Anda di halaman 1dari 61

BUKU AJAR

ANATOMI TUMBUHAN
(DRAFT)

RINDANG DWIYANI
I MADE SUKEWIJAYA
IDA AYU PUTRI DARMAWATI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Anatomi Tumbuhan

Botani adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari


tentang tumbuhan. Anatomi tumbuhan atau phytotomy adalah
bagian dari ilmu botani yang mempelajari struktur internal
tumbuhan. Untuk mempelajari bagian internal tumbuhan, harus
dilakukan section cutting atau pengirisan organ tumbuhan secara
mikroskopis.
Awalnya, anatomi tumbuhan dipelajari dalam morfologi
tumbuhan, yaitu bagian ilmu botani yang mempelajari deskripsi
bentuk fisik dan struktur eksternal tumbuhan, tetapi sejak
pertengahan abad ke-20 anatomi tumbuhan telah dianggap sebagai
bidang terpisah yang hanya merujuk pada struktur tanaman secara
internal. Dengan demikian, anatomi tumbuhan mempelajari bagian
internal tanaman meliputi sel, jaringan dan organ. Organ tanaman
meliputi daun, batang, akar, bunga dan buah.
Tubuh tumbuhan terdiri dari berbagai jenis sel yang
diorganisasikan ke dalam jaringan. Ada berbagai tipe jaringan
tergantung tipe, ukuran, bentuk dan fungsi sel yang menyususn
jaringan tersebut dan juga tergantung umur, letak serta asal usul
jaringan dalam tubuh tanaman. Jaringan-jaringan tersebut bersatu
membentuk organ. Selanjutnya berbagai jenis organ berfungsi
secara bersama dalam sistem tubuh tumbuhan. Dengan demikian,
dalam buku ajar Anatomi Tumbuhan ini akan dibahas secara
berurutan struktur internal tumbuhan yang meliputi Sel, jaringan
dan organ tumbuhan.
Ilmu yang mempelajari tentang bentuk, susunan serta sifat-
sifat fisik/kimia dari sel sel tumbuhan disebut sitologi. Ilmu yang
mempelajari tentan sekelompok/sekumpulan sel yang membentuk
jaringan, dimana sekelompok sel tersebut mempunyai ciri ciri yang
serupa meliputi bentuk, sifat dan fungsinya disebut histologi.
Sedangkan organologi adalah ilmu yang mempelajari tentang alat-
alat pada tumbuhan secara internal, dimana alat alat tumbuhan
tersebut dari luar tampak sebagai batang, akar, daun, buah dan
bunga atau disebut organ tumbuhan, namun secara internal alat-
alat tumbuhan tersebut tersusun dari berbagai macam jaringan.
Jadi dalam anatomi tumbuhan dipelajari sitologi, histologi dan
organologi.

1.2. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Setelah membaca serta menelaah buku ajar “Anatomi Tumbuhan”
ini, mahasiswa diharapkan:
 Mengetahui sejarah sel secara ringkas .
 Mengetahui perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan.
 Memahami unit terkecil penyusun tubuh tumbuhan, yakni
sel tumbuhan beserta organel serta fungsi dari masing-
masing organel nya.
 Memahami jenis jaringan meristem dan permanen serta
sistem jaringan dalam tubuh tumbuhan
 Mengetahui serta memahami anatomi organ akar, batang,
daun, bunga dan buah
 Dapat membedakan secara anatomi antara organ tanaman
dikotil dan monokotil
BAB 2. ANATOMI SEL TUMBUHAN

2.1. Sejarah Sel


Sel itu pertama kali ditemukan dan dinamai oleh Robert
Hooke pada tahun 1665. Hooke mengamati dinding sel dari sel sel
tumbuhan yang mati (gabus) tanaman Quercus suber dibawah
mikroskop. Dia memberi nama “cellula” yang artinya “ruangan
kecil”. Sel-sel yang mati tersebut bergabung membentuk ruangan-
ruangan yang menyerupai rumah lebah. Deskripsi Hooke tentang
sel ini dipublikasikan dalam Micrographia. Apa yang dilihat Hooke
tentang sel ini adalah sel mati, tidak ada inti sel serta organel sel
lainnya seperti yang ada pada sel-sel mahluk hidup. Namun
selanjutnya Hooke membuat irisan pada bagian yang segar dan
menemukan adanya cairan di dalam sel tersebut.
Orang pertama yang menyaksikan sel hidup di bawah
mikroskop adalah Antonie van Leeuwenhoek (seorang scientist dari
Belanda) pada 1674, yang menyaksikannya pada alga Spirogyra.
Selain itu, Van Leeuwenhoek juga melihat sel bakteri di bawah
mikroskop. Pada tahun 1700, Van Leuwenhook juga mengiris daun
anggrek dan melihatnya di bawah mikroskop. Dia menemukan
bulatan-bulatan kecil berwarna hijau yang disebut kloroplas.
Setelah dua penemuan penting tersebut, sejarah sel
selanjutnya diringkas sebagai berikut:
 Pada tahun 1831, Robert Brown menemukan bulatan yang
lebih besar daripada kloroplas, dan disebut sebagai
nucleus/ inti sel/ karion.
 Pada tahun 1833, Mathias Schleiden menemukan bulatan
kecil di dalam nucleus dan disebut sebagai nucleolus atau
anak inti.
 Pada tahun 1838/1839, M. Schleiden dan Theodor Schwann
menemukan adanya vakuola dalam sel. Kemudian para ahli
tersebut menyatakan bahwa sel berasal dari sel yang sudah
ada.
 Pada tahun 1858, Rudolf Virchow melihat proses mitosis
(pembelahan inti sel) pada sel tumbuhan.
 Pada tahun 1938 ditemukan organel sel yang lebih kecil dari
kloroplas, yaitu mitokondria dan apparatus golgi (benda
golgi).
 Teori sel, atau doktrin sel, menyatakan bahwa semua
organisme terdiri dari unit terkecil yang sama yaitu sel.
Konsep ini secara formal disampaikan pada tahun 1839 oleh
Schleiden & Schwann dan menjadi dasar biologi modern.
Teori Sel
Teori sel modern adalah sebagai berikut:
 Semua makhluk hidup terdiri dari sel.
 Sel adalah unit struktural & fungsional semua makhluk
hidup.
 Semua sel berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya
melalui pembelahan sel.
 Sel berisi informasi genetik mahluk hidup yang diturunkan
dari sel ke sel selama pembelahan sel.
 Semua sel pada dasarnya sama dalam komposisi kimia.
 Semua aliran energi (metabolisme & biokimia) kehidupan
terjadi di dalam sel.
Teori sel modern ini yang mendasari berkembangnya ilmu lainnya
serta berkembangnya teknologi kultur sel dalam perbanyakan
tanaman secara modern, serta genetic engineering.

2.2. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan


Baik sel tumbuhan maupun sel hewan merupakan sel
eukariotik, yaitu sel yang materi genetik (DNA) nya terbungkus oleh
membran dan disebut mukleus atau inti sel. Sel eukariotik
(tumbuhan dan hewan) dibedakan dari sel prokariotik (pada bakteri
dan ganggang hijau biru) dimana DNA sebagai materi genetik
berada di sitoplasma dan tidak terbungkus oleh suatu membran.
Jadi sel prokariotik tidak memiiki inti sel / nucleus yang sebenarnya,
sedangkan sel eukariotik memiliki nucleus yang sebenarnya,
Disamping adanya banyak persamaaan antara sel tumbuhan
dan sel hewan, namun ada perbedaan yang paling prinsip antara sel
hewan dan sel tumbuhan seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan
Sel tumbuhan Sel hewan
1. Memiliki dinding sel 1. Tidak memiliki dinding sel
2. Memiliki vakuola besar 2. Memiliki vakuola kecil
dengan posisi sentral
(di tengah) 3. Tidak memiliki
3. Memiliki chloroplast/ chloroplast/ kloroplas
kloroplas

Yang pertama, sel tumbuhan memiliki dinding sel,


sedangkan sel hewan tidak. Dinding sel pada sel tumbuhan
letaknya di bagian paling luar dari sel, berfungsi sebagai pelindung
isi sel serta memberikan bentuk pada sel.
Yang kedua, sel tumbuhan memiliki satu vakuola yang besar
dan letaknya sentral, sedangkan pada sel hewan, vakuola berukuran
kecil dan dalam jumlah lebih dari satu. Fungsi vakuola pada sel
tumbuhan adalah untuk menciptakan tekanan turgor di dalam sel
sehingga membantu menjaga sel-sel tetap kaku dan menyebabkan
tanaman tetap tegak. Vakuola pada sel tanaman juga berfungsi
sebagai tempat menyimpan cadangan makanan maupun
menyimpan sisa sisa hasil metabolisme. Sementara itu, peran
vakuola pada sel hewan untuk membantu proses eksositosis dan
endositosis dalam sel.
Perbedaan yang ketiga adalah sel tumbuhan memiliki
kloroplas, sedangkan sel hewan tidak. Salah satu organel dalam sel
tumbuhan ada yang disebut plastida. Kloroplas adalah plastida
yang mengandung butir-butir pigmen berwarna hijau (klorofil).
Adanya kloroplas ini menyebabkan tumbuhan berbeda dengan
hewan ataupun manusia. Tumbuhan mampu melakukan proses
fisiologi yang disebut fotosintesis. Tanaman menangkap
karbondioksida (CO2) dari udara, menyerap air (H2O) dari tanah dan
dengan bantuan klorofil yang ada pada kloroplas menangkap light
energy (energi cahaya) untuk melakukan proses fisiologi yang
disebut fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat dan Oksigen
(O2). Karbohidrat yang dihasilkan oleh sel-sel tumbuhan melalui
proses fotosintesis ini selanjutnya digunakan oleh sel-sel tumbuhan
sebagai substrat dalam proses respirasi dan menghasilkan energi
yang selanjutnya digunakan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan
berkembang. Demikian dua proses fisiologi ini, yakni fotosintesis
dan respirasi terjadi secara terus menerus dalam sel-sel tumbuhan
yang masih hidup.
Kloroplas merupakan organel sel penting dalam proses
fotosintesis, sehingga proses fotosintesis dalam tubuh tumbuhan
terjadi pada organ tumbuhan yang berwarna hijau, utamanya daun.
Daun tumbuhan yang aktif melakukan fotosintesis dan
menghasilkan karbohidrat dalam istilah fisiologi disebut source.
Sedangkan organ tanaman lainnya yang menggunakan karbohidrat
hasil fotosintesis untuk pertumbuhan dan perkembangannya
disebut dengan istilah sink.

2.3. Mengenal Bagian Sel Tumbuhan dan Fungsinya.


Sel terdiri dari komponen protoplasmik atau bagian sel
yang hidup, yakni: membran plasma, sitoplasma, nukleus/inti sel,
plastida, mitokondria, retikulum endoplasmik, ribosom, dan badan
golgi serta kompomen non-protoplasmik atau bagian sel yang tidak
hidup yakni : dinding sel, vakuola, serta benda benda ergastik yang
ada dalam sel, yakni karbohidrat, protein, lemak dan Ca-oksalat.
Gambar 2.1. menunjukkan gambar skematis dari sel
tumbuhan. Bagian terluar dari sel tumbuhan adalah dinding sel. Di
sebelah dalamnya setelah dinding sel disebut membran plasma. Di
bagian dalam membran plasma disebut sitoplasma, sedangkan
cairannya disebut sitosol. Pada sitoplasma ini terdapat banyak
organel sel yang masing-masing memiliki fungsi bagi sel. Organel
organel sel tersebut adalah inti sel (nucleus), plastida, mitokondria,
retikulum endoplasmik, ribosom, badan golgi, dan vakuola. Materi
genetik pada mahluk hidup dapat dijumpai pada inti sel dalam
struktur DNA (Deoxyribonucleicacid), akan tetapi organel lainnya
seperti kloroplas dan mitokondria juga memiliki DNA, namun bukan
sebagai pembawa materi genetik yang diturunkan seperti halnya
DNA yang dijumpai pada inti sel. Fungsi serta peran DNA pada
kloroplas dan mitokondria hingga kini masih dalam penelitian para
ahli.

Gambar 2.1. Gambar Skematik Sel Tumbuhan

(Sumber: https://www.ck12.org/biology/plant-cell-
structure/lesson/Plant-Cell-Structures-BIO)

1. Dinding sel (Cell wall)


Fungsi
Telah disebutkan sebelumnya bahwa dinding sel merupakan
bagian terluar dari sel tumbuhan. Fungsi dinding sel adalah:
 Penguat dan pendukung : Dinding sel memberikan kekuatan
dan dukungan mekanis terhadap sel. Selain itu juga
mengontrol arah pertumbuhan sel.
 Mempertahankan tekanan turgor sel: Tekanan turgor
adalah gaya yang diberikan pada dinding sel saat isi sel
mendorong membran plasma ke arah dinding sel. Tekanan
ini membantu tanaman untuk tetap kaku dan tegak. Tanpa
adanya dinding sel, tekanan ini dapat menyebabkan sel
pecah.
 Mengatur pertumbuhan: Dinding sel mengirimkan sinyal
kepada sel untuk memasuki siklus sel dan melakukan
pembelahan sel (cell division) dan tumbuh.
 Mengatur terjadinya difusi: Dinding sel memiliki pori-pori
sehingga memungkinkan beberapa zat, termasuk protein,
untuk masuk ke dalam sel, sementara menjaga zat lainnya
keluar sel. Intinya mengatur keluar masuknya
makromolekul masuk dan keluar sel.
 Komunikasi antar sel: Sel berkomunikasi satu sama lain
melalui plasmodesmata. Plasmodesmata adalah pori-pori
atau saluran antar dinding sel tanaman yang
memungkinkan molekul dan sinyal komunikasi lewat dari
individu sel yang satu ke sel lainnya.
 Perlindungan (Protection): Dinding sel memberikan
penghalang (barrier) untuk melindungi tanaman dari
serangan virus dan patogen lainnya. Selain itu, dinding sel
juga berperan sebagai barrier untuk mencegah kehilangan
air.
 Penyimpanan (storage): Dinding sel menyimpan karbohidrat
untuk digunakan dalam pertumbuhan tanaman, terutama
dalam biji.

Susunan dinding sel


Dinding sel tanaman berlapis-lapis dan terdiri dari dua
hingga tiga lapis. Dari lapisan terluar secara berurutan diidentifikasi
sebagai lamela tengah (middle lamella), dinding sel primer (primary
wall), dan dinding sel sekunder (secondary wall). Semua sel
tanaman memiliki lamela tengah dan dinding sel primer, namun
tidak semua memiliki dinding sel sekunder (Gambar 2. 2.)

DINDING SEL TUMBUHAN

Gambar 2.2. Dinding Sel Tumbuhan


(Sumber: Bailey, 2019)

 Lamella tengah (Middle Lamella) : Lapisan dinding sel


terluar ini mengandung polisakarida yang disebut pektin.
Pektin membantu dalam adhesi sel dan menyebabkan
dinding sel dari sel sel yang berdekatan saling mengikat.
 Dinding sel primer (Primary cell wall): Lapisan ini terbentuk
antara lamella tengah dan membran plasma dalam sel
tanaman yang sedang tumbuh. Bagian dinding sel ini
utamanya terdiri dari mikrofibril selulosa dalam suatu
matriks yang menyerupai gel (yang mana matrik tersebut
terbentuk dari serat hemiselulosa dan polisakarida pektin).
Dinding sel primer memberikan kekuatan dan fleksibilitas
yang dibutuhkan untuk memungkinkan pertumbuhan sel.
 Dinding sel sekunder (Secondary cell wall): Lapisan ini
terbentuk antara dinding sel primer dan membran plasma
pada beberapa sel tanaman. Setelah dinding sel primer
berhenti membelah dan tumbuh, dinding sel primer
tersebut menebal dan membentuk dinding sel sekunder.
Dinding sel sekunder yang kaku dan tebal ini memperkuat
dan mendukung sel. Selain selulosa dan hemiselulosa,
beberapa dinding sel sekunder mengandung lignin. Lignin
memperkuat dinding sel dan membantu aliran air dalam
sel-sel jaringan pembuluh.

Penebalan Dinding Sel


Dinding sel semakin menebal dengan bertambahnya usia
sel, sehingga dinding sel pada sel yang muda tipis dan relatih tebal
pada sel yang sudah dewasa. Menurut arah penebalannya, dapat
dibedakan dengan dua cara:
 Sentripetal
Yaitu penebalan ke arah pusat sel / ke arah dalam. Contoh:
pada sel epidermis daun beringin (Ficus sp). Tangkai
selulosa dari dinding sel akan memanjang ke arah pusat sel,
dan mendeposisikan CaCO3 yang semakin lama semakin
banyak menyebabkan sel semakin lama semakin menebal
dan membesar. Sel yang mengalami penebalan dinding sel
ini disebut litokis, sedangkan penebalannya disebut sistolit
(Gambar 2.3).

Gambar 2.3. Penebalan Dinding Sel secara Sentripetal

 Sentrifugal
Yaitu penebalan ke arah luar. Contoh: polen (serbuk sari),
terdapat tonjolan tonjolan yang merupakan penebalan
dinding sel ke arah sentrifugal (Gambar 2.4.)

Gambar 2.4.
ContohPenebalan Dinding Sel
ke Arah Sentrifugal

Pada saat dinding sel menebal, ada bagian dari dinding sel tersebut
yang tidak ikut menebal, disebut noktah. Pada noktah kadang
dijumpai plasmodesmata, yaitu saluran antar sel yang
menghubungkan dua sitoplasma dari sel yang saling berdekatan.
Plasmodesmata berfungsi untuk meneruskan materi dan rangsang
dari sel satu ke sel lainnya. Bagian dinding sel yang dilewati
plasmodesmata tidak ikut menebal.

2. Membran plasma (Plasma membrane)


Fungsi
Membran plasma terletak di bagian dalam dari dinding sel,
membungkus dan mengelilingi sitoplasma sel. Membran plasma
bersifat semi-permeabel, artinya mebiarkan zat-zat (makromolekul)
tertentu untuk keluar masuk sel, namun mencegah keluar
masuknya molekul-molekul tertentu. Fungsi dari membran plasma
adalah:
 Melindungi integritas bagian dalam sel. Hal ini erat
kaitannya dengan sifatnya yang semi permiabel sehingga
dapat menjaga isi sel dengan membiarkan zat-zat tertentu
masuk ke dalam sel sambil menjaga zat-zat lain keluar.
 Sebagai dasar perlekatan untuk sitoskeleton pada beberapa
organisme. Dengan demikian membran sel juga berfungsi
untuk membantu menyokong sel dan membantu
mempertahankan bentuk sel.
 Mengatur pertumbuhan sel melalui keseimbangan
endositosis dan eksositosis. Dalam endositosis, lipid dan
protein dikeluarkan dari membran sel. Pada eksositosis,
vesikel yang mengandung lipid dan protein menyatu dengan
membran sel dan meningkatkan ukuran sel.

Susunan Membran Plasma


Komponen penyusun membran plasma adalah lipid (lemak),
protein dan karbohidrat (Gambar 2.5.).
 Fosfolipid
Fosfolipid merupakan komponen utama membran sel.
Fosfolipid membentuk lipid bilayer di mana area kepala
(fosfat) bersifat hidrofilik (ditarik ke arah air) sehingga
secara spontan menghadap ke arah cairan sitosol dan cairan
ekstraseluler. Sementara area ekor (lipid) bersifat
hidrofobik (ditolak oleh air) menjauh dari sitosol dan cairan
ekstraseluler. Bilayer lipid adalah semi permeabel, yang
memungkinkan hanya molekul tertentu untuk berdifusi
melintasi membran. Jenis lipid lainnya adalah glikolipid,
dimana lipid berikatan dengan senyawa glukosa (gula).
Gambar 2. 5. Struktur Membran Plasma
( Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Cell_membrane)

 Protein.
Membran sel mengandung dua jenis protein, yaitu
peripheral dan integral. Protein membran peripherial,
terletak di bagian luar dan terhubung ke membran melalui
interaksi dengan protein lain. Protein membran integral
sebagian besar melewati membran. Sebagian protein
transmembran ini terpapar di kedua sisi membran. Protein
membran sel memiliki sejumlah fungsi berbeda. Protein
struktural membantu memberi dukungan dan bentuk sel.
Protein reseptor membran sel membantu sel berkomunikasi
dengan lingkungan luarnya melalui penggunaan hormon,
neurotransmiter, dan molekul pensinyalan lainnya.
Transport protein, seperti protein globular, mengangkut
molekul melintasi membran sel melalui difusi yang
difasilitasi. Glikoprotein memiliki rantai karbohidrat yang
melekat padanya.
 Karbohidrat
Merupakan senyawa penyusun membran plasma, namun
utamanya dalam bentuk berikatan dengan protein
(glikoprotein) serta berikatan dengan lemak (glikolipid).
Glikoprotein dan glikolipid terletak di membran plasma.
Glikoprotein tertanam di dalam membran plasma dan
membantu komunikasi antar sel dan molekul dalam
membran. Glikolipid terletak pada permukaan membran
plasma dan berfungsi membantu sel untuk mengenali sel-
sel lain.

3. Inti Sel (Nucleus)


Fungsi
Inti sel / nukleus / nucleus adalah organel sel yang sangat
khusus yang berfungsi sebagai pusat informasi dan pengaturan sel.
Nukleus hanya dimiliki oleh organisme eukariot. Umumnya hanya
ada satu nukleus per sel, tetapi ada pengecualian seperti pada
kelompok alga Siphonales. Organisme bersel satu yang lebih
sederhana (prokariot), seperti bakteri dan cyanobacteria, tidak
memiliki inti sejati. Artinya, DNA atau pembawa materi genetik dari
organisme prokariot tersebar di seluruh sitoplasma tanpa ada
membran yang membungkusnya. Inti sel memiliki dua fungsi
utama, yaitu:
 Menyimpan dan membawa bahan genetik yang diturunkan
pada mahluk hidup, yang disebut DNA (Deoxyribonucleic
acid).
 Mengkoordinasikan kegiatan sel, yang meliputi
metabolisme perantara, pertumbuhan sel, sintesis protein,
dan reproduksi (pembelahan sel).

Susunan Inti Sel


Inti sel dapat dilihat pada Gambar 2. 6. Inti sel terdiri dari:
 Memberan inti/ Nuclear envelope /Karyotheca.
Membran inti merupakan membran berlapis ganda yang
membungkus isi inti selama siklus hidup sel. Lapisan terluar
terhubung dengan retikulum endoplasma kasar (rough
reticulum endoplasmic). Ruang antara lapisan ganda
tersebut disebut ruang perinuklear. Membran inti memiliki
lubang-lubang kecil yang disebut pori-pori inti. Pori-pori ini
mengatur keluar masuknya molekul antara inti dan
sitoplasma. Permukaan bagian dalam memiliki lapisan
protein yang disebut lamina inti, yang berikatan dengan
kromatin dan komponen inti lainnya. Selama mitosis, atau
pembelahan sel, membran inti hancur, tetapi kembali
terbentuk ketika dua sel baru terbentuk dan kromatin mulai
terurai dan menyebar.
 Kromatin / Chromatin
Sepanjang kehidupan sel, benang benang kromatin memiliki
berbagai bentuk di dalam nukleus. Selama interfase, ketika
sel menjalankan fungsi normalnya, kromatin tersebar ke
seluruh nukleus dan tampak seperti jalinan benang. Dalam
keadaan ini, kromatin tersedia untuk proses transkripsi.
Ketika sel memasuki metafase dan bersiap untuk
membelah, kromatin berubah secara dramatis. Pertama,
semua helai kromatin membuat salinan sendiri melalui
proses replikasi DNA. Kemudian mereka dikompresi ke
tingkat yang lebih besar daripada saat interfase, pemadatan
menjadi 10.000 kali lipat, ke dalam struktur khusus untuk
reproduksi, disebut kromosom. Saat sel membelah menjadi
dua, kromosom terpisah, memberikan setiap sel salinan
lengkap dari informasi genetik yang terkandung dalam
kromatin. Kromosom pada dasarnya adalah nukleoprotein,
terdiri dari asam nukleat dan dan sejenis protein yang
disebut histone. Asam nukleat mengandung gula, fosfat,
basa nitrogen dan asam organik yang sangat kompleks.
 Cairan inti / Nukleoplasma / Nucleoplasm / Karyolymph.
Membran plasma membungkus suatu cairan koloid yang
jernih, transparan dan homogen, dan disebut nukleoplasma
atau cairan inti. Cairan inti pada dasarnya terdiri dari
nukleoprotein, sejumlah kecil senyawa organik dan
inorganik seperti asam nukleat, protein, mineral, gula
ribosa, enzim dan nukleotida.
 Anak Inti / Nukleolus / Nucleolus.
Nukleolus adalah organel tanpa membran di dalam nukleus
yang memproduksi ribosom, struktur penghasil protein
dalam sel. Melalui mikroskop, nukleolus tampak seperti
bintik hitam besar di dalam nukleus. Sebuah nukleus dapat
mengandung hingga empat nukleolus, misalnya pada sel
bawang merah, namun dalam setiap spesies jumlah
nukleolus tetap.

Gambar 2. 6. Inti Sel


(Sumber: Moleculer expression, 2019.
https://micro.magnet.fsu.edu/cells/plants/nucleus.html)
4. Plastida (Plastids)
Plastida merupakan salah satu organel sel yang hanya diliki oleh
tumbuhan dan alga. Plastida memiliki membran ganda. Perannya
terutama terlibat dalam pembuatan dan penyimpanan makanan.
Karena itu plastid berperan dalam proses fotosintesis, sintesis asam
amino dan lipid serta sebagai tempat penyimpanan cadangan
makanan (storage)
Tipe Plastida dan Fungsinya
 Kloroplas (chloroplant) adalah plastida yang mengandung
pigmen berwarna hijau atau klorofil (klorofil a dan klorofil
b). Fungsi klorofil adalah untuk menyerap energi cahaya
dalam proses fotosintesis. Pada tumbuhan, kloroplas
terdapat pada semua jaringan yang berwarna hijau, namun
yang paling banyak pada sel sel parenkim pada mesofil
daun. Struktur kloroplas (Gambar 2.7.) terdiri dari
membran luar, membran dalam, stroma dan tilakoid.
Klorofil terdapat dalam lempengan berbentuk bundar yang
disebut tilakoid. Kumpulan lempengan tilakoid disebut
grana. Reaksi terang dalam fotosintesis terjadi pada
tilakoid, dimana klorofil menyerap energi cahaya. Stroma
adalah cairan di dalam kloroplas yang mengelilingi tilakoid.
Pada stroma terdapat enzim pengikat karbondioksida
(enzim rubisco). Reaksi gelap dalam fotosintesis terjadi di
stroma.
Gambar 2.7.
Struktur Kloroplas
(Sumber:https://ib.bioninja.com.au/standard-level/topic-2-
molecular-biology/29-photosynthesis/chloroplasts.html

 Kromoplas (Chromoplasts) adalah plastida berwarna cerah


yang mengandung pigmen karotenoid. Kromoplas berwarna
kuning, oranye, ataupun merah, biasanya ditemukan dalam
buah-buahan berdaging dan bunga. Kromoplas memegang
peran penting dalam penyerbukan, sebagai penarik visual
untuk serangga yang terlibat dalam polinasi. Secara
struktural, kromoplas sangat bervariasi tergantung pada
jenis karotenoid yang dikandungnya .
 Leukoplas (Leocoplast) adalah plastida yang tidak berwarna
yang biasanya ditemukan pada jaringan pada umbi, batang,
akar, dll. Dalam hal ini leukoplas berfungsi sebagai tempat
pembentukan dan penyimpanan pati. Leukoplas yang
berfungsi untuk penyimpanan pati disebut amiloplas.
Leukoplas yang di dalamnya mengandung minyak
(lipid/lemak) disebut elaioplas (elaioplasts). Elaioplas
berbentuk kecil dan bulat namun jarang dijumpai
dibandingkan jenis plastida yang lain. Elaioplas ditemukan
dalam sel-sel tapetal dari beberapa tanaman di mana
mereka berkontribusi pada pematangan dinding serbuk
sari. Proteinoplas (Proteinoplast) adalah leukoplas yang
mengandung kadar protein yang tinggi. Protein ini juga
cukup besar untuk dilihat di bawah mikroskop cahaya.
Protein terakumulasi sebagai struktur yang tidak memiliki
bentuk atau berbentuk kristal dan diikat oleh membran. Sel
sel tumbuhan yang mengandung kloroplas, kromoplas dan
leukoplas dapat dilihat pada Gambar 2.8.

a b c
Gambar 2.8. Sel sel tumbuhan yang mengandung
kloroplas (a), kromoplas (b) dan leukoplas (c)

5. Mitokondria (mitochondria)
Posisi mitokondria dalam sel terdapat di sitosol dan
menyerupai jelly. Mitokondria merupakan organel sel tempat
berlangsungnya respirasi sel. Respirasi sel adalah proses
perombakan karbohodrat (yang dihasilkan oleh fotosintesis)
menjadi energi. Dengan demikian, maka mitokondria berperan
dalam pembentukan adenosin trifosfat (ATP) yang stabil, molekul
pembawa energi utama sel. Mitokondria berbentuk oval dan
memiliki dua membran yaitu membran luar dan membran dalam.
Membran dalam memiliki banyak tonjolan berlekuk ke dalam yang
disebut cristae yang meningkatkan luas permukaan. Ruang antara
membran disebut ruang intermembran, dan kompartemen yang
tertutup oleh membran dalam disebut matriks mitokondria.
Matriks tersebut mengandung DNA mitokondria dan ribosom
(Gambar 2.9). Proses respirasi sel terjadi dalam tiga tahap secara
berurutan, yaitu: glikolisis, siklus krebs dan rantai transport
elektron. Glikolisis terjadi di sitoplasma, siklus krebs terjadi pada
matriks mitokondria dan rantai transport elektron pada cristae.

Gambar 2.9. Struktur Mitokondria


(Sumber: https://www.khanacademy.org/science/high-school-
biology/hs-cells/hs-prokaryotes-and-eukaryotes/a/chloroplasts-
and-mitochondria)

6. Retikulum endoplasmik (Endoplasmic reticulum)


Retikulum endoplasmik (RE) (Gambar 2.10) adalah organel
penting dalam sel eukariotik. RE memiliki peran utama dalam sel
yaitu memproduksi, pemrosesan, dan transportasi protein dan lipid.
RE menghasilkan protein transmembran dan lipid untuk pembuatan
membran, yaitu membran RE sendiri, dan membran dari organel sel
yang lain seperti lisosom, vesikel sekretori, benda golgi, membran
plasma, dan vakuola. Ruang di dalam RE disebut lumen.
RE sangat luas membentang dari membran plasma melalui
sitoplasma dan membentuk koneksi terus menerus dengan
membran inti. Karena RE dihubungkan dengan membran inti,
lumen RE dan ruang di dalam membran inti adalah bagian dari
kompartemen yang sama.

Tipe RE
Ada dua tipe RE dalam sel yang berbeda dalam struktur dan
fungsinya.
 Rough Reticulum endoplasmic atau retiulum endoplasmik
kasar. Disebut kasar karena terdapat banyak ribosom di
permukaan membrannya. RE kasar ini berbentuk kantong-
kantong pipih.

Gambar 2.10.
Retikulum Endoplasmik
(Sumber: https://www.thoughtco.com
/endoplasmic-reticulum-373365)

 Smooth Reticulum Endoplasmic atau retikulum endoplasmik


halus. RE halus tidak ada ribosom di permukaan
membrannya. Namun RE kasar dan halus saling
berhubungan dan memiliki fungsi yang juga berhubungan
satu dengan lainnya.
Fungsi RE
 RE kasar menghasilkan membran dan protein sekresi.
Ribosom yang melekat pada RE kasar berperan dalam
sintesa protein dalam proses translasi. RE kasar dan halus
biasanya saling berhubungan. Protein dan membran yang
dibuat oleh RE kasar ditransfer ke RE halus untuk kemudian
ditransfer ke organel sel yang lain. Beberapa protein yang
dihasilkan dikirim ke benda golgi dengan vesikel pengangkut
khusus. Setelah protein telah dimodifikasi di golgi, mereka
diangkut ke tujuan yang tepat di dalam sel atau diekspor
dari sel dengan eksositosis.
 Retikulum endoplasma halus memiliki berbagai fungsi
termasuk sintesis karbohidrat dan lipid. Lipid seperti
fosfolipid dan kolesterol diperlukan untuk membangun
membran sel. RE halus juga berfungsi sebagai area transisi
untuk vesikel yang mengangkut produk RE ke berbagai
tujuan.

7. Benda golgi (Golgi apparatus)


Secara umum, benda golgi terdiri dari sekitar empat hingga
delapan cisternae (lempengan). Ruang di dalam cisternae disebut
lumen. (Gambar 2.11). Benda golgi memiliki tiga kompartemen
utama, yaitu permukaan "cis" (cisternae terdekat dengan retikulum
endoplasmik), "medial" (lapisan pusat cisternae), dan permukaan
"trans" (cisternae terjauh dari retikulum endoplasma). Protein dan
lipid diterima dari RE pada permukaan “cis” atau dilepaskan
(disekresikan) oleh organel dari permukaan “trans”. Kedua
permukaan ini memiliki tugas penting yaitu menyortir protein dan
lipid yang diterima dan dilepaskan.

Gambar
2.11. Benda Golgi
(Sumber: https://www.thoughtco.com/
golgi-apparatus-meaning-373366)

Fungsi dari benda Golgi adalah bertanggung jawab untuk


membuat, menyimpan, dan mengirimkan produk seluler tertentu,
terutama yang berasal dari retikulum endoplasma (ER). Tergantung
pada jenis sel, mungkin ada beberapa atau ada ratusan benda golgi
pada setiap sel. Sel- sel yang terspesialisasi dalam mengeluarkan
berbagai senyawa biasanya memiliki jumlah organel golgi yang
tinggi.
8. Vakuola
Sel tanaman memiliki vakuola sentral tunggal yang besar
yang biasanya menempati sebagian besar ruangan dalam sel (80
persen atau lebih). Berbeda dengan sel hewan yang memiliki
vakuola jauh lebih kecil, dan lebih umum digunakan untuk
menyimpan sementara bahan atau untuk mengangkut zat. Vakuola
dalam sel tanaman (Gambar 2.12.) tertutup oleh membran yang
disebut tonoplast. Vakuola yang besar pada sel tanaman
berkembang secara perlahan seiring dengan kematangan sel.
Karena vakuola sentral sangat selektif dalam mengangkut bahan
melalui membrannya, senyawa kimia pada larutan vakuola (cell sap)
sangat berbeda dari sitoplasma di sekitarnya.

Gambar 2.12. Vakuola


pada sel tanaman
(Sumber : https://micro.magnet.fsu.edu/cells
/plants/vacuole.html)
Fungsi Vakuola
 Mengontrol tekanan turgor dan menjaga integritas
struktural tanaman. Respons sel tanaman terhadap air
adalah contoh utama pentingnya vakuola dalam menjaga
tekanan turgor pada sel tanaman. Ketika tanaman
menerima jumlah air yang cukup, vakuola membengkak
saat cairan terkumpul di dalamnya, menciptakan tingkat
tekanan turgor yang tinggi, yang membantu menjaga
integritas struktural tanaman, bersama dengan dukungan
dari dinding sel. Namun jika tanaman kekurangan air,
vakuola menyusut dan tekanan turgor berkurang, sehingga
menyebabkan kelayuan.
 Vakuola juga penting untuk peran mereka dalam degradasi
dan penyimpanan molekul. Kadang-kadang fungsi-fungsi ini
dilakukan oleh vakuola berbeda dalam sel yang sama, satu
berfungsi sebagai kompartemen untuk memecah bahan
(mirip dengan lisosom yang ditemukan dalam sel hewan),
dan yang lainnya menyimpan nutrisi, produk limbah, atau
zat lain. Beberapa bahan yang biasa disimpan dalam
vakuola tanaman telah terbukti bermanfaat bagi manusia,
seperti opium, karet, dan senyawa penyebab aroma pada
bawang putih. Vakuola juga sering menyimpan pigmen yang
memberi warna tertentu pada bunga, yang membantu
dalam menarik serangga yang membantu polinasi. Selain
itu, vakuola juga dapat melepaskan molekul beracun yang
tidak berbau untuk serangga atau hewan lain yang
merugikan tanaman.
BAB 3. ANATOMI JARINGAN TUMBUHAN

3.1. Pengertian
Jaringan tanaman adalah sekumpulan sel yang terorganisasi
karena memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Setiap jenis jaringan
bersama dengan jenis jaringan lainnya bersatu membentuk organ
tumbuhan seperti daun, batang, akar, dan bunga.
Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel-
sel melakukan pembelahan diri, akan tetapi dengan adanya
pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel
menjadi terbatas di bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan ini
tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan
embrionik ini disebut jaringan meristem. Sedangkan Jaringan yang
sudah tidak mengalami pertumbuhan disebut jaringan permanen.

3.2. Jaringan Meristem


Jaringan Meristem terdiri dari sel-sel yang bersifat
embrionik atau belum terdiferensiasi. Sel-sel yang bersifat
embrionik ini bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman karena kapasitasnya untuk melakukan
pembelahan sel. Karakteristik sel-sel yang menyusun jaringan
meristem:
 Sel-sel berukuran lebih kecil dibandingkan sel-sel penyusun
jaringan dewasa
 Dinding sel tipis dan hanya mengandung selulose.
 Sel-sel tersusun sangat compact (rapat) dan tanpa ruang
antar sel
 Sel memiliki sitoplasma yang jelas dan transparan
 Sel memiliki sebuah inti yang tampak menyolok dan terletak
di tengah sel
 Kecuali mitokondria, organel lainnya tidak ada, kalaupun
ada dalam kondisi non-fungsional. Contoh: plastida
(kloroplas) ada namun dalam keadaan tidak berfungsi dan
disebut “proplastid”
 Vakuola absen
 Senyawa ergastik absen
 Sel memiliki kapasitas untuk melakukan pembelahan secara
terus menerus

Tipe Meristem
 Berdasarkan asal usulnya (based on origin), meristem
dibedakan menjadi:
 Meristem Primer
Berasal sejak awal dari sel-sel yang bersifat
embrionik, kemudian berlanjut aktif seiring
pertumbuhan tanaman. Bertanggung jawab
terhadap pertumbuhan primer tanaman, nantinya
akan berkembang menjadi jaringan permanen
primer. Contoh meristem ujung batang dan ujung
akar.
 Meristem Sekunder
Meristem yang muncul pada tahap akhir siklus
hidup tanaman. Berkembang dari proses
Dediferensiasi dari jaringan permanen (sel dewasa
yang berubah keadaannya menjadi
meristematik). Bertanggung jawab terhadap
pertumbuhan sekunder tanaman. Sel sel meristem
sekunder berbentuk pipih atau prisma
yang dibagian tengahnya terdapat vakuola yang
besar. Contohnya adalah kambium dan kambium
gabus. Kambium dijumpai di dalam batang dan akar
dari tumbuhan golongan Dicotyledonae dan
Gymnospermae serta beberapa tumbuhan dari
golongan Monocotyledonae (Agave, Aloe, Jucca
dan Draceana). Sedangkan kambium gabus (cork
cambium atau phellogen terdapat pada kulit batang
tumbuhan dan dapat membentuk jaringan gabus
(cork) yang sukar ataupun tidak dapat dilalui air.
Sel-sel gabus umumnya bersifat mati.
 Berdasarkan posisinya pada tumbuhan (Based on Location
or Position in the Plant Body):
 Meristem Apikal
Meristem di ujung batang (shoot apex) dan
meristem ujung akar (root apex); Bertambah
tingginya tanaman serta bertambah panjangnya
akar disebabkan oleh aktivitas meristem apikal.
 Meristem lateral
Kambium yang tumbuh pada jaringan pembuluh
(vascular tissue) dan pada korteks. Meristem lateral
menyebabkan bertambahnya diameter batang.
 Meristem interkalar(intercalary meristem)
Terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya
meristem pada pangkal ruas batang tumbuhan
famili rumput rumputan (Graminae/Poaceae).
Meristem interkalar letaknya pada dasar daun yang
melekat pada node (buku), dan menyebabkan
internode (ruas) bertambah panjang.
Gambar 3.1. menunjukkan posisi meristem apikal dan
lateral pada tubuh tumbuhan, Gambar 3.2. meristem
interkalar.

Tunas apikal
terdiri dari meristem apikal

Kambium vaskuler

Kambium (meristem latera

Meristem yang akan membentuk akar lateral

Aka akar lateral


Meristemeristem akar lateral
r rambut akar
Ram m apikal
late
but akar
Meristem apikal akar di
dekatral
tudung akar
akar

Gambar 3.1. Posisi Meristem pada Tubuh Tumbuhan


Gambar
3.2. Meristem Interkalar
(ditunjukkan oleh warna merah)
(Sumber: https://www.pinterest.com/pin
/395613148496327576)

 Berdasarkan diferensiasinya (based on differentiation):


Dalam hal ini mengikuti tipe jaringan permanen yang
dibentuk atau didiferensiasi dari jaringan meristem.
 Protoderm akan berdiferensiasi menjadi jaringan
epidermis.
 Prokambium akan berdeferensiasi menjadi
jaringan pengangkut (xylem dan phloem)
 Meristem dasar (ground meristem) akan
berkembang menjadi komponen jaringan dasar
seperti korteks, endodermis dan pith (empulur)

3.3. Sistem Jaringan Permanen / Dewasa Pada Tumbuhan


Jaringan permanen / dewasa pada tumbuhan memiliki
karakteristik:
 Sel selnya tidak mempunyai aktifitas untuk membelah diri

 Sel-selnya mempunyai ukuran yang relatif besar dibanding


sel-sel meristem.
 Sel-selnya mempunyai vakuola yang besar, sehingga
plasma sel sedikit.
 Kadang-kadang selnya telah mati
 Sel-selnya telah mengalami penebalan dinding sel
 Di antara sel-sel nya dijumpai ruang antar sel.

Pada dasarnya, sistem jaringan pada tumbuhan terdiri dari


tiga, yakni dari yang terluar ke yang paling dalam adalah dermal
tissue (jaringan pelindung/pembungkus), ground tissue (jaringan
dasar) dan vascular tissue (jaringan pembuluh) (Gambar 3.3).

Dermal tissue
Vascular
tissue Ground
tissue

Dermal tissue
Ground
tissue
Vascular
tissue
Dermal tissue

Ground
tissue
Vascular
tissue

Gambar 3.3. Sistem Jaringan pada Tanaman


(Sumber : http://www.phschool.com/science
/biology_place/biocoach/plants/tissue.html)
Ground tissue atau jaringan dasar merupakan sistem
jaringan pada tanaman yang berfungsi melakukan fotosintesis,
menyimpan produk fotosintesis serta berfungsi sebagai jaringan
pendukung. Vascular tissue atau sistem jaringan pengangkut terdiri
dari xylem dan phloem, merupakan sistem jaringan dalam tubuh
tanaman yang bertanggungjawab terhadap pergerakan air, dan
pergerakan zat-zat terlarut lainnya dalam tubuh tanaman.

3.3.1. Dermal tissue (Jaringan pelindung)


Dermal tissue merupakan sistem jaringan terluar sebagai
pembungkus / pelindung tubuh tanaman. Jaringan pelindung pada
tanaman adalah epidermis. Epidermis merupakan lapisan pelindung
atau jaringan yang membungkus organ utama tumbuhan yaitu akar,
batang, daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis biasanya terdiri dari
satu lapisan sel (perkecualian epidermis ganda pada daun Ficus sp)
dan sel-selnya tidak atau sedikit mengandung kloroplas. Epidermis
ini mengalami pertumbuhan serta perkembangan dan membentuk
berbagai macam bentuk derivatnya.
Sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan, jaringan
epidermis mengalami perkembangan, membentuk suatu struktur
yang disebut kutikula. Kutikula merupakan suatu lapisan lilin,
dimana zat-zat lemak disimpan pada dinding sel sel epidermis.
Lapisan kutikula ini bersifat waterproof dan berfungsi mengurangi
transpirasi. Tebal tipisnya kutikula ini tergantung dari kebutuhan
tanaman, misalnya pada daerah gurun, tanaman memiliki lapisan
kutikula yang tebal.
Di permukaan epidermis juga terdapat stoma (jamak :
stomata), yaitu sepasang sel penjaga (guard cells) yang
mengandung kloroplas, bertugas menjaga dan mengatur keluar
masuknya uap air, oksigen dan karbondioksida dari tubuh tanaman
ke atmosfer. Ketika sel penjaga ini turgid (terisi oleh air), stomata
akan membuka, dan ketika kedua sel penjaga tersebut flaccid
(kempis, tidak mengandung air), stomata akan menutup. Stomata
dijumpai pada bagian tanaman di atas tanah, utamanya daun.
Trikoma (trichomes) merupakan bentuk derivat se-sel
epidermis pada permukaan daun dan batang dan merupakan hasil
pembelahan sel-sel epidermis. Trikoma dapat berbentuk uniseluler
(hanya terdiri dari satu sel) atau multiseluler (banyak sel). Trikoma
dapat bersifat glandular (mengandung kelenjar) yang menghasilkan
dan mengeluarkan zat seperti minyak, lendir, dan resin, namun
dapat pula bersifat non-glandular (tidak mengandung kelenjar).
Trikoma memiliki banyak fungsi bagi tanaman. Trikoma membantu
mencegah pemangsaan oleh serangga, dan banyak tanaman
menghasilkan trikoma kelenjar (mis. Jelatang, Urtica dioica;
Urticaceae) untuk pertahanan kimia terhadap herbivora. Pada
daerah dengan salinitas tinggi, tanaman beradaptasi dengan
memiliki trikoma kelenjar yang mengandung garam (contoh
tanaman Atriplex vesicaria; Amaranthaceae ) untuk mencegah
terakumulasinya garam yang bersifat toksik secara internal dalam
tubuh tanaman. Pada tanaman pemakan serangga, trikoma
memiliki peran dalam menjebak dan mencerna serangga. Duri pada
mawar, adalah hasil pertumbuhan ke arah luar dari sel-sel
epidermis dan merupakan pelindung terhadap serangan herbivora.
Selain itu, trikoma pada daun dan batang dapat meningkatkan
refleksi radiasi matahari, sehingga mengurangi suhu internal, dan
dengan demikian mengurangi kehilangan air pada tanaman yang
tumbuh di bawah kondisi kering.
Sel kipas (bulliform cells) adalah salah satu bentuk derivat
dari epidermis. Sel kipas memiliki dinding tipis, vakuola besar dan
tanpa kloroplas. Disebut sel kipas karena bentuknya seperti kipas,
ukurannya lebih besar dari deretan sel-sel epidermis yang lain. Sel
kipas terletak di bagian atas daun (adaksial) dan fungsinya
menyimpan air. Sel kipas dijumpai pada tanaman monokotil (misal
jagung), menyebabkan membuka dan menggulungnya daun jagung.
Di musim kemarau yang panas, sel-sel kipas akan kehilangan air,
menyebabkan sel-sel kipas kehilangan turgornya, dan luas
permukaan bagian adaksial daun menjadi lebih kecil dibandingkan
bagian bawah daun (abaksial), akibatnya daun menggulung. Kondisi
ini akan mengurangi kehilangan air lebih lanjut. Begitu sebaliknya,
dalam keadaan turgor yang meningkat karena sel-sel kipas
menyerap air, maka gulungan daun akan membuka.
Derivat epidermis yang lainnya yaitu bulu-bulu akar (root
hairs) serta serat-serat kapas. Bulu-bulu akar berfungsi untuk
uptake air dan ion oleh akar dari dalam tanah. Kapas yang kita
kenal sehari-hari untuk kosmetika merupakan pertumbuhan dan
perkembangan single cells dari epidermis biji kapas. Seiring dengan
pertumbuhannya, sel-sel ini mengalami penebalan dinding sel
dengan selulosa dan membentuk serat (fiber). Gambar 3.4.
menunjukkan derivat epidermis.
A1 A2 A3

B1 C B2 D

Gambar 3.4. Derivat epidermis. Trikoma (A1, A2, A3); Stoma dan
kutikula (B1, B2); Sel kipas (C) ; dan Bulu-bulu akar (D)

Selain epidermis, bentuk dermal tissue lainnya adalah


periderm. Periderm terbentuk utamanya pada tanaman berkayu
yaitu pada batang dan akar dari tanaman dikotil, dan tidak dijumpai
pada daun. Periderm juga dijumpai pada beberapa spesies
tanaman monokotil berkayu seperti Juca sp dan Dracaena sp.
Periderm terbentuk karena pertumbuhan yang terus menerus pada
batang dan akar tanaman yang telah tua sehingga menyebabkan
kerusakan dan pecahnya jaringan epidermis. Untuk menghindari
hal ini, tanaman membentuk jaringan pelindung sekunder yang
disebut periderm sebagai pengganti epidermis.
Periderm terdiri dari Phellogen /cork cambium/ kambium
gabus yang merupakan meristem sekunder. Ke arah luar, phellogen
membentuk phellem/cork/gabus yang dinding selnya kaya akan
suberin. Ke arah dalam, phellogen membentuk phelloderm /
secondary cortex (Gambar 3.5.)
Gambar 3.5. Periderm
(Sumber : https://sciencesamhita.com/what-is-periderm)

3.3.2. Ground Tissue / Jaringan Dasar


Ground Tissue / Jaringan Dasar mencakup bagian terbesar
dari sistem jaringan pada tubuh tanaman. Jaringan dasar memiliki
tiga tipe jaringan, yaitu:
Parenkim (Parenchyma)
Parenkim merupakan jaringan dasar yang paling umum dan
ada di seluruh organ tanaman. Jaringan mesofil yang berfungsi
melakukan fotosintesis pada daun terdiri dari parenkim. Parenkim
pada batang dapat dijumpai pada korteks dan empulur, sedangkan
pada akar pada korteks. Bagian daging buah serta endosperm pada
biji merupakan parenkim.
Ciri-ciri jaringan parenkim adalah: sel-selnya berbentuk
bulat (rounded), berdinding tipis secara merata; sel-sel nya tetap
hidup setelah dewasa dengan vakuola yang besar; terdapat di
hampir sebagaian besar organ tanaman seperti daun, batang, akar,
dan buah.
Jaringan parenkim memiliki fungsi : aktifitas metabolik
seperti fotosintesis, respirasi, sintesa protein; tempat penyimpanan
cadangan makanan (storage) seperti dijumpai pada kentang, buah
dan biji. Jaringan parenkim yang melakukan fotosintesis
mengandung kloroplas dan disebut klorenkim. Klorenkim juga
disebut parenkim asimilasi karena fungsinya sebagai pembuat
karbohidrat melalui fotosintesis. Parenkim yang berfungsi sebagai
penyimpan cadangan makanan (gula, tepung, lemak, dan protein)
disebut parenkim penimbun. Parenkim pada tumbuhan epifit dan
pada tumbuhan xerofit (gurun) dijumpai parenkim yang berfungsi
menyimpan air dan disebut parenkim air. Parenkim udara adalah
parenkim yang memiliki rongga antar sel yang besar yang terisi
dengan udara. Parenkim udara juga disebut aerenkim, terdapat
pada tumbuhan air (hidrofit) seperti eceng gondok.

Kolenkim (collencyma)
Sel-sel kolenkim (penyusun jaringan kolenkim) memiliki ciri
sebagai berikut: berbentuk polygonal pada irisan melintang;
memanjang (hingga 2mm panjang); dinding menebal tidak merata
(tipis di satu sisi tetapi tebal di sudut di mana dua atau lebih sel
bertemu); tetap hidup ketika dewasa. Ciri lainnya adalah sangat
plastis, dimana sel-selnya dapat memanjang dan dengan demikian
menyesuaikan diri untuk meningkatkan pertumbuhan organ.
Kolenkim ditemukan terutama pada korteks batang dan
daun. Kolenkim terletak di sepanjang pinggiran batang di bawah
jaringan epidermis serta di sepanjang tulang daun. Pada sel
kolenkim seringkali dijumpai lubang yang berfungsi untuk
komunikasi antar sel. Bagi tanaman, fungsi kolenkim adalah sebagai
jaringan pendukung dan menjaga elastisitas organ.

Sklerenkim (Sclerenchyma)
Sel-sel sklerenkim memiliki ciri sebagai berikut: sel-sel mati
ketika dewasa (kehilangan komponen protoplasmiknya) sehingga
bagian tengah sel digantikan oleh lumen; dinding sel mengalami
penebalan yang merata di seluruh sisi sel; mengandung dinding sel
sekunder yang tebal dan keras yang dilapisi lignin. Ada dua tipe
sklerenkim, yaitu sklereid/sclereids/sel batu/stone cell dan serat
(fiber).
Bentuk dan ukuran sklereid bervariasi dan dapat
bercabang. Sklereid dijumpai : pada kulit biji dan kulit buah legum;
pada daging buah guava, pir, dan menyebabkan struktur renyah
pada buah-buahan tersebut; tempurung kelapa; daun dikotil dan
gimnospermae. Serat (fiber) bentuk sel-selnya lebih ramping,
ujungnya meruncing, dinding selnya mengalami lignifikansi sehingga
sangat tebal dan seringkali menutupi lumen (bagian tengah sel).
Serat dijumpai pada korteks, perisikel, xylem dan phloem.
Fungsi sklerenkim adalah: memberikan dukungan dan
kekuatan untuk tubuh tanaman; melindungi tanaman dari
kerusakan; mengangkut air dalam tubuh tanaman (xylem fiber.
trakeid, vessel element); Mengangkut hasil fotosintesis (phloem
fiber); pada buah dan biji tanaman tertentu serat sklerenkim
membantu dalam penyebaran biji secara alamiah (seed dispersal);
Selain menyediakan beberapa dukungan internal untuk berbagai
organ tanaman, sklereid mencegah pengeringan biji-bijian keras,
seperti kacang-kacangan. Gambar 3.6. memperlihatkan tipe
jaringan dengan sel-sel spesifik seperti parenkim, kolenkim dan
sklerenkim yang ada pada jaringan dasar (ground tissue).

Gambar 3.6. Tipe jaringan pada ground tissue (jaringan dasar)


(Sumber: https://www.britannica.com/plant/angiosperm/Ground-
tissue)

3.3.3. Jaringan Pembuluh (Vascular Tissues)


Jaringan pembuluh terdiri dari xylem dan phloem. Jaringan
pembuluh hanya dimiliki oleh tumbuhan tingkat tinggi (tumbuhan
berpembuluh/vascular plants/Tracheophyta) dan tidak dijumpai
pada non-vascular plants seperti algae. Xylem dan phloem
merupakan jaringan yang kompleks dan tersusun dari banyak tipe
sel.

Xylem
Xylem terdiri dari sel-sel mati yang berongga, berfungsi
mengangkut mineral (nutrisi) dan air dari arah bawah ke arah atas
tanaman. Akar tanaman menyerap air dan mineral melalui xylem.
Proses transpirasi (penguapan air dari tubuh tanaman)
menimbulkan tekanan positif di dalam rongga xylem sehingga air
serta mineral bergerak ke arah atas. Xylem berfungsi seolah sebagai
sebuah pipet dimana air beserta nutrisi tertarik ke arah bagian atas
tanaman. Campuran air dan nutrisi yang mengalir melalui sel xylem
disebut cairan xylem (xylem sap). Zat ini diangkut melalui
transportasi pasif, sehingga prosesnya tidak membutuhkan energi.
Fenomena yang memungkinkan cairan xylem mengalir ke atas
melawan gravitasi disebut gerakan kapiler.
Xylem terdiri dari sel-sel sklerenkim dengan tipe yang
berbeda. Trakeid, bentuknya memanjang, ramping dengan ujung
meruncing. Diameternya yang sempit memungkinkan mereka
menahan air melalui adhesi (yaitu, dinding sel dan molekul air
saling tarik menarik) melawan gaya gravitasi. Dinding sel sekunder
trakeid mengandung lignin, sehingga juga berfungsi sebagai jaringan
pendukung bagi tanaman. Xylem sap bergerak antar sel trakeid
melalui noktah. Berbeda dengan trakeid, sel-sel dari Vessel
elements, lebih lebar dan lebih pendek. Seperti halnya trakeid,
dinding selnya menebal dengan lignin. Namun vessel elements
memiliki lubang-lubang (perforasi) sehingga antar selnya seolah
dihubungkan dengan plate berlubang. Adanya perforasi ini
memungkinkan vessel elements membawa air lebih efisien. Selain
itu Xylem juga mengandung parenkim, jaringan yang membentuk
sebagian besar bagian lunak tanaman, dan serat (fiber) panjang
yang membantu menyokong tanaman. Struktur xylem dapat dilihat
pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7. Sruktur Xylem
(Sumber: https://biologydictionary.net/xylem)

Phloem
Phloem, juga disebut bast (kulit pohon) adalah jaringan
pembuluh (vascular tissue) yang berperan dalam
menyalurkan/mentranslokasikan hasil fotosintesis dari daun ke
bagian-bagian lain tanaman seperti batang, akar, bunga, buah, biji,
dan umbi. Phloem terdiri sel-sel utama yakni sieve tubes (sel sel
buluh tapis), yang dikelilingi oleh beragam jenis sel yang membantu
dalam proses transport hasil fotosintesis yakni sieve plates,
companion cells (sel sel pengiring), fiber (serat) dan sel-sel
parenkim.
Sieve tubes juga disebut sieve elements terbentuk dari sel-
sel yang memanjang dan sempit, berlubang menyerupai ayakan,
berhubungan satu sama lain untuk membentuk struktur
menyerupai tubes (tabung) dan berfungsi sebagai saluran utama
dalam penyaluran hasil fotosintesis ke bagian organ tanaman lain.
Sel-sel dari sieve tubes ini adalah sel yang paling spesial, paling unik
yang ada pada tanaman. Ketika dewasa (maturity), sel-sel nya tidak
memiliki nukleus, juga tidak mengandung organel sel lainnya
seperti ribosom, sitosol dan aparatus Golgi, sehingga
memaksimalkan ruang untuk proses translokasi fotosintat.
Penghubung antar sieve tube satu dengan sieve tube
lainnya, disebut sieve plate, seperti piring yang berlubang. Sieve
plate merupakan modifikasi dari plasmodesmata, memiliki pori-pori
besar (lubang) yang berfungsi untuk memfasilitasi pertukaran
material antara sel-sel dari sieve tube yang satu ke sieve tube
lainnya. Sieve plate ini juga berperan sebagai barrier atau pelindung
dari kehilangan cairan phloem (fotosintat) ketika terjadi kerusakan
pada phloem. Protein phloem akan terbentuk dan menutupi
lubang-lubang (pori) pada sieve plate, sehingga kehilangan cairan
yang ada pada phloem dapat dicegah.
Companion cell (sel pengiring) adalah sel yang posisinya
berdampingan dengan sel-sel dari sieve tubes. Pada Angiospermae
disebut companion cell, sedangkan pada Gymnospermae disebut
albuminous cell atau Strasburger cell. Sel pendamping memiliki
nukleus, dikemas dengan sitoplasma padat yang mengandung
banyak ribosom dan banyak mitokondria. Ini berarti bahwa sel-sel
pendamping dapat melakukan fungsi metabolisme dan fungsi
seluler lainnya, sedangkan sel-sel dari sieve tubes tidak dapat
melakukan karena tidak memiliki organel organel tersebut. Karena
itu, sel-sel pada sieve tubes tergantung pada sel pendamping untuk
fungsi dan kelangsungan hidup mereka. Sieve tube dan sel pengiring
ini berhubungan melalui plasmodesmata (suatu saluran
penghubung antar sitoplasma sel), sehingga memungkinkan
terjadinya transfer molekul seperti sukrosa, protein dan molekul
lainnya ke sieve tube. Dengan demikian, companion cell (sel
pengiring) ini memiliki peran dalam loading (pengisian) hasil
fotosintesis dari source ke sieve tube serta unloading (pengiriman)
hasil fotosintesis tersebut dari sieve tube ke jaringan-jaringan
tanaman yang membutuhkan hasil fotosintesis (sink). Selain itu, sel-
sel pengiring ini juga berperan dalam menghasilkan serta
mengirimkan signal, seperti signal pertahanan (defence signal) serta
fitohormon yang ditranslokasi melalui phloem ke organ sink.
Phloem juga memiliki sel-sel parenkim. Di dalam floem,
fungsi utama parenkim adalah penyimpanan pati, lemak dan
protein serta tanin dan resin untuk tanaman tertentu
Sklerenkim merupakan jaringan pendukung utama floem,
yang memberikan stiffness (sifat kaku) dan kekuatan pada tanaman.
Sklerenkim pada phloem ada dalam dua bentuk: fiber (serat) dan
sklereid; keduanya ditandai oleh dinding sel sekunder yang tebal
dan biasanya mati saat mencapai kematangan. Gambar 3.8
menunjukkan struktur phloem.

Gambar 3.8. Struktur Phloem


(Sumber: https://biologydictionary.net/phloem)

BAB 4. ANATOMI ORGAN


4.1. Organ Tumbuhan
Sistem organ pada tumbuhan dibedakan menjadi dua
kelompok besar, yakni sistem organ yang berada di bagian atas
tanah (shoot system/sistem pertunasan) dan sistem organ yang
berada di bagian bawah tanah (root system/ sistem perakaran)
(Gambar 4.1).

veins

root hairs

Gambar 4.1. Struktur Tumbuhan


(Sumber: https://www.biologyjunction.com
/plant_structure_bi1.htm dengan modifikasi)

Sistem pertunasan dibedakan menjadi batang (stem), daun


leaf), bunga (flower) dan buah (fruit), sedangkan sistem perakaran
atau akar terdiri dari akar primer (primary root) dan akar lateral
(lateral root) serta bulu bulu akar (root hair).
Pada batang, ada bagian organ tanaman yang disebut buku
(node) yaitu tempat melekatnya daun pada batang/cabang dan
jarak antara dua buku yang disebut ruas (internode). Kuncup tunas
(bud) dapat dijumpai pada ujung tunas apikal/terminal (apical/
terminal bud) dan di ketiak daun (axillary bud), kedua kuncup tunas
ini akan berkembang menjadi tunas baru dengan daun-daun yang
melekat pada tunas tersebut. Pada batang juga terdapat daun, yang
merupakan organ utama fotosintesis. Daun terdiri dari lembaran
daun (blade), tangkai daun (petiole) dan tulang daun (veins). Tulang
daun merupakan jaringan pembuluh (vascular tissue) yang ada pada
daun, merupakan perpanjangan (tersambung) dari vascular tissue
yang ada di akar dan batang.

4.2. Tumbuhan Monokotil dan Dikotil


Angiospermae adalah subdivisi dari tanaman tumbuhan
berbiji (Spermatophyta) yang memiliki bakal biji (ovule) yang
melekat pada daun buah (karpel) dan terbungkus dalam bakal buah
(ovary), sehingga Angiospermae juga disebut Tumbuhan berbiji
tertutup. Hal ini membedakannya dari kelompok tumbuhan
Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dimana bakal bijinya
pada daun buah (karpel) tidak terbungkus. Dalam taksonomi
tumbuhan, Angiospermae dibedakan menjadi dua kelas yakni,
monokotil dan dikotil.
Secara morfologi (penampakan visual dari luar), dapat
dibedakan dengan mudah antara dikotil dan monokotil dari
percabangan batangnya serta pertulangan daunnya. Dikotil
dikenali dari batangnya yang bercabang-cabang, sedangkan
monokotil batangnya tunggal (tidak bercabang). Sedangkan
pertulangan daunnya, dikotil memiliki tulang daun yang menjari
(bentuknya menyerupai jari) atau menjala (bentuknya seperti
jala/net) disebut reticulated venation atau net-like venation,
sementara monokotil memiliki pertulangan daun sejajar atau
paralel (parallel venation), artinya tulang-tulang daunnya tidak
pernah bertemu di suatu titik. Jika kita melihat bijinya (dengan
jalan membelahnya), maka tampak kotiledon tunggal pada
monokotil, sedangkan pada dikotil, tampak dua kotiledon. Jika
sistem perakarannya dilihat, maka tumbuhan dikotil memiliki
perakaran yang lebih dalam dengan sisteim akar tunggang,
sedangkan tumbuhan monokotil memiliki perakaran yang lebih
dangkal dengan sistem akar serabut. Pertulangan daun dikotil dan
monokotil dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Pertulangan Daun Dikotil (kiri) dan Monokotil


(kanan). Mid rib=tulang daun utama; veins=cabang tulang daun;
veinlets=anak-anak tulang daun

4.3. Anatomi Daun


Gambar 4.3. menunjukkan anatomi daun monokotil dan
dikotil. Secara anatomi, daun dikotil dan monokotil memiliki tiga
jaringan utama, yaitu dermal tissue berupa epidermis, ground
tissue berupa mesofil dan vascular tissue yaitu phloem dan xylem.
Gambar 4.3. Anatomi daun dikotil (kiri) dan monokotil (kanan)
(Sumber:https://www.brainkart.com/article/Anatomy-and-Primary-
Structure-of-a-Dicot-Leaf-sunflower-Leaf_33044;
https://www.brainkart.com/article/Anatomy-and-Primary-
Structure-of-a-Monocot-Leaf---Grass-Leaf_33045)

Dilihat dari jaringan terluar (dermal tissue), baik daun


monokotil maupun dikotil memiliki jaringan epidermis, yaitu
epidermis atas (upper epidermis) di bagian atas daun (adaksial) dan
epidermis bawah (lower epidermis) di bagian bawah daun
(abaksial). Pada epidermis (baik epidermis atas maupun bawah)
terdapat kutikula, yaitu lapisan lilin yang fungsinya untuk
mengurangi transpirasi. Pada daun dikotil, kutikula tersebut sama
tipis baik pada epidermis atas maupun bawah, sedangkan pada
monokotil, lapisan kutikula lebih tebal di bagian epidermis atas
dibandingkan epidermis bawah. Selain itu, pada epidermis juga
terdapat struktur stomata yang berfungsi untuk tempat pertukaran
gas dan transpirasi. Namun ada perbedaan antara stomata pada
daun monokotil dan dikotil. Yang pertama, dari bentuknya, pada
daun monokotil berbentuk halter (dumbbell shape), sedangkan
pada daun dikotil, stomata berbentuk buah kacang (bean shape)
atau bentuk ginjal (kidney shape). Pada monokotil, stomata
terdapat baik pada episermis atas maupun bawah tersebar dengan
jumlah yang sama, disebut stomata bertipe amphistomatic,
sedangkan pada tanaman dikotil terdapat pada bagian epidermis
bawah, disebut stomata bertipe hypostomatic. Kalaupun ada di
beberapa tanaman dikotil memiliki stomata di epidermis atas,
namun jumlahnya sangat sedikit dan jauh lebih sedikit dari jumlah
stomata di bagian epidermis bawah. Pola kemunculan stomata
pada anatomi irisan melintang, stomata pada daun monokotil
tersebar dengan pola teratur (regular), sedangkan pada daun dikotil
mengikuti pola yang tidak teratur (irregular). Pada epidermis daun
monokotil, pada epidermis bagian atas dijumpai adanya sel kipas
(bulliform cells), sedangkan pada dikotil tidak. Sel kipas ini
menyebabkan daun monokotil menggulung di musim kemarau
(pada kondisi kekurangan air).
Pada jaringan dasar (ground tissue), daun monokotil
memiliki jaringan mesofil yang sama bentuknya, sehingga tidak
terdiferensiasi. Pada anatomi daun dikotil, jaringan mesofil tersebut
berbeda antara bagian atas dan bagian bawah daun. Mesofil di
bagian atas (yang dekat dengan epidermis atas) pada daun dikotil
disebut jaringan palisade, terdiri dari sel-sel yang bentuknya
memanjang dan rapat (tidak ada ruang antar sel) serta kaya akan
kloroplas, sedangkan di bagian bawah (yang dekat dengan episermis
bawah) disebut jaringan bunga karang atau jaringan spon (spongy).
Jaringan spon ini sel-selnya berbentuk bulat, tidak rapat (ada ruang
antar sel), mengandung kloroplas namun dengan jumlah lebih
sedikit dari jaringan palisade. Baik pada monokotil maupun dikotil,
jaringan mesofil memiliki fungsi utama sebagai tempat terjadinya
fotosintesis.
Karena perbedaan bagian atas dan bagian bawah dari
anatomi daun dikotil (stomata serta mesofilnya), maka daun dikotil
disebut memiliki simetri dorsiventral, sedangkan daun monokotil
disebut memiliki simetri isobilateral karena baik bagian atas
maupun bawah anatomi daunnya memiliki struktur yang sama
(stomata dan mesofilnya).
Jaringan pembuluh atau jaringan pengangkut (vascular
tissue) pada daun, baik daun monokotil maupun dikotil terletak
pada tulang daunnya. Jaringan pembuluh terdiri dari xylem dan
phloem. Pada irisan melintang anatomi daun, baik dikotil maupun
monokotil, xylem umumnya terletak di bagian yang mendekati ke
arah epidermis atas, sedangkan phloem terletak pada bagian ke
arah epidermis bawah.
Pada daun monokotil, xylem dan phloem terbungkus oleh
bundle sheath yang terdiri dari sel-sel parenkim, sehingga xylem
dan phloem seolah terbungkus membentuk vascular bundle.
Bundle sheath pembungkus xylem dan phloem pada daun
monokotil ini mengandung butir-butir pati. Pada tanaman dengan
tipe fotosintesis C4 seperti jagung, bundle sheath ini ikut berperan
dalam fotosintesis, disebut Kranz sheath. Pada monokotil, vascular
bundle ini tersusun berjajar, dan pada vascular bundle yang agak
besar, biasanya terdapat sel-sel sklerenkim di kedua sisi daun
(bagian atas dan bawah) yang berguna sebagai penguat daun.
Pada daun dikotil, xylem dan phloem juga terbungkus oleh
bundle sheath yang terdiri dari sel-sel parenkim, sehingga keduanya
juga seolah terbungkus dan membentuk vascular bundle. Akan
tetapi pada tanaman dikotil, bundle sheath ini tidak ikut berperan
dalam proses fotosintesis.
Jaringan pembuluh (xylem dan phloem) pada daun
monokotil dan dikotil tersusun dengan pola yang sama, yakni
conjoint, artinya xylem dan phloem tersusun berdampingan, dan
termasuk collateral tertutup, artinya tidak tedapat kambium
diantara xylem dan phloem tersebut. Pola/tipe pembuluh pada
tanaman dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4. Beragam tipe pembuluh (vascular bundles)


pada tanaman
(Sumber:http://www.biologydiscussion.com/plants/3-types-of-
plant-tissue-system-and-their-function-with-diagram/2517)

Perbedaan anatomi daun monokotil dan dikotil dapat diringkas


pada Tabel 2.
Tabel 2. Perbedaan Anatomi Daun Monokotil dan Dikotil
Daun Monokotil Daun Dikotil
Stomata Amphistomatic; Hypostomatic;
bentuk halter bentuk ginjal
Jaringan Mesofil Tidak dibedakan Dibedakan menjadi
jaringan palisade
dan jaringan
spon/bunga karang
Simetri Isobilateral Dorsiventral
Bundle sheath Berperan dalam Tidak berperan
fotosintesis dalam fotosintesis
(tanaman C4)
Bulliform cell/ sel Ada Tidak ada
kipas

4.4. Anatomi Batang

4.5. Anatomi Akar


Regina Bailey . 2019a. The Structure and Function of a Cell Wall.
https://www.thoughtco.com/cell-wall-373613
Regina Bailey . 2019b. Cell Membrane Function and Structure.
https://www.thoughtco.com/cell-membrane-373364

Anda mungkin juga menyukai