Anda di halaman 1dari 54

SEL DAN JARINGAN DASAR PADA TUMBUHAN DAN HEWAN

Disusun Oleh:

Kelompok 1

NAMA :

1. Ardini Hasan (2201050053) AKTIF


2. Adriana Feni (2201050047) AKTIF
3. Adel Fidelvia Naibobe (2201050054) AKTIF
4. Ribka Bani (2201050013) AKTIF

KELAS / SEMESTER : B/1


MATA KULIAH : Biologi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


TAHUN AJARAN 2022/2022
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR …………………..…………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………......
….....ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….…..1

1.1. LATAR BELAKANG…………………………………………………………….……1

1.2. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………….……2

1.3. TUJIAN PENULISAN……………………………………………………………..…..2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………..………..3

2.1.SEL………………………..…………………………………………………...………...3

2.2. JARINGAN………………………………………………………………………….….4

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..…………..……5

3.1. KESIMPULAN…………………………………………………………………..
……..5

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..…………..…...
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang bertema “SEL DAN JARINGAN DASAR PADA
TUMBUHAN DAN HEWAN” ini dengan baik.

Kami dengan ini menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna adanya, baik dari segi isi,
tata penulisan, dan lain sebagainya. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritikan guna
untuk memperbaiki pembuatan makalah di hari yang akan datang.

Demikianlah sedikit penghantar kata yang dapat kami ucapkan,besar harapan kami semoga
makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Terutama untuk mahasiswa/I
UNDANA prodi pendidikan fisika yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai sel dan jaringan
dasar pada tumbuhan dan hewan

Atas perhatiannya, kami mengucapkan limpah terimakasih, semoga Tuhan senantiasa


memberkati.

Kupang, 16 september 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUN

1.1 Latar Belakang

Bahasan tentang sel merupakan hal mendasar untuk memahami organisme, karena sel
merupakan struktur dan fungsi terkecil dari organisme, dan hampir semua organisme tersusun
atas sel. Sel umumnya tersusun atas membran, sitoplasma, dan inti. . Organisme seluler ada
yang terdiri atas satu sel atau uni seluler dan ada yang terdiri atas banyak sel atau mullti
seluler. Cabang biologi yang membahas khusus tentang sel disebut sitologi.Pada organisme
multi seluler, kumpulan sel membentuk jaringan. Jaringan adalah kumpulan sel yang
memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Kumpulan jaringan membentuk organ, dan
kumpulan organ membentuk sistem organ, selanjutnya kumpulan sistem organ membentuk
organisme. Cabang biologi yang khusus membahas tentang jaringan disebut histologi.Sel dan
jaringan terdapat baik pada organisme tumbuhan maupun hewan. Semua mahluk hidup terdiri
atas unit yang disebut “sel”. Jelasnya sel merupakan unit struktural terkecil yang
melaksanakan proses yang berkaitan dengan kehidupan, misalnya mampu mengambil nutrisi,
tumbuh dan berkembangbiak, bereaksi terhadap rangsangan, dan sebagainya.jaringan adalah
kumpulan dari sel-sel tubuh dengan bahan antar sel yang dihasikannya. Sel-sel tubuh
tersebut tidak harus sama, sedangkan bahan antar sel yang dihasilkan berupa bahan dasar
(matriks) dan serabut.Jaringan dasar adalah jaringan yang mendasari terbentuknya organ
tubuh yang fungsional. Histologi (histos = jaringan; logos = ilmu) mempelajari struktur
jaringan tubuh hewan. Pengertian jaringan dalam hal ini mencakup sel-sel serta bahan antar
sel yang dihasilkannya, maka pengetahuan tentang struktur serta aktivitas sel merupakan
dasar dari histologi.Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup seluler.
Ada makhluk hidup yang bukan merupakan sel contohnya virus. Mahluk hidup yang seluler
dapat terdiri atas satu sel (uni seluler) contohnya Bakteri dan banyak sel (multi seluler) contohnya
tumbuhan dan hewan tingkat tinggi. Berdasar ada tidaknya membran inti, sel terbagi atas sel
prokarion (tdak memiliki membran inti) dan sel eukarion (memiliki membrane inti). Sel
prokarion contohnya bakteri dan ganggang biru, dan sel eukarion contohnya sel tumbuhan dan
hewan tingkat tinggi. Sel yang di bahas dalam modul ini hanya sel eukarion organisme multi
seluler yakni sel tumbuhan dan hewan, sedangkan sel prokarion dan organisme uni seluler di
bahas pada modul mikro organisme.Sel eukarion umumnya memiliki bagian-bagian yang sama
yaitu: membran plasma, sitoplasma dan organel-organelnya. Sitoplasma merupakan cairan sel
yang terdapat di luar inti, mengisi ruangan di antara membran plasma dan inti sel. Komponen
terluar sitoplasma adalah membran plasma (plasmolemma). Sitoplasma terdiri dari matriks
yang di dalamnya terdapat inclusion dan organel. Inklusion adalah benda sitoplasma yang berupa
kumpulan pigmen, lipid, protein, atau karbohidrat, yang terbungkus membran ataupun tidak.
Organel merupakan komponen permanen sel yang umumnya di selaputi membran, dan
mengandung enzim-enzim untuk metabolisme.Contoh organel misalnya retikulum endoplasma,
badan golgi, lisosom, mitokondria, kloroplas dan nucleus.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sel; apa saja macam-macam,struktur dan fungsi sel;apa
pengertian sel hewan serta bagaimnana sruktur dan fungsinya; dan apa pengertian sel
tumbuan serta bagaimana struktur dan fungsinya?

2. Apa yang dimaksud dengan jaringan dasar pada hewan dan tumbuhan dan pa saja
fungsi dari jaringan dasar pada hewan dan tumbuhan ?

1.3. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu sel hewan dan tumbuhan,serta mengetahui struktur dan
fungsi pada sel hewan dan tumbuhan.

2. Untuk mengetahui jaringan dasar pada tumbuhan dan hewan beserta fungsinya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. SEL

A. Pengertian Sel

Pengetahuan tentang sel telah dimulai sejak abad ke-17 di mana pada waktu itu Robert Hooke
(1635-1703) dari Inggris seorang pedagang kaca berhasil membuat sebuah alat yang dapat
digunakan untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil. Alat itu kemudian dikenal dengan
nama mikroskop. Dengan mikroskop itu Robert Hooke dapat melihat bagian-bagian dari irisan
kulit kayu yang mati dan sangat kecil. Hasil pengamatan itu berupa petak-petak segi empat yang
di tengahnya kosong. Benda tersebut disebut sel yang berarti petak atau ruang kecil.
Pada tahun 1838 - 1939, dua orang ahli fisiologi Jerman, Theodor Schwann dan Matthias Jakob
Schleiden, masing-masing bekerja secara sendiri-sendiri, mengajukan suatu teori sel yang baru dan
revolusioner. Mereka menganggap bahwa makhluk hidup, dari yang paling sederhana sampai yang
paling kompleks, hampir sepenuhnya tersusun dari sel dan bahwa sel-sel ini memainkan peranan
penting dalam semua kegiatan hidup.

Hasil observasi dari para ilmuwan selama bertahun-tahun, membentuk suatu teori yang
dinamakan teori sel. Teori sel tersebut menyatakan bahwa sel merupakan unit struktural paling
dasar dari makhluk hidup; sel adalah unit fungsional dari makhluk hidup; dan semua sel berasal
dari sel lainnya melalui proses pembelahan.
 Macam-macam Sel

Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktural berbeda.
Kedua jenis sel tersebut adalah sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik berasal dari bahasa
Yunani, yaitu Prokaryote, pro berarti “sebelum” dan karyote berarti nukleus. Pada umumnya
organisme prokariotik adalah organisme uniselular, walaupun ada beberapa spesies yang sel-selnya
saling menempel setelah terjadi pembelahan. Ukuran sel prokariotik berkisar antara 0,5 – 5 μm. Sel
prokariotik memiliki nukleus/inti sel, tetapi inti sel tersebut tidak diselubungi membran inti.
Sel eukariotik (bahasa Yunani, eu berarti “sejati/ sebenarnya”) merupakan sel yang memiliki inti
sel dan inti sel tersebut dibungkus oleh membran inti. Ada dua macam sel eukariotik yang
mempunyai materi penyusun relatif berbeda, yaitu sel hewan dan sel tumbuhan. Struktur dasar sel
tumbuhan dan sel hewan adalah sama. sel eukariotik yang berukuran 10 – 100 μm Pada sel
eukariotik sitoplasma dan nukleoplasma terpisah
(a) (b)

Gambar 3.14 (a) sel prokariotik dan (b) sel eukariotik


Sumber: (a) http://biopedia-id.blogspot.co.id/ dan (b) https://sarykurnia44.wordpress.com/

Perbedaan utama antara sel prokariotik dan eukariotik adalah terletak pada lokasi dan bentuk
DNAnya. pada sel prokariotik, DNA berbentuk cincin dan terkonsentrasi pada suatu daerah yang
disebut dengan nukleoid yang tidak dibatasi oleh membran. Sel prokariotik juga tidak memiliki
organel-organel lain yang dibatasi oleh membran. Sedangkan pada sel eukariotik, DNA Berbentuk
pita spiral ganda (double helix) dan terletak pada inti sel yang dibatasi oleh dua lapis membran atau
membran ganda.
Tabel 3.1 Perbedaan struktur sel prokariotik dan sel eukariotik
Organel/Bagian Sel Prokariotik Eukariotik
Inti sel Tanpa membran/selaput Selaput inti ada, disebut
disebut nukleoid inti sel (nukeus)
Dinding sel Berupa kapsul (fungsi Tidak ada pada hewan,
berbeda dengan dinding sel pada tumbuhan ada
pada tumbuhan) dinding sel
Retikulum Tidak ada Ada
endoplasma
Badan golgi Tidak ada Ada
Mitokondria Tidak ada Ada
Lisososom-sentriol Tidak ada Ada
Ribosom Ada pada sitoplasma Ada (pada sitoplasma dan
endoplasma)
 Struktur dan Fungsi Bagian-Bagian Sel
Sel merupakan unit terkecil kehidupan. Kehidupan dimulai di dalam sel. Sel adalah suatu
pabrik yang di dalamnya dapat disintesis ribuan molekul yang sangat dibutuhkan oleh organisme.
Ukuran sel bervariasi tergantung fungsinya. Bentuk sel juga tergantung fungsinya. Garis tengah sel
bervariasi antara 1 – 100 m. Sel paling besar adalah sel telur angsa, sedangkan sel terpanjang
adalah sel otot dan sel saraf. Sesuai dengan fungsinya maka bentuk sel itu menunjukkan variasi
yang bermacam macam. Sel yang hidup mempunyai struktur yang sama, yaitu: membran sel/
membran plasma, inti sel ( nukleus), sitoplasma, dan organel sel.

Membran sel adalah selaput yang terletak paling luar dan tersusun dari senyawa kimia
lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau lipid dengan senyawa protein). Membran sel
disebut juga membrane plasma atau selaput plasma. Membran sel tersusun atas molekul- molekul
protein, lapisan senyawa lemak (fosfolipid), air, karbohidrat, dan sedikit kolesterol. Setiap lapisan
senyawa lemak, tersusun atas gugus lipid dan fosfat. Gugus lipid dari fosfolipid bersifat tidak suka
air (hidrofobik), sedangkan gugus fosfat bersifat suka air (hidrofilik). Gusus lipid sering disebut
ekor dan gugus fosfat disebut kepala. Setiap fosfolipid akan saling berpasangan sehingga
membentuk dua lapisan (bilayer) fosfolipid yang saling berlawanan.

Gambar 3.2 Membran sel/membran plasma


Sumber: http://www.echotuts.web.id/

Molekul-molekul protein dari membran sel terbagi menjadi dua, yaitu protein integral
(intrinsik) dan protein perifer (ekstrinsik). Protein integral merupakan protein yang terletak
menembus lapisan lipid, sedangkan protein perifer hanya menempel di permukaan fosfolipid
tersebut. Struktur membran sel ini dikemukakan menjadi teori mosaic cair (fluid mosaic model)
oleh dua orang ilmuwan, yaitu Jonathan Singer dan Garth Nicolson. Dengan struktur yang
demikian kompleks, membrane sel memiliki beberapa fungsi di antaranya sebagai berikut.
1) Membentuk suatu batas yang fleksibel (tidak mudah robek) antara isi sel dan luar sel.
2) Membungkus dan melindungi isi sel.
3) Menyeleksi zat-zat apa saja yang bisa masuk ke dalam sel dan apa yang harus keluar
dari sel. Dengan kata lain, membran sel dapat dilalui oleh zat-zat tertentu. Sifat
membran sel ini dinamakan selektif permeabel.
b. Inti Sel (Nukleus)
Organel pertama yang diteliti oeh para ilmuwan adalah inti sel (nukleus). Nukleus adalah
struktur berbentuk bulat dan biasanya terletak di tengah-tengah sel. Nukleus adalah bagian
terpenting bagi kehidupan sel sebab nukleus mengendalikan seluruh aktivitas sel. Nukleus dibatasi
oleh dua lapisan membran yang disebut membran inti.

Gambar 3.3 Inti sel (Nukleus)


Sumber: konsepbiologi.worpress.com

Membran inti memiliki struktur yang mirip dengan membran sel. Membran inti memiliki
pori-pori yang hanya bisa dilalui oleh substansi tertentu. Membran inti memiliki fungsi sebagai
pelindung inti sel dan sebagai tempat pertukaran zat antara materi inti dan sitoplasma. Inti sel
memiliki bagian-bagian di dalamnya, seperti berikut ini:
1) Cairan Inti (Nukleoplasma)
Cairan inti merupakan suatu cairan kental berbentuk jeli. Cairan inti ini mengandung
senyawa kimia yang sangat kompleks. Selain itu, di dalam cairan inti terdapat enzim, ion,
protein, dan nukleotida.
2) Anak Inti (Nukleolus)
Anak inti adalah suatu struktur berbentuk bulat yang tersusun atas filamen-filamen dan
butiran-butiran. Secara kimiawi, anak inti mengandung DNA, RNA, dan protein. Nukleolus
berperan dalam pembentukan ribosom.
3) Kromatin
Kromatin adalah struktur berupa benang-benang halus yang mengandung DNA
(deoxyribonucleic acid). DNA merupakan bahan atau substansi genetik dari suatu
organisme. Pada saat pembelahan sel, kromatin akan memendek dan melingkar membentuk
kromosom.
c. Sitoplasma
Sel memiliki suatu cairan yang berada di antara membran sel dan inti sel. Cairan tersebut
dinamakan dengan sitoplasma. Sitoplasma merupakan cairan koloid kompleks tempat beradanya
organel-organel sel dan substansi sel yang tidak hidup. Di dalam sitoplasma berlangsung beberapa
proses metabolisme sel, seperti sintesis protein dan respirasi sel.

Gambar 3.4 Sitoplasma


Sumber: http://www.amazine.com/

Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam cairan kental


(merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut matriks. Organel menjalankan banyak
fungsi kehidupan seperti sintesis bahan, respirasi (perombakan), penyimpanan, serta reaksi
terhadap rangsang. Sebagian besar proses di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik. Organel
sel adalah benda-benda yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup serta menjalankan
fungsi-fungsi kehidupan. Organel Sel tersebut antara lain ribosom, retikulum endoplasma,
mitokondria, badan golgi, lisosom, sentrosom, plastida, vakuola, mikrotubulus, mikrofilamen, dan
peroksisom.
1) Ribosom (ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat
sepanjang retikulum endoplasma dan ada pula yang soliter atau bebas. Ribosom merupakan
organel sel terkecil di dalam sel. Ribosom berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis
protein.
Di dalam sitoplasma, ribosom ada yang menempel pada retikulum endoplasma dan ada yang bebas.
Ribosom yang menempel pada retikulum endoplasma berfungsi menyintesis protein-protein
untuk disekresikan ke luar sel. Adapun ribosom yang bebas berfungsi menyintesis protein untuk
keperluan sel itu sendiri.
Gambar 3.5 Struktur
ribosom
2) Retikulum Sumber: http://robi-biologi.blogspot.co.id/
endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) adalah organel yang terdiri atas membran-membran yang
tersusun paralel. RE memiliki rongga-rongga (sisterna) yang berbentuk pipih dan tubulus. Sisterna
menghubungkan membran inti dengan membran sel. Dikenal dua jenis retikulum endoplasma,
yaitu:
a) Retikulum endoplasma granuler (retikulum endoplasma kasar). RE kasar tampak kasar
karena ribosom menonjol di permukaan sitoplasmik membran.
b) Retikulum endoplasma agranuler (retikulum endoplasma halus). RE halus diberi nama
demikian karena permukaan sitoplasmanya tidak mempunyai ribosom.
Fungsinya selain sebagai tempat perlekatan ribosom, juga berfungsi memperkaya senyawa
protein hasil sintesis ribosom yang melekat di permukaan membrannya serta transpor zat dalam
sel.

Gambar 3.6 Retikulum endoplasma


Sumber: http://www.belajarbiologi.com/
3) Mitokondria (the power house)
Mitokondria mengandung enzim yang dapat melepaskan energi dalam bentuk makanan
pada proses respirasi sel. Oleh karena itu, mitokondria sering disebut sebagai “powerhouse”
atau “pabrik energi” dari sel. Setiap mitokondria memiliki dua lapis membran, yaitu membran
dalam dan membran luar.
Membran dalam pada mitokondria membentuk lipatan-lipatan yang disebut krista.
Adapun membran luar membatasi mitokondria dengan sitoplasma. Fungsi mitokondria adalah
sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak energi ATP. Respirasi merupakan
proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi
berlangsungnya proses hidup, karena itu mitokondria diberi julukan the power house
(pembangkit tenaga) bagi sel.

Gambar 3.7 Struktur mitokondria


Sumber: http://www.biologi-sel.com/

4) Badan golgi (apparatus golgi)


Pada 1898, seorang ahli biologi berkebangsaan Itali, Camillo Golgi, menemukan suatu
organel yang tersusun atas tumpukan kantung pipih. Organel tersebut kemudian diberi nama
badan Golgi. Badan Golgi membentuk vesikula (kantong) yang akan membawa zat-zat yang
dihasilkan oleh retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus menuju
membran sel.
Badan golgi berhubungan dengan fungsi menyortir dan mengirim produk sel. Badan golgi
biasanya berjumlah banyak dan berperan penting dalam sel-sel yang secara aktif terlibat dalam
sekresi. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi,
misalnya ginjal.
Gambar 3.8 Badan golgi

5) Liso Sumber:
som http://www.biologi-
sel.com/
Beberapa vesikula yang berasal dari badan Golgi tetap berada di dalam sitoplasma.
Vesikula tersebut dinamakan lisosom, yaitu organel berbentuk oval atau bulat yang dilapisi
oleh satu lapis membran. Lisosom mengandung enzim yang dapat mencerna polisakarida,
fosfolipid, lipid, dan protein. Selain itu, lisosom juga berfungsi mencernakan dan
menguraikan organel sel yang tua atau telah rusak. Lisosom pun berperan di dalam proses
kematian sel (autolisis).
Lisosom yang baru dibentuk disebut lisosom primer. Adapun lisosom yang telah ikut
dalam proses pencernaan sel disebut lisosom sekunder. Fungsi dari lisosom adalah sebagai
penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler.

Gambar 3.9
Lisosom
6.)Sentroso
m (sentriol) Sumber:
http://budisma.net/
Struktur sentrosom berbentuk bintang. Sentrosom bertindak sebagai benda kutub yang
merupakan tempat melekatnya ujung benang gelendong pada kedua kutub tersebut.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Fungsi sentrosom
memegang peranan penting dalam pembelahan sel sel baik mitosis maupun meiosis.

Gambar 3.10 Sentrosom

6) Plast Sumber:
ida https://biologigonz.blogspot.c
o.id/
Plastida berperan dalam fotosintesis. Plastida adalah bagian dari sel yang bisa ditemui
pada alga dan tumbuhan (kingdom plantae). Plastida dapat dilihat dengan mikroskop cahaya
biasa. Macam-macam plastida, sebagai berikut:
a) Kloroplas, plastida yang mengandung klorofil, pigmen karotenoid, dan pigmen
fotosintesis lainnya.
b) Kromoplas, plastida yang memberikan aneka ragam warna non fotosintesis, misalnya
pigmen merah, kuning, dan sebagainya.
c) Leukoplas, plastida tak berwarna atau berwarna putih. Umumnya terdapat pada organ
tumbuhan yang tidak kena sinar matahari, khususnya pada organ penyimpanan cadangan
makanan, seperti pada akar, biji dan daun muda. Berdasarkan fungsinya leukoplas dapat
dibedakan menjadi:
(1) Amiloplas, yaitu leukoplas yang berfungsi membentuk dan menyimpan amilum.
(2) Elaioplas, yaitu leukoplas yang berfungsi untuk membentuk dan menyimpan
lemak.
Gambar 3.11 Plastida

7) Vakuola (rongga Sumber:


sel) https://biologigonz.blogspot.c
o.id/
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel karena tidak menjalankan
sebuah fungsi tertentu secara aktif. Vakuola lebih sering ditemukan dalam sel tumbuh-
tumbuhan daripada dalam sel hewan, masing-masing dipisahkan dari sitoplasma oleh sebuah
selaput, yang agak mirip dengan membran plasma.Vakuola berisi air yaitu getah sel yang
mengandung makanan, sekresi sel, dan zat-zat buangan.
8) Mikrotubulus
Mikrotubulus berbentuk benang silindris dan kaku. Mikrotubulus adalah pipa-pipa yang
panjang dan halus yang telah ditemukan pada berbagai jenis sel, baik tumbuh-tumbuhan
maupun hewan.

9) Mikrofilamen

Mikrofilamen seperti mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen


utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam
pergerakan sel.
11) Peroksikam (badan mikro)

Peroksisom adalah organel yang mengandung banyak enzim katalase. Enzim katalase
berfungsi menguraikan senyawa beracun peroksida (H2O2). Pada hewan, peroksisom banyak
terdapat di dalam hati dan ginjal. Peroksisom yang hanya terdapat pada tumbuhan disebut
glioksisom. Glioksisom berfungsi mengoksidasi asam lemak. Organel ini banyak ditemukan di
dalam jaringan lemak pada biji yang sedang berkecambah.

Peroksisom adalah organel yang mengandung banyak enzim katalase. Enzim katalase
berfungsi menguraikan senyawa beracun peroksida (H2O2). Pada hewan, peroksisom banyak
terdapat di dalam hati dan ginjal. Peroksisom yang hanya terdapat pada tumbuhan disebut
glioksisom. Glioksisom berfungsi mengoksidasi asam lemak. Organel ini banyak ditemukan di
dalam jaringan lemak pada biji yang sedang berkecambah.
B. Pengertian Sel Hewan dan Tumbuhan
a. Pengertian Sel Hewan
Sel hewan adalah suatu bagian organel terkecil dengan selaput tipis yang di bagian dalamnya
terdapat larutan koloid mengandung senyawa kimia. Sel ini memiliki sejumlah keunggulan,
salah satunya mampu menduplikasi diri secara mandiri melalui proses pembelahan.
Di dalam sel terdapat senyawa yang penting untuk proses pembelahan dan juga fotosintesis, yaitu
karbohidrat dan lipid. Diketahui, karbohidrat sangat berguna dalam proses fotosintesis. Sementara
lipid berfungsi sebagai cadangan makanan, seperti lemak dan juga minyak.

Selain itu, terdapat pula protein yang berperan dalam proses metabolisme tubuh hewan maupun
tumbuhan, serta asam nukleat yang merupakan senyawa dengan peranan cukup penting dalam
proses sintesis protein.

Struktur, Bagian dan Fungsi Sel Hewan


Secara garis besar, sel hewan dan sel tumbuhan adalah sama. Baik berdasarkan struktur, tipe
enzim, dan juga bahan genetiknya. Bahkan, keduanya memiliki tipe sel yang beragam.
Nah, berikut ini beberapa struktur dan fungsi sel hewan yang perlu kita ketahui, antara lain:

1. Membran Sel
Membran sel merupakan pembungkus sel yang berada bagian luar dan tersusun dari
protein (lipoprotein), lemak (lipid), dan juga kolesterol. Bagian ini memiliki peranan cukup
penting dalam mengatur mineral dan nutrisi yang ada di dalam ataupun di luar sel.

Organel membran sel ini diketahui memiliki beragam fungsi penting, seperti mengatur
keluar masuknya nutrisi dan mineral, serta sebagai pembungkus ataupun pelindung sel. Adapun
fungsi lainnya adalah sebagai penerima rangsangan dari luar dan sebagai tempat berlangsungnya
berbagai reaksi kimia.

2. Sitoplasma
Perlu diketahui, sitoplasma merupakan bagian sel berupa cairan berbentuk layaknya gel. Organel
ini memiliki dua proses fase bentuk, yaitu fase sol (padat) dan fase gel (cair). Cairan sitoplasma
dapat ditemukan di dalam nukleus dan disebut dengan istilah nukleoplasma.

Sitoplasma ini bersifat koloid komplek yang artinya tidak cair, tapi juga tidak padat. Sitoplasma
mampu berubah-ubah bentuk tergantung konsentrasi air yang terkandung di dalamnya.
Pada dasarnya, apabila konsentrasi air rendah, maka sitoplasma akan berubah menjadi padat
lembek. Sementara saat mengandung air dengan konsentrasi tinggi, maka gel akan berubah
menjadi lebih encer sehingga disebut sol.

Organel sitoplasma berperan sebagai sumber bahan kimia sel dan juga tempat berlangsungnya
metabolisme sel hewan.

3. Retikulum endoplasma
Berikutnya adalah retikulum endoplasma yang merupakan organel berbentuk benang-benang pada
bagian inti sel. Retikulum endoplasma terbagi menjadi dua, yaitu retikulum endoplasma kasar dan
retikulum endoplasma halus.

Retikulum endoplasma kasar mempunyai kemampuan melekat pada ribosom, sementara


retikulum endoplasma halus tidak melekat pada ribosom.

Fungsi organel retikulum endoplasma adalah sebagai sintesis protein dan juga tempat pengangkut
sintesis steroid serta lemak. Selain itu, retikulum endoplasma juga berperan dalam membantu
detoksifikasi sel-sel berbahaya di dalam sel dan sebagai tempat untuk menyimpan fosfolipid,
steroid, dan glikolipid.

4. Mitokondria
Bagian dari sel hewan berikutnya adalah mitokondria yang merupakan organel terbesar sebagai
mesin dalam sel. Organel ini memiliki dua bagian lapis membran berlekuk yang disebut dengan
istilah kritas. Di dalam mitokondria, glukosa dan oksigen saling bekerja sama untuk membentuk
energi yang dibutuhkan.

Tentu saja, proses tersebut merupakan bagian dari proses metabolisme tubuh dan aktivitas seluler
sehingga mitokondria juga disebut sebagai The Power House. Mitokondria yang berbentuk
tunggal disebut dengan mitokondrion yang mampu mengubah energi kimia menjadi energi
lainnya.

Jika disimpulkan, maka mitokondria ini berfungsi untuk alat respirasi seluler dan penghasil energi
dalam bentuk ATP.

5. Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah organel sel yang terbentuk dari protein aktin dan juga myosin. Mikrofilamen
nyaris serupa dengan mikrotubulus, namun memiliki perbedaan tekstur dan ukuran.

Mikrofilamen mempunyai tekstur lebih lembut dengan diameter lebih kecil. Fungsinya sebagai
pergerakan sel, eksotisotis, dan endositosis.
6. Lisosom
Lisosom merupakan kantong terikat pada membran berisi kandungan enzim hidrolitik. Lisosom
terletak pada sel eukariotik, bagian ini berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler dalam
kondisi apapun. 

Lisosom berfungsi untuk mengontrol pencernaan intraseluler, mencerna materi menggunakan


fagositosis, menghancurkan organel sel yang telah rusak, dan memasukkan makro molekul dari
luar menuju ke dalam sel melalui mekanisme endositosis.

7. Peroksisom
Peroksisom atau dikenal juga sebagai badan mikro merupakan organel berkantong kecil berisi
enzim katalase. Fungsinya untuk menguraikan peroksida (H2O2) atau metabolisme yang bersifat
racun dan mengubah lemak menjadi karbohidrat. Organel peroksisom ini bisa ditemukan pada
bagian sel hati dan juga ginjal.

8. Ribosom
Ribosom adalah organel sel yang memiliki tekstur padat dengan ukuran kecil, yaitu diameter
sekitar 20 nm. Organel ini terdiri dari 65% RNA ribosom dan 35% protein ribosom atau
ribonukleoprotein. Ribosom pada sel hewan menerjemahkan RNA untuk membentuk rantai
polipeptida atau protein dengan menggunakan asam amino saat proses translasi.

Ribosom terikat pada retikulum endoplasma kasar atau membran inti sel yang berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya proses sintesis protein.

9. Sentriol
Sentriol merupakan struktur organel yang berbentuk tabung pada sel eukariota. Organel ini
berperan penting dalam proses pembelahan sel dengan membentuk benang spindel dan
pembentukan silia, serta flagela. Bukan hanya itu, sepasang sentriol juga dapat membentuk suatu
struktur gabungan yang disebut dengan sentrosom.

10. Mikrotubulus
Organel sel berikutnya adalah mikrotubulus yang terletak di dalam sitoplasma. Mikrotubulus juga
bisa ditemukan pada sel eukariot yang berbentuk silindris panjang berongga. Organel ini memiliki
diameter sekitar 12 nm dan diameter luar sekitar 25 nm.

Mikrotubulus terdiri dari beberapa molekul berbentuk bulat protein globular yang disebut dengan
tubulin. Dalam posisi tidak sadar, organel ini mampu bergabung untuk membentuk silindris yang
berongga pada kondisi tertentu. Tidak hanya itu, mikrotubulus juga bersifat kaku yang tidak bisa
diubah-ubah bentuknya.
Berdasarkan definisi tersebut, mikrotubulus berfungsi untuk melindungi sel, memberi bentuk sel,
dan membentuk silia, flagela, serta sentriol.

11. Badan Golgi


Badan golgi atau juga dikenal dengan sebutan aparatus golgi merupakan organel yang berkaitan
dengan fungsi ekskresi sel hewan. Posisinya tepat berada pada sel eukariotik yang berperan dalam
proses ekskresi, seperti ginjal. Bentuknya seperti kantong pipih dengan ukuran bervariasi dan
terikat oleh membran. Setiap sel hewan memiliki sekitar 10-20 badan golgi.

12. Nukleus
Nukleus adalah organel terkecil yang mengatur sekaligus mengendalikan aktivitas sel hewan.
Proses ini dimulai dari metabolisme sampai pembelahan sel. Nukleus mengandung materi genetik
yang berbentuk DNA linear panjang membentuk kromosom.

Organel ini bisa ditemukan pada sel eukariotik yang terdiri dari beberapa bagian, seperti membran
inti, nukleoplasma, kromosom, dan nukleus.

13. Nukleolus
Nukleolus adalah organel yang ada pada inti sel atau nukleus. Fungsinya untuk membentuk
protein menggunakan RNA atau asam ribonukleat.

14. Nukleoplasma
Nukleoplasma memiliki tekstur padat di dalam inti sel atau nukleus. Di dalamnya terkandung
serat kromatin padat dan membentuk kromosom. Selain itu, nukleoplasma bertanggung jawab
membawa informasi genetika.

15. Membran Inti


Membran inti adalah elemen struktural utama nukleus yang membungkus keseluruhan organel sel
hewan. Di samping itu, organel ini berperan sebagai pemisah antara sitoplasma dan daerah inti.

Membran inti bersifat non-permeable atau tidak bisa dilalui semua zat, baik padat ataupun cair
sehingga sebagian besar molekul yang membuat nukleus membutuhkan adanya pori inti.

b. Pengertian Sel Tubuhan

disusun Joko Waluyo dan Dwi Wahyuni, sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil
Sel ditemukan oleh Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat
ruangan-ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut).  Dari pengertian tersebut sel tumbuhan adalah
suatu unit satuan kecil memiliki selaput tipis yang didalamnya terdapat larutan koloid senyawa kimia.
 
(Gambar sel tumbuhan dok. Kemendikbud)

Struktur, Bagian dan Fungsi Sel Tumbuhan


1. Dinding Sel
Dinding sel hanya ditemui pada sel tumbuhan. Dinding sel disusun oleh selulosa saat sel masih muda.
Sejalan dengan proses pertumbuhan dan perkembangannya sel akan mengalami penambahan zat
lignin (lignifikasi) sehingga dinding sel menjadi kuat dan liat. Oleh sebab itu dinding sel digunakan
untuk melindungi dan memberi bentuk sel.
 
Antar dinding sel yang berdekatan ditembus oleh pori kecil yang disebut noktah. Di dalam noktah ini
terdapat pemanjangan sitoplasma yang menembus antar sel dan disebut plasmodesmata, yang
berfungsi sebagai penghantar rangsang antar sel tumbuhan.
2. Membran plasma
Membran plasma merupakan bagian terluar dari sel, fungsinya antara lain sebagai berikut:
Sebagai pelindung sel agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel.
Mengontrol zat-zat yang akan masuk maupun yang akan keluar meninggalkan sitoplasma.
Mengendalikan pertukaran zat antara sitoplasma dengan lingkungannya
Menjadi tempat beberapa reaksi, misalnya reaksi terhadap cahaya matahari dan reaksi oksidasi dalam
respirasi.
Sebagai reseptor atau penerima rangsang dari luar, seperti hormon dan bahan kimia lainnya, baik zat
tersebut berasal dari lingkungan luar sel ataupun bagian lain dari dalam sel itu sendiri.
 
Membran plasma tersusun atas lipid, protein, dan karbohidrat. Lipidnya terutama berupa fosfolipid
yang merupakan molekul-molekul amfifilik artinya setiap molekul mengandung "kepala" hidrofilik
dan "ekor" hidrofobik. membran plasma mempunyai lapisan ganda fosfolipid dimana kepala hidrofilik
menghadap ke arah air pada setiap sisi, sedangkan ekor hidrofobik terlindung dari sentuhan air.
 
Membran memiliki dua jenis protein, yaitu:
 Protein integral menembus di antara lapisan fosfolipid, berfungsi sebagai transpor yang
membawa zat-zat terlarut yang dibutuhkan sel.
 Protein periferal menempel di lapisan fosfolipid.

Pada bagian sel yang menghadap keluar sel, terdapat karbohidrat yang melekat pada protein atau
bagian kepala fosfolipid. Karbohidrat yang berikatan dengan protein disebut glikoprotein, sedangkan
yang berikatan dengan fosfolipid disebut glikolipid.
 
Membran plasma secara aktif menentukan zat-zat mana yang dapat dilaluinya dan sekaligus menahan
zat mana yang tidak dapat dilaluinya. Sifat ini disebut diferensial semipermeabel atau selektif
permeable. Dengan cara inilah membran plasma berusaha mempertahankan bentuk dan reaksi-reaksi
kimia dalam sel sehingga proses metabolisme dapat berjalan terus.
3. Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran plasma. Sitoplasma terdiri dari air, protein,
karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan
kimia sel yang penting bagi metabolisme sel, seperti enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak dan protein.
 
Pada sel eukariotik, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat
sitoskeleton, berbagai organel dan vesikel, serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-
layang di dalamnya.
 
Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi
biokimia  (glikolisis atau pemecahan glukosa, sintesis protein, dan sintesis asam lemak) serta
perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.
 
Sitoplasma sangat dinamis dan senantiasa bergerak. Sitoplasma mengandung senyawa organik untuk
kehidupan, ion-ion, gas, molekul-molekul kecil seperti garam, asam lemak, asam amino, gula
nukleotida, vitamin, serta protein dan RNA sehingga berbentuk larutan. Larutan  tersebut
mengakibatkan sitoplasma senantiasa bergerak secara acak, yang dikenal dengan Gerak Brown. Gerak
acak ini dipengaruhi oleh muatan listrik ion-ion (elektroforesis).
4. Nukleus
Nukleus merupakan organel sel terbesar yang mengandung informasi genetik berupa DNA, dan
berbentuk bulat hingga oval bergantung jenis selnya. Nukleus biasanya terletak di tengah sel. Nukleus
adalah organel yang amat vital bagi kehidupan, yaitu mengendalikan seluruh kegiatan sel. Beberapa
bagian penting dari nukleus, yaitu:
 
Membran inti, terdiri atas dua lapis yang berfungsi sebagai pembungkus sekaligus sebagai pelindung
inti. Membran luarnya mempunyai hubungan langsung dengan Retikulum Endoplasma. Pada
membran inti terdapat pori-pori yang memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara membran inti
dengan sitoplasma.
 
Nukleoplasma, merupakan cairan inti berbentuk gel yang kaya akan ion-ion, protein, enzim,
nukleotida, dan benang-benang kromatin. Benang-benang kromatin yang memendek, menebal, dan
mudah menyerap zat warna disebut kromosom. Di dalam kromosom tersimpan untaian DNA yang
terikat pada protein dasar yang dikenal dengan histon.
 
Nukleolus, bagian ini tersusun atas kumpulan gen-gen yang memberikan kode RNA ribosom. Sebagai
pemberi kode RNA ribosom, struktur ini berfungsi untuk merangkai subunit-subunit penyusun
ribosom. Nukleolus (anak inti) terbentuk pada saat terjadi prosess sintesis transkripsi (sintesis RNA)
di dalam nukleus.
 
5. Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum berasal dari kata reticular yang berarti anyaman benang/jala, karena terdapat  memusat 
pada bagian sitoplasma (endoplasma), maka disebut  retikulum endoplasma (RE). Retikulum
endoplasma merupakan sistem membran kompleks yang tersusun tidak beraturan membentuk jaring-
jaring kerja (retikulum), yang terdapat dalam sitoplasma sel eukariotik.
 

(Gamber RE dok. Pustekkom Kemdikbud)


 
Organel ini berfungsi sebagai saluran di dalam sitoplasma yang menghubungkan nukleus dengan
membran plasma.
6. Ribosom
Ribosom merupakan organel kecil di dalam sel dengan diameter ±20nm. Ribosom terdapat bebas di
dalam sitoplasma maupun melekat pada membran RE ketika proses sintesis protein sedang
berlangsung. Jika proses sintesis protein tidak sedang berlangsung ribosom dalam bentuk sub unit
kecil dan subunit besar.
7. Badan Golgi
Organel ini membentuk struktur seperti jala yang kompleks. Badan Golgi berfungsi untuk:
Mengangkat dan mengubah secara kimia materi-materi yang terdapat di dalamnya
Menghasilkan lendir, lilin pada tanaman perca, dan sekresi yang bersifat lengket karenanya pada sel
kelenjar jumlah badan golgi lebih banyak. Kadang-kadang berperan dalam transpor lemak Sekresi
protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
8. Lisosom
Lisosom  (lyso = pencernaan, som = tubuh) adalah organel sel berbentuk kantong kecil agak bulat dan
dibatasi oleh sistem membran tunggal. Organel ini terdapat pada hampir semua sel eukariotik,
terutama pada sel-sel hewan yang fagositik (bergerak bebas). Lisosom mengandung banyak enzim
pencerna hidrolitik, seperti protease, nuklease, lipase, dan fosfatase yang dibentuk oleh retikulum
endoplasma kasar. Enzim-enzim tersebut akan dikirim ke dalam badan golgi.
 
Lisosom berfungsi untuk:
 
 Mencerna materi yang diambil secara endositosis
 Autofagi, yaitu menghancurkan zat atau materi yang tidak dibutuhkan di dalam sel
 Eksositosis, yaitu pembebasan enzim ke luar sel, misalnya ini terjadi pada penggantian tulang
rawan pada perkembangan tulang keras.
  Autolisis, yaitu penghancuran diri sel dengan cara membebaskan semua isi lisosom dalam sel,
misalnya pada peristiwa metamorfosis berudu yang menginjak dewasa dengan menyerap
kembali ekornya.
9. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel sel yang bentuknya beraneka ragam yaitu oval,bulat, silindris, seperti
gada dan ada yang tidak beraturan. Strukturnya sangat kompleks. Organel ini merupakan tempat
berlangsungnya respirasi aerob dalam sel.
 
Mitokondria terlindung oleh membran ganda dan di dalamnya terdapat cairan yang disebut matriks.
Membran dalamnya berlekuk-lekuk disebut krista, struktur yang berlekuk-lekuk seperti ini berfungsi
untuk memperluas permukaan sehingga proses respirasi lebih banyak.
 
10. Plastida
Plastida merupakan organel yang hanya terdapat di dalam sel tumbuhan. Organel ini berisi pigmen
atau pemberi warna. Plastida yang berisi pigmen klorofil disebut kloroplas, berfungsi sebagai organel
utama penyelenggara proses fotosintesis.
 
Kromoplas adalah plastida yang berisi pigmen selain klorofil, misalkan karoten, xantofil, fikoeritrin,
atau fikosantin, dan memberikan warna pada mahkota bunga atau warna pada alga. Plastida yang tidak
berwarna disebut leukoplas, termodifikasi sedemikian rupa sehingga berisi bahan organik. Ada
beberapa macam leukoplas berdasar bahan yang dikandungnya:
 Amiloplas berisi amilum
 Elaioplas (lipoplas) berisi lemak
 Proteoplas berisi protein.
11. Kloroplas
Kloroplas adalah bagian sel yang hanya ada pada tumbuhan. Kloroplas adalah istilah kolektif untuk
organel yang berguna untuk membawa pigmen. Struktur sel ini berbentuk bulat lonjong dan
mengandung pigmen klorofil hijau. Klorofil tersebut bermanfaat untuk membuat tumbuhan agar bisa
berfotosintesis.
 
Selain berbentuk bulat lonjong, ada juga kloroplas yang berbentuk pipih atau bulat. Kloroplas
memiliki dua membran yaitu membran dalam dan luar. Di dalam membran terdapat stroma dan
tilakoid. Stroma merupakan cairan yang dapat mengisi rongga dalam kloroplas dan tilakoid tersusun
atas kantung kecil yang ditumpuk.
13. Badan mikro Glioksisom
Badan mikro memiliki ukuran  yang hanya bergaris tengah 0,3-1,5 µm. Badan mikro diselubungi oleh
membran tunggal yang berisi enzim katalase dan oksidase. Organel ini berukuran sebesar lisosom dan
memiliki dua tipe, yaitu peroksisom dan glioksisom.
 
Glioksisom terdapat pada sel tumbuhan terutama pada jaringan yang mengandung lemak seperti biji-
bijian berlemak. Glioksisom menghasilkan enzim katalase dan oksidase. Fungsinya adalah untuk
mengoksidasi asam lemak menjadi gula yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.
14. Vakuola
Vakuola merupakan rongga yang terbentuk di dalam sel, dan dibatasi membran yang disebut
tonoplas. Pada tumbuhan vakuola berukuran besar seperti pada sel-sel parenkim dan kolenkim.
Umumnya berisi alkaloid, pigmen antosianin, tempat penimbunan sisa metabolisme, ataupun tempat
penyimpanan zat makanan.

2.2 JARINGAN
A. Pengertian Jaringan
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.Jaringan terbentuk dari sel-sel
khusus yang sama pada tubuh dan bersatu dalam menjalankan fungsi biologis tertentu.
a. Pengertian Jaringan Tumbuhan
Jaringan adalah sekelompok sel dengan fungsi dan struktur yang sama. Tumbuhan dapat
tumbuh dengan tinggi karena adanya aktivitas jaringan yang sel-selnya terus membelah. Oleh
karena itu, jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua berdasarkan aktivitas pembelahannya.
Jaringan tersebut adalah jaringan meristem (embrionik) atau jaringan muda dan jaringan dewasa.

1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem dapat diartikan sebagai sekumpulan sel dengan bentuk dan fungsi yang
sama serta memiliki sifat meristematik. Sel-sel meristematik tersebut aktif membelah sehingga
menghasilkan sel-sel anakan yang banyak. Sebagian sel-sel anakan tersebut ada yang tetap
mempertahankan diri sebagai meristem sementara sel-sel anakan yang lain akan mengalami
diferensiasi (perubahan bentuk dan fungsi). Sel-sel yang mengalami diferensiasi tersebut keluar
dari meristem dan akhirnya menjadi tergabung ke dalam jaringan lain dan menjadi suatu bagian
utama dari tumbuhan. Sifat-sifat jaringan meristem adalah sebagai berikut:
a. Terdiri atas sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan.
b. Biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel di antara sel-sel meristem.
c. Bentuk sel bulat, lonjong, atau poligonal dengan dinding sel yang tipis.
d. Masing-masing sel kaya akan sitoplasma dan mengandung satu atau lebih dari satu inti
sel.

Gambar 13.15 Jaringan Meristem


Sumber: https://erickbio.wordpress.com/

Berdasarkan asal usulnya, jaringan meristem dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
promeristem, jaringan meristem primer, dan jaringan meristem sekunder.
a. Promeristem
Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih dalam tingkat
embrio. Contohnya pada lembaga biji tumbuhan.
b. Jaringan meristem primer
Meristem primer adalah jaringan yang sel-selnya berkembang secara langsung dari sel- sel
embrionik. Meristem primer terdapat di daerah ujung tumbuhan, misalnya ujung akar (meristem
akar) dan ujung batang (meristem pucuk). Meristem akar dan meristem pucuk menyebabkan
tumbuhan semakin panjang, baik ke atas maupun ke bawah. Aktivitas meristem primer
menghasilkan pertumbuhan primer.
c. Jaringan meristem sekunder
Meristem sekunder adalah jaringan yang sel-selnya berkembang dari jaringan dewasa yang
telah mengalami diferensiasi. Meristem sekunder sering disebut sebagai meristem lateral karena
letaknya di samping dari organ tumbuhan. Aktivitas meristem sekunder menyebabkan batang dan
akar tumbuh membesar ke arah samping. Contoh meristem sekunder adalah kambium dan
kambium gabus Aktivitas meristem sekunder menghasilkan pertumbuhan sekunder.
Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu
meristem apikal, meristem interkalar, dan meristem lateral.
a. Meristem apikal
Meristem apikal selalu terdapat di ujung batang dan ujung akar yang kelak menghasilkan
pemanjangan batang dan akar. Hasilnya dapat Anda lihat berupa tumbuhan yang semakin tinggi
batangnya, dan semakin dalam akarnya. Pertumbuhan yang diakibatkan oleh aktivitas meristem
apikal dikenal sebagai pertumbuhan primer dan semua jaringan yang terbentuk dari meristem
apikal disebut jaringan primer.
b. Meristem interkalar
Meristem interkalar, terdapat di antara ruas-ruas batang. Pertumbuhan yang diakibatkan oleh
aktivitas meristem interkalar menyebabkan pertambahan panjang pada ruas-ruas
batang. Jaringan yang terbentuk oleh meristem interkalar ini serupa dengan jaringan yang berasal
dari meristem apikal, sehingga digolongkan ke dalam jaringan primer. Pertumbuhan sel yang
dilakukan oleh meristem interkalar menyebabkan munculnya bunga. Contohnya meristem pada
pangkal ruas tumbuhan anggota suku rumput-rumputan (graminae).
c. Meristem lateral
Meristem lateral (meristem samping), terletak sejajar dengan lingkaran organ tempat
ditemukannya dan merupakan meristem yang menghasilkan pertumbuhan sekunder. Hasilnya
yang Anda lihat adalah batang dan akar semakin membesar/menebal. Berbeda dengan meristem
primer yang membuat pohon semakin tinggi dan akarnya semakin dalam, meristem lateral (lateral
= samping) justru menghasilkan pertumbuhan ke arah samping.
Meristem lateral disebut juga kambium. Kambium yang dikenal ada 2, yaitu kambium
vaskuler dan cambium gabus. Kambium bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu kambium
vasikuler dan kambium intervasikuler. Kambium vasikuler adalah kambium yang berada di dalam
berkas pengangkut, yaitu di antara xilem dan floem. Sedangkan kambium intervasikuler adalah
kambium yang berada di berkas pengangkut.
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Jaringan ini dibentuk dari
proses diferensiasi sel-sel meristem, baik meristem primer maupun meristem sekunder. Jaringan
dewasa juga disebut Jaringan permanen. Jaringan dewasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tidak memiliki aktivitas untuk membelah diri atau memperbanyak diri
b. Memiliki rongga yang besar (ruang antarsel)
c. Dinding selnya telah mengalami penebalan
d. Berukuran lebih besar daripada sel-sel meristem
Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dibagi menjadi jaringan pelindung, jaringan dasar
(parenkim), jaringan penyokong, jaringan pengangkut, dan jaringan gabus.

Gambar 3.16 Jaringan dewasa pada tumbuhan


Sumber: https://biologigonz.blogspot.co.id/
a. Jaringan pelindung

Jaringan yang termasuk ke dalam jaringan pelindung adalah jaringan epidermis. Jaringan
epidermis merupakan lapisan sel yang berada di bagian paling luar. Jaringan ini biasa ditemukan
pada permukaan organ-organ tumbuhan, seperti akar, daun, batang, dan bunga. Sesuai dengan
namanya, jaringan epidermis berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari faktor luar. Oleh
karena itu, jaringan ini tersusun atas sel-sel yang rapat. Sel-sel pada jaringan epidermis dapat
berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang berbeda bentuk dan fungsi. Contoh bentuk lain
dari epidermis, yaitu mulut daun (stomata) dan trikoma.
Jaringan epidermis memiliki beberapa ciri antara lain : 1) Terdiri dari sel-sel hidup; 2)
Berbentuk persegi panjang; 3) Sel-selnya rapat tanpa ruang antarsel; 4) Tidak memiliki klorofil; 5)
Mampu membentuk modifikasi jaringan epidermis.
b. Jaringan dasar
Jaringan yang termasuk ke dalam jaringan dasar adalah jaringan parenkim. Sel-sel parenkim
memiliki dinding yang tipis dengan ruang antar sel yang besar. Parenkim disebut jaringan dasar
karena hampir terdapat di setiap bagian tumbuhan. Jaringan parenkim dapat ditemukan, di
antaranya pada batang, akar, dan daun. Jaringan parenkim terletak di antara epidermis dan
pembuluh angkut, serta terletak di empulur batang. Pada daun, jaringan parenkim berada pada
mesofil daun. Ciri-ciri jaringan parenkim sebagai berikut:
1) Sel-selnya merupakan jaringan hidup yang berukuran besar dan tipis serta umumnya
berbentuk segi enam.
2) Memiliki banyak vakuola.
3) Letak inti sel mendekati dasar sel.
4) Mampu bersifat embrional atau meristematik karena dapat membelah diri.
5) Memiliki ruang antarsel yang banyak sehingga letaknya tidak rapat.
Jaringan parenkim merupakan jaringan yang paling banyak mengalami modifikasi bentuk dan
fungsi. Fungsi jaringan parenkim bermacam-macam misalnya untuk menyimpan cadangan
makanan, menyimpan air, menyimpan udara, fotosintesis, dan sebagainya. Menurut fungsinya,
jaringan parenkim dibedakan menjadi:
1) Parenkim fotosintesis, yaitu parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim bunga
karang (jaringan spons).
2) Parenkim penyimpan bahan makanan.
3) Parenkim penyimpan air.
4) Parenkim penyimpan udara.
5) Parenkim transportasi.
c. Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong dikenal juga dengan nama jaringan mekanik, jaringan penunjang, atau
jaringan penguat. Jaringan penyokong berfungsi untuk menguatkan/menegakkan batang dan daun,
melindungi biji atau embrio, serta melindungi berkas pengangkut (vaskuler).
Gambar 3.17 Jaringan penyokong
Sumber: http://finishwellunbiologi.blogspot.co.id/

Jaringan ini terdiri atas jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.


1) Jaringan kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri atas sel-sel yang dinding sel primernya mengalami penebalan.
Penebalan ini lebih banyak terjadi di sudut sel. Jaringan kolenkim tersusun oleh sel-sel yang
hidup, bentuk selnya sedikit memanjang. Jaringan kolenkim terletak di sebelah dalam jaringan
epidermis.
Kolenkim dapat dijumpai pada batang, daun, serta bagian-bagian bunga dan buah. Pada
akar yang terkena sinar matahari juga dapat dijumpai adanya kolenkim. Pada sebagian besar
tumbuhan monokotil tidak dijumpai adanya kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tumbuhan
masih muda. Jaringan kolenkim berperan penting sebagai jaringan penguat, terutama pada organ-
organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
2) Jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dinding sekunder yang tebal. Umumnya
jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras.
Umumnya sklerenkim tidak mengandung protoplas.
Jaringan sklerenkim terdiri atas sklereid dan serabut sklerenkim (fiber). Skereid memiliki
bentuk yang bermacam-macam. Bentuk tersebut menunjukkan fungsinya. Serabut sklerenkim
(fiber) memiliki panjang antara 20 mm–250 mm. Serabut tersebut biasanya terdapat dalam
bentuk untaian atau anyaman. Serabut skelerenkim sering dimanfaatkan oleh manusia. Serabut
sklerenkim biasanya digunakan sebagai bahan tekstil dan pembuatan tali.
d. Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut juga disebut berkas vaskular. Sebagaimana namanya yaitu vaskular
(pembuluh), jaringan ini berwujud saluran/pipa. Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat
yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada dua macam jaringan yaitu xilem atau pembuluh kayu dan
floem atau pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu.

Gambar 3.18 Jaringan pengangkut


Sumber: http://www.ebiologi.com/

Xilem merupakan jaringan kompleks yang tersusun atas dua tipe sel, yaitu trakeid dan unsur
pembuluh (vessel element). Keduanya memiliki dinding sel yang mengandung lignin. Trakeid
merupakan sel yang panjang dan tipis dengan ujung yang runcing. Unsur pembuluh adalah sel
yang lebar dan pendek dengan ujung tidak terlalu runcing. Xilem tersusun dari parenkim dan
serabut, serta trakeid, dan komponen pembuluh (trakea). Xilem berfungsi untuk menyalurkan air
dan unsur hara dari akar ke daun.
Floem (pembuluh tapis) merupakan jaringan yang berfungsi mengangkut lalu menyalurkan
zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Floem tersusun atas
pembuluh tapis, sel pengiring, serabut floem, dan parenkim floem. Pembuluh tapis tersusun atas
sel-sel yang berbentuk tabung dengan ujung berlubang. Adapun sel pengiring adalah sel-sel
berbentuk tabung yang lebih besar daripada sel-sel pada pembuluh tapis. Sel pengiring berfungsi
memberi makanan dan mengatur aktivitas pembuluh tapis. Serabut floem memiliki bentuk yang
panjang yang ujung-ujungnya saling berimpit. Serabut floem memiliki dinding yang tebal sebagai
penguat jaringan floem. Parenkim floem berfungsi menyimpan zat-zat, seperti tepung, kristal, dan
damar.
Xilem dan floem bersatu membentuk suatu ikatan pembuluh angkut. Macam-macam ikatan
pembuluh angkut.
1) Ikatan pembuluh kolateral, xilem dan floem yang letaknya bersebelahan di dalam suatu
jari-jari (xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar).
a) Kolateral terbuka, antara xilem dan floem terdapat kambium. Misalnya pada batang
tumbuhan dikotil.
b) Kolateral tertutup, antara xilem dan floem tidak terdapat kambium. Misalnya pada
batang tumbuhan monokotil.
2) Ikatan pembuluh bikolateral, xilem diapit floem, terletak pada radius yang sama.
3) Ikatan pembuluh radial, xilem dan floem letaknya bersebelahan, tetapi tidak berada di
dalam jari-jari yang sama, misalnya pada akar.
4) Ikatan pembuluh konsentris, xilem dan floem berbentuk cincin silindris.
a) Amfikribal, letak xilem di tengah dan dikelilingi floem.
b) Amfivasal, letak floem di tengah dan dikelilingi xilem.

e. Jaringan Gabus
Jaringan gabus berfungsi untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-
sel gabus yang bersifat kedap air. Jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus yang bernama felogen.
Jaringan gabus tersebut membentuk jaringan ke arah dalam yang tersusun dari sel-sel hidup dan
dinamakan feloderm. Sebaliknya, kambium gabus membentuk jaringan ke arah luar yang tersusun dari
selsel mati yang dinamakan felem.

b. Pengertian Jaringan Hewan

Jaringan hewan merupakan sekumpulan sel – sel hewan dimana mempunyai sebuah bentuk serta fungsi
yang sama sehingga membentuk jaringan pada tubuh hewan. Jaringan hewan ini dibagi menjadi empat
jenis, ialah : jaringan epitel, jaringan otot, jaringan ikat serta jaringan saraf.

1. Jaringan Epitel
Jaringan epitel terdiri dari susunan sel-sel yang letaknya berdekatan dan disatukan oleh bahan
antar sel (intercelular substance). Epitel di satu sisi mempunyai permukaan bebas dan di sisi
lain berbatasan dengan jaringan lain di bawahnya. Jaringan epitel merupakan suatu lapisan
yang sangat rapat susunan sel- selnya dan biasanya membatasi tubuh dengan lingkungannya
baik sebelah luar maupun sebelah dalam seperti dinding usus, pembuluh darah, dan lain-lain.
Ciri-ciri jaringan epitel :
1. Sel-selnya terletak berdekatan dengan susunan tertentu, memiliki daerah
pertautan yang jelas dan kuat.
2. Memiliki permukaan bebas dan sel-selnya dapat membentuk penjuluran
sitoplasma dengan tujuan tertentu.
3. Lazimnya berdiri pada membran basal (lamina basalis, membrana proporia).
4. Jarang sekali terdapat pembuluh darah di dalamnya.
Perkembangan embrionik dari berbagai sistem organ berasal dari lapisan
lembaga ektoderm, endoderm, dan mesoderm.
Ektoderm
- Kulit: epidermis, kelenjar-kelenjar kulit, rambut, bulu, kuku cakar, teracak,
tanduk cula, sisik dermal, penutup insang luar
- Lapisan pada mulut: email gigi, kelenjar-kelenjar pada mulut, lapisan luar
lidah, bibir, hipofisis bagian depan dan tengah
- Sistem saraf: otak dan sistem saraf spinal, sistem saraf kranial, sistem saraf
otonom bagian medula, bagian infundibulum, dan posterior dari hipofisis.
- Lain-lain : lensa mata, otot mata intrinsik, neuroglia, pineal, dan parapineal,
lapisan luar anus, dan kloaka (sebagian), epitel dari kelenjar keringat, kelenjar
air susu, kelenjar ludah, kelenjar air mata
Endoderm
- Saluran pencernaan makanan: faring, esofagus, lambung, usus, hati,
pankreas, lapisan sebagian besar kloaka
- Derivat faring: laring, trakea, paru-paru, insang dalam, telinga tengah,
saluran eustachius, tonsil, tiroid, paratiroid, timus
Mesoderm
- Otot: otot lurik, otot polos, otot jantung
- Rangka: tulang sejati, tulang rawan, jaringan ikat
- Organ ekskresi: ginjal dan saluran-salurannya
- Organ reproduksi: gonad dan saluran-salurannya, serta organ asesoris
- Sistem sirkulasi: jantung, pembuluh darah, darah, limfa, pembuluh limf,
jaringan pembuluh darah
- Lain-lain: dentin gigi, dermis kulit, kelenjar adrenal bagian korteks, lapisan
rongga tubuh, mesenterium dan omenta, bagian dari mata

Beberapa fungsi jaringan epitel


Jaringan epitel antara lain mempunyai fungsi
1. sebagai alat proteksi, baik terhadap pengaruh fisis mekanis maupun kimia,
contohnya adalah kulit
2. sebagai alat ekskresi untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme (air,
garam, amoniak, CO2, dan lain-lain), contohnya adalah kulit, tubulus
ginjal, alveoli.
3. sebagai alat osmoregulasi (pengaturan tekanan osmosis cairan tubuh), dan
thermoregulasi (pengaturan suhu tubuh), contohnya adalah kulit, tubulus
ginjal.
4. sebagai alat sekresi untuk menghasilkan enzim, atau hasil lainnya,
contohnya kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin: kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan lain-lainnya.
5. sebagai alat respirasi, contohnya kulit, alveoli
6. sebagai alat absorpsi sari makanan, contohnya usus.

Jaringan epitel dipelajari menurut morfologi, susunan sel serta fungsi.


Berdasarkan morfologi sel-sel epitel dikenal bentuk dasar yaitu :
1. Epitel pipih : sumbu selnya sejajar terhadap membran basal
2. Epitel kubus : sel-selnya berbentuk kubus, intinya bulat di tengah
3. Epitel silindris : sel-selnya berbentuk silinder, sumbu inti tegak lurus terhadap
membran basal. Intinya lonjong dan posisinya tergantung pada fungsi serta
aktivitasnya.
Berdasarkan susunan sel yang membentuk epitel dibedakan atas :
1. Epitel berlapis tunggal : dibangun oleh satu lapis sel (simplex epithelium)
2. Epitel berlapis banyak : dibangun oleh banyak lapis sel (stratified epithelium)
Macam-Macam Epitel Berdasar Bentuk Dan Susunan Selnya

EPITEL BERLAPIS TUNGGAL/SELAPIS

Epitel berlapis tunggal pipih (squamous simple epithelium)


Struktur : dibentuk oleh sel-sel yang berbentuk pipih. Inti pipih lonjong dan letaknya
di tengah, tepi sel bergerigi/ ada yang halus, pada permukaan tampak hexagonal.
Melapisi: alveoli, kapsula Bowman, lapisan dalam labirin dan selaput tympanum.
Disebut endotelium jika melapisi jantung, pembuluh darah, pembuluh limfa, dan
membentuk kapiler. Disebut mesotelium jika melapisi rongga tubuh dan visera
sebagai bagian dari membran serosa. Mempunyai peran sebagai: absorpsi, pertukaran
dan sekresi.
Epitel Berlapis Tunggal Pipih

Epitel berlapis tunggal kubus (cuboid simple epithelium)


Struktur : Satu lapis, bentuk kubus, inti letaknya ditengah
Melapisi : permukaan ovarium, permukaan depan kantung lensa mata, membentuk
lapisan berpigmen pada retina, membentuk tubulus-tubulus pada ginjal (nefron dan
lainnya) dan membentuk saluran-saluran berbagai kelenjar.
Mempunyai fungsi dalam sekresi dan absorpsi

Epitel Berlapis Tunggal Kubus


Epitel berlapis tunggal silindris (sylindris/collumnar epithelium)
Struktur: dibangun oleh sel-sel prisma tinggi, penampang vertikal berbentuk empat
persegi panjang, dipermukaan tampak hexagonal, inti lonjong terletak di dasar/basal
sel. Sel-sel silindris tampak membatasi lumen. Melapisi : permukaan dalam saluran
pencernaan, saluran ekskresi dari berbagai kelenjar, dan kantung empedu.
Mempunyai fungsi untuk proteksi, lubrikasi/pelumasan, sekresi dan absorpsi.

Epitel Berlapis Tunggal Silindris

EPITEL BERLAPIS BANYAK


Epitel berlapis banyak pipih (stratified squamous epithelium)
Struktur : lapisan permukaannya dapat mengalami penandukan atau tidak menanduk.
Secara umum tersusun atas beberapa lapis sel; lapisan paling basal/dasar yaitu
stratum silindricum, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lucidum (seperti
pada oesophagus). Sedangkan untuk epidermis kulit selain lapisan-lapisan tersebut,
bagian paling permukaan dijumpai lapisan menanduk, stratum corneum. Sel-sel basal
dapat membelah mengganti sel-sel permukaan yang hilang. Melapisi permukaan-
permukaan yang sering
mendapatkan pengaruh mekanik atau kimiawi seperti permukaan rongga mulut, lidah,
vagina. Berfungsi sebagai pelindung.

Epitel Berlapis Banyak Pipih

Epitel berlapis banyak kubus (stratified cuboidal epithelium)


Struktur : Dua lapis atau lebih sel bentuk kubus. Terdapat pada saluran kelenjar
keringat dewasa, saluran uretra jantan, faring dan epiglottis. Berfungsi sebagai
pelindung.

Epitel Berlapis Banyak Kubus


Epitel berlapis banyak silindris (stratified sylindris/collumnar epithelium)
Struktur : beberapa lapis sel, sel-sel kolumnar hanya pada lapisan permukaan.
Melapisi sebagian uretra jantan, saluran ekskretoris, beberapa kelenjar, sebagian
kecil selaput mukosa anus. Mempunyai fungsi sebagai pelindung dan sekresi

Epitel Berlapis Banyak Silindris

Epitel peralihan (trantitional epithelium)


Bentuk mirip epitel gepeng berlapis nonkeratin (tidak berlapis tanduk), tapi sel-sel
permukaan besar dan permukaan sel yang bebas bentuknya cembung. Melapisi
kantung kemih bagian dalam, sebagian dari ureter dan uretra. Sel-selnya bisa bersifat
elastis.

Epitel berlapis banyak palsu bersilia (pseudostratified)


Struktur : disebut pseudostratified karena tampaknya tersusun atas beberapa lapisan
sel, sebenarnya epitel ini dibangun oleh satu lapisan sel saja. Hal tersebut disebabkan
oleh sel-sel yang membangun epitel tidak sama tinggi, demikian letak intinya. Tetapi
semua jenis sel pembangun, masing-masing melekat langsung pada membran
basalnya. Epitel ini dibangun oleh tiga macam sel yaitu sel basal, sel silindris, sel
gada (sel goblet) yang menghasilkan mukus/lendir.

Melapisi saluran banyak kelenjar besar, epididimis, uretra jantan dan saluran
eustachius; bercampur dengan sel goblet pada saluran pernafasan atas, saluran
reproduksi jantan (sebagian). Mempunyai fungsi untuk menggerakan lendir dan sel-
sel sperma.

Epitel Peralihan/Transisional

Epitel Berlapis Banyak Palsu Bersilia


2. JARUNGAN OTOT

Jaringan Otot, jaringan otot merupakan sebuah jaringan yang berisi sel – sel
serta serat yang berfungsi sama, yaitu : membentuk otot dan membantu proses
pergerakan rangka manusia serta organ – organ di dalamnya.
Jenis-jenis Otot
Otot terbagi menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Ketiga jenis otot
tersebut memiliki letak dan struktur yang berbeda.
1. Otot Lurik
Merupakan otot yang terletak pada rangka manusia dan menggerakan rangka. Otot lurik
memiliki bentuk seperti serabut-serabut halus memanjang (miofibril) dan mengandung
banyak inti sel.

(Otot Lurik)

2. Otot Polos
Merupakan otot yang geraknya dikontrol oleh saraf tak sadar dan tidak terletak pada
rangka. Otot polos ini menyusun organ-organ dalam tubuh dengan struktur berbentuk
gelendong dan memiliki satu inti sel yang terletak di tengah.
(Otot Polos)

3. Otot Jantung
Otot Jantung hanya ditemukan pada dinding jantung. Otot jantung memiliki struktur
seperti otot rangka, namun membentuk anyaman karena adanya percabangan.
(Otot Jantung)

Untuk lebih mengenal tiga jenis otot, perhatikan tabel berikut untuk mengetahui perbedaan dan
persamaannya.

Pembeda Otot Polos Otot Lurik Otot Jantung

Tempat Dinding jeroan Melekat pada rangka Dinding jantung

Bentuk serabut memanjang, berbentuk koma, ujung Memanjang, silindris, ujung Memanjang, silindris, bercabang dan
lancip tumpul menyatu

Jumlah nucleus satu Banyak Satu

Letak nucleus tengah Tepi Tengah

Garis melintang Tidak ada Ada Ada

Kecepatan Paling lambat Paling cepat Sedang


kontraksi
Kemampuan lama Sebentar Sedang
berkontraksi

Tipe kontrol Tidak menurut kehendak Menurut kehendak Tidak menurut kehendak

Gambar

3. JARINGAN IKAT

Jaringan Ikat, jaringan ikat merupakan sebuah jaringan yang berfungsi


mengikat antar jaringan tubuh, dimana berperan dalam menjaga suhu tubuh serta
mekanisme pertahanan regenerasi. Jaringan ini terdiri dari bahan interseluler diantara sel
– selnya yang disebut dengan matrik. Matrik berbentuk serat – serat dimana tidak teratur
bentuknya.

Jaringan ikat pada hewan disebut juga sebagai jaringan penyambung. Untuk
menjalankan fungsinya, jaringan ikat berkembang dari jaringan mesenkim yang berasal
dari lapisan embrional mesoderm.
Fungsi Jaringan Ikat
Adapun fungsi jaringan ikat pada hewan diantaranya sebagai berikut:

Menyambung dan mengikat satu jaringan dengan jaringan yang lain. Misalnya pada tendon
sebagai jaringan tebal yang menghubungkan tulang dengan jaringan otot.
Membentuk struktur tubuh, misalnya jaringan ikat tulang.
Jaringan ikat dapat melindungi organ dengan membungkusnya seperti pleura yang membungkus
paru-paru.
Menyimpan energi seperti jaringan ikat lemak.
Mengangkut zat-zat pada tubuh seperti jaringan ikat darah dan jaringan ikat limfa.
Melakukan pertahanan tubuh dalam melawan serangan bibit penyakit, seperti jaringan ikat darah
yang mengandung sel-sel darah putih sebagai penghasil antibodi.

Faktor Penyusun Jaringan Ikat


Jaringan ikat tersusun dari bahan intersel dan sel-sel penyusun jaringan ikat. Berikut penjelasan
lengkap sel-sel penyusun jaringan ikat yang terdiri atas fibroblas, makrofag, sel tiang, sel lemak,
sel plasma, sel pigmen, sel darah putih, dan sel mesenkim.

Fibroblas yaitu sel paling banyak terdapat pada jaringan ikat selain makrofag, berfungsi
mensekresikan protein, khususnya fibroblas yang berbentuk serat.
Makrofag (histiosit) berperan pada reaksi imunologis tubuh dan sekresi enzim-enzim seperti
lisozim, kolagenase, dan elastase.
Sel tiang (mast cell) berfungsi menghasilkan heparin dan histamin. Heparin adalah zat yang
berperan dalam proses pembekuan darah, sedangkan histamin adalah zat yang berperan
meningkatkan permeabilitas kapiler darah.
Sel lemak adalah sel yang terspesialisasi khusus untuk menyimpan lemak. Jika suatu jaringan ikat
banyak mengandung sel lemak, jaringan tersebut dinamakan jaringan adiposa.
Sel plasma merupakan sel yang berfungsi menghasilkan antibodi. Sel plasma mirip dengan
limfosit yang mengandung banyak sitoplasma.
Sel pigmen merupakan sel yang mengandung pigmen (kromatofor). Sel pigmen terdapat pada
jaringan ikat padat kulit, lapisan koroid mata, dan piameter pada otak.
Sel darah putih (leukosit) merupakan sel yang berfungsi melawan patogen seperti bakteri, virus,
atau protozoa. Leukosit diangkut oleh sirkulasi darah, tetapi melakukan fungsinya di luar
pembuluh darah.
Sel mesenkim akan berubah menjadi jenis sel penyusun jaringan ikat longgar atau menjadi sel
otot polos pada pembuluh darah yang cedera. Sel mesenkim banyak terdapat di sepanjang
pembuluh darah kapiler.

Jaringan ikat pada hewan berperan dalam setiap organ-organ untuk menjaga tubuh bisa tetap
berdiri tegak. Jenis-jenis jaringan dalam jaringan ikat hewan yaitu:

Jaringan ikat longgar yang berfungsi membentuk organ dalam dan menghubungkan elemen dari
seluruh jaringan lain.
Jaringan ikat padat atau disebut juga dengan jaringan kolagen yang dapat menghubungkan suatu
organ dengan organ lainnya.
Jaringan ikat penyokong yang berfungsi untuk menyokong tubuh. Terdiri dari dua macam yaitu
jaringan tulang rawan (kartilago) dan jaringan tulang keras (osteon).
Jaringan ikat cair yaitu jaringan yang sel penyusunnya berupa larutan yang terdiri dari jaringan
darah dan jaringan limfa (getah bening).
Dari pembahasan di atas, dapat kita ketahui bahwa jaringan ikat adalah salah satu jaringan pada
hewan yang penting untuk menyusun tubuh dan menjaga struktur jaringan lainnya.
3. Jaringan Otot

Jaringan otot pada hewan sama seperti jaringan otot pada manusia.
Jaringan otot berupa sel dan serat yang tersusun bertugas menggerakkan anggota tubuh.
Dalam proses geraknya ada yang sadar dan ada yang tidak sadar.
Serat otot mengandung flamen (benang) aktin dan myosin.
Aktin dan myosin ini merupakan kontraktil yang member kemampuan untuk memanjang dan memendekkan
otot.
Jaringan otot terbagi menjadi 3 yaitu jaringan otot jantung, otot polos, dan otot lurik.

a. Otot Polos
Sel-sel otot polos berbentuk seperti gelendong dengan panjang antara 20-500 milimikron. Inti selnya hanya satu
dan terletak pada bagian tengah sel.
Kontraksi otot polos dipengaruhi oleh saraf-saraf yang berasal dari sistem saraf otonom.
b. Otot Lurik (otot rangka)
Otot lurik adalah otot yang membentuk daging pada tubuh hewan.
Otot ini tersusun silindris dan sangat panjang tapi tidak mempunyai cabang pada ujungnya.
Bergerak dibawah kesadaran. Sehingga jika digunakan terus menerus otot ini akan mengalami kelelahan.
Sel-selnya mengandung saraf-saraf yang berasal dari system saraf pusat. Otot lurik dapat berkontraksi secara
cepat dan kuat.
Otot-otot lurik dapat anda temukan pada sebagian besar otot rangka.

c. Otot Jantung
Otot jantung merupakan gabungan dari otot lurik dan otot polos.
Otot jantung, keadaan susunannya memperlihatkan susunan otot lurik, tetapi cara kerjanya seperti otot polos
yaitu berkontraksi secara ritmis dan otomatis.

4. Jaringan Saraf

Jaringan saraf adalah jaringan yang membentuk sistem saraf. Hewan juga memiliki saraf untuk keinginannya
bergerak seperti manusia.
Sistem saraf sangat peka akan keadaan sekitar, sehingga saraf akan mengendalikan otot gerak hewan dalam
sehari-hari.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sel merupakan unit terkecil kehidupan. Kehidupan dimulai di dalam sel. Sel adalah suatu pabrik yang di
dalamnya dapat disintesis ribuan molekul yang sangat dibutuhkan oleh organisme. Ukuran sel bervariasi
tergantung fungsinya. Bentuk sel juga tergantung fungsinya. Garis tengah sel bervariasi antara 1 – 100
m. Sel paling besar adalah sel telur angsa, sedangkan sel terpanjang adalah sel otot dan sel saraf. Sesuai
dengan fungsinya maka bentuk sel itu menunjukkan variasi yang bermacam macam. Sel yang hidup
mempunyai struktur yang sama, yaitu: membran sel/ membran plasma, inti sel ( nukleus), sitoplasma, dan
organel sel.
Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan yang utama terletak pada keberadaan dinding sel. Sel hewan tidak
memiliki dinding sel. Sedangkan sel tumbuhan memiliki dinding sel yang mengandung selulosa. Dinding sel
tumbuhan yang kaku tidak ada di sel hewan karena tumbuhan tidak bergerak aktif.
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.Jaringan terbentuk dari sel-sel
khusus yang sama pada tubuh dan bersatu dalam menjalankan fungsi biologis tertentu.
Perbedaan jaringan hewan dan tumbuhan yaitu :

Jaringan tumbuhan Jaringan hewan

Sel-sel jaringan hewan tidak memiliki


Sel-sel jaringan tumbuhan memiliki dinding sel. dinding sel.

Beberapa jaringan hidup dan beberapa mati. Semua jaringan hidup.

Pertumbuhan terbatas pada ujung batang dan


akar. Pertumbuhan seragam di seluruh tubuh.

Mereka terdiri dari empat jenis jaringan


Mereka terutama dari dua jenis jaringan otot, jaringan epitel, jaringan saraf dan
permanen dan jaringan meristematik. jaringan ikat.

Jaringan-jaringan ini membutuhkan lebih Karena mobilitas tubuh yang intensif,


sedikit energi dan pemeliharaan karena jaringan ini membutuhkan lebih banyak
tumbuhan tidak memerlukan gerakan. energi dan pemeliharaan.

Mereka memberikan kekuatan dan dukungan


untuk tumbuhan. Mereka mengontrol semua fungsi.
DAFTAR PUSTAKA
Herlina, Elly. 2016. Modul Guru Pembelajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, Kemdikbud.

Noeraida dan Shrie L.K. 2016. Modul Guru Pembelajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan, Kemdikbud.
Hernawati. 2008 . Bahan Kuliah Struktur Hewan . Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia

Masni Verinika Situmorang . 2020 . Biologi Dasar . Bandung : Widina Bakti Persada

Anda mungkin juga menyukai