Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI

PENGAMATAN SEL DAN PLASMOLISIS

Disusun Oleh :

Kelompok 6 XI-9

1. Achmad Kahfi (02)


2. Almaila Naura Nur Dewi Saraswati (04)
3. Fa’iz Arya Praditya (12)
4. Falia Azwa Farhana (13)
5. Muchammad Cheyssia Putra Winarko (18)
6. Safiera Adellia Ramadhani (31)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 1 SIDOARJO


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biologi adalah disiplin ilmu yang merujuk pada akar kata "bios" yang berarti makhluk
hidup, dan "logos" yang berarti ilmu. Oleh karena itu, biologi didefinisikan sebagai ilmu
yang mempelajari tentang makhluk hidup. Sel memegang peranan utama sebagai unit dasar
kehidupan yang menjadi fokus penelitian yang sangat penting. Sel merupakan pondasi dari
kehidupan itu sendiri. Sel adalah komponen dasar yang membentuk organisme dari yang
paling sederhana hingga yang paling kompleks. Oleh karena itu, sel dianggap sebagai entitas
terkecil yang memiliki fungsi-fungsi vital. Selain menjadi unit dasar, sel juga berperan
sebagai panggung utama untuk semua proses biologis. Dalam ruang terkecil ini, proses-
proses krusial seperti metabolisme, reproduksi, pertahanan diri, dan komunikasi antar sel
terjadi.
Salah satu fenomena yang dapat diamati dalam konteks ini adalah plasmolisis.
Plasmolisis adalah proses yang terjadi ketika sel kehilangan sebagian besar air
intraselulernya karena tekanan osmotik yang tinggi. Jika sel dimasukkan ke dalam larutan
hipertonik, air akan terus-menerus keluar dari sel. Sel akan mengerut, mengalami dehidrasi,
dan bahkan dapat mati. Pada sel tumbuhan, hal ini menyebabkan sitoplasma mengerut dan
terlepas dari dinding sel (Ferdinand & Ariebowo, 2009).
Pengamatan sel dan peristiwa plasmolisis pada sel tumbuhan melalui mikroskop adalah
metode utama untuk memahami struktur dan fungsi sel, serta fenomena plasmolisis.
Mikroskop merupakan alat untuk memperbesar sampel biologis hingga tingkat yang tidak
mungkin dicapai oleh mata manusia. Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
mikroskop cahaya yang memiliki berbagai komponen yang penting dalam pengamatan sel
seperti lensa objektif dan lensa okuler. Mikroskop cahaya memiliki lensa objektif dan lensa
okuler yang berfungsi bersama-sama untuk memberikan pembesaran yang dibutuhkan.
Penggunaan mikroskop cahaya dalam pelaksanaan praktikum ini memberikan kontribusi
yang signifikan dalam mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai sel dan
plasmolisis yang diperoleh melalui pengamatan mikroskopis. Hal ini sangat penting karena
sel merupakan unit dasar kehidupan dan pusat dari semua proses biologis. Melalui
pemahaman yang lebih mendalam mengenai sel dan peristiwa plasmolisis melalui
pengamatan mikroskopis, diharapkan siswa akan mampu menguasai dan memperluas
keterampilan pengamatan ilmiah dan mendapatkan wawasan yang lebih dalam mengenai
dasar-dasar biologi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses terjadinya peristiwa plasmolisis pada sel tumbuhan?
2. Bagaimana bentuk struktur sel hewan dan tumbuhan?
3. Bagaimana fungsi dari struktur sel hewan dan tumbuhan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengamati proses terjadinya plasmolisis dengan menggunakan mikroskop
2. Untuk mengamati struktur sel hewan dan tumbuhan dengan menggunakan mikroskop
3. Untuk mengidentifikasi fungsi dari struktur sel yang terlihat pada mikroskop

1.4 Manfaat
1. Bagi peneliti : Memberikan pemahaman mendalam mengenai proses terjadinya
plasmolisis dan fungsi yang dijalankan oleh struktur sel
2. Bagi orang lain : Memberikan informasi mengenai proses terjadinya plasmolisis dan
fungsi yang dijalankan oleh struktur sel
3. Bagi ilmu pengetahuan : Memberikan penjelasan secara rinci mengenai proses
terjadinya plasmolisis dan fungsi yang dijalankan oleh struktur sel
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Sel berasal dari kata cellulae yang berarti ‘kamar-kamar kecil’. Sel adalah unit struktural
dan fungsional terkecil penyusun makhluk hidup. Sel sebagai unit struktural dan fungsional
makhluk hidup mengandung pengertian bahwa sel merupakan penyusun makhluk hidup dan
melaksanakan semua fungsi kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di
dalam sel, karena itulah sel dapat berfungsi secara autonomi asalkan kebutuhan hidupnya
terpenuhi (Campbell, 2010).

Sel pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Robert
Hooke pada tahun 1665. Hooke mengamati sayatan gabus di bawah mikroskop sederhana. Ia
menemukan ruang-ruang kecil yang dipisahkan oleh dinding, yang saat ini dikenal dengan istilah
sel. Penemuan mengenai sel berkembang ketika Antonie Van Leeuwenhoek menjadi orang yang
pertama kali melihat sel hidup dari alga Spirogyra dan bakteri dengan menggunakan mikroskop
pada tahun 1674 (Irnaningtyas & Sagita, 2023). Sejak saat itu pengembangan mengenai teori sel
semakin pesat, seperti penemuan Felix Durjadin dan Johannes Purkinje yang meneliti bahwa sel
tersusun atas substansi berupa cairan yang dinamakan protoplasma. Schleiden dan Schwann yang
menyimpulkan bahwa sel merupakan komponen dasar makhluk hidup, Robert Brown yang
menemukan nukleus atau inti sel pada tanaman anggrek, dan Rudolf Virchow yang berpendapat
bahwa sel berasal dari sel sebelumnya (Omnis celulla ex celullae).

Berdasarkan jumlah sel, makhluk hidup digolongkan menjadi makhluk hidup uniseluler
dan multiseluler. Organisme uniseluler adalah organisme yang memiliki satu sel tunggal,
sedangkan organisme multiseluler adalah organisme yang menjalankan fungsi kehidupannya
dengan banyak sel. Organisme kompleks seperti tumbuhan dan hewan bersifat multiseluler,
dimana tubuh organismenya tersusun atas kerja sama antara berbagai jenis sel yang tidak dapat
bertahan hidup dalam waktu lama sendirian. Organisme uniseluler sering dianggap sebagai
makhluk yang sederhana secara umum. Namun, pada kenyataannya organisme uniseluler dapat
dianggap sebagai entitas biologis yang sangat rumit karena organisme uniseluler harus mampu
menjalankan berbagai fungsi vital kehidupan hanya dengan satu sel sebagai unit dasarnya.

Berdasarkan keadaan inti sel, sel dibedakan menjadi sel eukariotik dan sel prokariotik.
Perbedaan utama sel eukariotik dan sel prokariotik adalah sel eukariotik memiliki membran
ganda yang menyelubungi inti sel, sedangkan sel prokariotik tidak memiliki membran yang
menyelubungi inti sel. Perbedaan yang dimiliki sel eukariotik dan sel prokariotik juga terletak
pada lokasi DNAnya. DNA pada sel eukariotik terletak dalam organel yang disebut nukleus yang
dibatasi oleh membran ganda, sedangkan DNA pada sel prokariotik terletak pada wilayah yang
tidak terselubung oleh membran yang disebut sebagai nukleoid. Sel prokariotik juga memiliki
elemen genetik tambahan yang dikenal sebagai plasmid yang memberikan keuntungan bagi sel,
seperti materi genetik yang menyediakan resistensi terhadap antibiotik.

Sel hewan dan tumbuhan merupakan sel eukariotik yang memiliki perbedaan, baik
struktur dan fungsinya. Umumnya, sel tumbuhan berukuran lebih besar (10-100 μm)
dibandingkan dengan sel hewan (10-30 μm) (Irnaningtyas & Sagita, 2023). Tumbuhan
merupakan organisme autotrof yang berperan sebagai produsen, sedangkan hewan merupakan
organisme heterotrof yang berperan sebagai konsumen atau pemakan. Perbedaan peranan
tersebut terjadi karena sel tumbuhan memiliki organel-organel sel yang tidak dimiliki oleh
hewan, begitupun sebaliknya (Irnaningtyas & Sagita, 2023). Sel tumbuhan memiliki dinding sel,
vakuola dan kloroplas dimana kloroplas ini berfungsi untuk membantu proses fotosintesis pada
tumbuhan untuk menghasilkan makanannya sendiri. Sedangkan, sel hewan tidak memiliki
dinding sel, vakuola, dan kloroplas tetapi memiliki sentrosom, sentriol, dan lisosom. Sel hewan
yang tidak memiliki kloroplas tidak akan bisa membuat makanannya sendiri seperti yang
dilakukan oleh sel tumbuhan, oleh karena itu hewan bersifat heterotrof.

Sel tersusun dari berbagai macam organel yang memiliki fungsi masing-masing
diantaranya :

1. Dinding sel merupakan bagian terluar dari sel tumbuhan yang bersifat tebal dan kaku.
Dinding sel tersusun oleh selulosa, hemiselulosa, pektin dan lignin. Dinding sel berfungsi
untuk melindungi bagian dalam sel, mempertahankan bentuk sel, dan mencegah
penyerapan air yang berlebihan.
2. Nukleus merupakan bagian yang paling penting bagi sel, berdiameter 5 μm dan
diselubungi oleh membran ganda. Nukleoplasma, nukleolus, dan materi genetik berupa
benang kromatin dapat ditemukan dalam nukleus. Nukleus memiliki fungsi sebagai
pengatur kegiatan sel, tempat replikasi DNA, menyimpan informasi genetik berupa DNA,
dan mengendalikan proses metabolisme sel.
3. Sitoplasma adalah cairan dalam sel yang mengisi ruangan antara membran sel dan inti
sel. Sitoplasma merupakan sumber bahan kimia yang penting untuk tempat metabolisme
sel.
4. Ribosom merupakan bagian sel yang berperan dalam sintesis protein yang dapat
ditemukan pada sel eukariotik dan prokariotik. Ribosom dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu ribosom bebas yang mensintesis protein yang akan berfungsi di dalam sitosol
dan ribosom terikat yang menempel pada retikulum endoplasma yang memiliki fungsi
untuk mensintesis protein yang akan dimasukkan ke dalam membran RE.
5. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan membran berbentuk labirin yang berhubungan
dengan selubung inti sel. Retikulum endoplasma dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
retikulum endoplasma halus dan retikulum endoplasma kasar. Retikulum endoplasma
halus tidak ditempeli oleh ribosom yang memiliki fungsi untuk membentuk lemak dan
steroid, sedangkan retikulum endoplasma kasar ditempeli oleh ribosom yang berfungsi
sebagai tempat pembentukan protein.
6. Badan Golgi (Aparatus Golgi) terdiri atas tumpukan kantong membran pipih dan
vesikula-vesikula. Badan golgi berperan sebagai pusat produksi, pergudangan,
penyortiran, dan pengiriman produk sel.
7. Lisosom merupakan organel yang tersusun oleh enzim-enzim hidrolitik yang berperan
dalam proses pencernaan intraseluler, autofagi (menelan atau mendaur ulang organel sel
yang rusak) dan autolisis (perusakan sel sendiri).
8. Peroksisom mengandung enzim oksidase dan enzim katalase. Enzim oksidase berfungsi
memindahkan hidrogen dari suatu substrat agar dapat bereaksi dengan oksigen dan
menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Enzim katalase berfungsi untuk mengubah
hidrogen peroksida yang bersifat racun menjadi air dan oksigen.
9. Mitokondria merupakan organel sel berbentuk silinder yang diselubungi oleh membran
ganda dan mengandung DNA. Mitokondria berperan dalam respirasi sel atau
metabolisme energi di dalam sel yang dapat menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
10. Plastida merupakan organel yang terdapat di sel tumbuhan, mengandung DNA, dan
diselubungi oleh membran ganda. Plastida berfungsi untuk membantu proses fotosintesis
dan untuk meningkatkan penyimpanan cadangan makanan.
11. Vakuola adalah organel berbentuk vesikula besar yang berisi cairan dan diselubungi oleh
membran tunggal yang disebut tonoplas. Vakuola berfungsi sebagai penyimpanan
cadangan makanan, penyimpanan sisa metabolisme, dan tempat penyimpanan pigmen.
12. Sentrosom adalah organel sel yang berfungsi aktif dalam pembelahan sel dan hanya
terdapat pada sel hewan, dimana terdapat sepasang sentriol di dalamnya. Sentriol
berperan dalam pembentukan benang spindel yang akan berperan aktif dalam
pembelahan sel secara mitosis maupun meiosis.
13. Membran sel merupakan lapisan tipis yang membatasi isi sel dengan lingkungan di
sekitarnya. Membran sel bersifat selektif permeabel atau semipermeabel karena hanya
dapat dilewati oleh senyawa-senyawa tertentu. Membran sel berfungsi untuk mengontrol
masuk dan keluarnya zat dari atau ke dalam sel.

Plasmolisis adalah proses terlepasnya protoplasma dari dinding sel yang disebabkan oleh air
yang berada dalam vakuola merembes keluar dari sel. Apabila tumbuhan berada pada lingkungan
yang kadar airnya rendah, maka tumbuhan akan sulit menyerap air. Pada kasus tertentu, air di
dalam sel juga akan keluar. Bila terjadi terus-menerus, maka sel tersebut akan mati dan untuk
untuk mengembalikannya diperlukan proses sebaliknya. Keadaan ini dapat kembali ke keadaan
semula apabila sel tersebut diletakkan di lingkungan dengan kadar air yang lebih tinggi.
Peristiwa kembalinya protoplasma ini disebut deplasmolisis (Wilkins, 1992).

Plasmolisis adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari
dinding sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik (larutan garam lebih dari
1%). Plasmolisis merupakan proses yang secara nyata menunjukkan bahwa pada sel, sebagai unit
terkecil kehidupan, terjadi sirkulasi keluar masuk suatu zat. Adanya sirkulasi ini menjelaskan
bahwa sel dinamis dengan lingkungannya. Jika memerlukan materi dari luar maka sel harus
mengambil materi itu dengan segala cara, misalnya dengan mengatur tekanan agar terjadi
perbedaan tekanan sehingga materi dari luar bisa masuk (Buana, 2011).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pengamatan struktur sel tumbuhan dan plasmolisis ini berlangsung pada,
Hari / Tanggal : Selasa, 5 September 2023
Tempat : Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Sidoarjo

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Mikroskop
2. Object Glass / Kaca Objek
3. Cover Glass
4. Silet
3.2.2 Bahan
1. Air
2. Gula
3. Tissue
4. Tanaman Rhoeo discolor
5. Tanaman air sirih gading (Epipremnum aureum)
6. Tanaman darat janda bolong (Monstera adansonii)
7. Preparat jadi sel epitel

3.3 Langkah Kerja


3.3.1 Mengamati sel tumbuhan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Menyayat bagian tanaman dengan tipis secara melintang dan membujur
3. Meletakkan spesimen pada object glass
4. Menambahkan setetes air dan ditutup dengan cover glass
5. Membersihkan sisa air yang terlalu banyak menggunakan tissue
6. Mengamati menggunakan mikroskop cahaya
7. Mendokumentasikan dengan kamera handphone dan menggambar pada lembar
kerja yang disediakan untuk laporan sementara
8. Mengulangi langkah 2-6 untuk bagian tanaman yang lain
3.3.2 Plasmolisis
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengambil daun Rhoeo discolor, lalu memotong menjadi beberapa bagian
dengan menggunakan cutter.
3. Menyayat bagian tanaman dengan tipis secara melintang tanaman Rhoeo
discolor
4. Merendam beberapa tanaman Rhoeo discolor ke dalam larutan glukosa (100 ml
air dengan 20 gram gula)
5. Meletakkan spesimen pada object glass lalu menambahkan setetes air dan ditutup
dengan cover glass (specimen tanpa direndam dan specimen yang direndam)
6. Membersihkan sisa air yang terlalu banyak dengan tissue
7. Mengamati menggunakan mikroskop cahaya
8. Mendokumentasikan dengan kamera handphone dan menggambar pada lembar
kerja yang disediakan untuk laporan sementara
3.3.3 Mengamati preparat jadi sel epitel
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengambil preparat jadi pada laboratorium
3. Mengamati preparat jadi dengan menggunakan mikroskop cahaya
4. Mendokumentasikan dengan kamera handphone dan menggambar pada lembar
kerja yang disediakan untuk laporan sementara

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Berikut adalah hasil pengamatan sel dengan menggunakan mikroskop.

No Nama Gambar Keterangan


1. Sirih gading Terdapat dinding sel,
(Epipremnum sitoplasma, dan kloroplas
aureum) yang tampak jelas pada
gambar

Gambar 1.1
Sumber: Dokumentasi pribadi
2. Janda bolong Terdapat dinding sel,
(Monstera adansonii) sitoplasma, dan kloroplas
Gambar 1.2 yang tampak jelas pada
Sumber: Dokumentasi pribadi gambar.
3. Rhoeo discolor tidak Terdapat dinding sel dan
direndam larutan gula pigmen antosianin yang
tampak jelas pada
gambar.

Gambar 1.3
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4. Rhoeo discolor setelah Terdapat dinding sel,
direndam larutan gula pigmen antosianin, dan
stomata yang tampak
jelas pada gambar.

Gambar 1.4
Sumber: Dokumentasi pribadi
5. Epitel jadi Terdapat membrane sel,
sitoplasma, dan batas sel
atau garis sel yang
tampak jelas pada
gambar.
Gambar 1.5
Sumber: Dokumentasi pribadi
4.2 Pembahasan
Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil makhluk hidup yang mampu melakukan
metabolisme, reproduksi, pertahanan diri, komunikasi antar sel, dan kegiatan lain yang
menunjang kehidupan sel secara independen. Suatu benda dikatakan hidup, apabila:
mempunyai membrane plasma, mengandung bahan-bahan genetik dan mampu
menyelenggarakan sintesa protein (Sari & Anitasari, 2021). Praktikum ini bertujuan untuk
mengenal lebih jauh mengenai fungsi struktur sel dan peristiwa plasmolisis. Bahan yang
diamati dalam praktikum ini adalah sel tanaman air sirih gading (Epipremnum aureum), sel
tanaman darat janda bolong (Monstera adansonii), tanaman Rhoeo discolor yang tidak
direndam larutan gula, tanaman Rhoeo discolor yang direndam larutan gula, dan preparat jadi
sel epitel.
1. Sirih gading (Epipremnum aureum)
Bagian jaringan epidermis tanaman sirih gading yang diamati dengan
menggunakan mikroskop cahaya sudah terlihat jelas strukturnya, tetapi tidak terlihat jelas
organel-organel pada setiap sel. Struktur yang terlihat jelas pada mikroskop adalah bagian
dinding sel, sitoplasma, dan kloroplas pada sel. Dinding sel berbentuk heksagonal yang
berarti bahwa dinding sel berbentuk beraturan, hal ini dikarenakan dinding sel pada sirih
gading tersusun dari polisakarida, dimana polisakarida pada dinding sel terdiri dari
hemiselulosa dan pektin. Setelah sel tersebut dewasa, sel tersebut akan membentuk
dinding sel sekunder dari bahan selulosa yang kaku di antara membran plasma dan
dinding primer.
Struktur lain yang tampak jelas pada tanaman sirih gading adalah sitoplasma dan
kloroplas. Sitoplasma adalah cairan sel yang terletak menyelubungi membran sel dan inti
sel. Sitoplasma berbentuk cairan koloid homogen yang jernih serta mengandung nutrient,
ion-ion, garam, dan molekul organik (Irnaningtyas & Sagita, 2023). Kloroplas merupakan
organel yang mengandung pigmen hijau (klorofil). Kloroplas terdapat pada sel-sel yang
melakukan fotosintesis yaitu sel daun dan ganggang.
2. Janda bolong (Monstera adansonii)
Bagian jaringan epidermis tanaman janda bolong yang telah diamati dengan
menggunakan mikroskop cahaya terlihat jelas strukturnya, yaitu dinding sel, sitoplasma,
dan kloroplas. Jaringan epidermis merupakan jaringan yang berada di paling luar
permukaan tumbuhan yang berfungsi untuk melindungi organ-organ tumbuhan dari
faktor-faktor di luar tubuh tumbuhan. Dinding sel memiliki fungsi untuk melindungi sel
dari cedera karena sifatnya yang kaku dan tebal. Sitoplasma merupakan cairan di dalam
sel yang berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan-bahan kimia untuk metabolism sel
seperti lemak dan protein. Sitoplasma juga berfungsi sebagai tempat bereaksinya zat-zat
kimia. Bagian yang berwarna hijau pada sel merupakan kloroplas yang berfungsi untuk
membantu proses fotosintesis pada tumbuhan.
3. Plasmolisis pada tanaman Rhoeo discolor
Gambar 1.3 merupakan gambar mikroskopis dari sayatan daun Rhoeo discolor
yang tidak direndam pada larutan gula. Hasil pengamatan menandakan adanya sel dengan
pigmen ungu yang masih utuh dan tidak rusak. Hal ini menandakan bahwa ketika
tanaman Rhoeo discolor tidak direndam pada larutan gula, maka plasmolisis tidak terjadi.
Sedangkan gambar 1.4 merupakan gambar mikroskopis dari sayatan tanaman Rhoeo
discolor yang telah direndam laruran gula selama 30 menit. Perbedaan pada kedua
gambar tampak sangat jelas, dimana pada gambar 1.4 terlihat pigmen ungu yang
menyusut dan banyak sel yang tidak memiliki pigmen ungu.
Peristiwa di atas merupakan peristiwa plasmolisis. Plasmolisis adalah peristiwa
mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari dinding sel tumbuhan.
Peristiwa ini dapat terjadi karena perbedaan konsentrasi pada larutan dan pada sel, di
mana larutan gula bersifat hipertonik dan sel bersifat hipotonik. Perbedaan konsentrasi
menyebabkan air pada sel secara osmosis tertarik ke larutan hipertonik. Air akan
mengalir dari vakuola sel dan masuk ke larutan hipertonik, sehingga menyebabkan
protoplasma mengkerut, mengalami dehidrasi, dan bahkan dapat mati. Sel tumbuhan
yang mengkerut akan membentuk celah antara dinding sel dan juga membran plasma.
Hasil pengamatan ini sesuai dengan teori Tjitrosomo (1983) yang menyatakan
bahwa sel tumbuhan juga dapat mengalami kehilangan air, apabila potensial air di luar sel
lebih rendah daripada potensial air di dalam sel. Jika sel kehilangan air cukup besar,
maka kemungkinan volume isi sel akan menurun besar sehingga tidak dapat mengisi
seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Artinya, membran sel dan sitoplasma
akan terlepas dari dinding sel, peristiwa ini disebut dengan peristiwa plasmolisis
(Tjitrosomo, 1983).
Bagian jaringan epidermis tanaman Rhoeo discolor juga memiliki struktur sel
yang tampak jelas pada kedua gambar. Struktur sel yang tampak adalah dinding sel,
pigmen antosianin, dan stomata. Dinding sel berbentuk heksagonal yang berfungsi untuk
melindungi sel. Pigmen antosianin pada praktikum ini berfungsi sebagai indikator untuk
menandakan terjadinya peristiwa plasmolisis. Apabila pigmen antosianin memenuhi
dinding sel maka tidak terjadi plasmolisis, tetapi apabila pigmen antosianin menyusut
maka telah terjadi peristiwa plasmolisis pada sel.
Stomata merupakan bagian pada tumbuhan yang berbentuk seperti mata dengan
fungsi sebagai tempat pertukaran CO2 dan O2. Stomata pada gambar 1.4 terlihat menutup.
Hal ini disebabkan oleh tekanan turgor yang rendah pada saat terjadi plasmolisis.
Tekanan turgor penting dalam membuka dan menutup stomata. Kekurangan air dalam
jumlah yang besar menyebabkan kurangnya tekanan turgor pada tumbuhan (Ningsih,
2014). Stomata menutup karena air dari sel penutup kembali ke sel tetangga, keadaan ini
menyebabkan sel tetangga mengembang dan mendorong sel penutup ke muka dan
menyebabkan celah stomata tertutup (Harahap, 2012).
4. Sel epitel

Gambar 1.5 merupakan gambar mikroskopis dari Epitel jadi, Sel epitel adalah sel yang
berasal dari permukaan tubuh, seperti kulit, pembuluh darah, saluran kemih, dan organ
tubuh lainnya. Sel ini berperan sebagai penghalang antara bagian dalam dan luar tubuh,
sehingga dapat melindungi bagian dalam tubuh dari virus. Pada gambar 1.5 terdapat
struktur sel yang dapat terlihat yaitu Membrane sel, sitoplasma , dan batas sel atau garis
sel yang tampak jelas terlihat pada gambar 1.5

Membran sel atau membran plasma adalah sebuah struktur selaput tipis yang
menyelubungi sebuah sel. Selaput tersebut akan membatasi keberadaan sebuah sel. Selain
itu, akan memelihara perbedaan pokok antara isi sel dan lingkungannya. Akan tetapi,
membran sel itu tidak sekadar sebuah penyekat pasif saja. Melainkan sebuah filter yang
mempunyai kemampuan untuk memilih. Memilih bahan-bahan yang melintas dengan
tetap memelihara perbedaan kadar ion dari luar dan dari dalam sel. Bahan-bahan yang
dibutuhkan oleh sel bisa masuk. Sedangkan bahan-bahan yang termasuk limbah sel dapat
keluar melintasi sel.
Selain membrane sel, pada epitel jad juga terdapat Sitoplasma dan batas sel atau garis sel.
Sitoplasma adalah cairan sel yang terletak menyelubungi membran sel dan inti sel.
Sitoplasma berbentuk cairan koloid homogen yang jernih serta mengandung nutrient, ion-
ion, garam, dan molekul organik (Irnaningtyas & Sagita, 2023).

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan
Sel merupakan unit terkecil makhluk hidup yang mampu melakukan berbagai fungsi
kehidupan secara independen. Struktur sel tumbuhan seperti dinding sel, sitoplasma, dan
kloroplas memiliki peran penting dalam kelangsungan hidupnya. Plasmolisis adalah
peristiwa mengkerutnya sel tumbuhan akibat perbedaan konsentrasi antara sel dan larutan.
Sel epitel adalah jenis sel yang melindungi tubuh dari patogen dan memiliki struktur
membran sel, sitoplasma, dan batas sel yang penting.

5.2 Saran
.

DAFTAR PUSTAKA

Buana. (2011). Struktur dan inti sel Rhoeo discolor saat normal dan plasmolisis. Bogor.

Campbell, N. A. (2010). Biologi Campbell Edisi 8. Jakarta: Erlangga.

Ferdinand, F., & Ariebowo, M. (2009). Praktis Belajar Biologi 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Harahap, F. (2012). Fisiologi Tumbuhan: Suatu Pengantar. Medan: Unimed Press.

Irnaningtyas, & Sagita, S. (2023). BIOLOGI (Kelompok Mata Pelajaran Pilihan) untuk SMA/MA Kelas XI
KURIKULUM MERDEKA. Erlangga.

Ningsih, P. T. (2014). Air Sebagai Komponen Tumbuhan. Padang.

Sari, D. N., & Anitasari, S. D. (2021). Morfologi, Topografi, Sel dan Jaringan: Seri Struktur Anatomi
Hewan. Nusamedia.

Wilkins, M. B. (1992). Fisiologi Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.

Nandy. (2023). Pengertian dan fungsi membran sel: Gramedia


Setiaji Rahma B. Rr. (2020). Apa Artinya Jika Terdapat Sel Epitel dalam Urine?: Hello Sehat

Anda mungkin juga menyukai