Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh:
Nama : Nurmeliyani
NIM : L1C018081
Fakultas&Prodi : Fisipol & Sosiologi
Semester : 5 (Lima)
Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat bagi para pembaca
karena saya selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan perlu diperbaiki, untuk itu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Nurmeliyani
L1C018081
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (Berisi Surat Pernyataan yang dari Akademik yang sudah diisi dan ditandatangani)
Bab I
A. Pengertian Pendidikan
Evolusi tertib sosial melalui tiga tahap yaitu; tahap teologis, tahap metafisik dan
tahap ilmiah. Comte percaya bahwa masyarakat selalu tumbuh melalui tiga tahap
sesuai dengan tingkat kompleksitas masyarakat.
Teori struktural fungsional adalah sebuah teori yang berisi sudut pandang yang
menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang
saling berkaitan. Cirinya adalah gagasan tentang kebutuhan masyarakat.
Masyarakat sama dengan organisme biologis, karena mempunyai kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi agar masyarakat dapat melangsungkan hidupnya
dan berfungsi dengan baik.
ciri kehidupan struktural sosial muncul untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dan merespon permintaan masyarakat sebagai suatu sistem sosial.
Teori struktural fungsional juga mengutamakan pandangan harmonisasi dan
regulasi yang dapat dikembangkan lebih jauh sebagai berikut:
1. Masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem yang kompleks.
2. Setiap bagian dari masyarakat memiliki fungsi penting dalam eksistensinya
dan stabilitas masyakat secara keseluruhan.
3. Semua masyarakat mempunyai mekanisme untuk mengintegrasikan diri.
1. Talcott Parsons
2. Robert K. Merton
Merton menguti tiga postulat yang terdapat dalam analisa fungsional yang
kemudian disempurnakan, yaitu:
3. Neil Smelster
c. Pola-pola kebudayaan
BAB II
A. Teori konflik
Teori konflik digagas oleh Karl Marx dalam studinya mengenai konflik
kelas antara borjuis dan proletar. Borjuis sebagai kelompok pemilik faktor
produksi memiliki kontrol atas sumber daya. Proletar adalah kelompok kelas
pekerja yang tidak memiliki kontrol atas sumber daya. Pembedaan kelas sosial
menjadi dua kelompok ekstrim ini muncul dalam konteks industrialisasi di Eropa
Barat. Karl Marx membuat teori yang menggambarkan eksistensi kelompok
minoritas namun memiliki kekuasaan atas sumber daya dan kelompok
mayoritas yang tertindas karena tak memiliki kuasa atas sumber daya. Masing-
masing kelas memiliki kepentingan yang saling bertentangan. Kaum borjuis
ingin mempertahankan kekuasaannya dan mengakumulasi kekayaannya,
sedangkan kaum proletar ingin kekuasaan dan kekayaan didistribusikan secara
merata.
Dalam teori konflik ini begitu jelas dominasi kaum Borjuis pemegang
kendali dan kebijakan, mereka dengan gampang memperoleh status sosial
dalam masyarakat. Sebagai contoh ditahun 90-an ada sebuah penelitian yang
menyimpulkan bahwa selama tahun 90-an kebelakang teryata pendidikan
ditentukan oleh status ekonomi para orangtua. Sehingga paling tidak fakta
bahwa teori konflik berlaku di Indonesia.
Di dalam buku “Sosiologi Pendidikan” juga disebutkan bahwa klas bawah tidak
akan sama memperoleh pendidikan di banding dengan klas menegah dan atas,
sebagai missal pembelajaran yang pernah dimiliki oleh klas tengah tidak akan
pernah dimenegrti oleh klas bawah, karna adaya perbedaan pengalaman yang
dia daaptkan. Kedua, dalam realitasnya klas bawah tidak akan semudah
memperoleh pendidikan dibading klas menengah yang dengan gampang tanpa
alih-alih taggung jawab lain dalam mempeolehnya. Ketiga, realitas Negara
bahwa segala pengetahuan ditentukan oleh penguasa, karenanya klas proletar
yang notabenya sebagai objek dari kebijakan mendapatkan keilmuan tidak
sesuai dengan fakta yang ada, sekaligus merupakan bukan termasuk bukan
bagain dari keinginan siswa dan keahliannya.
Meaning (Makna)
Blumer mengawali teorinya dengan premis bahwa perilaku seseorang terhadap
sebuah obyek atau orang lain ditentukan oleh makna yang dia pahami tentang
obyek atau orang tersebut.
Languange (Bahasa)
Thought (Pemikiran)
A. Teori Strukturasi
Teori strukturasi dipilih Giddens untuk menamai teori sosial yang bam ia
kembangkan. Dalam mengolaborasi konsep-konsep teori strukturasi, Giddens
tidak bermaksud mengemukan suatu ortodoksi bam yang secara potensial
menggantikan ortodoksi lama. Namun teori strukturasi sensitif dengan
kelemahan ortodoks yang ada untuk di sempurnakan. Adapun yang menjadi
perhatian teori strukturasi adalah tiga serangkai isu pusat yang saling terkait
dalam teori sosial.
Isu pertama adalah tindakan manusia, diri yang terpusat, isu kedua adalah
konseptualisasi interaksi dan relasi dengan institusi. Isu ketiga adalah
pemahaman konotasi praktis analisis sosial. Berdasarkan tiga serangkaian isu
tersebut, ada dua tujuan umum yang ingin Giddens capai dengan membangun
teori strukturasi, yaitu : 1). Untuk memahami pentingnya secara esensial
konsep tindakan dalam ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu sosial hams lebih melakukan
elaborasi berkenaan dengan agensi manusi, 2). Dengan memformulasikan
pentingnya secara esensial agensi manusia, teori strukturasi tidak ingin terjebak
dalam pandangan subjektif dan memahami pentingnya komponen-komponen
struktural institusi sosial yang ada.
B. Melihat Pendidikan dari kacamata Teori Strukturasi Anthony Giddens
Pendidikan yang berkaitan erat dengan anak didik, tentu saja dapat
dikategorikan sebagai pencetak agen-agen sosial dimasa depan. Anak didik
yang berperan sebagai agen sosial perlu untuk dipersiapkan. Tugas keluarga,
guru, sekolah, pemerintah, dan masyarakat berkewajiban untuk melancarkan
proses pencapaian tujuan pendidikan. Keunikan setiap anak didik sudah
sepantasnya dipandang sebagai sesuatu kelebihan yang dimiliki dalam
upayanya menjadi seorang agen sosial.
KESIMPULAN DAN ANALISIS KRITIS
Kesimpulan:
Teori struktural fungsional adalah sebuah teori yang berisi sudut pandang yang
menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling
berkaitan. Cirinya adalah gagasan tentang kebutuhan masyarakat. Masyarakat sama
dengan organisme biologis, karena mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
agar masyarakat dapat melangsungkan hidupnya dan berfungsi dengan baik
Dari ke 4 teori diatas kita bisa mempelajari atau menambah wawasan mengenai
pendidikan dalam prespektif Teori Fungsional Struktural, Teori Konflik, Teori
Interaksionalisme Simbolik dan Teori Strukturasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mypurohith.com/pengertian-pendidikan/
http://bayutrisnadi.blogspot.com/2014/04/pendidikan-dalam-perspektif-struktural_7303.html?
m=1
https://www.kompasiana.com/nurulwidad/teori-struktural-
fungsional_54f74b5fa333113a2c8b45b1
http://sosiologis.com/teori-struktural-fungsional
http://sosiologis.com/teori-konflik
http://sosiologis.com/teori-interaksionisme-simbolik
http://sosiologis.com/teori-Strukturasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS MATARAM
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
Jl. Majapahit No. 62 Mataram
e-mail : sosiologi@unram.ac.id, Website : www.sosiologi.unram.ac.id
Kelas : A sosiologi
PERNYATAAN
Apa yang saya tulis ini sebagai jawaban atas pertanyaan (soal) adalah murni
hasil pemikiran saya sendiri, dan jika nanti ditemukan kesamaan dengan tulisan orang
lain, baik dari sumber (web/situs dan referensi) tertentu atau tulisan saya memiliki
kesamaan dengan tulisan rekan-rekan saya, maka saya siap menerima sanksi yang
diberikan oleh dosen pengasuh matakuliah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan
bertanggung jawab.
Tanda Tangan :
NURMELIYANI