PENDAHULUAN
Sel memiliki ukuran yang sangat kecil dan tak kasat mata. Ada yang
hanya 1-10 mikron, ada yang mencapai 30-40 mikron, bahkan ada yang beberapa
sentimeter. Oleh sebab itu untuk dapat melihat dan mengamati sebuah sel kita
harus menggunakan mikroskop. Didalam ukuran yang sangat keciltersebut sel
memiliki komponen-komponen dan struktur yang memiliki fungsi masing-
masing sesuai organelnya. Antar bagian organel sel itu melakukan interaksi dan
saling ketergantungan, hal tersebut yang membuat makhluk hidup mampu
melanjutkan kehidupannya. Oleh karena itu sel dipandang sebagai dasar
kehidupan makhluk hidup.
1.2 Tujuan
Agar mahasiswa mampu mengetahui apa saja perbedaan sel
prokariotik dengan sel eukariotik.
Agar mahasiswa mampu mengetahui apa saja komponen sel, struktur,
dan fungsi organelnya.
1.3 Manfaat
Mahasiswa mengetahui dan dapat memahami perbedaan antara sel
prokariotik dan sel eukariotik.
Mahasiswa mengetahui dan dapat memahami tentang komponen sel,
struktur, dan fungsi organelnya.
PEMBAHASAN
Hari/Tanggal
Sesi 1 : Senin, 3September 2018
Sesi 2 : Rabu, 5 September 2018
Tutor : Siti Ruqayyah S.si, M.Sc
Moderator : Nadi Kurniawan
Sekretaris :Ni Made Inten Widya Pradnyani
Makhluk hidup terdiri atas sel. Secara struktural terdiri dua jenis yaitu sel prokariotik dan
eukariotik yang memiliki perbedaan prinsip, diantaranya komponen sel, struktur dan fungsi
organelnya.
Badan Golgi
Komplek golgi terdiri dari tumpukan membrane seperti cakram rata
yang memperoleh materialnya dari reticulum endoplasma. Fungsi golgi
sebagai pusat pengolah untuk material yang kemudian dikemas dan
didistribusikan pada organela-organela atau diekspor (sekresikan) dari sel
dalam suatu vesikel yang diambil dari ujung-ujung membrane golgi
(Yossa.2014).
Lisosom
Organel yang dibentuk oleh selapis membran; berisi enzim-enzim
hidrolisis Menguraikan molekul besar atau partikel asing yang masuk atau di
fagosit sel. Mencerna makromolekul secara intraseluler, Menghidrolisis
lemak, protein, asam nukleat, polisakarida . (Yoni.2004).
III. Brainstorming
3. Semua sel memiliki alat gerak, namun dengan jenis yang berbeda –
beda, diantaranya ada silia, flagellum, dan pseudopodium.
SEL
VI. Referensi
Flagellum
Sel prokariotik dan Eukariotik Kali ini akan diulas tentang perbedaan sel
prokariotik dan sel eukariotik. Seperti yang kita tahu, sel prokariotik secara
mendasar memiliki perbedaan dengan sel eukariotik dari segi kondisi inti sel
atau nukleusnya.
Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik bertambah banyak seiring dengan
perkembangan teknologi pengamatan sel. Perbedaan sel prokariotik dan sel
eukariotik hingga sekarang telah mencakup mulai dari segi bentuk dan ukuran
sel hingga keadaan inti sel serta kromosom yang ada.
Diameter Sel
prokariotik 0,2-
2.0 µm
Diameter Sel prokariotik 10-
Ukuran Sel 100 µm
Tidak memiliki
membran inti, inti sel
(nukleus) tidak nyata
/ tidak nampak dan
tersebar dalam Inti sel nyata, memiliki
sitoplasma; tidak membran inti dan anak inti
Inti Sel anak inti sel sel (nukleolus).
mengandung dua
protein penyusun
(protein building
blocks) hanya tersusun atas banyak
Flagela berupa satu untaian mikrotubula.
Sel prokariot
Susunan memiliki kromosom sel eukariot berbentuk
Kromosom sirkular, tidak multiple linear dengan
(ADN/DNA) mengandung histon kehadiran histon
Sel prokariot
Pembelahan membelah dengan pada sel eukariot dengan
sel binari fisi mitosis
b. Sitoplasma
Sitoplasma atau plasma sel, meliputi isi sel, kecuali nukleus (inti sel).
Sitoplasma tersusun atas cairan dan padatan. Padatan sitoplasma terdiri atas
organel-organel. Cairan sitoplasma disebut sitosol. Sitosol disebut juga
sebagai matriks sitoplasma.
Fungsi sitoplasma:
c. Nukleus
3. Nukleolus
Nukleolus (anak inti) terbentuk saat terjadi proses transkripsi (sintesis
RNA) di dalam nukleus. Jika proses transkripsi berhenti, nukleolus
menghilang atau mengecil. Jadi nukleolus bukan merupakan organel yang
tetap, melainkan suatu tanda bahwa sel sedang melakukan transkripsi untuk
menghilangkan RNA.
Fungsi nukleus :
d. Sentriol
e. Retikulum Endoplasma
f. Ribosom
Ribosom tersusun atas RNA-ribosom (RNA-r) dan protein. Ribosom
tidak memiliki membran. Menurut bentuknya, ribosom terdiri dari unit besar
dan unit kecil yang masing-masing berbentuk bulat. Jika keduanya bergabung,
maka akan terbentuk ribosom yang berbentuk seperti angka delapan.
Fungsi ribosom adalah untuk menyintesis protein. Ribosom sendiri
disintesis oleh nukleolus.
g. Kompleks Golgi
Kompleks Golgi sering disebut sebagai Golgi saja. Pada sel tumbuh,
kompleks Golgi disebut diktiosom. Organel ini terletak di antara RE dan
membran plasma. Jumlahnya beragam, dari satu sampai ratusan untuk tiap sel,
h. Lisosom
Lisosom (lyso = pencernaan, soma = tubuh) merupakan membran
berbentuk kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang disebut lisozim.
Enzim ini berfungsi dalam pencernaan intrasel, yaitu mencerna zat-zat yang
masuk ke dalam sel.
i. Mitokondria
Mitokondria merupakan penghasil energi (ATP) karena berfungsi
untuk respirasi. Bentuk mitokondria beraneka ragam. Ada yang bulat, oval,
silindris, seperti gada, seperti raket, pokoknya macam-macam deh. Namun
secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran atau
benang. Mitokondria mempunyai sifat plastis, yakni bentuknya mudah
berubah.
Mitokondria mempunyai dua membran, yaitu membran luar dan
membran dalam. Struktur membran luar mirip dengan membran dalam. Pada
membran dalam terjadi pelekukan ke arah dalam membentuk kista. Dengan
adanya kista ini, permukaan membran dalam menjadi semakin luas sehingga
proses respirasi sel menjadi efektif. Proses respirasi berlangsung pada
membran dalam mitokondria (pada kista) dan matriks. Matriks adalah cairan
1. Sintesis
5. Inisiasi satu atau lebih jalur sinyal transduksi yang telah diaktivasi
oleh reseptor
a. Interfase
Istilah interfase atau fase antara terkadang salah
dimaknai. Karena memberikan pengertian seolah-olah pada
fase ini tidak terjadi apa-apa. Padahal pada fase ini sel
sedang mempersiapkan semua kebutuhan untuk melakukan
pembelahan mitosis. Pada fase ini sel terus tumbuh,
bertambah ukuran, membentuk struktur dan molekul baru.
Secara umum, interfase dapat dibedakan lagi menjadi
beberapa tahap, yaitu tahap G1 , S, dan G2 . Tahap G1 (gap
1) merupakan tahap pembentukan macam-macam protein
dan transkripsi RNA. Hal tersebut menyebabkan
pertumbuhan sel terus membesar.
Proses selanjutnya adalah tahap S (sintesis). Pada tahap
S terjadi sintesis DNA, berupa replikasi DNA dan sintesis
protein histon. Jumlah DNA dalam inti sel bertambah dua
kali lipat dan protein histon serta protein kromosom lain
yang disintesis di sitoplasma bergabung dengan DNA
setelah melewati membran inti sel. Gabungan DNA serta
protein tersebut membentuk kromatin.
Pada akhir tahap S, sel memasuki tahap G2 (gap 2).
Pada tahap ini terjadi metabolisme normal dan
b. Mitosis
Fase mitosis merupakan fase paling pendek dari siklus
sel. Pada proses ini terjadi pembagian informasi genetis
kepada setiap sel hasil pembelahan. Informasi genetis yang
dibagikan terlebih dahulu telah melalui proses replikasi
pada interfase sehingga DNA sel hasil pembelahan mirip
dengan DNA induk.
Para ahli biologi telah membagi proses mitosis menjadi
beberapa tahap berdasarkan ciri utama yang dapat diamati,
sebagai berikut.
1) Profase
Seperti yang telah Anda pelajari, pada interfse, terjadi replikasi
DNA. Memasuki profase, benang-benang kromatin tersebut
terkondensasi membentuk kromosom. DNA asal dan DNA hasil
replikasi membentuk kromosom dan merekat pada sentromer.
Kromosom tersebut tersusun atas dua kromatid.
2) Metafase
Tahap metafase
3) Anafase
Anafase dimulai ketika sentromer yang menggabungkan kedua
kromatid terpisah. Kromatid tunggal ini sekarang disebut kromosom
simpleks, bergerak menuju kutub-kutub pada arah yang berlawanan.
Tahap Anafase
4) Telofase
Telofase dimulai saat benang-benang spindel menghilang dan
membran inti mulai terbentuk di sekeliling daerah kromosom.
Membran inti akhirnya membungkus kromosom-kromosom tersebut.
Lilitan kromosom mulai terurai menjadi kromatin. Pada saat
ini jika sel diamati menggunakan mikroskop, kromosom terlihat
menghilang dan inti sel menjadi jernih. Setelah tahap telofase,
biasanya diikuti oleh tahap sitokinesis, pemisahan sitoplasma. Pada
beberapa sel, sitokinesis terjadi sebelum telofase berakhir.
Irnaningtyas., Istiadi, Yossa. 2014. Buku Siswa Biologi untuk SMA/MA Kelas
XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Karmana O. 2013. Biologi untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas. Jakarta:
Grafindo.
Stryer, L. 1988. Biochemistry.3rd ed. W.H. Freeman and Company. New York