Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sel adalah bagian atau bentuk terkecil dari organisme, terdiri atas inti,

protoplasma, dan zat-zat lain yang dikelilingi oleh selaput sel. Sel adalah

kelompok organel yang terikat membran yang bekerja sama untuk

memungkinkannya berfungsi. Beberapa organel utama sel termasuk nukleus,

mitokondria, lisosom, retikulum endoplasma, dan aparatus Golgi.

Sel memiliki tiga bagian utama yakni membran sel, nukleus, dan

sitoplasma. Membran sel mengelilingi sel dan mengontrol zat yang masuk dan

keluar dari sel. Nukleus adalah struktur di dalam sel yang berisi nukleolus dan

sebagian besar DNA sel. Itu juga tempat sebagian besar RNA dibuat. Sedangkan

sitoplasma adalah cairan di dalam sel. Ini berisi bagian sel kecil lainnya yang

memiliki fungsi spesifik, termasuk kompleks Golgi, mitokondria, dan retikulum

endoplasma. Sitoplasma adalah tempat sebagian besar reaksi kimia berlangsung

dan tempat sebagian besar protein dibuat. Tubuh manusia diketahui memiliki

lebih dari 30 triliun sel. Mereka menyediakan struktur bagi tubuh, menyerap

nutrisi dari makanan, mengubahnya menjadi energi, dan menjalankan fungsi-

fungsi khusus.

Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel

penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. Sel adalah kesatuan

struktural dan fungsional makhluk hidup, yang mengandung pengertian sebagai


penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi kehidupan,

Berdasarkan jumlah sel penyusun pada makhluk hidup dapat digolongkan menjadi

makhluk hidup uniseluler dan multiseluler.

Sel merupakan inti struktural dan fungsional pada makhluk hidup.

Bentuk sel ada yang pipih, memanjang, sangat panjang dan bikonkaf.

Sedangkan ukuran dari sel umumnya mikroskopis. Tumbuhan termasuk

organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang

bekerjasama melakukan fungsinya. Sel tumbuhan meiputi berbagai organel dan

penyusun-penyusun lainnya seperti dinding sel, sitoplasma, membrane

plasma, reticulum endoplasma badan golgi, vakuola, peroksisom, glioksisom,

rangka sel, ribosom, mitokondria, plastid dan nucleus. Masing-masing organel

memiliki struktur dan fungsi yang berbeda.

gambar 1 : bagian-bagian sel


Biologi sel salah satu dari cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang

sel merupakan kumpulan materi paling sederhana dan sebagai dasar kehidupan

dan bagaimana struktur dan fungsi sel bekerja dalam kehidupan. Hal yang

dipelajari dalam biologi sel mencakup sifat-sifat sel seperti struktur sel dan

organel yang terdapat di dalam sel, fungsi sel, perkembangan dan evolusi sel,

pembelahan sel, hingga kematian sel.

Pengertian sel secara umum adalah kumpulan materi paling sederhana

yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Robert

Hooke mengungkap, pengertian sel adalah berasal dari kata latin cella, yang

berarti ruangan kecil saat melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus

(terdapat ruangan-ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut).

Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopis yang diamati

menggunakan mikroskop, dan Biologi Sel mempelajari baik organisme bersel

tunggal seperti bakteri maupun organisme multiseluler seperti manusia.

Pengertian sel dijabarkan sebagai unit yang mengandung materi genetik,

yaitu materi penentu sifat-sifat makhluk hidup, maka sifat makhluk hidup dapat

diwariskan kepada keturunannya. Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya,

mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan

aktivitas sel tersebut.


B. TUJUAN

1. Untuk memberikan pemahaman dasar tentang struktur dan komponen sel.

2. Untuk mengetahui proses-proses yang terjadi didalam sel.

3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan terbentuknya sel dan komponen sel.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup. Di dalam sel

terdapat protoplasma yang tersusun atas karbohidrat, lemak, protein, dan

asam nukleat.Berdasarkan tipe sel dibedakan menjadi prokariotik, yaitu sel yang

tidak memiliki membran inti dan sel eukariotik, yaitu sel yang memiiliki membran

inti. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan . selai itu, sebagian

besar aktivitas reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan yang

berlangsung didalam sel (Solomon, 1993).

Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena

itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan

hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal

(uniselular, misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau

dari banyak sel (multiselular) (Fried, 2009).

Makhluk hidup umumnya tersusun oleh sel tunggal atau organisme

uniseluler misalnya bakteri dan amoeba. Sementara itu, makhluk hidup lainnya

termasuk tumbuhan, hewan dan manusia merupakan organisme multiseluler yang

terdiri dari banyak tipe sel dengan fungsinya masing-masing. Dari

penemuan tentang sel dan segala aktivitasnya, lahirlah teori sel, bahwa sel

merupakan kesatuan struktural, kesatuan fungsional, kesatuan pertumbuhan,

kesatuan hereditas, dan kesatuan reproduksi makhluk hidup. Secara struktural

sel merupakan penyusun makhluk hidup bagian dari sel meliputi membran
plasma, nukleus, dan sitoplasma. Membran plasma tersusun dari lipoprotein, yaitu

adanya ikatan antara lemak dan protein (Karp, 2007).

Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel

penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. Sel adalah kesatuan

struktural dan fungsional makhluk hidup, yang mengandung pengertian sebagai

penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi kehidupan,

Berdasarkan jumlah sel penyusun pada makhluk hidup dapat digolongkan menjadi

makhluk hidup uniseluler dan multiseluler. Makhluk hidup uniseluler adalah

makhluk hidup yang hanya memilki sebuah sel tunggal, Sedangkan multiseluler

adalah makhluk hidup atau organisme yang memiliki lebih dari satu sel

(Marufah, 2010).

Sel itu sebagai tempat-tempat kecil yang dibatasi oleh dinding. Pengertian

sel itu dikemukakan oleh Robert Hooke setelah mengerjakan penelitian yang

sederhana dengan sebuah gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Pada

waktu Hooke melakukan penelitian ia mengamati sebuah gabus dan bahan

tumbuhan lain di bawah mikroskop. (Robert Hooke (1665)

Mengutip buku New Pocket Book Biologi SMA Kelas X, XI, & XII oleh

Kusnadi, S.Pd., dkk, sel pertama kali ditemukan oleh ilmuan dari Inggris yang

bernama Robert Hooke (1665). Sel berasal dari bahasa Latin, yaitu Cella yang

berarti ruangan kecil. Maz Schulze (1861) mengatakan bahwa sel adalah kesatuan

fungsional makhluk hidup dan mengatur fungsi pada makhluk hidup. Sedangkan

menurut Rudolf Virchow (1858), sel adalah kesatuan pertumbuhan dari makhluk
hidup yang berasal dari pertumbuhan sel sebelumnya. Sementara itu, Gregor

Mendel (1822-1884), mengartikan sel adalah kesatuan hereditas (sifat menurun)

makhluk hidup. Sel mengandung sifat keturunan (genetik) yang diwariskan pada

keturunannya.

Sel terdiri dari dua struktur, yakni prokariotik (tidak memiliki membran

inti) dan eukariotik (memiliki membran inti).


BAB III

STRUKTUR DAN KOMPONEN SEL

Gambar 2 : pengertian sel

Mengutip buku Mikrobiologi oleh Siti Nur Aisyah Jamil, dkk., sel dibagi

menjadi dua jenis, yaitu prokariotik (tidak memiliki membran inti) dan eukariotik

(memiliki membran inti).

1. Struktur Sel Prokariotik

Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki membran nukleus atau

membran inti. Sehingga materi genetik berupa DNA pada sel ini tidak dibungkus

membran inti. Sel prokariotik terdiri atas DNA, sitoplasma, dan suatu struktur

permukaan termasuk membran plasma dan komponen dinding sel, kapsul, dan
lapisan lendir. Secara struktural, sel prokariotik lebih sederhana karena hanya

ditemukan pada organisme bersel satu dan berkoloni, seperti bakteri dan archaea.

Ciri-ciri Sel Prokariotik :

 Sitoplasma sel prokariotik bersifat difusi dan bergranular karena

adanya ribosom yang melayang di sitoplasma sel.

 Membran plasma berbentuk dua lapis fosfolipid yang memisahkan

bagian dalam sel dari lingkungannya dan berperan sebagai filter

dan komunikasi sel.

 Tidak memiliki organel yang dikelilingi membran.

 Memiliki dinding sel kecuali mycoplasma dan thermoplasma.

 Kromosom umumnya sirkuler. Sel prokariotik tidak memiliki inti

sejati karena DNA tidak terselubung oleh membrane.

 Beberapa sel prokariotik memiliki flagella yang berfungsi sebagai

alat gerak.
gambar 3 : bentuk strukur tubuh sel prokariotik

2. Struktur Sel Eukariotik


Gambar 4 : struktur sel eukariotik

Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti. Materi genetik yang

ada di dalam sel ini terbungkus oleh membran inti sehingga terjadi pemisahan

antara inti sel dan sitoplasma. Sel jenis ini termasuk jenis sel pada organisme yang

lebih tinggi dari bakteri, contohnya pada khamir, fungi (jamur), alga, protozoa,

hewan, dan manusia.

Sel eukariotik mengandung organel seperti nukleus, mitokondria,

kloroplas, retikulum endoplasma, badan golgi, lisosom, vakuola, peroksisom, dan

lain-lain.

Ciri-ciri Sel Eukariotik :

 Sitoplasma sel eukariotik tidak tampak berbutir-butir (bergranular),

karena ribosom terikat pada retikulum endoplasma.

 Sitoplasma sel eukariotik tidak tampak berbutir-butir (bergranular),

karena ribosom terikat pada retikulum endoplasma.


 Sitoplasma sel eukariotik tidak tampak berbutir-butir (bergranular),

karena ribosom terikat pada retikulum endoplasma.

 Sel eukariotik bergerak dengan menggunakan silia atau flagela

yang secara struktural lebih kompleks dibandingkan silia atau

flagela pada sel prokariotik.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulannya, Sel adalah unit dasar kehidupan yang sangat menarik dan

esensial. Dari organisme bersel tunggal hingga manusia, sel berperan dalam

menjalankan fungsi-fungsi kehidupan yang kompleks. Perbedaan antara sel

prokariotik dan eukariotik mencerminkan tingkat kompleksitas struktural dan

organisasi yang membedakan setiap jenis sel. Penelitian tentang sel terus

berkembang, membuka pintu baru untuk pemahaman lebih dalam tentang

kehidupan dan kesehatan manusia serta ekosistem di sekitar kita.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2015). Dasa-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Erna. (2011). Sitoskeleton. Diunduh di: https://ernatb.wordpress.com/2011/12/01/

sitoskeleton/ tanggal 14 Juni 2016

Gintings, Abdorrakhman. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran.

Bandung: Humaniora.

Haryoko, Sapto. (2009). Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai

Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran. 5 (1): 1-10.

Indrawan dan Yaniawati. (2014). Metodologi Penelitian. Bandung: Refika

Aditama.

Anda mungkin juga menyukai