ANATOMI TUMBUHAN
(DRAFT)
RINDANG DWIYANI
I MADE SUKEWIJAYA
IDA AYU PUTRI DARMAWATI
2019
BAB 1. PENDAHULUAN
(Sumber: https://www.ck12.org/biology/plant-cell-
structure/lesson/Plant-Cell-Structures-BIO)
Sentrifugal
Yaitu penebalan ke arah luar. Contoh: polen (serbuk sari),
terdapat tonjolan tonjolan yang merupakan penebalan
dinding sel ke arah sentrifugal (Gambar 2.4.)
Gambar 2.4.
ContohPenebalan Dinding Sel
ke Arah Sentrifugal
Pada saat dinding sel menebal, ada bagian dari dinding sel tersebut
yang tidak ikut menebal, disebut noktah. Pada noktah kadang
dijumpai plasmodesmata, yaitu saluran antar sel yang
menghubungkan dua sitoplasma dari sel yang saling berdekatan.
Plasmodesmata berfungsi untuk meneruskan materi dan rangsang
dari sel satu ke sel lainnya. Bagian dinding sel yang dilewati
plasmodesmata tidak ikut menebal.
Protein.
Membran sel mengandung dua jenis protein, yaitu
peripheral dan integral. Protein membran peripherial,
terletak di bagian luar dan terhubung ke membran melalui
interaksi dengan protein lain. Protein membran integral
sebagian besar melewati membran. Sebagian protein
transmembran ini terpapar di kedua sisi membran. Protein
membran sel memiliki sejumlah fungsi berbeda. Protein
struktural membantu memberi dukungan dan bentuk sel.
Protein reseptor membran sel membantu sel berkomunikasi
dengan lingkungan luarnya melalui penggunaan hormon,
neurotransmiter, dan molekul pensinyalan lainnya.
Transport protein, seperti protein globular, mengangkut
molekul melintasi membran sel melalui difusi yang
difasilitasi. Glikoprotein memiliki rantai karbohidrat yang
melekat padanya.
Karbohidrat
Merupakan senyawa penyusun membran plasma, namun
utamanya dalam bentuk berikatan dengan protein
(glikoprotein) serta berikatan dengan lemak (glikolipid).
Glikoprotein dan glikolipid terletak di membran plasma.
Glikoprotein tertanam di dalam membran plasma dan
membantu komunikasi antar sel dan molekul dalam
membran. Glikolipid terletak pada permukaan membran
plasma dan berfungsi membantu sel untuk mengenali sel-
sel lain.
a b c
Gambar 2.8. Sel sel tumbuhan yang mengandung
kloroplas (a), kromoplas (b) dan leukoplas (c)
5. Mitokondria (mitochondria)
Posisi mitokondria dalam sel terdapat di sitosol dan
menyerupai jelly. Mitokondria merupakan organel sel tempat
berlangsungnya respirasi sel. Respirasi sel adalah proses
perombakan karbohodrat (yang dihasilkan oleh fotosintesis)
menjadi energi. Dengan demikian, maka mitokondria berperan
dalam pembentukan adenosin trifosfat (ATP) yang stabil, molekul
pembawa energi utama sel. Mitokondria berbentuk oval dan
memiliki dua membran yaitu membran luar dan membran dalam.
Membran dalam memiliki banyak tonjolan berlekuk ke dalam yang
disebut cristae yang meningkatkan luas permukaan. Ruang antara
membran disebut ruang intermembran, dan kompartemen yang
tertutup oleh membran dalam disebut matriks mitokondria.
Matriks tersebut mengandung DNA mitokondria dan ribosom
(Gambar 2.9). Proses respirasi sel terjadi dalam tiga tahap secara
berurutan, yaitu: glikolisis, siklus krebs dan rantai transport
elektron. Glikolisis terjadi di sitoplasma, siklus krebs terjadi pada
matriks mitokondria dan rantai transport elektron pada cristae.
Tipe RE
Ada dua tipe RE dalam sel yang berbeda dalam struktur dan
fungsinya.
Rough Reticulum endoplasmic atau retiulum endoplasmik
kasar. Disebut kasar karena terdapat banyak ribosom di
permukaan membrannya. RE kasar ini berbentuk kantong-
kantong pipih.
Gambar 2.10.
Retikulum Endoplasmik
(Sumber: https://www.thoughtco.com
/endoplasmic-reticulum-373365)
Gambar
2.11. Benda Golgi
(Sumber: https://www.thoughtco.com/
golgi-apparatus-meaning-373366)
3.1. Pengertian
Jaringan tanaman adalah sekumpulan sel yang terorganisasi
karena memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Setiap jenis jaringan
bersama dengan jenis jaringan lainnya bersatu membentuk organ
tumbuhan seperti daun, batang, akar, dan bunga.
Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel-
sel melakukan pembelahan diri, akan tetapi dengan adanya
pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel
menjadi terbatas di bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan ini
tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan
embrionik ini disebut jaringan meristem. Sedangkan Jaringan yang
sudah tidak mengalami pertumbuhan disebut jaringan permanen.
Tipe Meristem
Berdasarkan asal usulnya (based on origin), meristem
dibedakan menjadi:
Meristem Primer
Berasal sejak awal dari sel-sel yang bersifat
embrionik, kemudian berlanjut aktif seiring
pertumbuhan tanaman. Bertanggung jawab
terhadap pertumbuhan primer tanaman, nantinya
akan berkembang menjadi jaringan permanen
primer. Contoh meristem ujung batang dan ujung
akar.
Meristem Sekunder
Meristem yang muncul pada tahap akhir siklus
hidup tanaman. Berkembang dari proses
Dediferensiasi dari jaringan permanen (sel dewasa
yang berubah keadaannya menjadi
meristematik). Bertanggung jawab terhadap
pertumbuhan sekunder tanaman. Sel sel meristem
sekunder berbentuk pipih atau prisma
yang dibagian tengahnya terdapat vakuola yang
besar. Contohnya adalah kambium dan kambium
gabus. Kambium dijumpai di dalam batang dan akar
dari tumbuhan golongan Dicotyledonae dan
Gymnospermae serta beberapa tumbuhan dari
golongan Monocotyledonae (Agave, Aloe, Jucca
dan Draceana). Sedangkan kambium gabus (cork
cambium atau phellogen terdapat pada kulit batang
tumbuhan dan dapat membentuk jaringan gabus
(cork) yang sukar ataupun tidak dapat dilalui air.
Sel-sel gabus umumnya bersifat mati.
Berdasarkan posisinya pada tumbuhan (Based on Location
or Position in the Plant Body):
Meristem Apikal
Meristem di ujung batang (shoot apex) dan
meristem ujung akar (root apex); Bertambah
tingginya tanaman serta bertambah panjangnya
akar disebabkan oleh aktivitas meristem apikal.
Meristem lateral
Kambium yang tumbuh pada jaringan pembuluh
(vascular tissue) dan pada korteks. Meristem lateral
menyebabkan bertambahnya diameter batang.
Meristem interkalar(intercalary meristem)
Terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya
meristem pada pangkal ruas batang tumbuhan
famili rumput rumputan (Graminae/Poaceae).
Meristem interkalar letaknya pada dasar daun yang
melekat pada node (buku), dan menyebabkan
internode (ruas) bertambah panjang.
Gambar 3.1. menunjukkan posisi meristem apikal dan
lateral pada tubuh tumbuhan, Gambar 3.2. meristem
interkalar.
Tunas apikal
terdiri dari meristem apikal
Kambium vaskuler
Dermal tissue
Vascular
tissue Ground
tissue
Dermal tissue
Ground
tissue
Vascular
tissue
Dermal tissue
Ground
tissue
Vascular
tissue
B1 C B2 D
Gambar 3.4. Derivat epidermis. Trikoma (A1, A2, A3); Stoma dan
kutikula (B1, B2); Sel kipas (C) ; dan Bulu-bulu akar (D)
Kolenkim (collencyma)
Sel-sel kolenkim (penyusun jaringan kolenkim) memiliki ciri
sebagai berikut: berbentuk polygonal pada irisan melintang;
memanjang (hingga 2mm panjang); dinding menebal tidak merata
(tipis di satu sisi tetapi tebal di sudut di mana dua atau lebih sel
bertemu); tetap hidup ketika dewasa. Ciri lainnya adalah sangat
plastis, dimana sel-selnya dapat memanjang dan dengan demikian
menyesuaikan diri untuk meningkatkan pertumbuhan organ.
Kolenkim ditemukan terutama pada korteks batang dan
daun. Kolenkim terletak di sepanjang pinggiran batang di bawah
jaringan epidermis serta di sepanjang tulang daun. Pada sel
kolenkim seringkali dijumpai lubang yang berfungsi untuk
komunikasi antar sel. Bagi tanaman, fungsi kolenkim adalah sebagai
jaringan pendukung dan menjaga elastisitas organ.
Sklerenkim (Sclerenchyma)
Sel-sel sklerenkim memiliki ciri sebagai berikut: sel-sel mati
ketika dewasa (kehilangan komponen protoplasmiknya) sehingga
bagian tengah sel digantikan oleh lumen; dinding sel mengalami
penebalan yang merata di seluruh sisi sel; mengandung dinding sel
sekunder yang tebal dan keras yang dilapisi lignin. Ada dua tipe
sklerenkim, yaitu sklereid/sclereids/sel batu/stone cell dan serat
(fiber).
Bentuk dan ukuran sklereid bervariasi dan dapat
bercabang. Sklereid dijumpai : pada kulit biji dan kulit buah legum;
pada daging buah guava, pir, dan menyebabkan struktur renyah
pada buah-buahan tersebut; tempurung kelapa; daun dikotil dan
gimnospermae. Serat (fiber) bentuk sel-selnya lebih ramping,
ujungnya meruncing, dinding selnya mengalami lignifikansi sehingga
sangat tebal dan seringkali menutupi lumen (bagian tengah sel).
Serat dijumpai pada korteks, perisikel, xylem dan phloem.
Fungsi sklerenkim adalah: memberikan dukungan dan
kekuatan untuk tubuh tanaman; melindungi tanaman dari
kerusakan; mengangkut air dalam tubuh tanaman (xylem fiber.
trakeid, vessel element); Mengangkut hasil fotosintesis (phloem
fiber); pada buah dan biji tanaman tertentu serat sklerenkim
membantu dalam penyebaran biji secara alamiah (seed dispersal);
Selain menyediakan beberapa dukungan internal untuk berbagai
organ tanaman, sklereid mencegah pengeringan biji-bijian keras,
seperti kacang-kacangan. Gambar 3.6. memperlihatkan tipe
jaringan dengan sel-sel spesifik seperti parenkim, kolenkim dan
sklerenkim yang ada pada jaringan dasar (ground tissue).
Xylem
Xylem terdiri dari sel-sel mati yang berongga, berfungsi
mengangkut mineral (nutrisi) dan air dari arah bawah ke arah atas
tanaman. Akar tanaman menyerap air dan mineral melalui xylem.
Proses transpirasi (penguapan air dari tubuh tanaman)
menimbulkan tekanan positif di dalam rongga xylem sehingga air
serta mineral bergerak ke arah atas. Xylem berfungsi seolah sebagai
sebuah pipet dimana air beserta nutrisi tertarik ke arah bagian atas
tanaman. Campuran air dan nutrisi yang mengalir melalui sel xylem
disebut cairan xylem (xylem sap). Zat ini diangkut melalui
transportasi pasif, sehingga prosesnya tidak membutuhkan energi.
Fenomena yang memungkinkan cairan xylem mengalir ke atas
melawan gravitasi disebut gerakan kapiler.
Xylem terdiri dari sel-sel sklerenkim dengan tipe yang
berbeda. Trakeid, bentuknya memanjang, ramping dengan ujung
meruncing. Diameternya yang sempit memungkinkan mereka
menahan air melalui adhesi (yaitu, dinding sel dan molekul air
saling tarik menarik) melawan gaya gravitasi. Dinding sel sekunder
trakeid mengandung lignin, sehingga juga berfungsi sebagai jaringan
pendukung bagi tanaman. Xylem sap bergerak antar sel trakeid
melalui noktah. Berbeda dengan trakeid, sel-sel dari Vessel
elements, lebih lebar dan lebih pendek. Seperti halnya trakeid,
dinding selnya menebal dengan lignin. Namun vessel elements
memiliki lubang-lubang (perforasi) sehingga antar selnya seolah
dihubungkan dengan plate berlubang. Adanya perforasi ini
memungkinkan vessel elements membawa air lebih efisien. Selain
itu Xylem juga mengandung parenkim, jaringan yang membentuk
sebagian besar bagian lunak tanaman, dan serat (fiber) panjang
yang membantu menyokong tanaman. Struktur xylem dapat dilihat
pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7. Sruktur Xylem
(Sumber: https://biologydictionary.net/xylem)
Phloem
Phloem, juga disebut bast (kulit pohon) adalah jaringan
pembuluh (vascular tissue) yang berperan dalam
menyalurkan/mentranslokasikan hasil fotosintesis dari daun ke
bagian-bagian lain tanaman seperti batang, akar, bunga, buah, biji,
dan umbi. Phloem terdiri sel-sel utama yakni sieve tubes (sel sel
buluh tapis), yang dikelilingi oleh beragam jenis sel yang membantu
dalam proses transport hasil fotosintesis yakni sieve plates,
companion cells (sel sel pengiring), fiber (serat) dan sel-sel
parenkim.
Sieve tubes juga disebut sieve elements terbentuk dari sel-
sel yang memanjang dan sempit, berlubang menyerupai ayakan,
berhubungan satu sama lain untuk membentuk struktur
menyerupai tubes (tabung) dan berfungsi sebagai saluran utama
dalam penyaluran hasil fotosintesis ke bagian organ tanaman lain.
Sel-sel dari sieve tubes ini adalah sel yang paling spesial, paling unik
yang ada pada tanaman. Ketika dewasa (maturity), sel-sel nya tidak
memiliki nukleus, juga tidak mengandung organel sel lainnya
seperti ribosom, sitosol dan aparatus Golgi, sehingga
memaksimalkan ruang untuk proses translokasi fotosintat.
Penghubung antar sieve tube satu dengan sieve tube
lainnya, disebut sieve plate, seperti piring yang berlubang. Sieve
plate merupakan modifikasi dari plasmodesmata, memiliki pori-pori
besar (lubang) yang berfungsi untuk memfasilitasi pertukaran
material antara sel-sel dari sieve tube yang satu ke sieve tube
lainnya. Sieve plate ini juga berperan sebagai barrier atau pelindung
dari kehilangan cairan phloem (fotosintat) ketika terjadi kerusakan
pada phloem. Protein phloem akan terbentuk dan menutupi
lubang-lubang (pori) pada sieve plate, sehingga kehilangan cairan
yang ada pada phloem dapat dicegah.
Companion cell (sel pengiring) adalah sel yang posisinya
berdampingan dengan sel-sel dari sieve tubes. Pada Angiospermae
disebut companion cell, sedangkan pada Gymnospermae disebut
albuminous cell atau Strasburger cell. Sel pendamping memiliki
nukleus, dikemas dengan sitoplasma padat yang mengandung
banyak ribosom dan banyak mitokondria. Ini berarti bahwa sel-sel
pendamping dapat melakukan fungsi metabolisme dan fungsi
seluler lainnya, sedangkan sel-sel dari sieve tubes tidak dapat
melakukan karena tidak memiliki organel organel tersebut. Karena
itu, sel-sel pada sieve tubes tergantung pada sel pendamping untuk
fungsi dan kelangsungan hidup mereka. Sieve tube dan sel pengiring
ini berhubungan melalui plasmodesmata (suatu saluran
penghubung antar sitoplasma sel), sehingga memungkinkan
terjadinya transfer molekul seperti sukrosa, protein dan molekul
lainnya ke sieve tube. Dengan demikian, companion cell (sel
pengiring) ini memiliki peran dalam loading (pengisian) hasil
fotosintesis dari source ke sieve tube serta unloading (pengiriman)
hasil fotosintesis tersebut dari sieve tube ke jaringan-jaringan
tanaman yang membutuhkan hasil fotosintesis (sink). Selain itu, sel-
sel pengiring ini juga berperan dalam menghasilkan serta
mengirimkan signal, seperti signal pertahanan (defence signal) serta
fitohormon yang ditranslokasi melalui phloem ke organ sink.
Phloem juga memiliki sel-sel parenkim. Di dalam floem,
fungsi utama parenkim adalah penyimpanan pati, lemak dan
protein serta tanin dan resin untuk tanaman tertentu
Sklerenkim merupakan jaringan pendukung utama floem,
yang memberikan stiffness (sifat kaku) dan kekuatan pada tanaman.
Sklerenkim pada phloem ada dalam dua bentuk: fiber (serat) dan
sklereid; keduanya ditandai oleh dinding sel sekunder yang tebal
dan biasanya mati saat mencapai kematangan. Gambar 3.8
menunjukkan struktur phloem.
veins
root hairs