PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun berdampak pada
peningkatan konsumsi produk peternakan (daging, telur, susu). Meningkatnya
kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya
protein hewani juga turut meningkatkan angka perminataan produk peternakan.
Daging banyak dimanfaatkan oleh masyarakat karena mempunyai rasa yang enak dan
kandungan zat giziyang tinggi. Salah satu sumber daging yang paling banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia adalah ayam.
Daging ayam yang sering dikonsumsi oleh masyarakat diperolehdari
pemotongan ayam broiler, petelur afkir, dan ayam kampung. Ada banyak cara yang
dapat dilakukan untuk memperpanjang masa simpan daging ayam broiller, seperti
pengolahan dan pengawetan daging. Hal ini bertujuan selain untuk memperpanjang
masa simpan, juga untuk meningkatkan cita rasa yang sesuai dengan selerakonsumen,
serta dapat mempertahankan nilai gizinya. Beberapa bentuk hasil pengolahandaging
diantaranya ialah sosis, kornet, dendeng, pindang, abon, bakso, nugget dll, sedangkan
beberapa cara pengawetan yang sering dilakukan ialah dengan cara pembekuan,
pelayuan, pengeringan, pengasinan, pengasapan dan pengalengan.
Upaya peningkatan konsumsi daging ayam sebagai sumber protein bisa
ditempuh dengan berbagai cara. Antara lain dengan mengolahnya sebagai daging
ayam asap. Citarasa khas dari ayam asap yang banyak diminati serta kandungan
lemak dan kolesterol yang rendah dari daging ayam. Pengasapan karkas ayam :
Pertama, membuat daging ayam memiliki citarasa yang gurih dan khas pada daging
ayam asap yang dihasilkan. Kedua, penyajian ayam asap bisa langsung dengan atau
tanpa saus. Atau bisa juga dibuat variasi-variasiolahan lain seperti ditumis, dicampur
dengan bawang bombay, paprika dan kecap Inggris. Bisa juga menjadi campuran sop
dan makaroni schotel. Manfaat lainnya, proses pengasapan akan memperpanjang
masa simpan (Anonim, 2010).
Teknik Pengawetan Makanan Berkualitas Tinggi bertujuan untuk Makanan
akan bertahan lebih lama, makanan akan mempertahankan lebih banyak vitamin dan
mineralnya, makanan tersedia untuk dimakan sepanjang tahun serta lebih sedikit
makanan yangmembusuk Serta menjamin keamanan produk pangan merupakan hal
yang kompleks, mengingat faktor yang berpotensi sebagai pembawa risiko dapat
muncul dalam setiap titik pada rantai pangan, mulai dari produksi, distribusi dan
pengolahan hingga siap untuk dikonsumsi. Faktor keamanan pangan dapat dinilai
dari sumber risiko dan dampaknya terhadap kesehatan manusia, diantaranya: mikroba
patogen (pembawa dan penyebab penyakit), residu pestisida, bahan tambahan pangan
dan residu obat-obatan dan hormon pada peternakan dan perikanan, bahan beracun
alami maupun toksin yang bersumber dari lingkungan seperti logam-logam berat,
agen pembawa yang tidak biasa (Anonim, 2008). Salah satu jenis pengolahan yang
dapat digunakan untuk menghambat kegiatan zat-zat mikroorganisme adalah
pengasapan, selain bertujuan memberikan manfaat untuk mengawetkan, pengolahan
dengan cara pengasapan juga memberi aroma yang sedap, warna kecoklatan atau
kehitaman, tekstur yang bagus serta cita rasa yang khas dan lezat padadaging ikan
yang diolah (Wibowo, 1996). Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagikonsumen
untuk mengkonsumsi olahan tersebut, sehingga pengolahan dengan cara pengasapa
bisa menjadi usaha yang mempunyai prospek yang bagus dan menguntungkanuntuk
ditekuni.
B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami cara pengasapan pada ayam.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat memproduksi bahan makanan yang ada agar lebih
beragammutunya dan bisa meningkatkan konsumsi konsumen terhadap
makanan salahsatunya pada ayam asap.2.
Mahasiswa dapat lebih terampil dalam pembuatan ayam asap
danmemperhitungkan nilai gizinya.3.
Mahasiswa dapat melihat organoleptik produk ayam asap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan diikat satu persatu, kemudian siapkan bahan bakar berupa arang.
Setelah itu bubuhkanserbuk sampai timbul asap.
PENUTUP
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengasapan adalah suatu
metode pengawetan
terhadap suatu bahan/produk
yang menggunakan garam,
panas, dan asap dengan zat
kimia yang dihasilkan dari
pembakaran kayu.
Pengasapan dibagi menjadi
2 yaitu, pengasapan
tradisional dan
modern.
Pengasapan tradisional
adalah yang dilakukan
dengan suhu tinggi yaitu 80-
90
C. Karena suhunya tinggi,
waktu pengasapannya pun
lebih pendek yaitu 3-8 jam
dan
bahkan ada yang hanya 2
jam. Suhu pengasapan yang
tinggi mengakibatkan enzim
menjadi tidak aktif sehingga
dapat mencegah kebusukan.
Salah satu contoh
pengasapan modern
adalah dengan asap cair.
Asap cair
selain berfungsi sebagai
pemberi rasa dan aroma
yang spesifik juga dapat
berfungsi
sebagai pengawet karena
sifat antimikroba dan
antioksidannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengasapan adalah suatu
metode pengawetan
terhadap suatu bahan/produk
yang menggunakan garam,
panas, dan asap dengan zat
kimia yang dihasilkan dari
pembakaran kayu.
Pengasapan dibagi menjadi
2 yaitu, pengasapan
tradisional dan
modern.
Pengasapan tradisional
adalah yang dilakukan
dengan suhu tinggi yaitu 80-
90
C. Karena suhunya tinggi,
waktu pengasapannya pun
lebih pendek yaitu 3-8 jam
dan
bahkan ada yang hanya 2
jam. Suhu pengasapan yang
tinggi mengakibatkan enzim
menjadi tidak aktif sehingga
dapat mencegah kebusukan.
Salah satu contoh
pengasapan modern
adalah dengan asap cair.
Asap cair
selain berfungsi sebagai
pemberi rasa dan aroma
yang spesifik juga dapat
berfungsi
sebagai pengawet karena
sifat antimikroba dan
antioksidannya.
Pengasapan adalah suatu
metode pengawetan
terhadap suatu bahan/produk
yang menggunakan garam,
panas, dan asap dengan zat
kimia yang dihasilkan dari
pembakaran kayu.
Pengasapan dibagi menjadi
2 yaitu, pengasapan
tradisional dan
modern
Daftar Pustaka