofil). Organisme-organisme ini mampu hidup hanya
dengan bahan anorganik, karena mampu menghasilkan energi makanan
sendiri, misalnya dengan fotosistesis. Selain tumbuhan berklorofil juga
ada bakteri kemosintetik yang mampu menghasilkan energi kimia melalui
reaksi kimia. Tetapi peranan bakteri kemosintetik ini tidak begitu besar
jika dibandingkan dengan tumbuhan fotosintetik.
5. Makrokonsumen adalah organisme heterotrof, terutama hewan-hewan
seperti kambing, ular, serangga dan udang. Organisme ini hidupnya
tergantung pada organisme lain, dan hidup dengan memakan materi
organik.
6. Mikrokonsumen adalah organisme-organisme heterotrof, saprotrof, dan
osmotrof, terutama bakteri dan fungi. Mereka inilah yang memecah
materi organik yang berupa sampah dan bangkai, menguraikannya
sehingga terurai menjadi unsur-unsurnya (bahan anorganik). Kelompok
ini juga disebut sebagai organisme pengurai atau dekomposer.
Komponen-komponen 1, 2, dan 3, merupakan komponen abiotik/
nonbiotik, atau komponen yang tidak hidup, sedangkan komponenkomponen
4, 5, 6, merupakan komponen yang hidup atau komponen biotik. Secara
fungsional ekosistem dapat dipelajari menurut enam proses yang berlangsung
di dalamnya, yaitu:
1. Lintasan atau aliran energi.
2. Rantai makanan.
3. Pola keragaman berdasar waktu dan ruang.
4. Daur ulang (siklus) biogeokimiawi.
5. Perkembangan dan evolusi.
6. Pengendalian atau sibernetika (Utomo dan Rizal 2014).
B. Energi dalam ekosistem
baik mahkluh hidup maupun mahkluk tak hidup mempunyai energi, bahkan
tiap materi itu merupakan suatu bentuk energi. Batu, air, udara adalah bentuk
energi. Batu yang teletak di lereng bukit memiliki bentuk energi yang disebut
energi potensial. Air yang menggenang di suatu tempat memiliki engergi
potensial juga. Batu yang menggelinding, air yang mengalir memiliki energi
yang bentuknya lain; energi ini disebut energi gerak atau energi kinetik
(Dwidjoseputro, 1994).
Makanan yang berupa karbohidrat (tepung, gula), lemak, protein pun
suatu bentuk ennergi potensial. Tetapi karena jnis-jenis makanan ini menurut
sifatnya adalah bahan kimia, maka sering bahan-baan tersebut juga dikatakan
energi kimia (Dwidjoseputro, 1994).
Energi yang dimiliki oleh setiap organisme hidup adalah energi kimia
yang diperoleh dari makanannya dalam bentuk protein, karbohidrat, lemak
dan sebagainya. Energi tersebut diciptakan pertama kali pada tingkat
produsen yaitu tumbhan hijau dengan mengubah energi matahari ke dalam
bentuk energi potensial. Energi potensial adalah energi yang tersimpan dan
dapat di gunakan untuk melakukan kerja, contohnya protein, karbohidrat dan
lemak. Adapun energi kinetik adalah energi yang terlepaskan atau energi
yang dibebaskan oleh organisme berupa energi gerak.
Perlu diketahui bahwa energi di alam bebas atau di dalam ekosistem ini
tunduk pada hukum termodinamika, yaitu hukum termodinamika I dan
hukum termodinamika II (Odum. 1993).
1. Hukum Termodinamika I
Hukum termodinamika I berbunyi: “energi dapat diubah dari satu
bentuk energi ke bentuk energi yang lain, tetapi tidak pernah dapat
diciptakan atau dimusnahkan”. Misalnya, energi cahaya sebagai contoh
bentuk energi dapat diubah menjadi energi panas dan dapat diubah
menjadi energi kinetik, dapat diubah menjadi potesial dalam suatu
makanan bergantung pada keadaan, tetapi tak satu pun dari energi tersebut
dimusnahkan.
Hal itu suatu bukti bahwa energi tidak dimusnahkan tetapi di ubah
dari bentuk energi yang satu ke bentuk nenergi yang lainnya.
2. Hukum Termodinamika II
Hukum termodinamika II berbunyi: “setiap terjadi perubahan bentuk
energi, pasti terjadi degradasi energi dari bentuk energi yang terpusat
menjadi bentuk energi yang terpancar dan di dalam proses trasformasi
energi selalu melepaskan panas dalam bentuk energi yang tidak dapat
digunakan”. Misalnya, benda yang panas pasti akan menyebarkan panas
ke lingkungan yang suhunya lebih rendah. Contoh berikutya adalah dalam
proses fotosintesis tidak semua energi radiasi matahariyang diterima oleh
tumbuhan hujau diubah menjadi energi kimia (energi potensial) dalam
bentuk pangan (karbohidrat, protein dan lemak) tetapi sebagian dari
energi itu dilepaskan ke lingkungan sebagai energi panas. Oleh karena itu
tidka ada sistem pengubahan energi yang berjalan secara efisien (tidak
ada yang 100%).
Energi yang terkandung dalam cahaya harus diubah dulu menjadi
energi yang berupa materi; dengan kata lain, energi cahaya harus diubah
menjadi energi kimia.
Pengubahan atau transformasi itu dilangsungkan dalam wbuh
tanaman yang mengandung molekul-molekul hijau daun atau klorofil.
Manusia dengan kemajuan teknologi yang yang disebut hebat sekali
sampai sekarang belum dapat membuat klorofil sintetik yang
menggantikan klorofil alami yang dimiliki tumbuhan hijau. Tidaklah
masuk akal bahwa manusia membabat hutan dengan semena-mena; itu
berarti membunuh diri sendiri, dan membunuh sesamanya juga.
Proses pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia disebut
fotosintesis. Dalam proses itu diperlukan sinar, oleh karena itu ada kata
foto yang berarti cahaya dan sintesis berarti penyatuan. Dalam proses itu
terjadi penyatuan (sintesis) dua komponen, yaitu air dan karbondioksida
oleh karena itu ada kata sintesis yang berarti penyatuan atau
penggabungan.
Adapun yang dipersatukan adalah air (H,O) dan karbondioksida
(CO2). Yang menyatukan adalah klorofil dengan bantuan cahaya. Empat
komponen ini harus lengkap ada semua; ketidakhadirannya salah satu
berarti tidak dapat berlangsungnya fotosintesis.
Proses fotosintesis itu secara kimia dituliskan sebagai berikut:
6 H20 + 6 CO2 Cahaya C6H12O6 + 6O2
air Karbondioksida klorofil karbohidrat oksigen
Sinar-sinar yang panjang gelombang lebih panjang daripada sinar merah
disebut sinar inframerah. Misalnya yang berpanjang gelombang antara 700
sampai 20.000 mu disebut sinar panas. Sebagai contoh, panas yang
dipancarkan oleh setrika yang sedang dipasang. Sinar-sinar yang memiliki
panjang gelombang lebih panjang lagi berupa gelombang radio, bisa 1 cm
sampai 10 m.
Radiasi matahari yang diterima bumi berupa gelombang- gelombang
yang panjangnya 0,5 sampai 10µ. Perhatikan diagram dibawah ini dikutip
dari John E. Oliver dalam bukunya "Climate and Man's Environment" 1973.
Pada gambar ini dapat dilihat, bahwa radiasi dari matahari yang
mencapai bumi terdiri atas sebagian dari sinar ultra ungu dan sebagian dari
sinar inframerah. Sinar ultra ungu pada umumnya merusak kehidupan,
sehingga tidak mencapai biosfer tempat kediaman makhluk hidup.
Pancaran matahari yang sampai di bumi tidak seluruhnya dimanfaatkan
oleh bumi, akan tetapi 35% dipancarkan kembali ke angkasa. Tumbuhan
hanya memanfaatkan kurang dari 1%, dan energi inilah yang diubah menjadi
bentuk-bentuk energi lain untuk menghidupi konsumen. Para konsumen,
yaitu pemakan tumbuhan (herbivor), pemakan daging (karnivor), pemakan
bahannabati maupun iewani (omnivor), selain mendapat energi dari
tumbuhan, masih Juga memerlukan energi yang langsung dari matahari,
misalnya pemanasan badan, namun jumlahnya tidak sebanyak energi untuk
yang diperlukan tumbuhan.
C. Rantai makanan, jaring makanan, piramida ekologi, aliran energi dan
siklus materi.
Dalam mempelajari energi dalam ekosistem yang mencakup rantai
makanan; jaring makanan dan piramida makanan, yang di maksud dengan
makanan adalah "materi vang mengandung energi yang dapat digunakan oleh
organisme".
Organisme yang berfotosintesis tidak memerlukan makanan tapi
membutuhkan lingkungannya; organisme ini menghasilkan makanan. Tetapi
organisme tidak dapat menghasilkan makanan tanpa bahan baku: organisme
ini membutuhkan bahan anorganik, misalnya karbon dioksida dan air. Bagi
konsumen, makanan tidak hanya merupakan sumber langsung dari semua
energi, tetapi juga merupakan sumber materi yang diperlukan untuk
membangun tubuhnya. Di samping itu diperlukan juga beberapa materi
anorganik, terutama air.
Jadi makanan terdapat dalam siklus materi dan aliran energi melalui
dunia jasad hidup. Oleh karena itu makanan mempunyai arti khusus untuk
ahli-ahli ekologi yang berusaha menguraikan jaring-jaring kehidupan, untuk
memahami dunia jasad hidup, dan untuk memecahkan masalah-masalah
ekologi.
Jika mempelajari suatu aliran energi, dapat dibuat diagram rantai
makanan. Misalnya, jika mempelajari rumput yang dimakan kambing, dan
kambing dimakan harimau, dapat dibuat diagram rantai makanan sebagai
berikut:
Rumput Kambing Harimau
DAFTAR PUSTAKA