Anda di halaman 1dari 20

STRUKTUR DAN KOMPENEN SEL TUMBUHAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Praktikum Struktur dan Perkembangan


Tumbuhan yang Dibina oleh Hafidha Asni Akmalia, M.Sc

Disusun oleh:
Nama : Asra Hayatus Shaleha
NIM : 1908086009
Kelas/Kloter : PB-3A/ 1(satu)
Dosen Pengampu : Hafidha Asni Akmalia,M.Sc .
Jadwal Pratikum : Rabu, 02 September 2020

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
ACARA 1
STRUKTUR DAN KOMPENEN SEL TUMBUHAN
Rabu, 02 September 2020

A. Tujuan
1. Mempelajari karakteristik sel tumbuhan
2. Mempelajari bermacam-macam bentuk sel tumbuhan
3. Mempelajari bagian-bagian protoplasmik dan non-protoplasmik
B. Dasar Teori
Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup. Pada
makhluk hidup bersel tunggal segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh sel itu
sendiri, contohnya metabolisme zat yang menghasilkan energi untuk aktifitas
kehidupan, tumbuh dan berkembang biak, dan kemampuannya menganggai berbagai
keadaan di lingkungannya. Pada makhluk hidup bersel banyak, berbagai fungsi
kehidupan dilakukan oleh kelompok kelompok sel yang berbeda yang membentuk
suatu jaringan, organ atau membentuk suatu sistem (Tim Dosen Pembina, 2017).
Orang yang pertama kali mengemukakan adanya sel adalah Robert Hooke
pada tahun 1665. Ia melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus dengan
menggunakan mikroskop. Hook melihat adanya ruangan-ruangan kecil yang
menyusun gabus tersebut. Pada tahun 1831, Robert Brown mengatakan bahwa sel
merupakan satu ruangan kecil yang dibatasi oleh membran, yang di dalamnya
terdapat cairan (protoplasma). Protoplasma terdiri dari plasma sel atau sitoplasma
dan inti sel atau nukleus. Di dalam inti sel terdapat plasma inti atau disebut
nukleoplasma. Beberapa tahun kemudian (1839) seorang ahli fisiologi Jerman,
Theodor Schwann, mengungkapkan bahwa semua organisme tersusun atas sel.
Kemudian muncul pertanyaan dari mana asal sel tersebut? Ahli fisika Jerman Rudolf
Virchow menyatakan bahwa sel berasal dari sel yang sebelumnya. Teori “sel berasal
dari sel” tersebut diperkuat oleh berbagai eksperimen ahli mikrobiologi Prancis,
Louis Pasteur, yang dilakukan antara tahun 1859-1861. (Kimball. 1992).

Dalam jenjang organisasi biologis, sel merupakan kumpulan materi paling


sederhana yang dapat hidup. Bahkan terdapat beraneka ragam bentuk kehidupan
yang hadir sebagai organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih kompleks,
termasuk tumbuhan dan hewan, bersifat multiseluler; tubuh organisme semacam itu
2
merupakan hasil kerja sama antara banyak jenis sel yang terspesialisasi yang tidak
dapat berthan hidup dalam waktu lama secara sendirian. Akan tetapi, bahkan ketika
tersusun ke dalam tingkat organisasi yang lebih tinggi, misalnya jaringan dan organ,
sel merupakan unit dasar bagi struktur dan fungsi organisme. Setiap tindakan
organisme dimulai pada tingkat seluler (Campbell, 2008).

Unit dasar bagi struktur dan fungsi setiap organism adalah salah satu dari dua
tipe sel yaitu sel eukariotik dan sel prokariotik. Perbedaan utama antara sel
prokariotik dan sel eukariotik adalah sel prokariotik tidak memiliki membrane inti
sedangkan sel eukariotik memiliki membrane inti, yang membedakan antara sel
prokariotik dan sel eukariotik adalah lokasi DNA nya. Dalam sel eukariotik sebagian
besar DNA nya dalam oorganel yang disebut nucleus. yang dibatasi oleh membrane
ganda. Dalam sel prokariotik, DNA terkonsentrasi diwilayah yang tidak terselubung
oleh membrane yang disebut nukleoid. (Campbell, 2008).

Sel hewan dan tumbuhan mempunyai perbedaan, namun tetap mempunyai


persamaan persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk dan fungsi dari bagian
bagain selnya. Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan terutama karena sel
tumbuhan mempunyai dinding sel, vakuola dan kloroplas. Sedangkan sel hewan
mempunyai perbedaan dari sel tumbuhan selain tidak mempunyai dinding sel,
kloroplas, tidak lazim punya vakuola, juga sel hewan mempunyai lisosoma,
sentrosoma yang di dalamnya terdapat dua sentriol, serta kemungkinan adanya
flagella pada sel sel tertentu. Dalam hal adanya membran plasma, mitokondria,
retikulum endoplasma, aparat golgi, nukleus/ini sel pada sel hewan dan sel tumbuhan
mempunyai persamaan (Tim Dosen Pembina, 2017).

karakteristik sel tumbuhan Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa karakteristik


sel tumbuhan yang membedakannya dengan sel hewan:

a. Memiliki vakuola yang besar (dikelilingi membran, disebut tonoplas). Fungsi


tonoplas adalah untuk mempertahankan sel turgor, mengontrol pergerakan
molekul antara sitosol dan getah tumbuhan, menyimpan zat-zat berguna, dan
mencerna limbah protein dan organel.

3
b. Memiliki Sebuah dinding sel yang terdiri atas selulosa, hemiselulosa, pektin,
dan beberapa mengandung lignin dan dihasilkan oleh protoplas di luar
membran sel.
c. Memiliki jalur komunikasi khusus antar sel yang dikenal dengan
plasmodesmata berupa pori-pori di dinding sel yang menghubungkan
plasmalema di sel satu ke retikulum endoplasma di sel lain.
d. Memiliki plastida, terutama kloroplas yang mengandung klorofil, pigmen
yang memberikan warna hijau bagi tumbuhan dan memungkinkan terjadinya
fotosintesis.
e. Sel kelamin jantan lumut dan pteridophyta, sikas, dan ginkgo memiliki flagela
yang serupa dengan sel pada hewan. Namun pada tumbuhan yang lebih
kompleks misalnya gymnospermae dan tanaman berbunga tidak ada flagela
dan sentriol yang biasanya ada di dalam sel hewan (Anonim, 2020).

Pada sel terdapat berbagai organel-organel sel yang memiliki fungsi masing-
masing diantaranya:

1. Dinding sel merupakan penyusun sel tumbuhan yang tersusun atas serat-serat
selulosa, bersifat tebal dan kaku untuk membantu mempertahankan bentuk sel dan
melindungi sel dari kerusakan mekanis. Dinding sel terdapat plasmodesmata yang
berfungsi untuk hubungan dengan sel yang disebelahnya.
2. Vakuola adalah suatu rongga yang berisi cairan yang dikelilingin oleh selapis
membrane yang disebut tonoplas. Vakuola berisi cairan yang berupa larutan
garam mineral, CO2, pigmen dan sisa metabolism yang lain. Vakuola merupakan
organela yang berfungsi untuk menimbun sisa-sisa metabolisme dan untuk
penguraian molekul-molekul sederhana (Berfungsi seperti lisosom). Pada sel
hewan terdapat vakuola yang sangat kecil atau justru tidak terlihat.
3. Mitokondria adalah organel yang memiliki struktur kompleks yang berfungsi
untuk membentuk energy yang disebut “the power house”. mitokondria
merupakan tempat berlangsungnya respirasi aerob pada tingkat seluler dan
mitondria memiliki enzi-enzim yang berperan untuk mengatur daur krebs yaitu
sitokrom.
4. Kloroplas adalah organel yang berperan dalam fotosintesis karena adanya klorofil
dan pigmen-pigmen fotosintetik

4
5. Lisosom merupakan orgganel yang berperan dalam kegiatan fagositik karena
didalam lisosom banyak mengandung enzim pencerna hidrolitik seperti protease,
nuclease, lipase, fosfatase. Secara umum fungsi lisoso, berperan dalam
menguraikan molekul-molekul.
6. Mikrotubulus adalah organel yang berbentuk benang-benang silindris yang
tersusun atas protein.Mikrotubulus bersifat kaki sehingga berfungsi sebagai
rangka sel yang berfungso mempertahankan bentuk sel.
7. Mikrofilame berfungsi dalam pergerakan sel dalam makhluk hidup tingkat tinggi.
Pergerakan / aliran sitoplasma diatur oleh mikrofilamen
8. Peroksisom merupakan organell yang senantiasa berasosiasi dengan orhanel
lainnya dan banyak mengandung katalase dan ksidase. Enzim ini akan
mengkatalisis H2O2 yang berbahaya bagi tubuh.
9. Membran sel merupakan bagian terluar dari sel hewan yang membatasi isi sel
dengan lingkungan. Organel ini berfungsi sebagai selaput pelindung dan
pengontrol yang bersifat semipermeable untuk mengendalikan pertukaran antara
sitoplasma dengan lingkungan sel. Membran sel tersusun atas selaput lipoprotein
(lipida dan protein).
10. Sitoplasma adalah cairan sel yang mengisi ruangan antara membrane sel dengan
inti sel. Sitoplasma merupakan sumber bahan kimia yang penting untuk tempat
metabolism sel seperti glikolisis, sintesis protein dll.
11. Nukleus adalah organel terbesar yang berfungsi untuk mengendalikan seluruh
kegiatan sel. Sel eukariotik memiliki membrane inti / karioteka sementara sel
prokariotik tidak memiliki membrane inti/ karioteka.
12. Retikulum Endoplasma adalah organel yang bertindak sebagai saluransaluran
dalam sitoplasma yang menghubungkan membrane sel dengan nucleus. Fungsi
reticulum endoplasma adalah untuk transpotasi protein.
13. Ribosom adalah organel yang terdapat bebas didalam sitoplasma atau
menempelkan pada reticulum endoplasma yang tersusun atas protein dan RNA.
Ribosom berfungsi untuk sintesis protein.
14. Aparatus Golgi adalah organel yang berbentuk seperti kantong pipih yang
berbentuk jala yang terpusat [ada salah satu sisi nucleus. Organel ini berfungsi
untuk pengemasan dan sekresi protein (Tim Piloting Jurusan Pend. Biologi
FMIPA UNY,2005).

5
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan organ
reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan
meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan pengangkut
(Yulanda, 2011).

Epidermis merupakan lapisan selsel paling luar dan menutupi permukaan


daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Berdasarkan ontogeninya, epidermis berasal
dari jaringan meristematik yaitu protoderm. Epidermis berfungsi sebagai pelindung
bagian dalam organ tumbuhan (Yulanda, 2011).

Tebal epidermis merupakan salah satu pertahanan struktural yang terdapat


pada tumbuhan, bahkan sebelum patogen datang dan berkontak dengan tumbuhan.
Ketebalan dan kekuatan dinding bagian luar sel-sel epidermis merupakan faktor
penting dalam ketahanan beberapa jenis tumbuhan terhadap patogen tertentu (Nurul,
2015).

Bagian protoplasmik dan non-protoplasmik

1. Protoplasma
Protoplasma adalah suatu kompenen pembentukan sel yang terdiri atas kompenen
hidup. Protoplasma memiliki beberapa komponen penyusun yang terdiri atas
sitoplasma, inti sel, butir-butir plastida dan mitokondria.
a. Inti sel (nucleus), inti sel berbentuk bulat telur, merupakan bagian yang penting
dari protoplas karena merupakan sentral segala proses yang berlangsung dalam
sel tersebut. Pada inti sel terdapat membran, retikulum, dan nukleolus.
b. Butir-butir plastida, butir-butir plastida umumnya terdapat pada sel tumbuh-
tumbuhan yang masih muda, didalam sitoplasma tetapi diluar inti sel. Plastida
sendiri dibagi menjadi 4 macam, yaitu leukoplas, amiloplas, khromoplas dan
proteinoplas.
c. Kloroplas, merupakan plastida yang berbentuk lensa, terdapat dalam sel –sel
yang letaknya pada jaringan terluar dekat batas/tepi. Plastida ini berfungsi
penting dalam proses fotosintesis dan pembentukan prrotein. Kloroplas
mengandung dua pigmen yaitu klorofil dan karotinoid.

6
d. Leukoplas, merupakan plastida yang tidak berwarna, biasanya terdapat pada
sel-sel tumbuhan yang tidak terkena sinar matahari atau radiasi. Berbentuk
bulat kecil dan apabila terkena radiasi dapat berubah menjadi kloroplas.
e. Khromoplas, perubahan dari leukoplas dan khloroplas dapat menjadi
khromoplas, seperti perubahan warna yang terjadi pada proses pemasakan
buah. Zat warna atau pigmen pada khromoplas merupakan zat padat yang
berbentuk seperti kristal, bentuk kristal tersebut dapat berbentuk jarum dan
persegi
f. Amiloplas, berasal dari leukoplas, dapat membentuk amilum atau zat tepung.
Plastida ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
Biasanya terdapat pada akar-akar yang dapat menyimpan makanan seperti
kentang, ubi jalar dsb (Kartasapoetra, 1991).
g. Mitokondria, merupakan organel yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya
apabila sel hidup diwarnai dengan Janus Green B. Memiliki bentuk yang
bermacam-macam, yaitu bulat memanjang, terkadang seperti busur dan
terdapat bebas pada sitoplasma. Mempunyai selaput rangkap, selaput dalamnya
mengalami percabangan atau melipat-lipat ke arah dalam yang disebut kristal.
Mitokondria memiliki fungsi untuk pernafasan. Di dalamnya terdapat enzim-
enzim yang berperan dalam siklus krebs (Sumardi,1993).
h. Sitoplasma, merupakan benda hidup yang terdapat dalam sel, berbentuk cairan
yang agak kental. Pada plasma terdapat 3 lapisan yaitu, Ektoplasma,
Tonoplasma dan lapisan polioplasma (Sumardi,1993).
2. Komponen non Protoplasma
Kebalikan dari protoplasma, komponen non protoplasma merupakan benda-
benda tidak hidup yang berada dalam sel. Benda-benda tersebut dapat berada
dalam dalam vakuola, dalam plasma sel dan plastida. Komponen non
protoplasmik ini bisa berupa zat cair maupun padat (Kartasapoetra, 1991).
a. Karbohidrat
Selulose dan zat tepung merupakan bahan ergastik yang pada
prinsipnya terdapat didalam protoplas. Selulose ini sangat penting untuk
menyusun dinding sel, sedangkan tepung untuk cadangan makanan. Zat
tepung dijumpai dalam sitoplasma, terdapat sebagai butir-butir baik didalam
leukoplas maupun kloroplas.

7
Butir tepung memiliki lapisan-lapisan, dan lapisan-lapian itu berhenti
pada suatu titik yang dinamakan hilum. Letaknya bisa ditengah (kosentrik)
misalnya pada ubi jalar atau dibagian tepi butir tepung (eksentrik) misalnya
pada Marantha.
Butir tepung dapat tunggal, majemuk dan setengah majemuk. Butir
tepung terdapat pada biji, sel-sel parenkim jaringan sekunder pada akar
maupun batang, dan tempat penyimpanan cadangan makanan seperti akar,
tuber, rizoma, dan kormus (Sumardi,1993).
b. Protein merupakan bahan utama yang menyusun protoplasma yang hidup.
Protein diketahui sebagai bahan cadangan dalam bentuk amorf atau kristal.
Pada beberapa macam biji, protein terdapat sebagai aleuron dan tersebar
didalam sel. Adapula aleuron yang terdapat didalam sel, dan sel tersebut
menyusun suatu lapisan yang disebut lapisan aleuron (Sumardi,1993).
c. Minyak dan substansinya bahan ergastik ini tersebar pada seluruh tubuh
tumbuhan akan tetapi jumlahnya hanya sedikit. Lilin, suberin dan kutin
merupakan minyak yang digunakan sebagai zat pelindung pada dinding sel
(Sumardi,1993).
d. Kristal ini terdapat dalam sel berbagai tumbuhan. Biasanya terdapat dalam sel
korteks, akan tetapi terkadang juga dapat ditemukan pada sel-sel parenkim
floem dan parenkim xylem.
Kristal-kristal ini terdapat dalam vakuola sel atau plasma selnya. Kristal-
kristal itu memiliki berbagai bentuk, antara lain:
1) Kristal dengan bentuk prisma teratur, biasanya terdapat dalam sel-sel
dibawah epidermis dari daun jeruk.
2) Kristal dengan bentuk jarum, kristal ini banyak ditemukan pada sel-sel
daun bunga pukul empat.
3) Kristal dengan bentuk butiran kecil, kristal ini biasanya disebut kristal
pasir, banyak ditemukan dalam sel-sel daun serta tangkai daun ri bayam.
4) Kristal dengan bentuk rafida, merupakan kristal berbentuk jarum yang
letaknya sejajar, biasanya terdapat pada sel-sel parenkim dari jaringan
lunak, selnya mengandung lendir dan berdinding tipis. Misalnya pada
endocarp buah aren.

8
5) Kristal dengan bentuk kelenjar, kristal ini disebut juga kristal drus yang
hanya terdapat pada sel-sel tertentu dengan bentuk yang tidak teratur
(dapat berbentuk bintang atau lainnya). Kristal ini biasanya ditemukan
pada tangkai daun pepaya dan bangsa kaktus (Kartasapoetra, 1991).
e. Tanin merupakan sekelompok derivat fenol yang heterogen yang dapat
dijumpai terutama pada daun, xilem, floem, periderm akar dan batang, dan
pada buah yang belum masak. Letaknya didalam vakuola sel atau dalam
bentuk tetes-tetes kecil pada sitoplasma yang melebur (Sumardi,1993).
C. Bahan
Beberapa foto pengamatan mikroskopis seperti:
1. P.L gabus (empulur) batang singkong (Manihot utilissima)
2. Serabut (kapuk) Randu (Ceiba pentandra)
3. Lapisan epidermis daun Rhoeo discolor
4. Lapisan epidermis Bawang Merah (Allium cepa)
5. Daun Hydrilla verticellata
6. P. L. tangkai daun Begonia sp. untuk melihat kristal oksalat
7. P. L. Batang Bayam (Amaranthus sp.)
8. Umbi Kentang Solanum tuberosum untuk melihat butiran amilum
D. Cara Kerja
1. Sebelum Anda diamati foto preparat yang telah disediakan, dibacalah Langkah
kerja pembuatan preparat berikut.
a. P.L gabus (empulur) batang singkong (Manihot utilissima) M 100x
Bagian tengah empulur batang singkong (gabus berwana putih) disayat secara
melintang setipis mungkin digunakan silet tajam. Kemudian diletakkan diatas
gelas benda yang telah ditetesi air, dan ditutup dengan gelas penutup. Diamati
di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah (100x), kemudian diganti
dengan perbesaran sedang (400x). Pada preparat ini, yang diamati adalah
bentuk sel yang menyusun jaringan empulur!
b. Serabut Randu (Ceiba pentandra)
Beberapa helai serabut randu diletakkan di atas gelas benda yang telah ditetesi
air. Lalu preparat ditutup dengan kaca penutup. Diamati di bawah mikroskop
dengan perbesaran lemah (100x), kemudian diganti dengan perbesaran

9
sedang (400x). Pada preparat ini, yang diamati adalah bentuk sel serabut dan
gelembung-gelembung udara di dalamnya.
c. Lapisan Epidermis Bawang Merah (Allium cepa)
Selaput (kulit) bagian dalam umbi lapis bawang merah diletakkan di atas
gelas benda yang telah ditetesi air, kemudian ditutup dengan gelas penutup.
Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah (100x), kemudian
ganti dengan perbesaran sedang (400x). Pada preparat ini, yang diamati
adalah bentuk sel epidermis umbi bawang merah dan nukleus yang berada di
dalam sel.
d. Lapisan Epidermis daun Rhoeo discolor
Lapisan epidermis daun Rhoeo pada sisi abaksial (bawah) disayat selanjutnya
diletakkan di atas gelas benda yang telah ditetesi dengan air, lalu tutuplah
dengan gelas penutup. Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah
(100x), kemudian diganti dengan perbesaran sedang (400x). Pada preparat
ini, yang diamati adalah bentuk sel-sel epidermis serta adanya pigmen
antosianin yang terdapat di dalam sel.
e. Daun Hydrilla verticellata
Satu helai daun Hydrilla verticellata yang paling tipis diletakkan di atas gelas
benda yang telah ditetesi oleh air, lalu ditutup dengan kaca penutup. Diamati
dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah (100x), kemudian diganti
dengan perbesaran sedang (400x). Pada preparat ini, yang diamati adalah
bentuk sel yang menyusun daun Hydrilla.
f. P.L. Tangkai daun Begonia sp.
Tangkai daun Begonia sp. disayat secara melintang setipis mungkin dengan
menggunakan silet yang tajam. Sayatan diletakkan di atas gelas benda yang
telah ditetesi air. Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah
(100x), kemudian diganti dengan perbesaran sedang (400x). Yang diamati
adalah adanya kristal Ca okasalat dalam bentuk drussen di dalam sel.
g. Batang bayam (Amaranthus sp)
Batang bayam disayat secara melintang setipis mungkin dengan
menggunakan silet yang tajam. Sayatan diletakkan di atas gelas benda yang
telah ditetesi air. Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah

10
(100x), kemudian diganti dengan perbesaran sedang (400x). Yang diamati
adalah adanya kristal Ca okasalat dalam bentuk pasir di dalam sel.
h. Umbi kentang Solanum tuberosum
Umbi kentang dibelah kemudian ditusuk-tusuk dengan jarum hingga keluar
tetesan pada gelas benda yang telah ditetesi dengan air lalu tutup dengan gelas
penutup. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah (100x),
kemudian ganti dengan perbesaran sedang (400x). Yang diamati adalah butir
tepung (amilum), letak hilus, jumlah hilus dan lamella.
2. Diamati semua foto preparat yang disediakan. Lalu digambarlah kembali hasil
pengamatan Anda pada kertas A4 dan diberikan keterangan.
3. Dibuatlah laporan praktikum dalam bentuk file (.pdf) sesuai format dengan
memuat hasil gambar pengamatan.

E. Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan

1 a. Dinding sel
b: Ruang sel
c: Ruang antar sel

Penampang Melintang Gabus Batang


Singkong
2 a: Gelembung
b: Dinding sel
c: Ruang antar sel

Serabut Randu

11
3 a: Inti sel
b: Cairan
c: Dinding sel

Lapisan Epidermis Bawang Merah


4 a: Celah stomata
b: Sel penutup
c: Pigmen antosianin
d: Sel tetangga

Lapisan epidermis rhoeodiscolor


5 a: Inti sel
b: Sitoplasma
c: Dinding sel

Daun Hydrilla verticillata


6 a: Kristal oksalat dalam
bentuk drusen

Ca Oksalat pada Begonia

12
7 Kristal oksalat dalam
bentuk pasir di dalam sel

Ca Oksalat pada Bayam


8 a: Amilum
b: Hilus
c: Lamella

Amilum umbi kentang

F. Pembahasan
1. P.L gabus (empulur) batang singkong (Manihot utilissima)
Menurut (Rukmana, 2002) klasifikasi Manihot utilissima diantaranya:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima P.
Pada saat praktikum mengenai pengamatan penampang melintang sel
gabus pada Manihot utilissima, praktikan dapat mengamati bentuk sel yang
menyusun pada jaringan empulur Manihot utilissima yaitu berbentuk heksagonal
dan memiliki ruang antar sel yang besar. Sel gabus termasuk sel mati, karena
komponen protoplasma yang terdapat dalam sel tersebut sudah tidak ada, dan
hanya tersisa ruang antar sel yang besar.
Sel penyusun empulur pada Manihot utilissima berbentuk segi enam dan
memiliki ruang antar sel yang besar. Sel tersebut bersifat mati karena hanya

13
berupa ruang kosong. Sel ini berasal dari jaringan parenkim yang sudah mati.
Pada sel gabus (isi sel mati) tidak tampak nukleus, plastida, maupun vakuola
sentral. Sebagaimana pada sel hidup, antar sel mati terpisah oleh lamela tengah,
hanya saja pada sel mati lamela tengah terlihat lebih jelas. Lignifikasi telah
membuat protoplas dalam sel tersebut mati total, sel gabus itu mengeras dan
menggembung (selulosa menjadi lignin), dinding sekunder membesar (karena
zat pembentuk dinding yang tersimpan dalam dinding primer) sehingga dinding
primer dan lamela tengah hanya tampak seperti garis-garis saja (Umar, 2010)
2. Serabut (kapuk) Randu (Ceiba pentandra)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Superdivisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Ceiba
Spesies : Ceiba pentandra (L.).
Pada saat mengamati sel kapuk randu, praktikan melihat adanya
gelembung yang terdapat di dalam sel tersebut, fungsinya adalah untuk
menyimpan udara sel kapuk randu memiliki sel yang memanjang.
Serabut buah kapuk randu (Ceiba pentandra) memiliki bentuk sel yang
memanjang. Sel kapuk randu seperti halnya sel kapas berbentuk memanjang.
Perbedaannya, pada sel kapuk tidak terdapat torsi, sehingga sel kapas hanya
berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel dengan lingkungan
luar. Oleh karena itu, sel kapuk mampu menyimpan udara sehingga baik
digunakan sebagai bahan isolasi. Dalam sel kapuk randu terdapat dinding sel,
ruang antar sel yang berfungsi untuk pertukaran gas, serta terdapat gelembung
udara untuk menyimpan udara. Sel kapuk randu adalah sel mati yang
membutuhkan udara lebih banyak maka dari itu memiliki ruang antar sel dan
gelembung udara dalam selnya. (Nurbayanti, 2017).

14
3. Lapisan epidermis daun Rhoeo discolor
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobiont
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Commelinales
Famili : Commelinaceae
Genus : Rhoeo
Spesies : Rhoeo discolor
Pada pengamatan Rhoeo discolor yang praktikan amati, tanaman Rhoeo
discolor memiliki sel epidermis berbentuk segi enam (heksagonal) dan susunan
selnya rapat yang dap at berfungsi sebagai pelindung sel dibawahnya. Kemudian
pada tanaman ini pula terdapat kandungan pigmen antosianin yang
menyebabkan sel daun berwarna keunguan.
Daun Rhoeo discolor merupakan salah satu tumbuhan yang tergolong ke
dalam tanaman hias varigata. Tanaman varigata adalah segala tanaman yang
menampilkan dua warna atau lebih pada daunnya, yang berbeda dengan
induknya. Tanaman Rhoeo discolor merupakan tumbuhan suku gawar-gawaran
yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai tanaman hias. Tanaman ini
berasal dari Meksiko dan Hindia Barat. Tinggi pohon 40-60 cm, memiliki batang
kasar, pendek, lurus, dan tidak bercabang. Panjang daun lebih dari 30 cm, lebar
2,5-6 cm. Tumbuhan ini juga memiliki bunga berwarna putih dan bebentu bunga
kerang. Kandungan senyawa kimia yang dimiliki tanaman ini berupa sponin dan
tanin. Sedangkan warna ungu dari tanaman Rhoeo discolor ini diduga memiliki
kandungan kimia yang berupa senyawa flavonoid yaitu antosianin. Serambut
merah, merah muda dan juga ungu pada tanaman Rhoeo discolor di sebabkan
oleh pigmen antosianin. (Kadir, 2008)
4. Lapisan epidermis Bawang Merah (Allium cepa)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta

15
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa .

Pada saat praktikan mengamati umbi lapis pada bawang merah (Allium
cepa), praktikan mengamati bahwa terdapat beberapa sel didalamnya yang
tampak dengan jelas, yaitu dinding sel, sitoplasma dan inti sel. Bentuk selnya
heksagonal dimana bentuk ini beraturan, hal ini dikarenakan bawang merah
mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan
polisakaridapektat, yang mana ketiga komponen tersebut merupakan
polisakarida. Dinding akan tumbuh serta menjadi tebal pada saat dewasa.
Sel bawang merah (Allium cepa) berbentuk heksagonal, didalamnya
terdapat protoplasma sehingga sel bawang merah dinyatakan hidup dengan
warna merah muda. (Saktiono, 1989)
Perbedaan antara Allium cepa dan Manihot utilissima adalah pada Allium
cepa bentuk selnya seperti balok yang disusun miring, pada sel Allium cepa
terdapat cairan inti (nukleoplasma) berupa sel dan transparan dan cairan ini
disebut karotin yang mengandung senyawa kimia yang komplek. Fungsinya
untuk melindungi vakuola pada sel bawang merah. Sel bawang merah termasuk
sel hidup, karena sel bawang merah mempunyai inti sel, memiliki cairan
didalamnya dan ada aktivitas yang terjadi didalamnya seperti pertukaran zat
dalam sel. (Rizky, 2015)
5. Daun Hydrilla verticellata
Menurut Steenis dan Kruseman (1957) berdasarkan klasifikasi dalam
tatanama (sistematika) tumbuhan, tumbuhan Hydrilla termasuk dalam :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatopyhta
Sub divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Hydrocharitales
Famili : Hydrocharitacaea

16
Genus : Hydrilla
Spesies : Hydrilla verticillata
Dari hasil pengamatan, sel dau hydrilla (Hydrilla verticillata) mempunyai
inti sel, dinding sel dan sitoplasma. Sel ini termasuk sebagai sel yang hidup
karena memiliki inti sel dan adanya aktifitas kehidupan di dalam sel tersebut.
Bentuk sel hydrilla ini bulat tidak beraturan dan berwarna kehijauan.
6. P. L. tangkai daun Begonia sp. untuk melihat kristal oksalat
Klasifikasi Begonia sp menurut (Cronquist. 1981), diantaranya:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Family : Begoniaceae
Genus : Begonia
Spesies : Begonia sp
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, terhadap sel Begonia sp dengan
perbesaran lemah (100×) kemudian diganti dengan perbesaran sedang (400×) di
bawah mikroskop, terlihat benda-benda ergastik yang padat berupa kristal-
kristal Ca oksalat. Kristal Ca oksalat pada sel ini memiliki bentuk majemuk yang
berbentuk bintang atau biasa disebut dengan kristal drussen.
7. P. L. Batang Bayam (Amaranthus sp.)
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Sub Divisi : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliophyta
Sub Classis : Caryophyllidae
Famili : Amaranthacea
Genus : Amaranthus
Species : Amaranthus L. (Amaranthus sp.)
Kristal Ca Oksalat pada penampang melintang batang bayam berbentuk
pasir kristal yang berupa butiran pasir berbentuk kristal. Pasir-pasir kristal ini
dikelilingi oleh kloroplas. Namun pada praktikum ini saya tidak mengamati

17
kristal pasir karena tidak tersedianya waktu yang diperlukan. Preparat yang
digunakan untuk mengamati peristiwa antosianin adalah penampang
permukaan bawah daun Rhoe discolor, dengan 3 buah sayatan yang diletakkan
pada kaca objek. Masing-masing ditetesi air, KOH, dan HCL
Sifat kristal kalsium oksalat, apabila ditambahkan asam cuka dan sedikit
dipanaskan, maka akan terbentuk gelembung-gelembung gas karbondioksida.
Selain menggunakan asam cuka, dapat pula digunakan asam klorida dan asam
sulfat.
8. Umbi Kentang Solanum tuberosum untuk melihat butiran amilum
Klasifikasi ilmiah dari tanaman kentang yang dikutip dari Setiadi (2009),
yakni:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales/Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum
Dari percobaan yang dilakukan untuk sampel ubi jalar (Ipomoeabatatas),
kentang (Solanum tuberosum), yang dilihat pembentukan amilum atau pati.
Didapat hasil bahwa pada sampel tersebut terdapat pati yang didalamnya
mengandung hilus dan lamella. Dimana hilus adalah titik awal terbentuknya
amilum dan lamella adalah garis-garis halus yang mengelilingi hilu. (Sinta,
2004).
G. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan tentang struktur dan komponen sel tumbuhan dapat
disimpulkan bahwa karakteristik sel tumbuhan adalah memiliki vakuola yang besar,
dinding sel yang terdiri atas selulosa, plasmodesmata, plastida dan tidak ada flagela
dan sentriol. Macam-macam bentuk sel tumbuhan diantaranya berbentuk segi enam,
bentuk sel serabut, bentuk bulat tidak beraturan, bentuk drussen dan pasir. Ada juga
kompenen sel tumbuhan yaitu kompenen protoplasmik diantaranya Inti sel
(nucleus), plastida, Kloroplas, Leukoplas, Khromoplas, Amiloplas, Mitokondria dan

18
Sitoplasma. Dan kompenen non-protoplasmik diantaranya karbihidrat, protein,
kristal, tanin dan lipid.
H. Pertanyaan
Jawablah pertanyaan berikut.
1. Sebutkan berbagai macam bentuk sel yang sudah saudara amati!
Jawab:
Macam bentuk sel yang sudah diamati diantaranya bentuk segi enam, bentuk sel
serabut, bentuk bulat tidak beraturan, kristal oksalat dalam bentuk drussen dan
pasir.
2. Sebutkan benda-benda ergastik yang saudara amati dan sebutkan pula yang tidak
sempat saudara amati!
Jawab:
Benda benda ergastik yang sudah saya amati adalah karbohidrat (amilum) dan
kristal oksalat sedangkan yang belum saya amati adalah lipid (lilin, kutin,
suberin), protein (aleuron, gluten), dan (kristal) silika.
3. Apa nama titik awal terbentuknya amilum? Berdasarkan letak hilum dan jumlah
hilum, macam amilum apakah yang terdapat pada umbi kentang?
Jawab:
Titik awal terbentuknya amilum dinamakan hillus. Berdasarkan letak hilus
amilum Solanum tuberosum merupakan tipe eksentris yakni hilus berada di tepi.
Berdasarkan jumlah hilus maka Solanum tuberosum merupakan amilum
setengah majemuk.
I. Daftar Pustaka
Anonim. 2020. Sel tumbuhan. Online: https://www.gurupendidikan.co.id/sel
tumbuhan/. Diakses pada tanggal 07 september 2020.
Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan:
Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.
Kadir, Abdul.2008. Tanaman Hias Bernuansa Varigata.Yogyakarta:lily publisher.
Kartasapoetra, Ir. A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang Sel

dan Jaringan). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kimball John. W. 1992. Biologi. Edisi 2 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Nurbayanti, Hilma.2017. laporan praktikum biologi umum bentuk dan struktur sel.

19
Jember: universitas Jember.
Nurul, Dkk. 2015. Hubungan Ketebalan Lapisan Epidermis Daun Terhadap
Serangan Jamur (Mycosphaerella Musicola) Penyebab Penyakit Bercak
Daun Sigatoka Pada Sepuluh Kultivar Pisang. Jurnal HPT. Vol. III No. 1.
Malang: Universitas Brawijaya.
Rizky, Awal. Laporan semester praktikum biologi dasar. Jambi: fakultas peternakan
universitas Jambi.
Rukmana, 2002. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius.
Saktiono. 1989. Biologi umum. Jakarta: Gramedia.
Sinta Saskia Novel, dkk. 2010. Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Sumardi, Issrep. 1993. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Jogjakarta: UGM

Tim Dosen Pembina. 2017. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Doble
Helix Studio.
Tim Piloting Jurusan Pend.Biologi FMIPA UNY.2005. Struktur Sel Tumbuhan dan
Sel Hewan. Yogyakarta: UNY.
Umar. 2010. Sel Adalah Kumpulan Materi Paling Dasar. jakarta:PT. Grafindo
persada.
Yulanda,dkk. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa
Tumbuhan Suku Orchidaceae. Jurnal Bioslogos.Vol. I No. 1. Manado:
Universitas Sam Ratulangi.

20

Anda mungkin juga menyukai