Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“BIOLOGI SEL”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8

DARMAWATIKA 509 21 011


173
NORMAYANA
MOH. RIFAL
DENI LIE

KELAS C1 KONVERSI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


            Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Atas
Rahmat dan Anugerah serta Hidayah-Nya sehingga makalah “ Biologi Sel “ ini dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad saw. Sebagai Uswatun Hasanah bagi manusia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, meskipun penulis
telah mendayagunakan kemampuan semaksimal mungkin untuk menjadikan makalah ini
berbobot ilmiah sekalipun dalam kategori sederhana. Keterbatasan potensi ilmu dan waktu yang
penulis miliki menyebabkan adanya kekurangan dan kesalahan yang tidak disadari baik
menyangkut materi penyusunan maupun pembahasannya. Oleh karena itu, dengan penuh
kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orangtua penulis, dosen mata
kuliah, dan pihak-pihak yang membantu dalm penyusunan  makalah ini. Semoga makalah ini
dapat beguna bagi semua pihak yang membacanya dan terutama bagi penulis dan dunia
pendidikan pada umumnya.
Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.  
Jeneponto, Mei 2022
Penulis,

Kelompok 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari seluruh aspek kehidupan. Dalam


kehidupan sehari-hari biologi mengampil peran yang sangat penting. Untuk itulah kita
mempelajari biologi khususnya tentang Sel. Ini dikarenakan sel merupakan dasar dari
sebuah kehidupan. Sel-sel tersebut membentuk kesatuan untuk membetuk kehidupan. 
Kita bias lihat bahwa alam semesta ini begitu luas. Namun apabila kita selidiki lebih
dalam lagi ternyata terdapat kehidupan yang lebih kecil dan lebih sederhana dari yang
kita bayangkan.dari masa kemasa dilakukan penelitian dan penemuan tentang sel.
Dimulai dari penemuan Robert Hook dengan sel gabusnya pada tahun 1665 sampai
sekarang pun masih dilakukan penelitian bahkan sudah mencapai tahap materi genetic.
Sel memiliki ukuran yang sangat kecil dan tak kasat mata. Ada yang hanya 1-10
mikron, ada yang mencapai 30-40 mikron, bahkan ada yang beberapa sentimeter.
Didalam ukuran yang sangat kecil bentuk yang bermacam-macam tersebut, sel memiliki
bagian-bagian sel yang memiliki fungsi masing-masing. Antar bagian sel itu melakukan
interaksi dan salingt ketergantungan. Oleh karena itu sel dipandang sebagai dasar
kehidupan makhluk hidup.
Dalam pembagiannya sel terdiri dari Eukariot(eu=sejati, karyon=inti) yang memiliki
membrane inti dan Prokariot(pro=sebelum, karyon=inti) yang tidak memiliki membrane
inti dan pada umumnya makhluk hidup uniseluler.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu membahas tentang biologi sel
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sel berasal dari kata ‘cella’ yang berarti ruangan berukuran kecil maka sel
merupakan unit (kesatuan, zahrah) terkecil dari makhluk hidup, yang dapat
melaksanakan kehidupan. Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar
kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Makhluk
hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri,
Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada
organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang
menjadi dasar bagi hirarki hidup. Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara
menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang
ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki
kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan
uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama
dalam organisasi yang sangat rapi. Ada empat teori tentang sel, yaitu:

1. unit struktural terkecil makhluk hidup (Schleiden & T. Schwann)


2. unit fungsional terkecil makhluk hidup (Max Schultze)
3. unit pertumbuhan terkecil makhluk hidup (Rudolf Virchow)
4. unit hereditas terkecil makhluk hidup (Penemuan akhir abad XIX)

B.  Sel Prokariot dan Sel Eukariot


Sel prokariotik mempunyai membran plasma, sitoplasma yang mengandung
ribosom, mesosom, kromator (pigmen) dan materi inti (DNA dan RNA). Sel
prokariotik tidak mempunyai membran inti dan sistem endomembran seperti
retikulum endoplasma dan kompleks golgi. Selain itu tidak memiliki mitokondria
dan kloroplas. Yang termasuk sel prokariotik adalah bakteri dan alga biru.
Berikut bagian struktur sel bakteri Escherichia coli:
1. Pilus
2. Ribosom
3. Kapsul
4. Dinding Sel
5. Membrane Plasma
6. DNA
7. Mesosom
8. Flagela

Sel Eukariotik memiliki membran nukleus dan sistem endomembran. Berikut struktur
sel eukariotik:

1. Membran Plasma Tersusun atas lemak (lipid) dan protein (lipoprotein).


Fungsi: melindungi sel, mengatur keluar masuknya zat dan sebagai penerima
rangsang dari luar sel.

2. SitoplasmaTersusun atas cairan(sitosol) dan padatan(organela-organela)

Fungsi: tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel.

3. Nukleus Merupakan organel terbesar, berbentuk bulat, membran rangkap. Di


dalam nukleus terdapat nukleoplasma, yang terdiri atas benang ‘kromatin’ yang
tersusun atas DNA, RNA dan protein. Selain itu terkadang terbentuk nucleolus.
Fungsi: pengendali seluruh aktivitas sel, pengatur pembelahan sel dan pembawa
informasi genetik.
4. Sentriol Hanya dimiliki sel hewan.
Fungsi:menarik kromosom menuju ke kutub.
5. Retikulum Endoplasma (RE) Berbentuk benang-benang jala meliputi:
RE kasar: terdapat ribosom, berfungsi untuk transpor dan sintesis protein.
RE halus: tidak terdapat ribosom, berfungsi untuk transpor dan sintesis lemak dan
steroid.
6. Ribosom Tersusun dari protein dan RNA, berbentuk bulat dan tidak bermembran.
Fungsi: tempat berlangsungnya sintesis protein.
7. Kompleks Golgi Terdiri atas membran berbentuk kantong pipih. Pada sel
tumbuhan, kompleks golgi disebut diktiosom.
Fungsi: sekresi polisakarida, protein & lendir (musin).
8. Lisosom Merupakan membran berbentuk kantong kecil berisi enzim hidrolitik
yang berfungsi dalam pencernaan intrasel. Fungsi lain:
a. mencerna materi yang diambil secara endositosis.
b. menghancurkan organela sel lain yang sudah tidak berfungsi (autofage).
c. menghancurkan selnya sendiri(autolisis).
9. Mitokondria Memiliki membran rangkap (luar & dlm). Membran dalam berlekuk-
lekuk membentuk krista.
10. Mikrotubulus Tersusun atas protein tubulin
Fungsi: punyusun spindel, sentriol, silia dan flagela.
11. Mikrofilamen Tersusun atas protein aktin.
Fungsi: dalam gerakan sel, sitoplasma, kontraksi otot dan pembelahan sel.
12. Dinding Sel Tersusun atas protein selulose, hemiselulose, pektin dan lignin.
Fungsi: memberi bentuk sel, melindungi bagian sebelah dalam, dan mengatur
transportasi zat.
13. Badan mikro Terdiri:
a. Peroksisom:mengandung enzim katalase.
b. Glioksisom: mengandung enzim katalase dan oksidase.
14. Plastida
Organela yang mengandung pigmen, meliputi:
a. Kloroplas: plastida yang mengandung pigmen klorofil/hijau.
b. Kromoplas: plastida yang mengandung pigmen merah, jingga, kuning.
15. Leukoplas: plastida yang tidak mengandung pigmen.
16. Vakuola
Vakuola sel tumbuhan bersifat menetap.
Fungsi: tempat menyimpan cadangan mkanan, pigmen, minyak atsiri dan sisa
metabolisme.

C. Perbedaan Sel Hewan dengan Sel Tumbuhan


1. Sel Hewan
a. tidak memiliki dinding sel
b. tidak memiliki plastida
c. memiliki lisosom
d. memiliki sentrosom
e. timbunan zat berupa lemak dan glikogen
f. bentuk tidak tetap
g. pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil, sedikit
2. Sel Tumbuhan
a. memiliki dinding sel dan membran sel
b. umumnya memiliki plastida
c. tidak memiliki lisosom
d. tidak memiliki sentrosom
e. timbunan zat berupa pati
f. bentuk tetap
g. memiliki vakuola ukuran besar, banyak

D. REPRODUKSI SEL
Sel – sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam
melakukan pembelahannya, ada sel – sel yang mampu melakukan pembelahan secara
cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama
sekalisetelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel – sel germinatikum
kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel – sel
kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang ada pada organ hati melakukan
pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel saraf pada jaringan saraf yang sama
sekali tidak tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu
beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam,
sehingga haya dalam waktu beberapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan
sel bakteri. Sama dnegan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan
pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium,
dan euglena.
1. Amitosis
Pembelahan Amitosis merupakan pembelahan sel secara langsung, tanpa fase-fase
dan pembentukan kromosom. Ini dilakukan oleh makhluk hidup sel satu
(Protozoa, Bakteri, Alga biru) untuk tujuan reproduksi.
2. Mitosis
Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama
dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel
somatic (sel penyusun tubuh). Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu
kariokinesis dan sitokinesis, kariokinesis adalah proses pembagian materi inti
yang terdiri dari beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan
sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil
pembelahan.

Kariokinesis selama mitosis menunjukkan cirri yang berbeda – beda pada tiap
fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian materi
inti berlangsung adalah berubah – ubah pada struktur kromosom,membran inti,
mikro tubulus dan sentriol. Cirri dari tiap fase pada kariokinesis adalah.

1). Profase

a. Benang – benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap 


kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu sentromer.

b. Dinding inti (nucleus) dan anak inti (nucleolus) menghilang.

c. Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak


menuju kutub yang berlawanan.

d. Serat – serat gelendong atau benang – benang spindle terbentuk diantara


kedua kutub pembelahan.

2). Metafase

Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel
dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung
pada serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor.

3). Anaphase

Sentromer dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing –


masing satu kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan
pasangannya dan menuju kekutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua
kroatida sampai pada kutub masing – masing.

4). Telofase

Pada telofase terjadi peristiwa berikut:

a. Kromatida yang berada jpada kutub berubah menjasadi benang –


benangkromatin kembali.
b. Terbentuk kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.
c. Serat – serat gelendong menghilang.
d. Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan
terbentuk membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya ,
terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama
dengan kromosom induk.

Hasil mitosis:

a. Satu Sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing –
masing diploid.
b. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.

Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua


melalui terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan
miosin pada bagian tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan
terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan menghasilkan dua sel
anak. Masing – masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti sel,
beserta organel – organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai
dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah – tengah sel. Tahap
sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telophase

3. Meiosis
Pembelahan Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, karena terjadinya
pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n.
Menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah
kromosom sel induknya. Contoh, sel induk gamet jantan (spermatogonium)
merupakan sel yang diploid (2n) setelah membelah, sel anak yang terbentuk
(spermatozoa) merupakan sel yang haploid (n). Dalam pembelahan Meiosis
terjadi dua kali pembelahan sel secara berturut –turut, tanpa diselingi adanya
interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel anak
dengan jumlah kromosom haploid (n).
A. Meiosis I
1. Profase I
a. Leptoten
Kromatin menebal membentuk kromosom.
b. Zygoten
Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol bergerak
menuju ke kutub yang berlawanan.
c. Pakiten
Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua kromatida
dengan satu sentromer.
d. Diploten
Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang homolog
dan menjadi rapat.
e. Diakenesis
Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian
kromosom yang telah mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada
meiosis saja,, yang dapat mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen.
nucleolus dan dinding inti menghilang. Sentriol berpisah menuju
kutub yang berawanan, terbentuk serat gelendong diantara dua kutub.
2. Metafase 1
Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator.
Membrane inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel
pembelahan.
3. Anafase I
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan
tetrad (diad) ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog
dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel
membawa materi genetic yang berbeda.
4. Telofase I
Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua
sel anak yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih
mengandung dua kromatid (siser cromatid) yang terhubung melalui
sentromer.

B. Meiosis II
1. Profase II
a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.
b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi
lagi.
c. Nucleolus dan dinding inti menghilang.
d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
2. Metafase II
Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui
sentromernya.
3. Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub
yang berlawanan.
4. Telofase II
a. Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.
b. Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
c. Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.
Hasil meiosis :

1.) Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing –
masing haploid (n)

2.) Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.

3.) Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generative atau sel – sel
gamet seperti sperma dan ovum (sel telur).
BAB III
PENUTUP
Dari uraian makalah ini, diperoleh kesimpulan bahwasel merupakan unit kehidupan dari
sebuah makhluk hidup. Setiap sel melakukan aktivitasnya masing-masing layaknya
indivudu. Didalam sel terdapat bagian-bagian yang terdiri dari bagian hidup mati seperti
dinding sel dan vakuola dan bagian yang hidup seperti, plasma sel, dan organel-organel
sel. Bagian-bagian tersebut bekerja sama dalam melakukan kegiatannya. Namun, tidak
semua memiliki bgian tersebut. Pada sebagian sel prokariot hanya memiliki beberapa
bagian saja.

Tak lepas dari itu, sel melakukan reproduksi layaknya makhluk hidup. Baik secara
Amitosis, Mitosis, Meiosis. Banyak sekali kegunaan reproduksi ini seperti, pada sel
meristem stumbuhan berfungsi untuk pertumbuhan. Sedangkan pada sel epitel manusia
untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau sudah tua dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Foster, Bob .2008. Koding IPA. Bandung : Ganesha Operation
www.google.com
id.wikipedia.org
www.biology.com

Anda mungkin juga menyukai