“BIOLOGI SEL”
KELAS C1 KONVERSI
JURUSAN FARMASI
2022
KATA PENGANTAR
Kelompok 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu membahas tentang biologi sel
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sel berasal dari kata ‘cella’ yang berarti ruangan berukuran kecil maka sel
merupakan unit (kesatuan, zahrah) terkecil dari makhluk hidup, yang dapat
melaksanakan kehidupan. Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar
kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Makhluk
hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri,
Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada
organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang
menjadi dasar bagi hirarki hidup. Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara
menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang
ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki
kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan
uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama
dalam organisasi yang sangat rapi. Ada empat teori tentang sel, yaitu:
Sel Eukariotik memiliki membran nukleus dan sistem endomembran. Berikut struktur
sel eukariotik:
D. REPRODUKSI SEL
Sel – sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam
melakukan pembelahannya, ada sel – sel yang mampu melakukan pembelahan secara
cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama
sekalisetelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel – sel germinatikum
kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel – sel
kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang ada pada organ hati melakukan
pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel saraf pada jaringan saraf yang sama
sekali tidak tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu
beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam,
sehingga haya dalam waktu beberapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan
sel bakteri. Sama dnegan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan
pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium,
dan euglena.
1. Amitosis
Pembelahan Amitosis merupakan pembelahan sel secara langsung, tanpa fase-fase
dan pembentukan kromosom. Ini dilakukan oleh makhluk hidup sel satu
(Protozoa, Bakteri, Alga biru) untuk tujuan reproduksi.
2. Mitosis
Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama
dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel
somatic (sel penyusun tubuh). Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu
kariokinesis dan sitokinesis, kariokinesis adalah proses pembagian materi inti
yang terdiri dari beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan
sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil
pembelahan.
Kariokinesis selama mitosis menunjukkan cirri yang berbeda – beda pada tiap
fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian materi
inti berlangsung adalah berubah – ubah pada struktur kromosom,membran inti,
mikro tubulus dan sentriol. Cirri dari tiap fase pada kariokinesis adalah.
1). Profase
2). Metafase
Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel
dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung
pada serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor.
3). Anaphase
4). Telofase
Hasil mitosis:
a. Satu Sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing –
masing diploid.
b. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.
3. Meiosis
Pembelahan Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, karena terjadinya
pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n.
Menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah
kromosom sel induknya. Contoh, sel induk gamet jantan (spermatogonium)
merupakan sel yang diploid (2n) setelah membelah, sel anak yang terbentuk
(spermatozoa) merupakan sel yang haploid (n). Dalam pembelahan Meiosis
terjadi dua kali pembelahan sel secara berturut –turut, tanpa diselingi adanya
interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel anak
dengan jumlah kromosom haploid (n).
A. Meiosis I
1. Profase I
a. Leptoten
Kromatin menebal membentuk kromosom.
b. Zygoten
Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol bergerak
menuju ke kutub yang berlawanan.
c. Pakiten
Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua kromatida
dengan satu sentromer.
d. Diploten
Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang homolog
dan menjadi rapat.
e. Diakenesis
Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian
kromosom yang telah mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada
meiosis saja,, yang dapat mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen.
nucleolus dan dinding inti menghilang. Sentriol berpisah menuju
kutub yang berawanan, terbentuk serat gelendong diantara dua kutub.
2. Metafase 1
Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator.
Membrane inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel
pembelahan.
3. Anafase I
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan
tetrad (diad) ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog
dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel
membawa materi genetic yang berbeda.
4. Telofase I
Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua
sel anak yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih
mengandung dua kromatid (siser cromatid) yang terhubung melalui
sentromer.
B. Meiosis II
1. Profase II
a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.
b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi
lagi.
c. Nucleolus dan dinding inti menghilang.
d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
2. Metafase II
Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui
sentromernya.
3. Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub
yang berlawanan.
4. Telofase II
a. Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.
b. Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
c. Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.
Hasil meiosis :
1.) Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing –
masing haploid (n)
2.) Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.
3.) Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generative atau sel – sel
gamet seperti sperma dan ovum (sel telur).
BAB III
PENUTUP
Dari uraian makalah ini, diperoleh kesimpulan bahwasel merupakan unit kehidupan dari
sebuah makhluk hidup. Setiap sel melakukan aktivitasnya masing-masing layaknya
indivudu. Didalam sel terdapat bagian-bagian yang terdiri dari bagian hidup mati seperti
dinding sel dan vakuola dan bagian yang hidup seperti, plasma sel, dan organel-organel
sel. Bagian-bagian tersebut bekerja sama dalam melakukan kegiatannya. Namun, tidak
semua memiliki bgian tersebut. Pada sebagian sel prokariot hanya memiliki beberapa
bagian saja.
Tak lepas dari itu, sel melakukan reproduksi layaknya makhluk hidup. Baik secara
Amitosis, Mitosis, Meiosis. Banyak sekali kegunaan reproduksi ini seperti, pada sel
meristem stumbuhan berfungsi untuk pertumbuhan. Sedangkan pada sel epitel manusia
untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau sudah tua dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Foster, Bob .2008. Koding IPA. Bandung : Ganesha Operation
www.google.com
id.wikipedia.org
www.biology.com