Anda di halaman 1dari 32

0

LAPORAN
JADIPRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM
KEGIATAN KE
2
KEANEKAAN SEL, STRUKTUR DAN FUNGSI

NAMA : ERLANGGA DWI PRASTYO


NIM : 21051760 05
PRODI : PENDIDIKAN KOMPUTER
KELAS : REGULER A
KELOMPOK : I (SATU)

LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
AEDP05BU1

Kegiatan ke 2

Keanekaan Sel, Struktur dan Fungsi

A. Tujuan Kegiatan

1. Untuk mahasiswa dapat mengetahui keanekaragaman sel, struktur dan


fungsi.

2. Untuk mahasiswa dapat mengetahui bagaimana keanekaragaman bentuk sel,


namun pada dasarnya semua sel mempunyai pola struktur yang sama.B.
Kajian Pustaka

1. Pengertian Sel

Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan
hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel
tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan
protozoa atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular
terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar
bagi hirarki hidup (Gade, 2014 : 2).

Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa


untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh
masingmasing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki
kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan
uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling
bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi (Gade, 2014 : 2).

2. Sejarah Penemuan Sel


Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan
Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop

AEDP05BU

yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula
yang berarti rongga/ruangan (Gade, 2014 : 2).

Perkembangan sel, diawali dengan diamatinya obyek hidup mengunakan


mikroskopoleh ilmuwan Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723), yang
meneliti organisme mikroskopis seperti Protozoa dan Rotifera yang diberi
nama ”animanculus”, berbagai jenis bakteri, meliputi bakteri basil dan
bakteri spiral; mengamati sperma pada manusia, katak, anjing, dan ikan.
Selain itu juga, pada pergerakan sel-sel darah pada kapiler kaki katak dan
daun telinga kelinci.Penelitian tentang sel terus berkembang dengan semakin
disempurnakannya alat penunjang utama mikroskop mulai dari light
microscope (LM) hingga mikroskop berbasis elektron di awal tahun 1950-
an, yang semakin berkembang dengan ditemukannya mikroskop elektron
(Marheny, 2015 : 3).

3. Struktur Sel

Menurut Gade (2014 : 3), struktur sel terdiri dari :

a. Inti sel

Inti sel adalah pusat pengawasan sel. Ia mengawasi reaksireaksi


kimia yang terjadi dalam sel dan reproduksi sel. Inti mengandung asam
dioksiribonukleat (ADN) yang umum disebut gen atau kromosom. Gen ini
menentukan sifat-sifat protein enzim sitoplasma, dan dengan jalan ini
mengawasi aktivitas sitoplasma.

Sintesis protein, baik protein structural maupun enzim sangat


berpengaruh terhadap inti sel, antara lain mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangbiakan organisme. Pertumbuhan organisme disebabkan oleh
bertambah besar atau bertambah banyaknya sel. Selain akibat sintesis
protein, pertumbuhan sel somatik, juga dipengaruhi oleh pembelahan
mitosis, yakni satu sel membelah menjadi dua sel anak yang mengandung
jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya. Sedangkan pada selsel
kelamin, pembelahan mitosi akan diikuti dengan pembelahan mitosis,
yakni

AEDP05BU

pembelahan sel yang diikuti dengan reduksi jumlah kromosom. Jenis


pembelah ini menyebabkan sela anak hanya mewarisi setengah dari
kromosom sel induk.

b. Sitoplasma

Sitoplasma terisi oleh partikel-partikel dan organel kecil dan besar.


Bagian cairan yang jernih dimana pertikel-partikel tersebar, dinamakan
hialoplasma, hialoplasma terutama mengandung protein yang terlarut,
elektolit, glukosa, dan dalam jumlah sedikit fospolipid, kolesterol dan
asam lemak teresterifikasi. Bagian sitoplasma yang tepat dibawah
membran sel sering mengalami gelatinasi menjadi setengah padat yang
dinamakan korteks atau ektoplasma, sedangkan sitoplasma yang terdapat
antara korteks dan membran inti berbentuk encer dan dinamakan
endoplasma. Partikelpartikel besar yang terbesar dalam sitoplasma adalah
butir-butir lemak netral, granula glikogen, ribosom, granula sekresi dan
dua organel yang penting, mitokondria dan lisosom. Sedangkan organel
penting lainnya yang melekat pada membran inti sel adalah reticulum
endoplasma dan kompleks golgi.

1) Ribosom

Ribosom berbentuk granular dan mengandung ARN, berfungsi dalam


sintesis protein dalam sel. ARN disintesis gen dari kromosom kemudian
disimpan dalam anak inti sebelum dikeluarkan ke sitoplasma dalam
bentuk ribosom granula. Bila ribosom melekat pada bagian luar
retikulum endoplasma, maka disebut retikulum endoplasma granular.

2) Mitokondria

Mitokondria menyaring energi dari nutrian dan oksigen yang


selanjutnya digunakan untuk melakukan fungsi sel. Jumlah mitokondria
pada setiap sel berbeda-beda, tergantung pada jumlah energi yang
diperlukan oleh

AEDP05B

setiap sel. Ukuran dan bentuknyapun berbeda-beda, ada yang berbentuk


globular dan ada pula yang berbentuk filament.

Mitokondria dapat mengadakan repliksi sendiri , berarti satu


mitokondria mungkin dapat membentuk mitokondria ke dua. , ketiga
dan seterusnya, jika dibutuhkan dalam sel untuk menambah jumlah
ATP. Sebagaimana pada inti mitokondria juga mengandung asam
dioksiribonukleat tetapi berbeda dengan yang terdapat pada inti.

3) Lisosom

Lisosom menghasilkan sistem pencernaan intrasel yang memungkinkan


sel mencerna, dan membuang zat-zat atau struktur yang tidak
diinginkan, khususnya struktur yang rusak atau asing, seperti bakteri.
Lisosom berisi enzimenzim hidrolik, yang berfungsi memecahkan
senyawa organik menjadi dua bagian atau lebih dengan mengikatkan
hidrogen (H) dari molekul air dengan bagian senyawa organic tersebut
dan dengan mengikatkan bagian hidroxil (OH) molekul air dengan
bagian lain dari senyawa tersebut. Misalnya, protein dihidrolisis
menjadi asam-asam amino, dan glikogen dihidrolisis membentuk
glukosa.

Lisosom bekerja dengan cara melekat pada vesikel vinositik atau


fagositik, kemudian melepaskan hidrolasenya kedalam vesikel sehingga
terbentuk esikel vigestis, yang bertugas menghidrolisis protein,
glikogen, asam nukleat, mukopolisakarida, dan zat-zat lain dalam
vesikel. Hasilhasil pencernaan ini berupa molekul-molekul kecil asam
amino, glukosa, fosfat, dan sebagainya yang kemudian dapat berdifusi
melalui membran vesikel kedalam sitoplasma. Badan residual yang
tersisa dalam vesikel digestif dieksresi atau mengalamipelarutan dalam
sitoplasma. Jadi lisosom dapat dianamakan organ digestif sel.

AEDP05BU

c. Membran Sel

Pada dasarnya semua struktur fisika sel dibatasi oleh membran


yang terutama terdiri atas lipid dan protein. Semua membran, baik
membran sel, inti, reticulum endoplasma, mitokondria, lisosom,
maupun kompeks golgi mempunyai struktur yang sama, yakni terdiri
atas lipid, lapisan protein dan lapisan tipis mukplolisakarida,. Protein
dan mukopolisakarida yang terdapat pada permukaan membrane
membuatnya hidrofilix, yakni air dengan mudah melekat pada
membrane. Adanya lapisanmukoplolisakarida pada permukaan luar
membrane menyebabkan tegangan permukaan luar berbeda dengan
permukaan dalam, sehingga reaktivitas kimia permukaan dalam sel
berbeda dengan permukaan luarnya. Sedangkan lipid yang terletak
ditengah membran menyebabkan membran tidak dapat ditembus oleh
zat-zat yang tidak larut dalam lipid.
4. Keanekaragaman Bentuk Sel

Sel bisa berbentuk batang (basil), bulat (coclus), oval dan spiral. Sel
berbentuk pipih contohnya sel epitel, berbentuk tabung contohnya sel
penyangga pada daun, berbentuk bulat contohnya sel basil dan berbentuk
oval serta spiral (Idel, 1999).

5. Struktur Partikel Inti Atom

Struktur kristal pertama dari partikel inti nukleosom dilaporkan oleh Finch et al.
Pada tahun 1977, mengungkapkan bentuknya seperti piringan dengan
diameter 110 A˚ dan 57 A˚ tinggi. Struktur kristal resolusi rendah pada 7
A˚ adalah kemudian diselesaikan pada tahun 1984. Dalam kristal 7 A˚
struktur, oktamer histone membungkus DNA, yang membentuk super
helix kidal. Pada tahun 1997, Luger et al. Menentukan struktur kristal
nukleosom partikel inti pada resolusi 2,8 A˚. Detail struktural lebih lanjut
terungkap dengan struktur resolusi yang lebih tinggi pada resolusi 1,9 A˚.

AEDP05BU

C. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Hp/Laptop 1 unit

b. Alat tulis 1 set

c. Kertas HVS Secukupnya


2. Bahan

a. Gambar sediaan batang singkong muda (Manihot utlissima)

b. Gambar sediaan bawang merah (Allium cepa)

c. Gambar sediaan sel epitel rongga mulut


D. Cara Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan.

2. Gambar sediaan batang singkong muda (Manihot utilissima), bawang merah


(Allium cepa) serta sel epitel rongga mulut diamati.

3. Dicatat bagian-bagian yang terlihat kemudian diberi keterangan.


7
8
9
10
11
12
13
14
15
AEDP05BU

16

Daftar Rujukan

Dhaniaputri, Risanti. 2017. Ilmu Botani Sebagia Dasar Keanekaragaman Jenis


Tumbuhan dalam Pelestarian Lingkungan. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Sains. Yogyakarta : Prodi Pendidikan Biologi
FKIP Universitas Ahmad Dahlan.
https://core.ac.UK/download/pdf/289792230.pdf .

Diakses tanggal 13 Oktober 2021.

Gade, Moh. 2014. Struktur, Fungsi Organel dan Komunikasi Antar Sel. 2(1) :
2, 4–5.

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web
&cd=&ved=2ahUKEwiPqeLEmq7sAhXJUn0KHbJxCa44HhAW
MAl6BAgIEAI&url=https%3A%2F%2Funivamedan.ac.id%2Fjurn al
%2Findex.php%2Falulum%2Farticle%2Fdownload%2F2%2F1
%2F&authuser=1&usg=AOvVaw0Y4KAmd8rG519lLi2K2O5 .
Diakses tanggal 13 Oktober 2021.

J. Biochem. 2018;163(2):85–95 doi:10.1093/jb/mvx081


https://academic.oup.com/jb/article/163/2/85/4638434.

Diakses pada tanggal 12 Oktober 2021.

Lukitasari, Marheny. 2015 Biologi Sel. Malang : Universitas Negeri Malang.

Diakses pada tanggal 12 Oktober 2021.


AEDP05BU17

Puspitasari, Dianing Eka, dkk. 2016. Pengembangan Buku Ajar Mata Kuliah

Biologi Sel Berbasis In Silico. Jurnal Pendidikan. 1 (9) : 1836.


https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web
&cd=&ved=2ahUKEwjbnvGNla7sAhWh6XMBHX8FCqcQFjAIe
gQIChAC&url=http%3A%2F%2Fjournal.um.ac.id%2Findex.php
%2Fjptpp%2Farticle%2Fdownload%2F6841%2F3021&authuser=
1&usg=AOvVaw2JdGx14EIOxp6sA-58UpM2.

diakses tanggal 12 Oktober 2020.

Rahmadina, dan Husnarika Febriani. 2017. Biologi Sel : Unit Terkecil Penyusun
Tubuh Makhluk Hidup. Surabaya : CV Selembar Papyrus.
http://repository.uinsu.ac.id/9146/.

Diakses pada tanggal 13 Oktober 2021

Susilowati, Rina Priastini. 2019. Kajian Sel Dan Molekuler (Hubungannya


dengan Penyakit pada Manusia). Jawa Tengah : CV Pena Persada.
http://repository.ukrida.ac.id/bitstream/123456789/101/1/Buku%20
Kajian%20Sel%20dan%20Molekuler.pdf.

Diakses pada tanggel 12 Oktober 2021.


18

Lembar Pengesahan

Samarinda, 6 Oktober 2021

Mengetahui,

Asisten Praktikun Praktikan,

Asy Syifa Qotrunnada Erlangga Dwi Prastyo NIM. 1905016048 NIM.


2105176005
19

Lampiran
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Anda mungkin juga menyukai