A. Latar belakang
kimiaalami dari hasil pembakaran bahan bakar alami. Melalui pembakaran akan
terbentuk senyawa asap dalam bentuk uap dan butiran-butiran tar serta
dihasilkan juga panas. Senyawa asap yang dihasilkan akan menempel pada ikan
dan terlarut dalam lapisan air yang ada dipermukaan tubuh ikan, sehingga
terbentuk aroma dan rasa yang khas pada produk dan warnanya menjadi keemasan
dalam daging ikan, disertai dengan setengah pengeringan dan biasanya didahului
Salah satu yang menambahan daya awet ikan asap adalah komponen-
komponen asap yang melekat pada ikan asap namun dikarenakan komponen asap
yang melekat ini sedikit maka daya awetnya juga terbatas, pengasapan ikan
simpan ikan asap. Asap cair yang digunakan dalam pengawetan pangan adalah
asap cair grade A, yaitu telah melalui beberapa tahap permunian seperti dekantasi
(pengendapan), redestilasi dan filtrasi (penyaringan) dengan menggunakan karbon
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
ikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
bakar kayu sebagai penghasil asap. Dengan pengasapan akan dihasilkan panas
menjadikan lapisan damar tiruan pada permukaan ikan menjadikan ikan asap
atau banyaknya asap yang diserap oleh ikan akan menentukan aroma dan cita rasa
ikan asap dan perlu disesuaikan dengan selera konsumen. Dengan demikian, ada
Ikan dapat diasapi dengan dua cara, yaitu pengasapan panas (hot smoking)
pengasapan hanya beberapa jam saja karena suhu yang digunakan cukup tinggi
yaitu 70-100°C sehingga daging ikan menjadi matang. Daya awetnya hanya
beberapa hari saja. Daya awet ikan yang diasap panas ditimbulkan oleh garam,
asap dan panas. Sedangkan pada ikan yang diasap dingin, pengasapan
berlangsung selama 1-2 minggu dengan suhu 40-50°C dan dengan daya awet 2-3
°C dengan lama pengasapan sampai 8 jam. Pengasapan panas ini juga merupakan
menjadi masak, namun kadar airnya masih cukup tinggi. Sedangkan pengasapan
Dengan demikian, selain ikan menyerap banyak asap, ikan juga lebih kering oleh
penguapan. Untuk mendapatkan hasil ikan asap yang dikehendaki terdapat empat
hal yang perlu diatur: (1) kesegaran ikan, (2) volume dan mutu asap, (3) suhu dan
kelembaban udara dalam ruang pengasapan, dan (4) kecepatan aliran udara/asap.
semakin cepat terbentuk pada keadaan suhu tinggi, konsentrasi asap tinggi, namun
berkadar air rendah. Afrianto dan Liviawaty (1989) menerangkan bahwa senyawa
kimia yang terkandung dalam asap adalah sebagai berikut: air, aldehid, asam
memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia
yang di awetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan dan daya tarik produk
dalam skala idustri masa kini berbasis pada cara-cara tradisional yang
pengertian lain dari pengawetan merupakan suatu teknik dan tindakan yang
dilakukan oleh manusia agar bahan makanan dapat bertahan lama dan tidak
mudah rusak.
senyawa asap dalam bentuk uap dan butiran-butiran tar serta dihasilkan panas.
Senyawa asap ini menempel dalam jkan dan terlarut dalam lapisan air yang ada di
permukaan tubuh ikan, sehingga terbentuk aroma dan rasa yang khas dan
warnanya menjadi keemasan atau kecokelatan. Rasa lezat yang menjadi ciri khas
produk ikan yang diasap, terutama dari senyawa Phenol dan Aldehid.
daging ikan menjadi lebih enak dan awet. Selain itu daging ikan semakin kompak
karena berkurangnya kadar air, sehingga kegiatan mikroorganisme dapat
ktifitas enzim, mengurangi kadar air dan menyerap berbagai senyawa kimia
Untuk mendapatkan ikan asap yang bermutu baik, maka hal-hal yangharus
diperhatikan ialah Kesegaran dan kondisi ikan yang akan diasap,konsentrasi dan
kebersihan larutan garam, jenis kayu yang digunakan sebagai sumber asap dan
kontrol terhadap suhu dan jumlah asap dalam kamar pengasap. Keamanan produk
dalam asap terdifusi cukup ke dalam produk asapan, namun perlu dicermati
karena deposit senyawa karsinogen dan toksik juga akan tinggi. Pengasapan yang
bertujuan menghasilkan cita rasa asap pada produk, relatif sedikit terpapar oleh
senyawa toksik dan karsinogen karena intensitas pengasapan yang lebih ringan.
terutama ikan berukuran sedang dan besar, lalu dicuci dengan air bersih agar
bagian perut sampai dekat anus, darah, dan lapisan dinding yang berwarna
hitam.
2. Penggaraman (Salting)
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara penggaraman kering ( dry
menyebabkan:
a) Daging ikan menjadi lebih kompak, karna garam menarik air dan
bakteri
garam
dapat dihambat
kering ke permuka anikan, dengan kadar garam antara 1-20 % berat ikan.
4. Pengasapan
dalam ruang pengasapan dengan tujuan agar proses pengasapan lebih merata
keseluruh tubuh ikan, termasuk bagian didalamnya. Jarak antar ikan dan
jarak ika dengan sumber asap perlu diatur sehingga proses pengasapan
berjalan baik.
kotak kayu yangdialasi kertas bersih lalu ikan asap disusun rapi di
ruang < 10 0C dapat bertahanhinggga 7 hari dengan hasil yang cukup bagus.
Sedangkan ikan asap yangdisimpan pada suhu ruangan (25-32 0C) hanya
mendapatkan ikan asap yang bermutu bagus harus menggunakan ikan yang
masih dalam keadaan segar. Mayoritas penyebab rendahnya mutu dari ikan
asap adalah penggunaan raw material (ikan) yang sudah hampir busuk dan
menghasilkan produk akhir yang buruk. Pengaruh musim tangkap ikan dan
kondisi ikan itus endiri juga menjadi faktor pendukung buruknya kualitas
ikan asap.
adalah kayu, dapat juga berupa sabut kelapa, merang, serbuk gergaji dan
bereaksi dengan ikan dan ikan hasil produk akan berbau asap. Apabila
mengandung CO2, alkohol, aldehid, dan lain sebagainya. Zat- zat tersebut
Jenis kayu yang cocok untuk pengasapan adalah kayu yang lambat
dan jumlah asap yang diproduksi. Asap memiliki sifat pengawet yang
berasal dar Fenol. Fenol yang terkandung dalam asap memiliki sifat
4. Suhu Pengasapan
langsung pada suhu tinggi, dikhawatirkan lapisan air pada permukaan ikan
akan cepat menguap dan daging ikan cepat matang sehingga dapat
yang baik, suhu pengasapan baru dapat dinaikkan untuk membantu proses
- Bahan Mentah
- Asap
- Suhu Pengasapan
DAFTAR PUSTAKA
Pengasapan .https://bisakimia.com/2017/01/21/tekinik-pengawetan-
makanan-dengan pengasapan/