Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIOLOGI SEL

“VIRUS, SEL PROKARIOTIK, dan EUKARIOTIK”

OLEH :

KELOMPOK I

1. DANDI (1814)
2. NUR KHAFIFA (181411348)
3. R.A. ISRA WULAN (1814)
4. RAHMAWATI (1814)
5. UMU HABIBAH (181431373)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
KOLAKA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya, kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai


struktur sel virus, sel prokariotik dan eukariotik yang kami sajikan berdasarkan
berbagai sumber informasi dan referensi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen
pengampu, kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami
di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Kolaka, 1 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Virus .....................................................................................................
B. Sel
C. Perbedaan Virus dengan Sel ................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel merupakan unit struktural dan fungsional dasar dari semua


organisme. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau
disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri. Makhluk hidup lainnya,
termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia merupakan organisme multiseluler
yang terdiri atas banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-
masing.

Sel terbagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan ada dan tidaknya
membran inti, yaitu sel prokariotik dan eukariotik. Makhluk hidup yang
termasuk sel prokariotik tidak memiliki membran inti, sehingga materi
genetik berada di sitoplasma. Sedangkan, sel eukariotik memiliki membran
inti yang di dalamnya terdapat materi genetik dan anak inti.

Virus merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dibandingkan


dengan sel. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena
virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Pada makalah ini penyusun
akan membahas tentang virus, sel prokariotik dan sel eukariotik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sel dan virus ?


2. Bagaimana struktur sel virus ?
3. Bagaimana struktur sel prokariotik dan eukariotik ?
4. Bagaimana perbedaan Virus dan Sel ?

1
C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu agar mahasiswa:


1. Dapat mengetahui pengertian dari sel dan virus
2. Dapat mengetahui struktur sel virus
3. Dapat mengetahui struktur sel prokariotik dan eukariotik
4. Dapat mengetahui perbedaan Virus dan Sel

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Virus

Virus berasal dari bahasa Latin, yaitu venom yang berarti cairan yang
beracun. Virus merupakan organisme non-seluler, karena ia tidak memilki
kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa membelah diri
sendiri. Secara umum virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik
yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat
(DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi
yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler
diluar tubuh inang (Kusnadi, 2012).

Sebenarnya, virus bukanlah organisme hidup. Hidup dapat didefinisikan


sebagai sekelompok proses rumit yang berasal dari aktifitas protein yang
dikode oleh asam nukleat. Asam nukleat sel hidup selalu aktif. Karena di luar
sel inang virus tidak aktif maka virus tidak dianggap sebagai organisme hidup.
Namun, begitu virus masuk ke dalam sel inang, asam nukleat virus menjadi
aktif dan terjadi multiplikasi (Lucianus, 2003).

Virus adalah suatu patogen obligat yang hanya bisa berkembangbiak di


dalam sel hidup. Tidak seperti organisme hidup yang memiliki kromosom
(DNA) dan enzim-enzim untuk proses replikasi, transkripsi, translasi, dan
lain-lain, virus hanya terdiri dari asam nukleat (baik itu DNA ataupun RNA)
dan coat protein untuk melindungi genomnya. Beberapa virus memiliki
struktur tambahan seperti envelop dan membawa beberapa enzim seperti
RNA-dependent DNA polymerase yang diperlukan untuk siklus replikasinya
dan yang tidak disediakan oleh inang (Lucianus, 2003).

3
1. Ukuran Virus

Ukuran virus lebih kecil dibandingkan dengan bakteri, antara 30 nm


sampai 300 nm. Ada pun virus yang lebih besar dari bakteri misalnya
Psittacos, diameternya 0,75 μm (Winatasasmita, 1986).

2. Struktur Virus

Bentuk luar virus bermacam-macam ada yang silindris, oval,


memanjang, kotak atau berbentuk kecebong. Struktur virus umumnya terdiri
atas bagian pusat yang mengandung DNA atau RNA yang dikelilingi oleh
selubung atau kapsid dari protein. Kapsid dibangun oleh beribu-ribu molekul
protein disebut kapsomer. Bentuk kapsomer macam-macam ada yang seperti
prisma, heksagonal, pentagonal, dan lain-lain. Bentuk kapsomer inilah yang
menentukan bentuk luar virus (Winatasasmita, 1986).

Virus mempunyai struktur sederhana, yang hanya terdiri atas selubung


atau protein pelindung yang disebut kapsid yang tersusun atas molekul protein
dan bagian isi yang tersusun atas asam nukleat berupa DNA atau RNA, dapat
pula dilengkapi dengan pembungkus atau envelope dari lipoprotein (lipid dan
protein) yang merupakan membran plasma dan berasal dari sel inang virus.
Apabila pembungkus ini dibangun oleh subunit yang sama atau identik disebut
kapsomer. Bentuk kapsomer ini sangat simetris dan suatu saat dapat
mengkristal. Gabungan kapsomer ini akan membentuk kapsid. Dengan
demikian dapat diketahui, sebuah virus memiliki bagian-bagian, yaitu memiliki
materi genetik yang terbungkus oleh pembungkus protein yang dinamakan
virion atau partikel virus (Kistinnah, 2009).

4
3. Daur Hidup Virus

Untuk melangsungkan kehidupannya semua virus mengalami daur


hidup. Sebagai contoh kita mengambil daur hidup pada Bakteriofage T4 yaitu
virus yang parasit pada bakteri Echericia coli. Daur hidup virus dapat kita bagi
dalam beberapa stadium yaitu:
1. Mula-mula satu virus atau lebih menempel pada hospesnya
(Escherichia coli) dengan ujung ekornya.
2. Asam nukleat (DNA) dari virus memasuki hospes (Escherichia coli).
3. DNA virus yang terdapat di dalam Escherichia coli memengaruhi
metabolisme sel Escherichia coli, kemudian dibentuk protein baru dan
asam nukleat (DNA) yang baru.
4. Komponen-komponen virus yang baru terbentuk dalam Escherichia
coli dirakit kembali dan terbentuklah bakteriofage yang baru.
5. Membran sel bakteri pecah (lisis).
6. Bakteriofage yang keluar dari bakteri kemudian memasuki sel bakteri
lain yang akan diinfeksi (Winatasasmita, 1986).

5
Gambar 3. Siklus Litik dan Lisogenik Virus
(Dayak, 2016)

B. Sel

Sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional bagi semua


organisme hidup. Sel memiliki sistem organisasi molekuler dan biokimiawi
yang mampu menyimpan informasi, menterjemahkan informasi untuk
mensintesis molekul sel, serta menggunakan sumber energi untuk melakukan
kegiatan (Suryani, 2004).

Pada beberapa kelompok organisme seperti kelompok organisme seperti


bakteria dan protozoa, sel merupakan individu. Organisme sel ini bebas secara
fungsional dan mampu menyelenggarakan seluruh kegiatan makhluk hidup.
Pada organisme multiseluler yang lebih kompleks kegiatan utama yang
menopang kehidupan diselenggarakan kelompok-kelompok sel khusus
(Suryani, 2004).

6
1. Sel Prokariotik

Dalam sel prokariot (prokaryotic cell, dari kata Yunani pro, sebelum, dan
karyon), DNA terkonsentrasi di wilayah yang tidak diselubungi oleh membran,
disebut nukleoid. Interior sel prokariot disebut sitoplasma. Istilah ini juga
digunakan untuk menyebut wilayah diantara nuleus dan membran plasma pada
sel eukariotik( Campbell, 2008). Pada dasarnya sel hewan dan sel tumbuhan
termasuk eukariot, sedangkan sel prokariot meliputi bakteria, ganggang biru-
hijau (cyanobakteria) dan Pleuropneumonia Like Organism(PPLO) atau
mikroplasma (Suryani, 2004).

Gambar 1.1 Sel Prokariotik


(Sinha, 2006)

Bakteri adalah mikroorganisme unicelluler prokariot yang umumnya


tidak berklorofil meskipun mempunyai dinding sel, organisme ini bersifat
kosmopolitan paling banyak jumlahnya dan tersebar luas hampir di semua
tempat. Di makanan, di udara, air tanah, maupun tubuh makhluk hidup.

Struktur Bakteri

Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:


a) Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri) Meliputi:
dinding sel, nukleoid, membran plasma, sitoplasma, ribosom, plasmid
dan DNA.
b) Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu) Meliputi kapsul,
flagelum, pilus dan fimbria, dan endospora.

7
a) Strukrur dasar

1. Dinding sel
Sel bakteria mempunyai dinding yang berbeda dengan sel tumbuhan;
yaitu pada kandungan protein, lipid maupun polisakaridanya. Keberadaan
peptidoglikan(suatu protein-karbohidrat kompleks)digunakan sebagai dasar
pengklasifikasian pada bakteria. Bakteria “gram positif” mengandung
peptidaglikan tinggi seperti pada Bacillus subtilis dan “gram negatif” rendah
seperti pada Escherichia coli dan Simonsiella. Pada beberapa bakteria,
pada dinding sel terdapat struktur tambahan yang dinamakan
kapsul(Suryani, 2004).

2. Membran plasma

Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma


tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein, bersifat semipermeable,
berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat ke dalam sel. Pada bakteria
gram positif terdapat pelipatan membran plasma, memunculkan struktur
yang dinamakan mesosom dan kondrioid. Mesosom berfungsi pada
pembelahan sel. Membran plasma juga membentuk organel fotosintetik
pada bakteria fotosintetik (Suryani, 2004).

3. Nukleoid

Bahan inti pada bakteria tidak dibungkus oleh membran inti. Bahan inti
dinamakan nukleoid. Selama pembelahan sel bakteria, DNA nukleoid
menjadi menambat pada membran plasma dan dibagikan pada sel tanpa
pembentukan kromosom(Suryani, 2004).

8
4. Ribosom

Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas


protein dan RNA. Berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Bentuknya
berupa butir- butir kecil dan tidak diselubungi membran. Di dalam sel
bakteri Escherichia coli terkandung 15.000 ribosom, atau kira-kira ¼ masa
sel bakteri tersebut. Ini menunjukkan bahwa ribosom memiliki fungsi yang
penting bagi bakteri(Chris, 2012).

2. Sel Eukariotik

1) Sel Eukariotik Hewan

Dalam sel eukariotik, sebagian besar DNA berada dalam organel yang
disebut nucleus, yang dibatasi oleh membran ganda yaitu membran sitoplasma
dan membran inti (membran nukleus) dan umumnya berukuran lebih besar.
Struktur sel hewan pada bagian luar dibatasi dengan selaput yang tipis sekali
dan dinamakan membran plasma atau plasmalemma. Pada beberapa sel
jaringan tubuh, membran plasma ini membentuk lipatan-lipatan yang disebut
mikrovili berguna untuk memperluas permukaan. Adapaun struktur dan fungsi
komponen-komponen sel hewan sebagai berikut :

a. Membran plasma

Sel hewan maupun sel tumbuhan sama-sama memiliki membran plasma


atau plasmalemma. Membran plasma ini bersifat semipermiabel, hidup dan
sangat tipis. Plasmalemma berfungsi untuk mengatur pertukaran zat antara
sitoplasma dengan larutan di luar sel. Komposisi kimia membran plasma
yaitu lapisan luar dan dalam berupa molekul protein dan lapisan tengah
molekul lemak.

9
b. Reticulum endoplasma (RE)

Ada dua macam reticulum endoplasma yaitu:


1. Reticulum endoplasma yang granuler bila pada permukaan membran
reticulum endoplasma ini menempel ribosom.
2. Reticulum endoplasma yang halus atau non granuler bila pada
membran reticulum endoplasma tidak ada ribosom.
Adapun fungsi dari reticulum endoplasma diantaranya sebagai alat
transportasi zat-zat yang diperlukan inti sel dari luar inti sel.

c. Badan golgi
Badan golgi berfungsi menghasilkan secret berupa butiran getah,
lisosom primer, menyimpan protein dan enzim yang akan disekresikan.
Pada sel tumbuhan badan golgi disebut dictyosom.

d. Lisosom
Lisosom ini hanya terdapat pada sel hewan, lisosom mengandung
enzim yang berfungsi untuk mencernakan bahan makanan yang masuk ke
dalam sel baik secara pinocytosis (makanan yang berupa cairan yang masuk
secara ditelan) maupun secara phagocytosis (makanan padat yang masuk
secara ditelan).

e. Mitokondria
Struktur mitokondria dikelilingi dua lapisan yaitu membran dalam dan
membran luar. Membran dalam membentuk lipatan-lipatan kedalam dan
membentuk krista (cristae). Ruang dalam mitokondria berisi matrix
mitokondria. Fungsi mitokondria yaitu tempat respirasi atau oksidasi
karbohidrat yang menghasilkan energi (ATP).
f. Ribosom

10
Ribosom ini terdapat pada sitoplasma secara bebas atau menempel pada
reticulum endoplasma. Ribosom berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
sintesis protein.

g. Flagel dan silia

Flagel dan silia terdapat pada makhluk hidup yang bersel tunggal
(uniseluler). Struktur flagel terdiri dari dua fibril yang dikelilingi oleh
Sembilan fibril yang terletak sebelah luar. Sedangkan fibril keluarnya dari
granula basal dan secara kimia terdiri dari tubulin dan protein dinein dan
adenosine tri phosphate (ATP).

h. Sentrosom

Umumnya sel hewan mengandung sentrosom yang letaknya pada


sitoplasma dekat membran inti. Pada saat pembelahan mengandung dua
sentriol. Sebuah sentrosom terbentuk dari Sembilan set tabung yang masing-
masing set terdiri dari tiga buah microtubule yang berfungsi menggerakan
kromosom pada saat pembelahan sel.

i. Inti atau nucleus

Umumnya sel makhluk hidup mengandung satu inti, tetapi ada juga
yang berinti lebih dari satu misalnya sel otot lurik. Adapun bagian-bagian
inti sel diantaranya:

1) Membran inti
Membran inti terdiri dari dua lapisan membran dan pada daerah-daerah
tertentu terdapat pori-pori yang berfungsi sebagai tempat keluar
masuknya bahan kimia. Lapisan membran yang sebelah luar
berhubungan dengan reticulum endoplasma.

11
2) Nukleoplasma dan kromosom
Inti sel mengandung nukleoplasma. Bahan kimia yang terdapat pada
nukleoplasma yaitu larutan phosphate, gula ribosa protein, nukleotida
dan asam nukleat. Pada nukleoplasma terdapat benang-benang kromatin
yang tampak jelas pada saat pembelahan sel membentuk kromosom.
Fungsi kromosom yaitu mengandung material genetic yang berguna
untuk mengontrol aktivitas hidup sel dan pewarisan sifat-sifat yang
diturunkan.

3) Nucleolus
Setiap nucleolus mempunyai nucleoli yang berbentuk bulat. Secara
kimia nucleolus mengandung RNA dan protein. Nucleolus berfungsi
dalam sintesa protein.

2) Sel Eukariotik Tumbuhan

Sel tumbuhan selain memiliki ciri yang dimiliki oleh sel hewan, sel
tumbuhan juga memiliki beberapa struktur khas yang tidak dimiliki oleh sel
hewan. Struktur tersebut berupa plastida, vakuola sentral, dinding sel dan
plasmodesmata. Plastida hanya ditemukan dalam sel tumbuhan yang memiliki
berbagai macam bentuk dan fungsi yang beragam. Bentuk-bentuk plastida
yaitu kloroplas, leukoplas, proplastid, kromoplas, amiloplas, elaioplas, dan
etioplas. Plastida biasanya berukuran 2µm kali 5µm. Vakuola sentral berfungsi
sebagai tempat penyimpanan, penguraian zat sisa, dan hidrolisis
makromolekul. Dinding sel pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan terluar
yang mempertahankan bentuk sel dan melindungi sel dari kerusakan mekanis.
Dinding sel tumbuhan terbuat dari selulosa, polisakarida, dan protein.
Sementara itu, plasmodesmata merupakan saluran yang menembus dinding sel
yang menghubungkan sitoplasma dengan sel-sel yang bersebelahan atau biasa
disebut juga dengan noktah.

12
C. Perbedaan Virus dengan Sel

No Ciri-ciri Virus Sel


Hanya terdiri dari asam Terdiri dari asam nukleat,
1 nukleat dan pembungkus membrane plasma,
Struktur protein (kapsid) sitoplasma, ribosom dan
sebagainya.

AND atau ARN, tidak Ada ADN dan ARN


2. Asam Nukleat pernah terdapat keduanya

Paling banyak mempunyai Memiliki bermacam-


3. Enzim dua enzim yaitu: lisozim macam enzim dengan
untuk mencerna dinding fungsi yang berbeda-
sel bakteri dan polymerase beda.
untuk membantu replikasi
genom virus ADN/ARN

Virus menggantungkan Dapat hidup mandiri,


4. Metabolisme hidupnya pada sel inang, dapat membentuk
baik sumber monomer ribosom dan membentuk
maupun penyususun enzim sendiri yang
proteinnya. diperlukan untuk
penyususun asam nukleat
maupun protein

Reproduksi Genom asam nukleat dan Setelah tumbuh kemudian


5. protein kapsid dibentuk mmebelah menjadi dua
sendiri dan kemudian sel anak.
bergabung menjadi
partikel virus.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sel merupakan unit dasar struktural dan fungsioanl bagi semua organisme
hidup yang dibagi menjadi sel prokariotik dan sel eukariotik, dimana struktur sel
prokariotik memiliki struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan sel
eukariotik , Sedangkan virus adalah organisme non-seluler, karena ia tidak
memilki kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa membelah
diri sendiri.

B. Saran
Struktur dan fungsi organel-organel dalam sel akan mudah dipelajari jika
ditunjang oleh banyak literatur baik berupa buku ataupun internet sehingga kita
dapat mengetahui hubungan antara struktur dan fungsi masing-masing organel
dengan jelas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, neil A, Reece, jane B. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Istanti, A. dkk. (1999). Biologi Sel. Malang: Universitas Negeri Malang.

Suryani, Yoni. (2004). Biologi Sel dan Molekuler Common Textbook (Edisi
Revisi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sulistyorini, Ari. (2009). Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen


Pendidikan Nasional.

Winatasasmita, D. (1986). Biologi Sel. Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai