PENDAHULUAN
BANGKRUT Page 1
1.2. Tujuan.
1. Untuk mengetahui letak permasalahan dan maksut pada skenario LBM 1
“Bangkrut”.
2. Untuk mengetahui korelasi fisiologis dan kondisi patologis yang terjadi
pada psikiatri khususnya Gangguan Afektif (gangguan suasana perasaan
mood [afektif]).
3. Untuk mengetahui definisi, klasifikasi, etiologi, dan epidemiologi
Gangguan Afektif (gangguan suasana perasaan mood [afektif]) beserta
diagnosis bandingnya.
4. Untuk mengetahui patofisiologi Gangguan Afektif (gangguan suasana
perasaan mood [afektif]) beserta diagnosis bandingnya
5. Untuk mengetahui metode diagnosis Gangguan Afektif (gangguan
suasana perasaan mood [afektif]) beserta diagnosis bandingnya
6. Untuk mengetahui penatalaksanaannya Gangguan Afektif (gangguan
suasana perasaan mood [afektif]).
1.3. Manfaat.
1. Mahasiswa dapat mengetahui letak permasalahan dan maksut pada
skenario LBM 1 “Bangkrut”.
2. Mahasiswa dapat mengetahui korelasi fisiologis dan kondisi patologis
yang terjadi pada psikiatri khususnya Gangguan Afektif (gangguan
suasana perasaan mood [afektif]).
3. Mahasiswa dapat mengetahui definisi, klasifikasi, etiologi, dan
epidemiologi Gangguan Afektif (gangguan suasana perasaan mood
[afektif]) beserta diagnosis bandingnya.
4. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi Gangguan Afektif (gangguan
suasana perasaan mood [afektif]) beserta diagnosis bandingnya
5. Mahasiswa dapat mengetahui metode diagnosis Gangguan Afektif
(gangguan suasana perasaan mood [afektif]) beserta diagnosis
bandingnya
BANGKRUT Page 2
6. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaannya Gangguan Afektif
(gangguan suasana perasaan mood [afektif]).
BANGKRUT Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
BANGKRUT
Skenario
BANGKRUT Page 4
minat dan kegembiraan, sosialisasi dengan tetangga dan keluarga besarnya
membuatnya merasa tertekan, dan diketahui bahwa ia juga malas merawat
dirinya. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis maupun berat
sebelumnya.
1. Cemas
Jawab:
Kecemasan adalah suatu istilah yang menggambarkan gangguan
psikologis yang dapat memiliki karakteristik yaitu berupa rasa takut,
keprihatinan terhadap masa depan, kekhawatiran yang berkepanjangan,
dan rasa gugup. Rasa cemas memang biasa dihadapi semua orang. Namun,
rasa cemas disebut gangguan psikologis ketika rasa cemas menghalangi
seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari dan menjalani kegiatan
produktif (Dorland, 2016).
Cemas adalah respon tubuh terhadap ancaman dari lingkungan luar. Saat
kita merasa terancam oleh kondisi bahaya, otak mengirimkan perintah
kepada tubuh untuk mengeluarkan sebuah senyawa bernama adrenalin.
Adrenalin menimbulkan perasaan waspada dan memberikan kekuatan bagi
tubuh untuk melakukan respon fight (serang) or flight (lari). Tapi,
gangguan kecemasan tidak bisa dianggap sebagai cemas biasa, karena ini
merupakan sebuah bentuk gangguan mental (Dorland, 2016)
BANGKRUT Page 5
2. Gelisah
Jawab:
Gelisah adalah perasaan yang pasti pernah dirasakan oleh setiap orang.
Gelisah adalah keadaan dimana seseorang merasa tidak tenang, selalu merasa
khawatir. Rasa gelisah timbul karena banyak sebab, misalnya kurang percaya
diri, orang yang sehabis berbohong, demam panggung, rasa bersalah terhadap
suatu hal atau kepada orang lain (Sadock, 2010).
3. Ejakulasi Dini
Jawab:
Ejakulasi dini (bahasa Inggris: Premature ejaculation, bahasa Latin:
ejaculatio praecox) adalah kejadian pria mengalami orgasme dan
mengeluarkan air mani setelah melakukan aktivitas seksual atau
mengalami stimulasi penis dalam waktu singkat (minimal). Hal tersebut
dapat disebut juga klimaks cepat, atau klimaks dini (Dorland, 2016).
Menurut ICD X, kriteria ED ditujukan untuk mereka yang memenuhi
kriteria umum disfungsi seksual, yaitu ketidak mampuan pasangan seksual
dalam mengendalikan ejakulasi secara cukup untuk menikmati hubungan
seksual. Bermanifestasi sebagai terjadinya ejakulasi sebelum/segera
setelah aktivitas seks dimulai (sekitar 15 detik); tidak cukup ereksi untuk
memungkinkan terjadinya hubungan seks. Hal ini bukan akibat darilama
tidak berhubungan seks. Seorang priadidiagnosis ED bila berejakulasi
dalam waktu 15 detik setelah penetrasi (Willy, 2009).
4. Murung
Jawab:
Adjektiva (kata sifat) (mudah) sedih; masyangul: wajahnya yang biasa
tam-pak berseri berubah menjadi murung (Willy, 2009).
BANGKRUT Page 6
5. Mood Depresif
Jawab:
Mood: adalah suasana perasaan yang bersifat pervasif dan bertahan lama,
yang mewarnai persepsi seseorang terhadap kehidupannya (Willy, 2009).
Depresi merupakan gangguan mood yang berisi kesedihan, perasaan
tertekan, tidak bergairah dan murung (Willy, 2009).
BANGKRUT Page 7
II. Identifikasi Masalah.
1. Bagaimana hubungan antara usia Bapak Andi (45 Tahun) dan jenis
kelamin dengan keluhan sulit tidur sejak 4 bulan terakhir?
a. Usia.
b. Jenis Kelamin.
BANGKRUT Page 8
III. Pembahasan Permasalahan.
1. Bagaimana hubungan antara usia Bapak Andi (45 Tahun) dan jenis
kelamin dengan keluhan sulit tidur sejak 4 bulan terakhir?
a. Usia.
Jawab:
b. Jenis Kelamin.
Jawab:
BANGKRUT Page 9
2. Bagaimana proses terjadinya cemas, gelisah, jantung berdebar-debar dan
nyeri ulu hati?
a. Sering Merasa Cemas dan Gelisah.
Jawab:
BANGKRUT Page 10
berat stress, kelenjar adrenal akan menghasilkan kortisol semakin banyak
dan menekan sistem imun (Sherwood, 2016).
BANGKRUT Page 11
pelepasan Corticotropin Releasing Hormone (CRH) dari hipotalamus
secara terus menerus. $pabila peningkatan kadar kortisol berlangsung lama
maka dapat terjadi kerusakan pada hipokampus yang merupakan
predisposisi untuk terjadinya depresi (Waschke, 2012).
BANGKRUT Page 12
(peran serotoin, norepinephrin, dopamin) yang terganggu pada orang yang
mengalami depresi maka akan menimbulkan gangguan pada ejakulasinya
(Sadock, 2010).
BANGKRUT Page 13
5. Bagaimana interpretasi pemeriksaan status psikiatri pada pasien?
a. Murung.
Jawab:
b. Mood Depresif.
Jawab:
BANGKRUT Page 14
ketidak berdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan
takut pada bahaya yang akan datang. Depresi menyerupai kesedihan yang
merupakan perasaan normal yang muncul sebagai akibat dari situasi
tertentu misalnya kematian orang yang dicintai. Sebagai ganti rasa
ketidaktahuan akan kehilangan seseorang akan menolak kehilangan dan
menunjukkan kesedihan dengan tanda depresi. Individu yang menderita
suasana perasaan (mood) yang depresi biasanya akan kehilangan minat
dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah
lelah dan berkurangnya aktiftas. Depresi dianggap normal terhadap banyak
stress kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak sebanding dengan
peristiwa penyebabnya dan terus berlangsung sampai titik dimana
sebagian besar orang mulai pulih (Guyton And Hall, 2011).
BANGKRUT Page 15
d. Isi Pikiran Preokupasi.
Jawab:
BANGKRUT Page 16
IV. Rangkuman Permasalahan
Bapak Andi.
.Keluhan Lain:
Dua minggu
Merasa Cemas,
terakhir keluhannya
Gelisah, Jantung
Laki-Laki dirasa semakin
Berdebar
memberat.
Kencang, Dan
Nyeri Ulu Hati. (45 Thn). Merasa gagal
Mudah Marah. sebagai seorang
Keluhan sulit suami dan ayah/
Ejakulasi Dini.
tidur sejak 4 tidak berguna dan
Riwayat Pekerjaan:
bulan teakhir hanya menjadi
Kebangkrutan.
beban keluarganya.
Tidak Cocok.
Semakin sulit tidur
Status psikiatri:
Tampak murung. Tidak ada minat dan
Mood depresif, kegembiraan
afek dalam rentan Osialisasi dengan
sempit, tetangga dan
isi pikiran keluarga.
preokupasi
Korelasi Merasa tertekan.
Patofisiologi Malas merawat
Kondisi dirinya.
Gangguan Afektif
Diagnosis Definitif.
BANGKRUT Page 17
V. Learning Issues.
1. Jelaskan diagnosis banding skenario!
a. Episode manik
b. Gangguan afektif bipolar
c. Episode depresif
d. Gangguan depresif berulang
e. Gangguan suasana perasaan (afek menetap)
2. Bagaimana korelasi klinis skenario?
3. Deskrispsi Diagnosis Definitif.
A. Epidemiologi.
B. Etiologi, Faktor Resiko dan Patofisiologi.
4. Penatalaksanaan.
5. Komplikasi dan Prognosis.
VI. Referensi
Gangguan mood merupakan kelompok gangguan psikiatri dimana
mood yang patologis akan mempengaruhi fungsi vegetatif dan psikomotor
yang merupakan gambaran klinis utama dari gangguan tersebut. Dahulu
gangguan mood dikenal dengan gangguan afektif namun sekarang istilah
gangguan mood lebih disukai karena mood lebih merujuk pada status
emosional yang meresap dari seseorang sedangkan afektif merupakan
ekspresi eksternal dari emosi saat itu. Gangguan mood merupakan suatu
sindrom yang terdiri dari tanda-tanda dan gejala-gejala yang berlangsung
dalam hitungan minggu hingga bulan yang mempengaruhi fungsi dan pola
kehidupan sehari-hari. Dimana gangguan ini terbagi atas beberapa sub-
klasifikasi diantaranya, episode manik, gangguan afektif bipolar, episode
depresif, gangguan depresif berulang, gangguan suasana mood (afektif)
yang menetap, dan gangguan suasana mood (afektif) lainnya.
BANGKRUT Page 18
VII. Pembahasan Learning Issues
1. Jelaskan diagnosis banding skenario!
a. Episode manik
Kesamaan karakterisitik dalam afek yang meningkat disertai
peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental
dalam berbagai derajat keparahan. Kategori ini hanya untuk satu
episode manik tunggal (yang pertama) , termasuk gangguan efektif
bipolar , episode manik tunggal. Jika aa episode afektif ( depresif ,
manik, atau hipomanik) sebelumnya atau sesudahnya , termasuk
gangguan afektif bipolar (F31. (Maslim, 2013).
F30.0 Hipomania
Pedoman Diagnostik
Derajat gangguan yang lebih ringan dari
mania (F30.1), afek yang meninggi atau
berubah disertai peningkatan aktivitas,
menetap selama sekurang-kurangnya
beberapa hari berturut-turut, pada suatu
derajat intensitas dan yang bertahan
melebihi apa yang digambarkan bagi
siklotimia (F34.0), dan tidak disertai
halusinasi atau waham.
Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan
dan aktivitas sosial memang sesuai dengan
diagnosis hipomania, akan tetapi bila
kakacauan itu berat atau menyeluruh, maka
diagnosis mania (F30.1 atau F30.2) harus
ditegakkan. (Maslim, 2013).
BANGKRUT Page 19
F30.1 Mania Tanpa Gejala Psikotik
Pedoman Diagnostik
Episode harus berlangsung sekurang-
kurangnya 1 minggu, dan cukup berat
sampai mengacaukan seluruh atau hampir
seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang
biasa dilakukan.
Perubahan afek harus disertai dengan
energi yang bertambah sehingga terjadi
aktivitas berlabihan, percepatan dan
kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang
berkurang, ide-ide perihal kebesaran/
“grandiose ideas” dan terlalu optimistik
(Maslim, 2013).
Pedoman Diagnostik
Gambaran klinis merupakan bentuk mania
yang lebih berat dari F30.1 (mania tanpa
gejala psikotik).
Harga diri yang membumbung dan gagasan
kebesaran dapat berkembang menjadi
waham kebesaran (delusion of grandeur),
BANGKRUT Page 20
irritabilitas dan kecurigaan menjadi waham
kejar (delusion of persecution). Waham dan
halusinasi “sesuai” dengan keadaan afek
tersebut (mood congruent). (Maslim,
2013).
BANGKRUT Page 21
bulan) meskipun jarang melebihi satu tahun kecuali pada orang lanjut
usia. Kedua macam episode itu sering kali menyusul peristiwa hidup
yang penuh stress atau 25 trauma mental lain. Episode pertama dapat
timbul pada setiap usia dari masa kanak sampai tua. Frekuensi episode
dan pola remisi serta kekambuhan masing-masing sangat bervariasi.
Pedoman Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis pasti:
(a) Episode sekarang harus memenuhi
kriteria untuk hipomania (F30.0); dan
(b) Harus ada sekurang-kurangnya satu
episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif atau campuran) di masa
lampau (Maslim, 2013).
BANGKRUT Page 22
F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik tanpa
Gejala Psikotik
Pedoman Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis pasti:
BANGKRUT Page 23
Pedoman Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis pasti:
Pedoman Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis pasti:
BANGKRUT Page 24
(F32.1); dan
Pedoman Psikotik
Untuk menegakkan diagnosis pasti:
(a) Episode yang sekarang harus
memenuhi kriteria untuk episode
depresif berat tanpa gejala psikotik
(F32.2); dan
(b) Harus ada sekurang-kurangnya satu
episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau (Maslim,
2013).
BANGKRUT Page 25
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan
menurunnya aktivitas
Ditambah sekurang – kurangnya 4 dari gejala lainnya,
dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat.
Adapun yang dimaksud gejala lainnnya sebagai
berikut :
o Konsentrasi dan perhatian berkurang
o Harga diri dan kepercayaan berkurang
o Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
o Pandangan masa depan yang suram dan
pesimistis
o Gagasan atau perbuatan membahayakan diri
atau bunuh diri
o Tidur terganggu
o Nafsu makan berkurang
Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi
psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin
tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak
gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian
secara menyeluruh terhadap episode depresif berat
masih dapat dibenarkan.
Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang
– kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat
berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan
untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu
kurang dari 2 minggu.
Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan
kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga,
kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
BANGKRUT Page 26
F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat
dengan Gejala Psikotik
Pedoman Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis pasti:
(a) Episode yang sekarang harus
memenuhi kriteria untuk episode
depresif berat dengan gejala psikotik
(F32.3); dan
(b) Harus ada sekurang-kurangnya satu
episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau (Maslim,
2013).
BANGKRUT Page 27
Pedoman Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis pasti:
(a) Episode yang sekarang menunjukkan
gejala-gejala manik, hipomani, dan
depresif yang tercampur atau
bergantian dengan cepat (gejala mania/
hipomania dan depresi sama-sama
mencolok selama masa terbesar dari
episode penyakit yang sekarang, dan
telah berlangsung sekurang-kurangnya
2 minggu); dan
(b) Harus ada sekurang-kurangnya satu
episode afektif hipomanik, manik, atau
campuran di masa lampau (Maslim,
2013).
Pedoman Diagnostik
Sekarang tidak menderita gangguan afektif
yang nyata selama beberapa bulan terakhir
ini, tetapi pernah mengalami sekurang-
kurangnya satu episode afektif hipomanik,
manik, atau campuran dimasa lampau dan
ditambah sekurangnya satu episode afektif
lain (hipomanik, manik, depresif atau
campuran) (Maslim, 2013).
BANGKRUT Page 28
F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT
c. Episode depresif
Menurut PPDGJ III, kriteria diagnosis episode depresif (F32) adalah
sebagai berikut: Gejala utama ( pada derajat ringan, sedang, dan berat)
Afek depresif.
Kehilangan minat dan kegembiraan.
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah
lelah ( rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja ) dan
menurunnya aktivitas (Maslim, 2013).
Gejala Lainnya :
BANGKRUT Page 29
Pedoman Diagnostik
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3
gejala utama depresi seperti tersebut diatas;
Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala
lainnya: (a) sampai dengan (g).
Tidak boleh ada gejala yang berat
diantaranya.
Lamanya seluruh episode berlangsung
sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu.
Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan
dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukannya (Maslim, 2013).
Pedoman Diagnostik
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3
gejala utama depresi seperti pada episode
depresi ringan (F30.0);
Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan
sebaiknya 4) dari gejala lainnya;
Lamanya seluruh episode berlangsung
minimum sekitar 2 minggu.
Menghadapi kesulitan nyata untuk
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan
urusan rumah tangga (Maslim, 2013).
BANGKRUT Page 30
Pedoman Diagnostik
Semua 3 gejala utama dari depresi harus
ada.
Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala
lainnya, dan diantaranya harus berintensitas
berat.
Bila ada gejala penting (misalnya agitasi
atau retardasi psikomotor) yang mencolok,
maka pasien mungkin tidak mau atau tidak
mampu untuk melaporkan banyak
gejalanya secara rinci.
BANGKRUT Page 31
Pedoman Diagnostik
Episode Depresi Berat yang memenuhi
kriteria menurut F32.2 tersebut diatas.
Disertai waham, halusinasi atau stupor
depresif. Waham biasanya melibatkan ide
tentang dosa, kemiskinan, atau malapetaka
yang mengancam, dan pasien merasa
bertanggung jawab akan hal itu. Halusinasi
auditorik atau olfaktorik biasanya berupa
suara yang menghina atau menuduh, atau
bau kotoran atau daging membusuk.
Pedoman Diagnostik
Gangguan ini tersifat dengan episode
berulang dari :
– episode depresif ringan (F32.0),
– episode depresif sedang (F32.1),
– episode depresif berat (F32.2 dan
BANGKRUT Page 32
F32.3).
BANGKRUT Page 33
(Maslim, 2013).
Pedoman diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis pasti:
(a) Kriteria untuk gangguan depresif
berulang (F33.-) harus dipenuhi dan
episode sekarang harus memenuhi
kriteria untuk episode depresif ringan
(F32.0); dan
(b) Sekurang-kurangnya dua episode telah
berlangsung masing-masing selama
minimal 2 minggu dengan sela waktu
beberapa bulan tanpa gangguan afektif
yang bermakna (Maslim, 2013).
Pedoman Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis pasti:
(a) Kriteria untuk gangguan depresif
berulang (F33.-) harus dipenuhi dan
episode sekarang harus memenuhi
kriteria untuk episode depresif ringan
(F32.1); dan
(b) Sekurang-kurangnya dua episode telah
berlangsung masing-masing selama
BANGKRUT Page 34
minimal 2 minggu dengan sela waktu
beberapa bulan tanpa gangguan afektif
yang bermakna (Maslim, 2013).
Pedoman Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis pasti:
(a) Kriteria untuk gangguan depresif
berulang (F33.-) harus dipenuhi dan
episode sekarang harus memenuhi
kriteria untuk episode depresif berat
tanpa gejala psikotik (F32.2); dan
(b) Sekurang-kurangnya dua episode telah
berlangsung masing-masing selama
minimal 2 minggu dengan sela waktu
beberapa bulan tanpa gangguan afektif
yang bermakna (Maslim, 2013).
Pedoman Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis pasti:
BANGKRUT Page 35
episode sekarang harus memenuhi
kriteria untuk episode depresif berat
dengan gejala psikotik (F32.3); dan
Pedoman Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis pasti:
(a) Kriteria untuk gangguan depresif
berulang (F33.-) harus pernah dipenuhi
masa lampau, tetapi keadaan sekarang
seharusnya tidak memenuhi kriteria
untuk episode depresif dengan derajat
keparahan apa pun atau gangguan lain
apa pun dalam F30-F39; dan
(b) Sekurang-kurangnya dua episode telah
berlangsung masing-masing selama
minimal 2 minggu dengan sela waktu
beberapa bulan tanpa gangguan afektif
yang bermakna (Maslim, 2013).
BANGKRUT Page 36
e. Gangguan suasana perasaan (afek menetap)
F34.0 Siklotimia
Pedoman Diagnostik
Ciri esensial adalah ketidak-stabilan
menetap dari afek (suasana perasaan),
meliputi banyak periode depresi ringan dan
hipomania ringan, diantaranya tidak ada
yang cukup parah atau cukup lama untuk
memenuhi kriteria gangguan afektif bipolar
(F31.-) atau gangguan depresif berulang
(F33.-).
Setiap episode alunan afektif (mood
swings) tidak memenuhi kriteria untuk
mana pun yang disebut dalam episode
manik (F30.-) atau episode depresif (F32.-).
(Maslim, 2013).
F34.1 Distimia
Pedoman Diagnostik
Ciri esensial adalah afek depresif yang
berlangsung sangat lama yang tidak pernah
atau jarang sekali cukup parah untuk
memenuhi kriteria gangguan depresif
berulang ringan atau sedang (F33.0 atau
F33.1).
Biasanya mulai pada usia dini dari masa
dewasa dan berlangsung sekurang-
BANGKRUT Page 37
kurangnya beberapa tahun, kadang-kadang
untuk jangka waktu tidak terbatas.
Jika onsetnya pada usia lebih lanjut,
gangguan ini seringkali merupakan
kelanjutan suatu episode depresif tersendiri
(F32) dan berhubungan dengan masa
berkabung atau stres lain yang tampak
jelas. (Maslim, 2013).
Pedoman diagnostik
Kategori sisa untuk gangguan afektif
menetap yang tidak cukup parah atau tidak
berlangsung cukup lama untuk memenuhi
kriteria siklotimia (F34.0) atau distimia
(F34.1), namun secara klinis bermakna
(Maslim, 2013).
DIAGNOSIS BANDING
Kode Deskripsi
BANGKRUT Page 38
A Episode manik
C Episode Depresif
Anamnesis
1. Keluhan
Sulit Tidur ± ± + + ±
Utama
BANGKRUT Page 39
dan ayah.
Sosialisasi dengan
tetangga dan keluarga
± ± + + +
besarnya membuatnya
merasa tertekan
Diketahui bahwa ia
juga malas merawat ± ± + + +
dirinya
Sering Gelisah. ± ± + + +
Sering Jantung
+ + + + +
Penyerta Berdebar Kencang.
Sering Mengalami
± ± ± ± ±
Ejakulasi Dini.
Modifikasi -
BANGKRUT Page 40
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
1. -
1. -
Pemeriksaan Fisik
1. Status
Generalis.
BANGKRUT Page 41
2. Inspeksi.
3. Palpasi
4. Perkusi
5. Auskultasi
Pemeriksaan Neurologis
1.
Tanda Vital
Nilai Diagnosis
No Indikator Hasil Pemeriksaan
Normal Deferensial
1. TD 120-90/
(mmHg) 80-60
2. RR (x/ m) 16-20
1. Murung. ± ± + ± ±
2. Mood Depresif. ± ± + ± ±
BANGKRUT Page 42
4. Isi Pikiran Preokupasi. ± ± + ± ±
B. Diagnosis Definitif.
Jawab:
DX: Dari apa yang dikeluhkan pasien A.n. Bapak andi, 45 tahun. Pasien
menderita gangguan depresi tahap sedang.
C. Diagnosis multiaksial
BANGKRUT Page 43
lipat beresiko mengalami depresi dibandingkan laki – laki, hal ini
diperkirakan adanya perbedaan hormon, pengaruh melahirkan, dan
perbedaan stresor psikososial (Maslim, 2013).
Di Amerika menurut hasil survey The National Comorbidity
Survey Replication 16,2 persen penduduk Amerika mengalami depresi
selama hidupnya, dan selama 12 bulan terakhir lebih dari 6,6 persen dari
mereka mengalami depresi. Menurut World Health Organization (WHO),
gangguan depresi menempati urutan ke empat penyakit di dunia. Pada
tahun 2020 diperkirakan depresi akan menempati urutan ke dua untuk
beban global penyakit tidak menular. Menurut data Badan Kesehatan
Dunia meningkatnya depresi yang tidak dapat dikendalikan dapat
menyebabkan banyak orang untuk bunuh diri karena tidak mampu
menghadapi beban hidup. Dan untuk mereka yang masih mampu bertahan
hidup, akan mengalami keterbelakangan mental.
Di Indonesia gambaran besarnya masalah kesehatan jiwa, baik
anak-anak maupun dewasa, dapat dilihat dari Survey Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 1995 yang dilakukan oleh Badan Litbangkes
Depkes RI dengan menggunakan sampel susenas – BPS ( Badan Pusat
Statistik ) terhadap 65.664 rumah tangga. Temuannya menunjukkan bahwa
prevalensi gangguan jiwa per 1000 anggota rumah tangga adalah 140
orang menderita gangguan mental emosional. Prevalensi diatas 100 per
1000 anggota rumah tangga dianggap sebagai masalah kesehatan
masyarakat yang penting (priority public health problem) (Maslim, 2013).
B. Etiologi, Faktor Resiko, dan Patofisiologi Depresi.
Jawab:
Kaplan menyatakan bahwa terdapat tiga faktor penyebab depresi, yaitu:
a. Faktor Biologi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan
pada amin biogenik, seperti 5 HIAA (5-Hidroksi indol asetic acid),
HVA (Homovanilic acid), MPGH (5 methoxy-0-hydroksi phenil
glikol), di dalam darah, urin, dan cairan serebrospinal pada pasien
BANGKRUT Page 44
gangguan mood. Neurotransmiter yang terkait dengan patologi depresi
adalah serotonin dan epineprin. Penurunan serotonin dapat
mencetuskan depresi. Selain itu aktivitas dopamin pada depresi adalah
menurun (Sadock, 2010).
Hal tersebut tampak pada pengobatan yang menurunkan
konsentrasi dopamin seperti respirin dan penyakit dengan konsentrasi
dopamin menurun seperti Parkinson. Kedua penyakit tersebut disertai
gejala depresi. Obat yang meningkatkan konsentrasi dopamin, seperti
tyrosin, amphetamine, dan bupropion, menurunkan gejala depresi
(Willy, 2009).
Adanya disregulasi neuroendokrin. Hipotalamus merupakan
pusat pengaturan aksis neuroendokrin, menerima input neuron yang
mengandung neurotransmiter amin biogenik. Pada pasien depresi
ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin. Disregulasi ini terjadi
akibat kelainan fungsi neuron yang mengandung amin biogenik.
Sebaliknya, stres kronik yang mengaktivasi aksis Hypothalamic-
Pituitary-Adrenal (HPA) dapat menimbulkan perubahan pada amin
biogenik sentral. Aksis neuroendokrin yang paling sering terganggu
yaitu adrenal, tiroid, dan aksis hormon pertumbuhan (Willy, 2009).
Aksis HPA merupakan aksis yang paling banyak diteliti.
Hipersekresi Cortisol Releasing Hormone (CRH) merupakan gangguan
aksis HPA yang sangat fundamental pada pasien depresi. Hipersekresi
yang terjadi diduga akibat adanya defek pada sistem umpan balik
kortisol di sistem limbik atau adanya kelainan pada sistem
monoaminogenik dan neuromodulator yang mengatur CRH. Sekresi
CRH dipengaruhi oleh emosi. Emosi seperti perasaan takut dan marah
berhubungan dengan Paraventriculer nucleus (PVN), yang merupakan
organ utama pada sistem endokrin dan fungsinya diatur oleh sistem
limbik. Emosi mempengaruhi CRH di PVN, yang menyebabkan
peningkatan sekresi CRH (Willy, 2009).
BANGKRUT Page 45
b. Faktor Genetik
Penelitian genetik dan keluarga menunjukkan bahwa angka
resiko di antara anggota keluarga tingkat pertama dari individu yang
menderita depresi berat (unipolar) diperkirakan 2 sampai 3 kali
dibandingkan dengan populasi umum. Angka keselarasan sekitar 11%
pada kembar dizigot dan 40% pada kembar monozigot (Sadock,
2010).
c. Faktor Psikososial
Menurut Freud dalam teori psikodinamikanya, penyebab
depresi adalah kehilangan objek yang dicintai (Kaplan, 2010). Faktor
psikososial yang mempengaruhi depresi meliputi peristiwa kehidupan
dan stresor lingkungan, kepribadian, psikodinamika, kegagalan yang
berulang, teori kognitif, dan dukungan sosial. Peristiwa kehidupan
yang menyebabkan stres, lebih sering mendahului episode pertama
gangguan mood dari episode selanjutnya. Para klinisi mempercayai
bahwa peristiwa kehidupan memegang peranan utama dalam depresi
(Sadock, 2010).
Klinisi lain menyatakan bahwa peristiwa kehidupan hanya
memiliki peranan terbatas dalam onset depresi. Stresor lingkungan
yang paling berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah
kehilangan pasangan. Stresor psikososial yang bersifat akut, seperti
kehilangan orang yang dicintai, atau stresor kronis misalnya
kekurangan finansial yang berlangsung lama, kesulitan hubungan
interpersonal, ancaman keamanan dapat menimbulkan depresi. Dari
faktor kepribadian, beberapa ciri kepribadian tertentu yang terdapat
pada individu, seperti kepribadian dependen, anankastik, histrionik,
diduga mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya depresi, sedangkan
kepribadian antisosial dan paranoid mempunyai resiko yang rendah
(Sadock, 2010).
BANGKRUT Page 46
4. Penatalaksanaan.
Jawab:
a. Non farmakologi (KIE).
Psikoterapi.
BANGKRUT Page 47
b. Farmakologi.
Antidepresan adalah obat yang dapat digunakan untuk memperbaiki
perasaan (mood) yaitu dengan meringankan atau menghilangkan gejala
keadaan murung yang disebabkan oleh keadaan sosial – ekonomi,
penyakit atau obat – obatan ( Tjay & Rahardja, 2007 ). Antidepresan
adalah obat yang digunakan untuk mengobati kondisi serius yang
dikarenakan depresi berat. Kadar NT (nontransmiter) terutama NE
(norepinefrin) dan serotonin dalam otak sangat berpengaruh terhadap
depresi dan gangguan SSP. Rendahnya kadar NE dan serotonin di
dalam otak inilah yang menyebabkan gangguan depresi, dan apabila
kadarnya terlalu tinggi menyebabkan mania. Oleh karena itu
antideresan adalah obat yang mampu meningkatkan kadar NE dan
serotonin di dalam otak (Maslim, 2013).
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) merupakan obat terbaru
dengan batas keamanan yang lebar dan memiliki spektrum efek
samping obat yang berbeda – beda. SSRI diduga dapat meningkatkan
serotonin ekstraseluler yang semula mengaktifkan autoreseptor,
aktivitas penghambat pelepasan serotonin dan menurunkan serotonin
ekstraseluler ke kadar sebelumnya. Untuk saat ini SSRI secara umum
dapat diterima sebagai obat lini pertama (Maslim, 2013).
o Selektive seretonin reuptake inhibitor (SSRI).
o Antidepresan Trisiklik (TCA).
o Serotonin/norepinephrin reuptake Inhibitor (SNRI).
o Antidepresan Aminoketon.
o Antidepresan Triazolopiridin.
o Antidepresan tetrasiklik.
BANGKRUT Page 48
o Mono amun oxidase inhibitor (MAOI) (Maslim, 2013
BANGKRUT Page 49
Gangguan Depresif Menetap.
Bunuh Diri (Maslim, 2013).
B. Prognosis.
BAB III
PENUTUP
BANGKRUT Page 50
3.1. Kesimpulan.
Dari hal yang sudah dikeluhkan pasien dan dilakukan diagnosis banding
dari beberapa kondisi penyakit gangguan afektif khususnya yang terkena adalah
F32 (Gangguan Episode Depresif pada tahap sedang).
BANGKRUT Page 51