Anda di halaman 1dari 16

RESUME

Ekologi Tumbuhan
”EKOSISTEM”

OLEH:

oleh:
Ruwaeda
(H0317357)

PENDIDIKAN BIOLOGI D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

2019
RESUME EKOLOGI TUMBUHAN

Nama : Ruwaeda
Nim : H0317357
Kelas : Pendidikan Biologi D
Sub Materi :
1. Komponen ekosistem
2. Energi dalam ekosistem
3. Rantai makanan, jaring makanan, piramida ekologi, aliran energi
dan siklus materi.
A. Komponen Ekosistem
Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh Tansley (1935). Ia
mengemukakan bahwa hubungan timbal balik antara komponen biotik
(tumbuhan, hewan manusia, mikroba) dengan komponen abiotik (cahaya,
udara, air, tanah dan sebagainya) merupakan hubungan antar komponen yang
membentuk sistem. Ini berarti bahwa dalam struktur maupun dalam fungsi
komponen–komponen tadi merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan
(Ardhana, 2015).
Dalam pengertian lain ekosistem merupakan suatu sistem dari fungsi
organisme-organisme besama-sama dengan lingkungan non hidupnya.
Ukuran dari ekosistem ini sangat bervariasi yang terbesar dan hampir
meliputi seluruh permukaan bumi dab sudah tentu terdiri dari kehidupan
hewan dan tumbuhan yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dikenal
dengan istilah “biosfir” atau ada pula yang menyebutnya sebagai “ekosfir”.
Untuk ukuran yang lebih kecil dikenal sebagai hutan, sawah, kolam, danau,
laut, dan sebagainya (Ardhana, 2015).
Di dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara timbal
balik dengan lingkungannya. Interaksi timbal balik ini membentuk suatu
sistem yang kemudian kita kenal sebagai sistem ekologi atau ekosistem.
Dengan kata lain ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang
menyangkut proses interaksi organisme hidup dengan lingkungannya.
Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan biotik (makhluk hidup)
maupun abiotik (non makhluk hidup) (Utomo dan Rizal 2014).
Ekosistem juga dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan yang
melibatkan unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik
(iklim, air, dan tanah) serta kimia (keasaman dan salinitas) yang saling
berinteraksi satu sama lainnya. (Utomo dan Rizal 2014).
Bila kita memasuki suatu ekosistem, baik ekosistem daratan maupun
perairan, akan dijumpai adanya dua macam organisme hidup yang merupakan
komponen biotik ekosistem. Kedua macam komponen biotik tersebut adalah
(a) Autotrofik dan (b) Heterotrofik.
a. Autotrofik, terdiri atas organisme yang mampu menghasilkan (energi)
makanan dari bahan-bahan anorganik dengan proses fotosintesis ataupun
kemosintesis. Organisme ini tergolong mampu memenuhi kebutuhan
dirinya sendiri. Organisme ini sering disebut produsen.
b. Heterotrofik, terdiri atas organisme yang menggunakan, mengubah atau
memecah bahan organik kompleks yang telah ada yang dihasilkan oleh
komponen autotrofik. Organisme ini termasuk golongan konsumen, baik
makrokonsumen maupun mikrokonsumen (Utomo dan Rizal 2014).
Secara struktural ekosistem mempunyai enam komponen sebagai
berikut:
1. Bahan anorganik yang meliputi C, N, CO2 , H2O, dan lain-lain.
Bahanbahan ini akan mengalami daur ulang.
2. Bahan organik yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, bahan humus,
dan lain-lain. Bahan-bahan organik ini merupakan penghubung antara
komponen biotik dan abiotik.
3. Kondisi iklim yang meliputi faktor-faktor iklim, misalnya angin, curah
hujan, dan suhu.
4. Produsen adalah organisme-organisme autotrof, terutama tumbuhan
berhijau daun (berklorofil). Organisme-organisme ini mampu hidup hanya
dengan bahan anorganik, karena mampu menghasilkan energi makanan
sendiri, misalnya dengan fotosistesis. Selain tumbuhan berklorofil juga
ada bakteri kemosintetik yang mampu menghasilkan energi kimia melalui
reaksi kimia. Tetapi peranan bakteri kemosintetik ini tidak begitu besar
jika dibandingkan dengan tumbuhan fotosintetik.
5. Makrokonsumen adalah organisme heterotrof, terutama hewan-hewan
seperti kambing, ular, serangga dan udang. Organisme ini hidupnya
tergantung pada organisme lain, dan hidup dengan memakan materi
organik.
6. Mikrokonsumen adalah organisme-organisme heterotrof, saprotrof, dan
osmotrof, terutama bakteri dan fungi. Mereka inilah yang memecah
materi organik yang berupa sampah dan bangkai, menguraikannya
sehingga terurai menjadi unsur-unsurnya (bahan anorganik). Kelompok
ini juga disebut sebagai organisme pengurai atau dekomposer.
Komponen-komponen 1, 2, dan 3, merupakan komponen abiotik/
nonbiotik, atau komponen yang tidak hidup, sedangkan komponenkomponen
4, 5, 6, merupakan komponen yang hidup atau komponen biotik. Secara
fungsional ekosistem dapat dipelajari menurut enam proses yang berlangsung
di dalamnya, yaitu:
1. Lintasan atau aliran energi.
2. Rantai makanan.
3. Pola keragaman berdasar waktu dan ruang.
4. Daur ulang (siklus) biogeokimiawi.
5. Perkembangan dan evolusi.
6. Pengendalian atau sibernetika (Utomo dan Rizal 2014).
B. Energi dalam ekosistem
baik mahkluh hidup maupun mahkluk tak hidup mempunyai energi, bahkan
tiap materi itu merupakan suatu bentuk energi. Batu, air, udara adalah bentuk
energi. Batu yang teletak di lereng bukit memiliki bentuk energi yang disebut
energi potensial. Air yang menggenang di suatu tempat memiliki engergi
potensial juga. Batu yang menggelinding, air yang mengalir memiliki energi
yang bentuknya lain; energi ini disebut energi gerak atau energi kinetik
(Dwidjoseputro, 1994).
Makanan yang berupa karbohidrat (tepung, gula), lemak, protein pun
suatu bentuk ennergi potensial. Tetapi karena jnis-jenis makanan ini menurut
sifatnya adalah bahan kimia, maka sering bahan-baan tersebut juga dikatakan
energi kimia (Dwidjoseputro, 1994).
Energi yang dimiliki oleh setiap organisme hidup adalah energi kimia
yang diperoleh dari makanannya dalam bentuk protein, karbohidrat, lemak
dan sebagainya. Energi tersebut diciptakan pertama kali pada tingkat
produsen yaitu tumbhan hijau dengan mengubah energi matahari ke dalam
bentuk energi potensial. Energi potensial adalah energi yang tersimpan dan
dapat di gunakan untuk melakukan kerja, contohnya protein, karbohidrat dan
lemak. Adapun energi kinetik adalah energi yang terlepaskan atau energi
yang dibebaskan oleh organisme berupa energi gerak.
Perlu diketahui bahwa energi di alam bebas atau di dalam ekosistem ini
tunduk pada hukum termodinamika, yaitu hukum termodinamika I dan
hukum termodinamika II (Odum. 1993).
1. Hukum Termodinamika I
Hukum termodinamika I berbunyi: “energi dapat diubah dari satu
bentuk energi ke bentuk energi yang lain, tetapi tidak pernah dapat
diciptakan atau dimusnahkan”. Misalnya, energi cahaya sebagai contoh
bentuk energi dapat diubah menjadi energi panas dan dapat diubah
menjadi energi kinetik, dapat diubah menjadi potesial dalam suatu
makanan bergantung pada keadaan, tetapi tak satu pun dari energi tersebut
dimusnahkan.
Hal itu suatu bukti bahwa energi tidak dimusnahkan tetapi di ubah
dari bentuk energi yang satu ke bentuk nenergi yang lainnya.
2. Hukum Termodinamika II
Hukum termodinamika II berbunyi: “setiap terjadi perubahan bentuk
energi, pasti terjadi degradasi energi dari bentuk energi yang terpusat
menjadi bentuk energi yang terpancar dan di dalam proses trasformasi
energi selalu melepaskan panas dalam bentuk energi yang tidak dapat
digunakan”. Misalnya, benda yang panas pasti akan menyebarkan panas
ke lingkungan yang suhunya lebih rendah. Contoh berikutya adalah dalam
proses fotosintesis tidak semua energi radiasi matahariyang diterima oleh
tumbuhan hujau diubah menjadi energi kimia (energi potensial) dalam
bentuk pangan (karbohidrat, protein dan lemak) tetapi sebagian dari
energi itu dilepaskan ke lingkungan sebagai energi panas. Oleh karena itu
tidka ada sistem pengubahan energi yang berjalan secara efisien (tidak
ada yang 100%).
Energi yang terkandung dalam cahaya harus diubah dulu menjadi
energi yang berupa materi; dengan kata lain, energi cahaya harus diubah
menjadi energi kimia.
Pengubahan atau transformasi itu dilangsungkan dalam wbuh
tanaman yang mengandung molekul-molekul hijau daun atau klorofil.
Manusia dengan kemajuan teknologi yang yang disebut hebat sekali
sampai sekarang belum dapat membuat klorofil sintetik yang
menggantikan klorofil alami yang dimiliki tumbuhan hijau. Tidaklah
masuk akal bahwa manusia membabat hutan dengan semena-mena; itu
berarti membunuh diri sendiri, dan membunuh sesamanya juga.
Proses pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia disebut
fotosintesis. Dalam proses itu diperlukan sinar, oleh karena itu ada kata
foto yang berarti cahaya dan sintesis berarti penyatuan. Dalam proses itu
terjadi penyatuan (sintesis) dua komponen, yaitu air dan karbondioksida
oleh karena itu ada kata sintesis yang berarti penyatuan atau
penggabungan.
Adapun yang dipersatukan adalah air (H,O) dan karbondioksida
(CO2). Yang menyatukan adalah klorofil dengan bantuan cahaya. Empat
komponen ini harus lengkap ada semua; ketidakhadirannya salah satu
berarti tidak dapat berlangsungnya fotosintesis.
Proses fotosintesis itu secara kimia dituliskan sebagai berikut:
6 H20 + 6 CO2 Cahaya C6H12O6 + 6O2
air Karbondioksida klorofil karbohidrat oksigen
Sinar-sinar yang panjang gelombang lebih panjang daripada sinar merah
disebut sinar inframerah. Misalnya yang berpanjang gelombang antara 700
sampai 20.000 mu disebut sinar panas. Sebagai contoh, panas yang
dipancarkan oleh setrika yang sedang dipasang. Sinar-sinar yang memiliki
panjang gelombang lebih panjang lagi berupa gelombang radio, bisa 1 cm
sampai 10 m.
Radiasi matahari yang diterima bumi berupa gelombang- gelombang
yang panjangnya 0,5 sampai 10µ. Perhatikan diagram dibawah ini dikutip
dari John E. Oliver dalam bukunya "Climate and Man's Environment" 1973.

Pada gambar ini dapat dilihat, bahwa radiasi dari matahari yang
mencapai bumi terdiri atas sebagian dari sinar ultra ungu dan sebagian dari
sinar inframerah. Sinar ultra ungu pada umumnya merusak kehidupan,
sehingga tidak mencapai biosfer tempat kediaman makhluk hidup.
Pancaran matahari yang sampai di bumi tidak seluruhnya dimanfaatkan
oleh bumi, akan tetapi 35% dipancarkan kembali ke angkasa. Tumbuhan
hanya memanfaatkan kurang dari 1%, dan energi inilah yang diubah menjadi
bentuk-bentuk energi lain untuk menghidupi konsumen. Para konsumen,
yaitu pemakan tumbuhan (herbivor), pemakan daging (karnivor), pemakan
bahannabati maupun iewani (omnivor), selain mendapat energi dari
tumbuhan, masih Juga memerlukan energi yang langsung dari matahari,
misalnya pemanasan badan, namun jumlahnya tidak sebanyak energi untuk
yang diperlukan tumbuhan.
C. Rantai makanan, jaring makanan, piramida ekologi, aliran energi dan
siklus materi.
Dalam mempelajari energi dalam ekosistem yang mencakup rantai
makanan; jaring makanan dan piramida makanan, yang di maksud dengan
makanan adalah "materi vang mengandung energi yang dapat digunakan oleh
organisme".
Organisme yang berfotosintesis tidak memerlukan makanan tapi
membutuhkan lingkungannya; organisme ini menghasilkan makanan. Tetapi
organisme tidak dapat menghasilkan makanan tanpa bahan baku: organisme
ini membutuhkan bahan anorganik, misalnya karbon dioksida dan air. Bagi
konsumen, makanan tidak hanya merupakan sumber langsung dari semua
energi, tetapi juga merupakan sumber materi yang diperlukan untuk
membangun tubuhnya. Di samping itu diperlukan juga beberapa materi
anorganik, terutama air.
Jadi makanan terdapat dalam siklus materi dan aliran energi melalui
dunia jasad hidup. Oleh karena itu makanan mempunyai arti khusus untuk
ahli-ahli ekologi yang berusaha menguraikan jaring-jaring kehidupan, untuk
memahami dunia jasad hidup, dan untuk memecahkan masalah-masalah
ekologi.
Jika mempelajari suatu aliran energi, dapat dibuat diagram rantai
makanan. Misalnya, jika mempelajari rumput yang dimakan kambing, dan
kambing dimakan harimau, dapat dibuat diagram rantai makanan sebagai
berikut:
Rumput Kambing Harimau

Jaring-jaring makanan yang paling sederhana pun masn meliputi


beberapa produsen, dan produsen ini dimakan oleh taberapa konsumen
pertama. Tidak setiap jenis tumbuhan dapat dimakan dalam perbandingan
yang sama oleh setiap herbivor 1 atin: herba = rumput, tumbuhan hijau +
vorare melahap). Tikus mungkin lebih banyak makan padi-padian, belalang
mungkin lebih banyak makan herba di kebun-kebun; dan kijang mungkin
lebih banyak makan pucuk-pucuk muda pohon-pohonan atau semak- semak.
Setiap herbivor menyukai tumbuhan tertentu, tetapi pada saat kekurangan
makanan, dapat juga memakan tumbuhan lain. Konsumen kedua akan
memilih makanan yang paling mudah ditangkap, paling lezat, dan paling baik
ukurannya untuk dimakan. Mereka selalu menggunakan energinya se-efisien
mungkin untuk memilih mangsanya.
Pola perpindahan energi dan materi telah berlangsung sejak timbulnya
sejarah kehidupan di bumi ini, yaitu dari organisme jaman purba. Fosil
(Latin: fossilis = telah digali) sangat berbeda dari organisme yang telah di
ketahui sekarang, tetapi rupanya di dalam perpindahan energi dan materi
peranannya sama seperti organisme jaman sekarang. Suatu gambaran yang
mungkin terjadi pada kira- kira 180.000.000 tahun yang lalu, waktu
dinosaurus merupakan makhluk yang terbesar di dunia. Kini telah punah,
sebagian mengalami evolusi dan berubah peranannya. Tetapi proses-proses
ini terus berjalan. Mekanisme yang mengatur keadaan mantap ini
memungkinkan organisme ini mengadakan berbagai penyesuaian dengan
keadaan yang berubah-ubah. Proses penyesuaian atau pengaturan yang
menghasilkan keadaan mantap disebuthomeostatis (Yunani: homois = seperti,
sama + statis = keadaan) (Resosoedarmo dkk. 1986).
1. Rantai makanan
Dalam ekosistem alam dikenal adanya tingkat tropik suatu kelompok
organisme. Menurut Heddy dkk. (1986), tingkat tropik enunjukkan urutan
organisme dalam rantai makanan pada suatu Ekosistem. Oleh karena itu,
berbagai organisme yang memperoleh mber makanan melalui langkah
yang sama dianggap termasuk ke dalam tingkat tropik yang sama
(Resosoedarmo dkk., 1986; Odum, 1993).
Berdasarkan atas pemahaman tingkat tropik, maka organisme dalam
ekosistem dikelompokkan sebagai berikut :
a. Tingkat tropik pertama, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai
produsen pertama. Semua jenis tumbuhan hijau membentuk tingkat
tropik pertama.
b. Tingkat tropik kedua, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai
herbivora atau produsen kedua. Semua herbivora (konsumen primer)
membentuk tingkat tropik kedua.
c. Tingkat tropik ketiga, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai
karnivora kecil (konsumen sekunder) atau bisa disebut sebagai
produsen ketiga.
d. Tingkat tropik keempat, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai
karnivora besar (karnivora tingkat tinggi) atau konsumen tersier atau
disebut juga sebagai produsen keempat.
e. Tingkat tropik kelima, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai
perombak (dekomposer dan transformer) atau semua mikroorganisme.
Pemindahan energi dari sumbernya melalui serangkaian organisme
yang dimakan atau produsen dan yang memakan atau konsumen (Odum,
1993). Kalau dilihat dari sumbernya energi makanan itu ada dalam
bentuk energi kimia atau energi potensial dan didalamnya mengandung
energi dan materi, maka rantai makanan dapat didefinisikan sebagai
pemindahan energi dan materi melalui serangkaian organisme. Proses
pemindahan energi dan materi dari satu organisme ke organisme lain akan
terbentuk suatu rantai yang disebut dengan rantai makanan. Semakin
pendek rantai makanan, maka semakin dekat jarak antara organisme pada
permulaan rantai makanan dan energi yang dapat disimpan dalam tubuh
organisme sampai d ujung rantai makanan.
Ada tiga kelompok rantai makanan: Pada prinsipnya, rantai makanan
dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok sebagai berikut.
1) Rantai pemangsa, yaitu pemindahan energi dan materi dari produsen
pertama (tumbuhan) ke binatang kecil, kemudian ke binatang yang
besar, dan berakhir pada binatang paling besar.
2) Rantai parasit, yaitu pemindahan energi dan materi dari organisme
besar ke organisme kecil.
3) Rantai saprofit, yaitu pemindahan energi dan materi dari organisme
mati (bahan organik) ke mikroorganisme atau jasad renik.
2. Jaring makanan
Jaring makanan dalam suatu ekosistem dapat menggambarkan
kestabilan ekosistem tersebut. Makin banyak rantai makanan dan makin
besar kemungkinan terbentuknya gabungan dalam jaring makanan, akan
menunjukkan kestabilan ekosistem makin tinggi. Oleh karena itu, untuk
menjaga kestabilan ekosistem, di dalam setiap kegiatan pengelolaan
sumber daya alam tidak diperkenankan memutuskan rantai makanan yang
ada, apalagi menghilangkan satu atau lebih rantai makanan yang ada
dalam ekosistem.
3. Piramida Ekologi
Menurut Odum, 1993; Resosoedarmo dkk., 1986; Wirakusumah,
2003; Indriyanto, 2006 menyatakan bahwa piramida ekologi itu dapat
snggambarkan secara grafik struktur tropik dan fungsi tropik. Struktur dan
fungsi tropik dapat terlihat pada masing-masing tipe piramida jumlah,
piramida Biomasa, dan piramida energi (Odum, 1993). Masing-masing
tipe piramida dijelaskan sebagai berikut:
a. Piramida jumlah, yaitu piramida yang menggambarkan terjadinya
penurunan jumlah individu organisme pada tiap tahap tingkatan tropik.
Pada umumnya herbivora lebih besar atau lebih kuat daripada
produsen, karnivora lebih besar atau lebih kuat daripada herbivora,
karnivora sekunder lebih besar tau lebih kuat daripada karnivora
primer, dan seterusnya. Oleh karena itu, jika ukuran bertambah pada
tingkat tropik secara berurutan makin kurang kecuali untuk tingkat
pengurai. Bentuk jumlah ini dapat dilihat pada Gambar 8.2.
b. Piramida Biomasa, yaitu piramida yang menggambarkan terjadinya
penurunan atau peningkatan Biomasa organisme pada tiap tahap tingkatan
tropik. Pada ekosistem daratan, piramida Biomasanya tegak. Pada
ekosistem-ekosistem daratan memiliki jumlah organisme konsumen pada
tiap tingkat tropik, dan siklus hidup organisme produsen pada setiap waktu
selalu lebih besar, sedangkan Biomasa konsumen makin kecil menuju ke
puncak piramida. Bentuk piramida Biomasa ini dapat dilihat pada Gambar
8.3.

c. Piramida energi yaitu piramida yang menggambarkan terjadinya


penurunan energi pada tiap tahap tingkatan tropik Pada setiap urutan
tingkat tropik terjadi kehilangan energi sesuai dengan Hukum
Termodinamika II bahwa setiap ada pengubahan energi akan
menimbulkan hilangnya energi yang dipakai. Total jumlah energi pada
tiap tingkat tropik lebih cendah dari tingkat tropik sebelumnya dan
umumnya jauh lebih rendah. Energi pada herbivora dalam suatu komunitas
atau ekosistem lebih rendah daripada produsen dalam komunitas dan
ekosistem yang sama, energi pada karnivora lebih kecil daripada energi
pada hervibora dan seterusnya, sehingga bentuk piramida energi adalah
piramida tegak (Gambar 8.4)
Selanjutnya diketahui bahwa tumbuh-tumbuhan sebagai produsen
pertama atau tingkat tropik pertama selalu menyerap energi sinar matahari
yang terbanyak, juga tropik yang paling sedikit kehilangan energi, makin
meningkat tingkat tropiknya makin berkurang jumlah penyerapan energi,
tetapi makin besar jumlah energi yang hilang. Bentuk piramida energi
berdasarkan jumlah penyerapan energi dan jumlah energi yang hilang
Gambar 8.5,

Diantara ketiga tipe piramida ekologi tersebut, piramida energi


merupakan piramida yang terbaik karena dapat memberikan gambaran
menyeluruh berkaitan dengan sifat-sifat fungsional suatu ekosistem.
Piramida energi juga menunjukkan efisiensi ekologi atau produktivitas
ekosistem. Di samping itu, piramida energi tidak dipengaruhi oleh ukuran
organisme dan kecepatan metabolisme pada tiap organisme, sehingga
apabila semua sumber energi diperhitungkan, maka bentuk piramida selalu
tegak sesuai dengan Hukum Termodinamika II (Resosoedarmo dkk., 1986;
Setiadi, 1983).

4. Aliran Energi dan Siklus Materi


Proses humifikasi dalam pembentukan humus yang terbentuk dari
sampah tumbuh-tumbuhan, bangkai hewan dan mayat manusia oleh
mikroba (bakteri) dan hewan-hewan tanah (cacing dan lain- lain) akhirnya
akan diuraikan oleh mikroba tanah lain menjadi bahan-bahan mineral (zat-
zat anorganis) dan energi dalam bentuk panas. Proses penguraian humus
ini lazim disebut dengan nama "mineralisasi" karena pada proses itu
terjadi pembentukan mineral- mineral. Mineral-mineral atau garam-garam
yang berasalkan dari bahan-bahan organik dari sampah tumbuhan-
tumbuhan, bangkai hewan dan mayat manusia diserap oleh tanah dan air
dan akan merupakan bahan-bahan makanan tumbuh-tumbuhan. Lain
membahas dengan energi. Energi yang terurai dari humus oleh proses
aineralisasi akan hilang sebagai panas ke dalam udara dan tidak dapat
diambil oleh tumbuh-tumbuh. Tika demikianlah percakapan, maka
perjalanan materi di dalam ekosistem itu merupakan rantai yang
membentuk lingkaran atau merupakan siklus. Materi yang diserap oleh
tumbuh-tumbuhan pada proses permulaan fotosintesis meninggalkan
tumbuh-tumbuhan dalam berbagai bentuk dan melalui jalur-jalur tertentu
akhirnya diserap kembali oleh tumbuh-tumbuhan sebagai bahan. Tidak
demikian membahas dengan energi. Energi matahari dengan melalui
proses-proses tertentu berubah menjadi energi-kimia dan akhirnya energi-
kimia yang tersimpan dalam humus oleh proses mineralisasi terurai
menjadi energi-panas yang tak dapat diserap oleh tumbuh-tumbuh.
Dengan kata lain: di dalam ekosistem pengaliran energi bukan merupakan
siklus atau daur ulang yang merupakan aliran energi (Thohir, 1985) Aliran
atau pengaliran materi dan energi seperti dijelaskan di atas, jika
dituangkan dalam bentuk bagan, akan didatangkan bagan berikut (Gambar
8.6).
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Apek-aspek yang terdapat dalam ekosistem meliputi apa dan pada


komponen ekosistem terdapat dua yaitu komponen abiotik dan komponen
biotik. Pada komponen biotik yang dibedakan ke dalam beberapa
kelompok? Jelaskan
Jawab:
Aspek yang terdapat pada ekosistem meliputi aspek fundamentil
suatu ekosistem yang menunjukkan prosesnproses sirkulasi materi,
transformasi akumulasi energi melalui aktivitas organisme-organismenya.
Bergabgai kegiatan biologis penting, sehubungan dengan tranformasi dan
akumulasi materi dan energi dalam ekosostem adalah fotosintesis,
dekomposisi, repirasi dan pederasi. Berdasarkan proses-proses inilah maka
struktur dan fungsi pembentuk ekosistem mempunyai kaitan yang erat satu
sama lainnya.
Untuk komponen biotik terdapat beberpa kelompok yaitu:
produsen,konsumen dan pengurai.
a. Produsen, organisme autotrof yang mampu menghasilkan zat organik
pembentuk tubuhnya dari zat-zat anorganik seperti air, CO2 dan
mineral-mineral. Yang termasuk kedalam produsen ini adalah
tumbuhan.
b. Konsumen, organisme heterotrof yang menggunakan zat organik yang
berwal dari berbagai hasil produksi produsen. Yang termasuk ke dalam
konsumen adalah hewan. Adapun untuk konsumen primer berupa
hewan herbivora. Sedangkan konsumen sekunder berupa hewan
pemakan hewan herbivora. Dan untuk konsumen tersier berupa hewan
karnivora yang hidup memakan karnivora lainnya.
c. Pengurai, organisme heterotrof yang menguraikan produsen dan
konsumen yang telah mati. Yang termasuk ke dalam penguari adalah
fungi atau jamur dan mikroorganisme.
2. Tuliskan tiga kelompok dari rantai makanan?
Pada prinsinya rantai makanan dapat di bedakan menjadi 3 kelompok
yaitu:
a. Rantai pemangsa, yaitu pemindahan energi dan materi dari produsen
pertama (tumbuhan) ke binatang kecil, kemudian ke binatang yang
besar, dan berakhir pada binatang paling besar.
b. Rantai parasit, yaitu pemindahan energi dan materi dari organisme
besar ke organisme kecil.
c. Rantai saprofit, yaitu pemindahan energi dan materi dari organisme
mati (bahan organik) ke mikroorganisme atau jasad renik.

DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, I.P.G.2015. Ekologi Tumbuhan. Denpasar; Udayana University Press.

Resosoedarmo dkk. 1986. Pengantar Ekologi. Bandung; CV Remaja Karya.

Setiadi, Y. 1983. Pengertian Dasar tentang Konsep Ekosistem. Fakultas


kehutanan IPB. Bogor.
Utomo, S.W & Rizal, R.2014. Ekologi.Vol 2. No. 577. Universitas Terbuka.

Odum, E.P. 1996. Dasar-dasar Ekologi.Edisi Ketiga. Gajah Mada Universty


Press.

Anda mungkin juga menyukai